Sadistic Lovers

Title:「Sadistic Lovers」

English:Sadistic Lovers

Author: Deathly Hollow

Genre: romance, Murder

Rating: M

Length:Chapter

NO silent reader and Plagiarist please. DO NOT take ideas/plagiarize, dialogues and others from my story. Comments are very welcome~~

Indonesia,2014.

DON'T Copy this story, because this story after take a copyright by Indonesia,2014.

©This fanfict is a story that have inspirations from anime japan Diabolik lovers but this fanfict still have the deferen part and fure from my brain to be a good better . And i hope your respect my story.

NO FLAME,

NO BASH CHARA,

NO PLAGIAT,

NO SILENT READERS.

Warning:

BL (Boys Love), More Typo(S) I Told You Before, If You Hate YAOI or IF You HATE Me, Better If You Don't Read My Fanfiction, Okay? IT'S YAOI!DON'T LIKE, DON'T READ, DON'T BASH

Disclaimer:

Character of this fanfict is themselve, them family and god, Plot, strory, and etc is fure in my brain don't be plagiat

summary:

Sebuah Band Indie yang tenar, membuat para pecinta music beralih menjadi fans mereka.

Namun, mereka tidak tahu rahasia dari ke 6 personil band tersebut.

Sampai suatu saat, seseorang harus berhadapan dengan ke 6 personil band tersebut,

Dan mengalami hal yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

YAOI/BDSM/M/EXO vs BTS/DIRTY TALK/BLOOD

「Sadistic Lovers」 © DEATHLY HOLLOW 2014

Chapter 2

Before

"BERHENTI JANGAN MENDEKAT !"

"wah wah bitch kau sangat manis, bahkan saat kau ketakutan begitu kau sangat cantik" orang itu dengan cepat mendesak tubuh yang lebih kecil darinya itu di atas meja yang ada di ruangan musik itu dan mengunci pergerakannya.

"ma-mau apa kau ? kau gila hah ? LEPASKAN!" luhan tidak tinggal diam, dia memberontak di bawah kekungan tubuh besar itu namun itu sama sekali tidak berpengaruh.

"ah, bitch kau sangat menggairahkan" orang itu merendahkan badannya dan menjilat kuping luhan.

"eunghhh, ap-apa yang kau la-lakukan ?"

"sudah jelaskan ? let's making love bitch-chan" orang itu pun berbisik di telinga luhan.

"APAAAA ?"

.

.

Sadistic "Destiny"

.

.

Orang itu perlahan membuka ikatan dasi luhan, tangan satunya mengunci kedua lengan luhan di atas kepalanya. Tidak perlu waktu yang lama dasi itu sudah terjatuh di lantai, setelahnya dia menyingkirkan jas yang menempel di tubuh luhan dan membuka kancing kemeja luhan memperlihatkan dada dan bahu putih halus itu di depan mata orang itu.

"ah ternyata lebih baik dari perkiraan ku" orang itu membelai dada halus itu.

"apa yang kau lakukan ? hentikan !" luhan terus berusaha untuk melepaskan diri walau dia tau kekuatannya tidak sebanding dengan pria itu.

"akan ku jadikan kau makanan favorite ku bitch" seringai itu terukir di bibirnya dan pria itu mulai mendekatkan wajahnya tepat pada leher mulus luhan menjilatnya memberikan sensasi aneh yang luhan rasakan.

Luhan yang tau ini sudah melewati batas mengambil keputusan untuk menendang area selangkang pria itu dan membuat pria itu meringis, "berhasil" pikirnya. Melihat celah untuk melarikan diri luhan segera memanfaatkannya namun dengan sigap sigap pria itu menahan lengan luhan.

"LEPASKAN BRENGSEK !"

PLAK

Sebuah tamparan pun sukses mendarat di pipi pria itu, dan raut wajahnya berubah mengeras sepertinya kali ini dia benar benar marah.

"aku paling tidak suka di bantah bitch" menyeramkan itulah yang ada di benak luhan, sepertinya dia sudah membangunkan monster yang tertidur di dalam tubuh pria itu.

PLAK

Dan benar saja tamparan yang tidak bisa di bilang pelan itu mendarat di pipi mulus luhan dan karena tamparannya sangat kuat membuat tubuhnya limbung dan terjatuh di lantai, dari sudut bibirnya pun mulai keluar darah segar yang berwarna merah pekat membuat moster itu kembali menyeringai licik.

"Akhh!"

BRUK

Lagi tubuh ringkihnya terhempas dan kepalanya dengan cepat membentur kerasnya lantai membuatnya hampir kehilangan kesadaran.

"huh, mulai pusing sayang ?" senyum mengerikan itu terus terpangpang jelas seperti enggan sirna begitu saja, membuat orang yg melihatnya akan berpikir dua kali untuk tetap mendekatinya.

"kumohon hentikan" luhan semakin kalut dia benar-benar tidak menyangka akan jadi seperti sekarang rasanya dia ingin menghilang dan melupakan kejadian ini saat ini juga.

