Title : Izuki no Harem

Disclainmer : Fujimaki Tadatoshi

Writer in this Story : Rin Kim CM. KL. UT

Genre : Harem, Romance(maybe), Friendship

Anime : Kuroko no Basuke

Warning! Don't like this story, don't read! I only writer story language Indonesian!

Enjoy!

-0o0-

Izuki mendesah pelan, kakinya melangkah kegedung yang terlihat elegan, tangan kanannya meraba seragam barunya—well, mulai hari ini, jam ini, menit ini, detik ini, Izuki Shun sah menjadi murid baru di—Rakuzan High School.

'Dasar, padahal aku sudah betah di Seirin.' Batin Izuki kesal, namun kakinya tetap melangkah masuk kegedung yang sangat mewah itu.

Entah alasan apa yang membawa kedua orang tua Izuki membuat sang putri bermata elang ini yang baru setengah tahun berada di Seirin dipindahkan ke sekolah Rakuzan ini, dan—sekolah ini ber-asrama, tapi tentunya barang-barang Izuki sudah diantarkan ke kamarnya yang entah nanti teman sekamarnya siapa.

Setelah menemukan ruang kepala sekolah, kembali kakinya digerakkan untuk memasuki ruangan itu.

"Izuki-san? Masuklah."

Seperti sudah menebak, kepala sekolah Rakuzan ini menyuruh orang yang baru saja mau mengetuk pintu terlebih dahulu. Izuki sedikit bingung, namun tetap menurutinya.

"Permisi."

"Izuki-san, silahkan duduk terlebih dahulu." Ujar sang kepala sekolah, dapat dilihat sekilas bahwa ia sedang membaca koran.

Izuki tak berkata, ia hanya menurutinya dan duduk dikursi depan sang kepala sekolah.

"Baiklah Izuki-san," kepala sekolah menutup koran tersebut dan menatap Izuki, "kau akan berada dikelas 1-1, untuk buku belajar, kau bisa mengambilnya di perpustakaan, tapi untuk dua jam pelajaran sekarang bukunya adalah ini," kepala sekolah yang Izuki ketahui bernama Akashi Seijuurou itu memberikan dua paket buku pelajaran, "wali kelasmu bernama Momoi Satsuki-san. Baiklah, begitu saja."

Izuki mengambil dengan hati-hati dua buku paket itu, dan menatap kepala sekolahnya sekilas, "Terima kasih, Akashi-sensei."

Tok Tok Tok

"Satsuki, masuk."

Izuki terkagum sesaat dengan insting kepala sekolahnya, bahkan benar, orang yang masuk adalah wanita cantik dengan rambut pink yang panjang.

"Halo, Akashi-kun. Ah, Izuki-san, kau bisa ikut dengan ku untuk memulai pelajaran pertama." Ujar Momoi.

Izuki mengangguk, ia berdiri dan membungkuk kepada Akashi dan memberi salam, setelah itu mengikuti guru cantiknya itu.

Sampai didepan kelas 1-1, Izuki sedikit terdiam ketika didepan pintu kelasnya, namun ketika namanya dipanggil, Izuki segera memasuki kelas barunya.

"Baiklah, dia akan menjadi teman baru kalian mulai hari ini, Izuki-san, perkenalkan dirimu."

Izuki tergugup, banyak pasang mata memandanginya takjub.

"Konnichiwa, namaku Izuki Shun, dari SMA Seirin di Tokyo." Ujar Izuki sedikit bergetar.

Hening.

Oh, sungguh, kini Izuki benar-benar gugup!

"Baiklah Izuki-san, silahkan duduk dibangku paling belakang ujung kanan."

Izuki hanya menurut, sambil menahan kakinya yang bergetar, ia melangkah kebangkunya, dengan berbagai tatapan mengikutinya.

Semoga hari ini baik-baik saja!

-0o0-

"Kau manis sekali Izuki-chan!"

"Kau mau makan siang dengan ku?"

"Ayo kita ke kantin!"

"Boleh aku memanggilmu Shun-chan? Kau benar-benar manis."

Dan kalimat-kalimat itu seperti campuran-campuran dari berbagai makanan ditelinga Izuki, ia tampak sangat pusing, sungguh. Tepat setelah Momoi keluar dari kelas, tiga perempat siswa kelas ini langsung mengerubuni Izuki, mengerikan.

