My Cute Boyfriend is a Gangster

Warning: Yaoi, crack pair, typo, EYD berantakan.

Pairing: KrisHo

Rated: M, violence and language

Length: one-shot

Disclaimer: cerita dan ide hasil sendiri, no plagiarism please. Kesamaan dengan ff lain adalah unsur ketidaksengajaan.

Summary: Kris menyukai Suho yang merupakan seorang berandalan di kelasnya dan ia akan melakukan apa saja untuk melindungi Suho.

.

#INFO KAIHO: bagi Kaiho shippers atau yang suka Suho jadi Uke, silahkan baca " My Love Begin in the summer" one shot! terus Reviewnya plizzz ^^… yang view dikit x :( yang ini FLUFF parah kok

.

~^^happy reading^^~

(Don't be silent please :)

Pagi itu, terlihat sesosok namja chinese-canadian tengah menatap seseorang dari jendela kelasnya, kedua matanya terus memperhatikan seseorang yang berada di depan gerbang sekolah sambil sesekali menyunggingkan senyum manisnya. Ini merupakan salah satu kebiasaannya hampir setiap hari, layaknya seorang stalker yang terus memata-matain namja mungil berperawakan manis yang disukainya.

Namun meski bertubuh mungil, pemuda yang disukainya itu, Suho, merupakan seorang berandalan yang cukup ditakuti di sekolah SM tersebut. Namja itu bukanlah tipe anak baik yang selalu menaati peraturan sekolah dan cukup sulit untuk dikendalikan. Itu dapat dilihat dari gayanya berpakaian, lihatlah sekarang saja Suho tengah diceramahi guru kedisiplinan di depan gerbang sekolah karena seragamnya yang berantakan, rambutnya yang di cat blonde, memakai kalung, beberapa anting bergambar tengkorak tertindik di telinga kanannya, dan tidak memakai tali pinggang. Namun meski pemuda yang ditaksirnya ini sangatlah berandalan, ia memiliki keunikan sendiri di mata Kris yang membuatnya jatuh hati padanya.

" Suho! Aku sudah lelah memperingatkanmu, mulai besok rambutmu harus kau cat hitam! jangan memakai perhiasan ke sekolah! kenapa tasmu isinya komik semua?!" Suho memandang malas guru yang tengah mengobrak abrik isi tas nya sambil sesekali menguap.

Sebenarnya namja manis ingin sekali membolos hari ini, tapi ada daya attendancenya sudah sangat parah, dua minggu lalu ia dilarikan ke rumah sakit karena berkelahi dengan sekelompok gangster dari sekolah lain yang menyebabkan beberapa tulang rusuknya patah. Kalau ia tidak masuk sekolah lagi maka sudah dipastikan ia akan tinggal kelas.

Namja itu masih setia menulikan telinganya dari ceramah panjang guru tersebut hingga seseorang datang mendekati keduanya.

" saem.. jangan hanya memarahinya saja, tidak adil kan! Rambutku juga blonde kok" seseorang yang bernama Kris itu datang menengahi, ia sudah tidak tahan melihat raut wajah Suho yang seperti akan menangis itu dari kejauhan, menurut pandangannya.

Suho melancarkan poutnya yang memang sudah menjadi kebiasaannya.

" uhh.. Saem jangan pilih kasih donk.. kalau begitu aku terbebas ya kan? Byeeee" pemuda mungil itu langsung melesat masuk ke dalam sekolah tanpa menunggu persetujuan dari guru kedisiplinan tersebut, sedangkan namja jangkung itu pun langsung mengikutinya ke kelas tak lagi memperdulikan amarah dari gurunya.

######KRISHO######

Lagi-lagi siang itu kedua mata elangnya terus menerus mengikuti bayangan namja mungil yang sekarang sedang melahap makan siangnya di kantin dengan para sahabat berandalnya, Sehun, Tao, Kai, Lay dan Chanyeol.

Kelima namja itu asik makan sambil mengobrol sesekali tertawa terbahak-bahak. Sangkin terlalu fokusnya Kris menatap Suho yang berada di sampingnya hingga tak memperhatikan langkahnya, namja jangkung itu pun tak sengaja menabrak siswa lain hingga mie kuah yang dipegangnya pun terjatuh ke arah Suho, air panas yang mengepul tersebut menyiram sebagian tubuh Suho hingga membasahi seragam yang dipakainya, terlihat dengan jelas warna merah tercetak di kulit putihnya.