"hentikan ?" tanyanya tenang, lengan kanannya tegerak untuk mengelus bekas tamparan diwajahnya dan kembali menatap luhan tajam seakan dia akan menelannya bulat bulat sekarang ini. "setelah apa yg kau lakukan, kau berharap bisa lepas dariku begitu saja ? TIDAK AKAN PERNAH !" dengan cepat lengan kekarnya menggapai leher luhan dan mencekiknya membuatnya mulai kesulitan bernapas.

"akhhh kumohh hhonn henhh tikkhh ahh" tangan kecilnya menggapai lengan pria itu, berusaha untuk melepas cengkramannya walau dia tau semakin dia banyak melawan dia akan semakin cepat menuju kematiannya.

"lihatlah wajah menyedihkan mu ini, sungguh manis" pria itu menyaksikan keadaan menyedihkan dihadapannya tanpa adanya belas kasihan walau dia tau luhan sudah benar benar kehabisan nafasnya, bibir ranumnya terbuka mencoba mengais oksigen sebanyak yg dia bisa ke paru parunya dengan susah payah, mata rusanya pun sudah mulai berair dan mencoba menutup mata dari kenyataan, sudut bibirnya yg berdarah terus mengeluarkan cairan kentalnya, begitupun dengan seragam yang dia kenapan sudah berantakan jauh dari kata baik baik saja. Yang luhan minta adalah tuhan dapat menyelamatkannya kali ini, bahkan kesadarannya kali ini sudah diambang batas.

Dan bagai mantra cengkraman di lehernya melonggar, ia kembali menetralkan nafasnya sambil terbatuk batuk namun masih enggan membuka matanya. Sudah cukup lama ia menutup matanya, kini saluran pernafasannya sudah berjalan lancar walau tubuhnya masih lemas, tetapi tidak ada pergerakan berarti dari pria itu membuatnya mencoba membuka mata rusanya walau sangat sulit. Yg pertama ia lihat adalah dua orang pria yg sebelumnya pernah ia lihat di koridor dan beberapa lainnya yg ia lihat di lapangan basket outdoor.

"sudah ku bilang untuk tidak melakukan hal gegabah, kenapa ka uterus melanggarnya" kini suara yg berasal dari pria yg berdiri tidak jauh dari sana terdengar tenang.

"cih" hanya decihan yg terlontar dari mulut pria tinggi itu.

"sudahlah, ayo kita pergi" suara yg lain pun terdengar kembali, kini seseorang berkulit tan yang bicara.

"hun kau urus dia" mereka pun berangsur angsur pergi meninggalkan ruangan itu hanya tersisa kedua orang berfostur tinggi inilah yg tetap tinggal, mereka saling bertatapan dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, sampai akhirnya salah satu dari mereka mengawali percakapan.

"kau akan dapat masalah" ujar pria berkulit lebih putih cenderung pucat itu

"apa masalah mu huh ?"

"ini masih dilingkungan sekolah jika ada orang yang melihat…" belum selesai perkataannya pria di hadapannya sudah memotongnya

"jika ada orang yang melihat kenapa ? mereka bahkan sudah pulang sejak tadi"

"tapi kau tidak boleh se-enaknya hyung"

"kenapa ? kau juga sudah menandai bocah ini ?" ujar pria itu sembari melirik luhan sekilas.

'menandai apa maksud mereka ?' batin luhan, ia bertanya Tanya apa yang mereka katakan ? dan apa yang sebenarnya terjadi ?

"aku tau dari raut wajah dan sorot matamu adikku"

Kembali tenang, ya setelah kata kata itu terlontar hanya keheningan yang kembali menyelimuti tidak ada yang berbicara lagi setelahnya.

"yah terserah, nah bitch jika lain kali kita bertemu lagi aku harap kau tidak melakukan kesalahan lagi seperti saat ini. Hahaha maaf ya sudah membuatmu ketakutan" setelahnya dia kembali menampilkan raut wajah cerianya lagi dan berjalan meninggalkan ruangan itu.

Sekarang hanya terdapat dua orang saja yang tersisa di ruangan itu pria berkulit putih dan berambut blonde itu dengan luhan yang masih setia untuk berbaring lemah, cukup lama mereka terdiam sampai akhirnya mata elang pria putih itu bertemu dengan mata runya milik luhan. Dan dalam sepersekian detik tubuh ringan luhan itu melayang dan kini sudah berada di pangkuan pria itu lalu membawanya pergi dari sana. Sudah tidak ada perlawanan lagi kekuatanya sudah habis dan kesadarannya sudah pada puncaknya, peralahan luhan menutup matanya dan menyambut alam bawah sadarnya dalam dekapan pria itu.

"menarik" selanjutnya pria itu menampilkan seringainya dan mata kelamnya kini berubah menjadi sepekat darah, dan langit sore hari itu menjadi awal kehidupan baru xi luhan.

TBC

Ini kelanjutannya, makasih atas reviewnya terutama yang udah ngirim messege :v ini dah dilanjut ko maaf chap ini pendek pake banget :v hahaha dan kurang greget juga dah mohon maaf banget :v di chapter selanjutnya konfliknya bakal lebih keliatan banget dah janji bakal update kilat :v yang mau di lanjut reviewnya nya please don't be silent reader dan kalau mau Tanya Tanya bisa di line PM haha see you next time..