"Monogatari"

Free! © KyoAni

Warning : OOC. Semi-canon (mungkin). Typo(s). And anything.

.

.

.

Story by : Sukikawai-chan

.

Happy reading~~


Ni~~

Rin Matsuoka mendengus kesal, lagi.

Sudah tiga puluh menit lamanya—dan, ya, ia memang menghitungnya—eksitensinya sudah dilupakan begitu saja. Lebih tepatnya, diabaikan. Rin memandang malas pemuda bersurai di depannya. Masih sama. Ternyata Haruka Nanase lebih tertarik pada setiap lembaran buku di depannya dibandingkan Rin sendiri. Cih! Sudah susah payah Rin mengunjungi sekolah Haruka, yang sebelumnya sempat bertemu dengan Nagisa dan mengatakan kalau Haru-chan(nya) berada di perpustakaan. Tidak lupa dengan acara tersesatnya karena letak perpustakaan sekolah Haruka memang tempat yang terisolir.

Tapi sekarang, Haruka sama sekali tidak menghiraukannya semenjak mereka menghabiskan waktu di sana. Dan Rin benar-benar kesal dibuatnya.

"Haru…" tidak tahan dengan keadaan sunyi di sekitarnya—karena di perpustakaan hanya ada mereka berdua—akhirnya Rin membuka suara. Sedikit merajuk. "Berhenti membaca buku terus, kau benar-benar membuatku bosan setengah mati,"

Sepasang iris biru itu mendelik dibalik kacamata yang bertengger di hidungnya. "Kalau begitu, kenapa kau tidak pulang saja?"

Astaga. Datar benar jawabannya.

"Hei!" kesal, tentu saja. Kedua alis Rin menukik tajam. "Kau pikir aku juga mau menghabiskan waktu di tempat seperti ini?!"

Alih-alih menjawab, Haruka kembali memusatkan perhatiannya pada buku dan catatan di depannya. "Lalu, kenapa kau kemari?"

Twicth! Empat siku-siku imajiner tercetak di kening Rin.

"Haru, kau benar-benar menyebalkan," Rin menggeram, berharap mungkin setelah ini Haruka akan merasa bersalah padanya. Ah, sebenarnya tidak mungkin juga sih, Rin sudah terlalu mengenal Haruka dengan sifatnya yang kelewat 'sangat datar'.

"Terima kasih,"

Sial! Itu bukan pujian! Rin membatin keki. Lama-lama ia bisa gila menghadapi pemuda yang satu ini.

Kembali, Rin mendengus kesal. Menopang dagunya dengan sebelah tangan, sedangkah matanya masih memandang Haruka di depannya yang masih asik dengan buku bacaannya. Well, ini pertama kalinya mendapati sikap Haruka seperti ini. Walaupun wajahnya tetap tak ada ekspresi, namun binar mata Haruka dibalik kacamatanya itu terlihat serius. Sorot mata yang tajam.

Pfftt—melihatnya, Rin jadi ingin mengerjai Haruka.

"Hei, Haru," Rin mencondongkan tubuhnya, membuat meja yang dijadikan jarak di antara mereka bergeser sedikit. Dan pergerakan kecil itu berhasil menarik perhatian Haruka. Kepalanya terangkat lalu menatap Rin heran.

"Apa lagi—Rin!"

Kali ini, Haruka yang menyahut kesal begitu Rin menarik kacamatanya dengan cepat, membuat buku di depannya terbanting halus ke atas meja. Yang setelah itu terdengar suara gelak tawa dari si pelaku yang baru saja merampas kacamatanya.

"Haru, kau terlihat tua menggunakan kacamata ini," sahut Rin di sela-sela tawanya, "Berhenti memasang wajah serius tadi, kau terlihat aneh,"

"Rin! Kembalikan!"

"Ambil saja kalau kau bisa,"

Haruka tidak mau kalah, setidaknya bukan dalam hal berenang saja. Dengan cepat dicondongkan tubuhnya ke depan, sedangkan Rin melakukan dengan arah yang berbeda. Sebelah tangannya yang memegang kacamata Haruka diangkat tinggi-tinggi, tertawa dengan keras, namun matanya terus terfokus pada setiap perubahan raut wajah Haruka. Manis. Bagi Rin, mengerjai Haruka adalah hal yang paling menyenangkan.

"Rin! Sudah kubilang, kembali—"

Ucapan Haruka terpaksa terpotong begitu satu tangan Rin yang bebas meraih belakang kepala Haruka dan menariknya mendekat. Dan sebelum Haruka bereaksi dengan segala kalimat protesnya, Rin kembali mencondongkan tubuh, tepat ke arah Haruka…

Lalu meninggalkan satu kecupan di sana.

Tepat di bibir Haruka.

Terkejut, tentu saja. Terlebih ketika si pelaku yang mencuri bibirnya secara tiba-tiba tadi kembali tertawa dengan riang sambil menepuk puncak kepalanya, mengacak rambutnya secara asal. Gaya khas seorang Rin Matsuoka di saat-saat tertentu, hanya untuk Haruka Nanase.

"Rin… kau—"

"Lihat Haru!" sela Rin cepat, tangannya bergerak memasangkan kembali kacamata di wajah Haruka. "Wajahmu merah sekali!"

Dan buku pun sukses terlempar, tepat mengenai wajah Rin.

.

.

.


A/N : Halooo~~ kekeke, kebetulan ada ide buat drabble yang satu ini/apaan. Sebelumnya, terima kasih untuk Shiori dan evilfish1503 yang sudah menyempatkan review di chapter sebelumnya (peluk satu-satu/enggak). Dan buat Minna yang sudah membeikan fave dan follownya XD *gelindingan* Fandom Free! Makin sini makin sepi aja, hiks…

Yosh! Terima kasih sudah membaca chapter ini ya ^o^

Akhir kata,

Review please? *wink*