" GLEK" seisi kantin itu pun langsung hening melihat kejadian horor tersebut, mereka memprediksikan adanya tumpah darah yang akan terjadi.

Kecerobohan Kris sudah dapat dibilang fatal, tak tahukah ia barang siapa yang berani mencari masalah dengan Suho akan langsung dilarikan ke rumah sakit. Sebulan yang lalu Suho memukul seorang siswa hingga babak belur hanya karena ia tak sengaja menjegal kakinya saja, sekarang Kris malah memperburuk keadaan dengan menyiram mie kuah yang sangat panas padanya.

" B.. Bos..?" tanya Sehun dengan suara mencicit, ia sedikit ketakutan melihat namja mungil itu masih tidak bersuara, Suho terlihat menunduk dalam sambil mengepalkan kedua tangannya erat di atas meja.

" ya Kris! Kau mau cari mati?!" namja mungil itu langsung berdiri dari kursinya dan menggebrak meja, ia mencengkram kerah Kris dengan kasar.

Baru saja Suho hendak melayangkan pukulannya, namja jangkung itu tanpa aba-aba langsung mencekram pergelangan tangannya yang mungil lalu menarik Suho keluar dari area kantin.

WHAT THE HELL?!

Para siswa yang berada di kantin hanya menatap cengo Kris yang dengan beraninya menarik paksa Suho hingga tubuh kedua pemuda itu menghilang dari pandangan mereka, sedangkan mulut ketiga magnae tersebut berkomat kamit memanjatkan doa untuk keselamatan Kris.

" ya! Kita mau kemana? Aishhh!" habis sudah kesabaran Suho, namja mungil itu menghentak-hentakkan tangan kanannya dengan kasar yang masih ditarik paksa oleh Kris.

" jangan memberontak seperti itu! kita ke UKS.. Kalau tidak segera diobati lukamu bisa melepuh, setelah itu kau dapat memukulku sebanyak yang kau mau." Suho terdiam mendengarnya, ia memandang ke arah bawah melihat sekujur tubuhnya yang memerah.

Siswa yang normal bila dihardik olehnya pasti biasanya langsung berlutut dan meminta maaf, kenapa namja yang satu ini berbeda sekali? Apalagi siapa yang akan khawatir dengan keadaannya, persetan ia terluka atau tidak? Suho tidak mengerti system kerja otak Kris yang rada aneh.

Keduanya sudah sampai di depan pintu UKS, Kris membuka pintu tersebut namun rupanya tidak ada guru sama sekali di dalamnya, Suho hanya mematung di depan pintu membiarkan Kris melangkah masuk dan membongkar lemari berwarna putih seraya mengeluarkan kotak P3K dari lemari tersebut, ia membuka kotak tersebut dan mengeluarkan salep yang diyakininya sebagai obat luka melepuh.

" kenapa kau hanya berdiri di sana? Cepat kemari" Suho yang masih terdiam hanya mampu mengikuti arahan Kris yang menyuruhnya duduk di atas kasur UKS tersebut tanpa mengerti apa yang harus dilakukan.

" buka pakaianmu" alis namja mungil itu tertaut, ia memandang Kris dengan penuh kebingungan.

" kenapa melihatku seperti itu? Kau mau kuobati tidak?" mulut Suho membulat lantas ia pun membuka kancingnya satu per satu, melepaskan satu-satunya kemeja putih yang melekat di tubuhnya.

Kris meneguk lidahnya dengan susah payah ketika disuguhkan pemandangan yang menggiurkan, tubuh putih Suho yang agak memerah terlihat sangat sexy apalagi kedua nipplenya yang kecoklatan sangatlah menggoda imannya. Dengan susah payah ia mengubah fokusnya dari dua benda yang menonjol tersebut ke luka pada tubuh mungilnya. Kris jadi merasa sangat bersalah melihat luka berwarna merah tercetak jelas pada leher jenjang dan tangan kanannya, setengah tubuh mungilnya pun mulai melepuh menandakan betapa perihnya luka tersebut, diperhatikannya juga luka memar yang belum sembuh akibat pukulan keras yang terdapat pada bagian punggung, dada dan perutnya yang juga tersiram air panas tersebut.

Dengan penuh kehati-hatian Kris pun mulai mengolesi salep pada tubuhnya, ia memandang lekat wajah Suho yang mulai menunjukkan ketidaknyamanan.