Plok Plok Plok

Tepukan tiga kali berhasil membuat semua orang terdiam, dan Izuki sedikit berterima kasih kepada pelaku tersebut.

"Lebih baik kalian bertanya kepada Izuki-san dengan terpisah, kau tidak lihat wajahnya begitu pusing?"

Oke, Izuki agak sedikit tersinggung. Sedikit.

Semuanya bubar dengan teratur, hingga orang yang menyelamatkan Izuki bisa dilihat wajahnya.

"Namaku Takao Kazuna, salam kenal!"

"Salam kenal… Takao… -san…" balas Izuki, membalas jabatan tangan dari perempuan—entahlah, dia mirip dengan Izuki sendiri, hanya beda poni saja—sih,.

"Panggil aku Kazuna saja, Shun-chan~"

"HHai, Kazuna…"

"Shun-chan, kau mau ke kantin? Ada yang lain disana!"

Izuki hanya mengangguk kaku, dan tangannya ditarik oleh orang yang mengaku bernama Takao itu.

-0o0-

"Minna! Aku membawa Shun-chan~!"

Izuki bisa melihat ketiga perempuan mendongak—tunggu, untuk dua orang, rambutnya normal, tapi mengapa satunya lagi berwarna biru? Bukankah sekolah tidak memperbolehkan siswa mewarnai rambutnya—

"Shun-chan, yang berambut panjang sepinggang itu bernama Kasamatsu Yuki-chan! Kalau yang matanya tertutup itu bernama Himuro Tatsura-chan, dan yang berwarna biru itu Kuroko Tetsuna-chan!" jelas Takao.

Shun membungkuk sedikit, "Izuki Shun, desu."

"Izuki, ayo duduk, jangan biarkan Takao membiarkanmu berdiri terus." Ujar Kasamatsu, menepuk-nepuk tempat duduk yang kosong disebelahnya.

"Yak! Kau kira aku apa, Yuki-chan?" keluh Takao, yang langsung duduk disebelah Himuro.

"Ne~, Shun, kau sudah mengelilingi sekolah ini?" tanya Himuro, menyedot jus strawberry.

"Belum, lagipula aku baru disini." Jawab Izuki.

"Kalau begitu, istirahat kedua nanti kau mau kami menemanimu, Izuki-san?"

"WA!" Izuki hampir terjungkal jika tidak ditahan oleh Kasamatsu, "oh, Kuroko-san, kau ada disini?"

"Aku sudah berada disini, rasanya tadi kau merasakan kehadiran ku," ujar Kuroko datar, "kau mau, Izuki-san?"

"Ng… yeah, aku ada waktu."

Himuro menatap Kuroko sekilas karena kaget—hey, gadis pendiam dan sedikit misterius ini jarang-jarang sekali menawarkan hal apapun, "Kalau begitu, nanti Kazuna akan membawa kau ke kelas kami!"

"Memang… kalian berada dikelas mana?" tanya Izuki hati-hati.

"1-1, tadi aku melihat mu kok." Jawab Kasamatsu seadanya.

"1-2." Jawab Kuroko.

"1-3." Jawab Himuro.

"A—souka, terima kasih."

"Tadi Yuki-chan langsung keluar begitu bel berbunyi, katanya ingin mengisi perut." Jelas Takao, yang melihat raut bingung dimuka Izuki saat mendengar jawaban Kasamatsu. Izuki mengangguk.

"Izuki-san, kau cantik sekali, kau tahu itu?" ujar Kuroko.

Izuki terkekeh, "Kalian juga cantik, kok. Aku yakin kalian sudah mempunyai pacar."

"Orang yang di suka sih ada," Ucap Takao, "mereka juga mempunyai kok."

"Siapa…?"

Seketika, keempat gadis itu terdiam dengan wajah memerah.

"Kau tahu Shun, kepala sekolah kita termasuk sangat muda—23 kalau tidak salah umurnya. Dan ketika ia masuk, masuk pula tujuh guru baru, enam laki-laki, satu perempuan. Ah, wali kelas Yuki dan Kazuna juga termasuk dalam tujuh guru baru itu." Jelas Himuro.

"Oh, lalu?"

"Well…"

"Oh! Aku mengerti, kalian menyukai empat dari guru baru itu, bukan?" tebak Izuki.