" shhhhh…" desisnya pelan menahan perih saat tangan Kris menyentuh kulitnya yang melepuh dan memar di bagian kanan dada sebelah atasnya.

" ah mian.. apa rasanya sangat sakit?" Kris memandang khawatir namja mungil yang mulai bergerak gelisah saat salep tersebut diolesi pada beberapa bagian tubuhnya yang dipenuhi luka.

" ti.. tidak.. sama sekali tidak sakit" harga diri Suho yang terlalu tinggi itu tidak mau mengakuinya, tidak lucu seorang berandalan seperti dia mengaku kesakitan oleh luka lebam seperti itu.

" bersabarlah.. nah sudah selesai" Kris mengunci kembali tutup obat salep tersebut lalu ia mengeluarkan sehelai seragam bersih dari lemari UKS tersebut dan membantu memakaikannya pada tubuh polos Suho.

" apa?" Suho kembali menatap bingung Kris yang masih berdiri di hadapannya tak bergerak se inchi pun setelah membantunya memakai dasi.

" kau tidak jadi memukuliku?" tanya pemuda jangkung itu was-was, yang ditanya pun menahan tawanya, orang lain pasti akan memohon padanya agar tidak dihajar namun pemuda aneh ini malah keterbalikannya.

Kris menutup kedua matanya erat saat Suho mulai berdiri dan berjalan ke arahnya, ia menautkan kedua tangannya di depan pahanya menunggu hantaman pada wajahnya dengan berkeringat dingin. Ia tahu dengan jelas betapa sakitnya pukulan Suho mengingat korban kekerasan Suho yang satu per satu dilarikan ke rumah sakit dan diopname beberapa minggu. Namun, detik demi sedetik ia menunggu tidak ada apapun yang terjadi, perlahan ia membuka kedua matanya dengan penuh keraguan.

~Ctakk~

" Oouuchh!" sebuah sentilan melayang ke dahi Kris dengan tepatnya hingga membuat namja jangkung itu sontak mengaduh kesakitan seraya mengusap-ngusap dahinya yang memerah.

" kau.. kau tidak memukulku?" tanya Kris dengan wajah bodohnya, hatinya bersyukur namja yang ditaksirnya ini masih berperimanusiaan, setidaknya ia tak usah dirawat inap dengan tubuh babak belur.

" anggap saja impas karena kau sudah menolongku dari guru menyebalkan tadi pagi" Suho menyunggingkan senyum manis padanya, sebuah senyum yang sangat jarang ia perlihatkan itu alhasil membuat Kris terpesona melihatnya.

Tanpa disadarinya, namja jangkung itu langsung memeluk erat tubuh Suho " aihh… kau memang yang terbaik Suho, aku sangat menyukaimu" ucapnya tanpa diproses.

~Buk!~

" wadaoow!" kontan Kris langsung melepaskan pelukannya pada Suho lalu mengusap perutnya yang dipukuli dengan lumayan kerasnya.

" yaa! kau ini dikasih hati malah minta jantung.. minta dihajar yah?" sungut Suho sebal, pout manisnya kembali terlihat pada wajahnya. Baru saja ia berniat memaafkan Kris tapi namja ini malah kembali berbuat ulah.

" tapi yang tadi itu benar kok.. aku menyukaimu Suho yaa" Suho mengedipkan matanya berulang-ulang.

Apakah ia salah dengar? Orang normal mana yang akan menyukai siswa pembuat onar seperti dia. Apalagi Kris itu namja yang bisa dibilang lumayan tampan, ia bisa dengan sesuka hatinya memilih kekasih yang jauh lebih baik darinya.

" Ho?"

" uuhh.. aku tidak mempercayaimu!" jawab Suho kemudian berlari keluar dengan sedikit tergesa-gesa menahan wajahnya yang mulai merona manis, meninggalkan Kris seorang diri yang masih belum dapat memproses kelakuan Suho yang tidak dapat diprediksi tersebut.

" Ya.. Suho.. tunggu!" Kris berusaha mempercepat langkah kakinya mengejar namja tersebut namun kaki mungil Suho yang cekatan membawanya keluar dari area sekolah sebelum disergah oleh Kris.

" hosh.. hoshh.. cepat sekali anak itu" Kris berhenti tepat di depan pintu gerbang sambil terengah-engah, kedua tangannya bertumpu pada kedua lututnya, seketika itu juga mata elangnya menangkap segerombolan, mungkin sekitar 4 orang namja bertubuh tegap, yang terlihat memata-matai Suho tanpa ia sadari. Kris langsung dengan sigap menyembunyikan dirinya di samping gerbang untuk melihat keadaannya.

Salah satu namja tegap tersebut menarik sebelah tangan Suho dan menyudutkannya ke tembok, sontak saja namja manis itu terkaget ketika melihat wajah-wajah yang dikenalnya itu.

" Shit! Aku lengah!" batinnya agak panik.

" kalian mau apa?" ujar Suho dengan setenang mungkin, ia membalas menatap wajah namja tersebut yang sedang tersenyum meremehkannya.

" hanya membalas perbuatanmu yang waktu itu" salah satu namja yang lain menarik lengan kemejanya, menampilkan sebuah luka panjang yang sangat dalam membekas pada siku kanannya.

" kau ingat luka ini? aku akan membuatkan luka yang sama pada tubuhmu" Suho menelan ludahnya kasar.

Sial! Dalam keadaan disudutkan seperti ini, ia tidak mungkin dapat menghubungi anak buahnya, yang dimaksudkan disini adalah para magnae, Lay beserta Chanyeol.

" Kalian curang sekali yah.. 4 lawan 1" keempat namja itu kembali tersenyum sinis.

" kenapa? Memang itu tujuan kami, untuk menyerangmu saat kau lengah.. hahahaa.. hari ini juga akan kuhancurkan wajah manismu itu"

" cih!" Suho mendecih, ia tidak sudi dikalahkan oleh lawan yang sudah pernah dikalahkannya, tak disadarinya ia mengepalkan kedua tangannya erat di sebelah pahanya.

Kris yang mendengar segalanya dari kejauhan pun segera memutar otak, ia tak mungkin langsung menghadang keempat namja tersebut secara ia tak pernah berkelahi sebelumnya. Ia pun segera menelepon Sehun, beruntunglah Kris memiliki semua nomor telepon teman sekelasnya.

" Sehun na! ini Kris! Suho dalam bahaya.. cepat keluar!" Sehun yang baru menerima telepon tersebut langsung panik memberikan isyarat pada keempat sahabatnya yang lain.

" baiklah Kris! kami akan segera menyusul, tolong titip bos kami" namja jangkung itu sontak menutup layarnya ketika ia melihat salah satu namja mulai melayangkan pukulannya ke wajah Suho.

" DAMN!" namja manis itu mengusap sudut bibirnya yang berdarah, ia membalas menendang namja tersebut tepat di perutnya, setelahnya satu pukulan mendarat di hidung namja kekar itu.

" f*uck! Dia mematahkan hidungku, hajar dia!" Kris mengigit bibir bawahnya saat ia melihat ketiga namja lain mengeroyokinya, dua namja mengunci kedua tangan Suho saat dirasakannya namja mungil itu berusaha melepaskan diri dengan menendang ke sembarang arah, satunya lagi menyikut perut Suho dengan keras dengan lutut kokohnya.

" Uuhhh! Uhuk uhukk!" Suho pun memuntahkan darah yang lumayan banyak saat namja tersebut menendang brutal perutnya yang masih memar tersebut, ia meringis kesakitan saat cengkraman erat namja pada tangan kanannya memecahkan luka lepuhannya.

Kris sudah hampir tidak bisa menahan diri lagi ketika diliriknya bos geng tersebut yang dipatahkan hidungnya tadi berjalan ke arah Suho yang masih dikunci oleh kedua anak buahnya, ia mencekram wajah Suho memaksanya menengadah, Suho dengan tatapan sayu membalas menatap wajah sangar tersebut. Hatinya mencelos saat namja tersebut mengeluarkan sebuah pisau yang daritadi disembunyikannya.

" aku tidak akan puas kalau hanya memukulmu, kau tidak hanya melukai sikuku tapi bahkan mematahkan hidungku, bagaimana rasanya kalau pisau ini mengiris wajah cantikmu itu hmm?" meski hatinya sangat ketakutan saat ini tapi Suho tidak akan mau mengakui kekalahannya, ia menutup matanya erat saat ujung pisau tersebut berada tepat di atas hidung mancungnya.

~Prak~

Suho perlahan membuka kedua matanya saat pisau tajam tersebut tidak lagi menyentuhnya, mata hazelnya sontak membulat saat dilihatnya Kris membentenginya, namja jangkung tersebut menggunakan tangan kanannya mencengkram pisau tersebut, menahan pisau tersebut saat namja kekar itu malah semakin gencar mendorong pisau tersebut ke arah Kris, dapat Suho lihat darah mulai mengalir deras dari tangan Kris, cairan berwarna merah itu menetes mengotori lantai.