"Begitulah."

Setelah itu, mereka terdiam. Kikuk sebenarnya, juga bingung akan membicarakan apa lagi. Tapi tak ada yang mempermasalahkan itu, karena kelima gadis itupun tidak keberatan.

"A—, Shun-chan," panggil Takao, membuat lainnya terfokus kepadanya, "Miyaji-senpai, Hayama-san, Moriyama-senpai, Kensuke-san memperhatikan mu." Lanjut Takao.

Izuki mengeryitkan dahinya, "Siapa… mereka?"

"Mereka, cukup terkenal, dengan berbegai ciri khas mereka." Jawab Kuroko.

"Miyaji-san terkenal dengan suka melempar nanas dan pemarah. Hayama-san—kalau tidak salah, ia salah satu dari Uncrowned King, jadi cukup terkenal diantara yang lain, tapi dia suka disamakan dengan kucing—ah, dia juga penggemar kucing. Moriyama-san, dia terkenal dengan ke-sok-an mendekati wanita-wanita, kata Yuki—teman dekatnya, si romantis gagal. Kalau Fukui-kun, dia salah satu point guard yang kuat diklub basket bersama nama-nama yang tadi disebutkan, ah, dia mempunyai hobi aneh—namun aku tidak tahu apa hobinya. Yaah, begitulah." Jelas Himuro.

"Hati-hati dengan Moriyama, dia sangat-sangat-amat menjengkelkan." Ucap Kasamatsu.

"O—" Izuki terkaget, "yang menggelikan adalah Moriyama-san dan Miyaji-san—ah, menurutku."

"Miyaji-senpai memang aneh, suka melempar-lempar nanas dengan tidak jelas." Cibir Takao.

"Moriyama itu memang aneh juga, mengira dirinya lelaki tertampan didunia, cih." Cibir Kasamatsu.

"Aku rasa, semuanya aneh." Ucap Kuroko datar.

"Kurasa, yang mendekati normal hanya Fukui-kun." Ucap Himuro.

Izuki tersenyum geli, "Sudahlah, mungkin mereka melihat kalian, akukan hanya murid baru disini."

'Karena itu kau menjadi pusat perhatian, bodoh.' Batin keempat temannya bersamaan.

-0o0-

Sekolah sudah usai beberapa menit yang lalu, masih ada siswa-siswa dikelasnya. Izuki memandangi wajah teman-teman kelasnya, ya… untuk menghapal jika salah satu diantara mereka memanggil dirinya.

"Shun-chan!" panggil Takao.

"Kazuna, ada apa?" Balas Izuki.

"Kau ada waktu? Kita pulang bersama!" ajak Takao—oh, Kasamatsu ada dibelakangnya sambil mendengarkan lagu.

Izuki mengangguk, "Tapi aku harus mengambil beberapa buku pelajaran lagi di perpustakaan, tidak masalah jika aku kesana sebentar?"

"Tidak masalah, kami akan ikut dengan mu!" ujar Takao.

"Oy Takao, kau lupa kita juga pulang bersama Kuroko dan Himuro?" ucap Kasamatsu.

Izuki memberhentikan langkahnya, "Kalau begitu, lebih baik kita hampiri dulu mereka—"

"Shun~! Kazuna~! Yuki~!"

Seketika, ketiga gadis itu menoleh kebelakang.

"Himuro, Kuroko.", "Tatsu-chan, Tetsu-chan.", "Himuro, Kuroko."

"Kalian terlalu lama, maka dari itu aku menghampiri Tetsuna dan menyusul kalian." Keluh Himuro.

"Waruiwarui… kami kelupaan."—Kasamatsu.

"Kalau begitu, kalian bisa menunggu ku di gerbang, aku akan mengambil buku-buku ku di perpustakaan." Ujar Izuki, pamit.

"Eh, apa tidak apa-apa, Shun-chan?" tanya Takao, khawatir.

"Tidak apa-apa, jaa ne."

-0o0-

Kini kedua tangan Izuki tengah memeluk kelima buku yang cukup berat. Sedikit kesusahan memang, tapi mau apa lagi, hari sudah mulai sore dikarenakan Izuki sempat tersasar disekolah luar ini. pasti keempat temannya sudah menunggu lama digerbang. Sungguh, Izuki harus meminta maaf ketika sudah bertemu mereka.