" Suho.. bertahanlah.. sebentar lagi Sehun dan yang lainnya akan datang" Suho mengangguk mengerti, ia kontan mengambil kesempatan itu dengan meloncat lalu menendang ke belakang, kedua anak buah yang lengah itu tak sengaja melepaskan kunciannya pada kedua tangannya. Dengan berbekalkan jurus judo, ia pun melempar tubuh namja tersebut hingga jatuh menindih kedua temannya yang lain.

" sialan!" bos tersebut menggeram marah, dengan gelap mata ia pun menarik dengan kasar pisau yang dipegangnya dari tangan Kris yang berdarah tersebut lalu berlari menerjang Suho.

Tentu saja namja manis yang tak dapat memprediksi gerakan lawannya pun belum sempat mempersiapkan kuda-kudanya. Sebelum pisau tersebut menusuk Suho, Kris dengan penuh keberanian menghadang namja kokoh tersebut hingga pisau tersebut malah terhunus dalam sekali ke perutnya.

" Kris!" jerit Suho panik saat namja jangkung tersebut langsung terjatuh ke belakang, sedangkan bos tersebut yang juga sepertinya kaget dengan perbuatannya pun langsung kabur beserta anak buahnya.

" Krisss… kumohon bertahanlah! Aku akan membawamu ke rumah sakit…" Suho menahan kepala Kris supaya bersandar diantara lengan dan dadanya.

Ia mencoba menahan darah yang keluar dari perut Kris dengan sapu tangannya, namun darah tersebut malah mengalir makin deras mengotori seragam Kris dengan warna merah. Namja mungil itu mulai menitikkan air matanya saat dirasakannya denyut nadi Kris mulai melemah.

" Su.. Ho.. kau tidak.. apa-apa..? ul..ji..ma" dengan segenap tenaga yang tersisa Kris mengusap pipi Suho dengan tangan kirinya dari air mata.

" Pa.. bbo… kenapa kau harus melindungi..ku?" namja manis itu terisak saat melihat keadaan Kris yang lemah. " semua… ini salahku.. Kriss" lanjutnya dengan suara serak.

Luka dalam pada perut Kris perlahan membuat pandangannya menjadi buram, dengan susah payah ia memfokuskan penglihatannya pada wajah cantik Suho yang menatapnya dengan air mata berlinang, senggal nafasnya perlahan makin pendek dan Kris sudah mulai tidak sanggup lagi untuk menahan kedua matanya yang terasa sangat berat.

Ia menggeleng sangat pelan dalam dekapan Suho lalu tersenyum lembut " bukankah hal.. yang..sangat wajar.. melindungi.. orang yang.. kucintai?"

Suho semakin menangis tertahan mendengarnya, mengapa selama ini ia tak tahu betapa dalamnya cinta Kris padanya, mengapa ia baru dapat menyadarinya dalam keadaan seperti ini.

Perlahan Kris menaikkan wajahnya, ia menempelkan bibirnya pada bibir tipis tersebut, melumatnya pelan dengan sisa tenaganya. Suho dalam sela isakkannya pun membalas ciuman Kris dengan memejamkan kedua matanya yang basah, ciuman pertamanya dengan Kris yang terasa asin oleh air mata, namun Suho dapat merasakan betapa besar cinta yang tercurah dalam pagutan manis tersebut.

" Suho… sa..rang..hae" bisik Kris dalam sela-sela lumatannya, ia menyunggingkan senyum manisnya terakhir kali dalam ciuman tersebut sebelum kedua matanya perlahan-lahan mulai tertutup, ia akan selalu mengingatnya, ciuman penuh cinta yang dibalas namja yang begitu dicintainya.

" K.. Kris….?" Mata hazel Suho perlahan terbuka saat tidak lagi dirasakannya ciuman balasan dari Kris.

"Krissss.. sadarlah! Kumohon!" Suho menggerakan tubuh Kris berupaya untuk membangunkannya, kedua mata Kris sudah terpejam, wajahnya yang putih kini berubah menjadi pucat, darah masih terus menerus mengalir dari perutnya, namun ia tersenyum dalam tidurnya.

" Kris…. Aku belum menjawabmu.. karena itu… bangunlahh.. aku juga mencintaimuu.. jangan meninggalkankuu…kumohonnnn" Suho memeluk erat tubuh Kris yang sudah tidak bergerak itu, ia dalam keputus asaaannya kembali mencium bibir tebal tersebut, lagi dan lagi, berharap akan terjadi keajaiban dimana Kris akan membalas ciumannya, meski ia tahu hal itu tak mungkin terjadi. Hari itu, Suho pun kembali membasahi kedua pipinya dengan air mata dengan suara seraknya yang hanya menyebut nama Kris seorang.

END

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

####KRISHO######

Extra

" jadi Suho berfikir kau akan meninggal Kris, dia terus menangis sepanjang perjalanan ke rumah sakit" ujar Sehun terbahak-bahak namun langsung dihentikan ketika Suho meninju lengan kanannya.

" benar begitu?" Kris menatap geli Suho yang duduk di sebelahnya, yang ditanya pun mengangguk sambil menahan malu, kedua pipinya yang merona tidak kalah dengan merahnya kedua mata hazelnya yang sembab, entah sudah berapa jam Suho menangis tanpa henti siang itu.

Kris langsung dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan taxi, kelima anak buah Suho membantunya mengangkat tubuh jangkung penuh darah itu dengan tergesa-gesa bersaing dengan waktu, untunglah Kris masih dapat diselamatkan walau menyita berjam-jam lamanya di dalam ruangan UGD.

" ya sudahlah… kita mau pulang dulu Kris.. sudah malam.. anyong!" kelima siswa itu meninggalkan Suho dan Kris di dalam ruangan rumah sakit tersebut, mereka sengaja memberikan waktu bagi kedua insan tersebut untuk mengutarakan hati mereka.

" tidak ada yang mau kau katakan Suho? Kau tidak merindukanku?" tanya Kris usil, ia tahu betapa khawatirnya namja mungil ini setelah Sehun menceritakannya dengan detail.

" uhhh! Aku tidak merindukanmu.. Kau jahat Kris.. aku pikir kau benar-benar mati, percuma aku menangisimu sampai mataku jelek seperti ini! Ishh" Suho dengan sebalnya mengambil bantal lalu memukul tubuh Kris dengan bantal tersebut.

" ahh..ahh! sakit! Jangan memukuli orang yang sedang terluka" Kris sedikit meringis dipukuli seperti itu. Suho yang langsung menyadari kesalahannya pun berhenti memukulinya, ia tahu Kris pasti masih sangat kesakitan dengan luka jahitan di perutnya.

" benarkah tidak ada yang ingin kau katakan padaku.. hmmm?" tanya Kris sekali lagi, ia mengelus wajah Suho memintanya untuk menatapnya. Kris menangkap semburat merah pada pipi chubby Suho saat namja manis itu menatapnya.

" uuhh.. uhh.. tutup matamu" Kris menatap Suho tidak mengerti, ia menggunakan telinga untuk mendengar bukan mata, namun ia tetap menuruti permintaan Suho.

~chu~

Kris kontan membuka matanya lebar ketika Suho mencium bibirnya kilat.

" su..sudah.. itu jawabanku untuk.. pernyataan cintamu tadi" Suho tidak berani melirik Kris, terlihat dengan jelas ia bergerak gelisah menutupi kegugupannya.

Kris tersenyum lembut lalu mencoba mencondongkan wajahnya pada Suho " kalau begitu sekarang kau menjadi namjachinguku kan?" bisiknya.

" si..siapa bilang aku mau jadi pacarmu?"

Kris kembali terkekeh melihat kekeras kepalaan Suho lalu digenggamnya lembut kedua pergelangan tangan namja mungil itu, perlahan ia memiringkan kepalanya hendak meraup bibir kemerahan namjachingu barunya tersebut. " kalau begitu.. coba kau lepaskan tanganmu dari cengkramanku.. kau yang kuat pasti mampu kan?"

Suho jelas tidak dapat menolaknya, ia membiarkan Kris melumat kembali bibirnya, dapat ia rasakan senyuman Kris dalam ciuman tersebut. Namja jangkung itu sempat kecewa ketika Suho melepaskan tangannya dari genggamannya namun ia kembali tersenyum ketika namjachingunya menggalungkan kedua lengannya ke lehernya sesekali meremas lembut rambut blondenya memperdalam ciuman mereka. " Nado Saranghae Kris"

BENERAN END^^ ( okay.. ada yang nangis?)