"Butuh bantuan?"

Suara yang indah, dan ketika Izuki menoleh, yang ada adalah seorang lelaki dengan handuk bartender dikedua bahunya, dan masih keringat bercucuran. Sungguh tampan—oh, rambutnya coklat keputihan, tatapannya juga tajam.

"Err, aku bisa sendiri… eng…"

"Kensuke, Kensuke Fukui." Ujarnya.

"Ah, aku bisa sendiri, Kensuke-san. Terima kasih telah mau menolongku, tapi aku terburu-buru. Permisi." Izuki menunduk sedikit dan berlari meninggalkan Kensuke yang hanya bisa tersenyum.

"Benar, kau manis sekali."

Izuki terus berla—tidak, dia sudah berjalan cepat menuju gerbang sekolahnya, sedikit terburu-buru. Mau bagaimana lagi, Izuki tidak mau membuat keempat teman barunya itu terus menunggu dan kaki pegal.

BRUK.

Oh, halangan apalagi ini? Izuki tertabrak seseorang—lelaki, Izuki melihat seragamnya sekilas. Bukunya jatuh dari pelukannya.

"Kau tidak apa-apa?"

Deg.

Suara yang indah kembali datang, membuat jantung Izuki kembali berdetak cepat.

"Ah—ya, aku tidak apa-apa." Jawab Izuki.

Tangan mungil Izuki mengambil buku-buku yang jatuh, dengan dibantu lelaki yang tadi bertabrakan dengannya.

"Ini bukumu… eng…"

"Izuki Shun. Terima kasih….."

"Miyaji Kiyoshi, senang berkenalan denganmu, Izuki." Ujar Miyaji, menyerahkan dua buku kepada Izuki sambil tersenyum.

"Terima kasih, Miyaji-san. Sampai jumpa." Izuki kembali menunduk sedikit dan berjalan cepat.

"Sungguh, kau manis sekali, Izuki."

"Itu dia, Shun-chan!" panggil Takao, tangannya melambai-lambai.

"Minna, maaf aku terlambat." Ucap Izuki terengah-engah ketika sampai dihadapan keempat temannya.

"Tidak apa-apa, kuyakin Izuki-san tersesat." Ujar Kuroko.

"He? Kalau begitu, kenapa kau tidak meminta kami menemani mu?" tanya Kasamatsu.

"Aku tidak ingin merepotkan kalian, tapi malah membuat kalian menunggu lama. Maafkan aku…" jawab Izuki.

"Tidak usah seperti itu. Kita kan teman."—Himuro.

Izuki hanya tersenyum tipis. Setelah itu, mereka berlima berjalan pulang.

.

.

.

|TBC|

Sungguh, apa ini? ini benar-benar FanFic yang dipaksakan /.\

Maafkan saya jika menyampah lagi di fandom ini. alur ini benar-benar dipaksakan. Dikarenakan saya sudah tidak tahan unguk menulis Izuki no Harem, dengan dua character favorite saya dan dua character pasangan tambahan—oh ya, sebenarnya Miyaji pasangannya dengan Hayama, tapi saya buat menjadi pasangan Izuki, keduanya. Dan untuk Kensuke, entahlah mengapa saya masukkan, mungkin karena character favorite saya, tapi mungkin juga karena bermain dengan Izuki saat Yosen versus Seirin.

Disini, Generation of Miracles ditambah Kagami Taiga dan Momoi Satsuki menjadi guru. Mengapa? Karena saya ingin.

Dan, disini, yang menjadi wanita adalah Izuki Shun, Hyuuga Junpei, Kasamatsu Yukio, Takao Kazunari, Himuro Tatsuya, Kuroko Tetsuya, Mayuzumi Chihiro, dan Furihata Kouki.

Dan… Mayuzumi menjadi pasangan Aomine. Crack memang, tapi karena Mayuzumi termasuk character favorite saya dan Aomine tidak memiliki pasangan, maka dari itu saya pasangkan mereka. Atau mungkin ketika Mayuzumi sedang bertanding melawan Seirin dan Aomine memperhatikannya, dan karena itu saya pasangkan? Entahlah.

Maaf terlalu banyak basa-basi.

.

.

Mind to Review?