REASON?

CAST:

Cho Kyuhyun

Choi Siwon

Others (sebagian numpang nama aja)

Pairing: Wonkyu, WonTel (?)

Genre: Maunya Yaoi romance tapi sepertinya gagal, Friendship.

Disclaimer: Seperti umumnya sebuah Fanfict, semua nama yang disebut hanya pinjaman semata (meski pengennya jadi nyata), karena sejatinya nama-nama tersebut memiliki cerita kehidupan sendiri. Dan mereka milik Tuhan, mereka sendiri dan keluarga mereka.

Satu lagi Fanfict amatir yang lahir dari seorang newbie, mohon dimaklum. Tidak suka, tidak perlu mencoba membacanya. Kritik seperti apapun diterima, asal disampaikan dengan bahasa yang nyaman bagi semua. Dan maaf untuk semua Typo(s)

Mengadung konten yang tidak layak bagi usia dibawah 18 Tahun, mohon diperhatikan.

Okeh..Enjoy...

Chapter 3

Braaakkk...

"Tuan Choi yang terhormat, kau mau calon pengantin wanitamu menunggu lama didepan al..tar?"

Sratt..

Cho Kyuhyun spontan membalikan badan, setelah merangsak masuk kekamar seorang Choi Siwon dengan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, dan harus disuguhi pemandangan yang membuat pemuda berkulit pucat itu membalikan badan dengan wajah memerah sempurna.

Choi Siwon, pemuda yang banyak dipuja bak Dewa berdiri ditengah kamar hanya dengan mengenakan jubah mandi yang tidak mampu menyembunyikan pahatan dada dan perut dengan cetakan sempurna.

Siwon melempar senyum, mendapati Kyuhyun yang tengah memunggunginya, dan Siwon bisa menebak jika sekarang ini Kyuhyun pasti sedang menggerutu dengan bibirnya yang mengerucut sempurna.

Grep..

"Hei..babycho.."

Siwon mendekat ke arah Kyhunyun, memeluk leher Kyuhyun dengan lengannya dari belakang. Berbisik tepat ditelinga pemuda yang terlihat memerah.

"Iisshh...dasar Tuan tukang pamer"

Kyuhyun memukul lengan yang melingkari lehernya pelan. Siwon terkekeh, menghantarkan tiupan hangat dileher Kyuhyun.

"Kenapa hmm?" Siwon melepaskan pelukannya dan berjalan menjauhi Kyuhyun.

Sesaat Kyuhyun merasa kehilangan, hantaran rasa hangat yang beberapa saat lalu melingkupi bagian belakang tubuhnya seolah direnggut tiba-tiba. Dan baru kali ini dia menyadarinya, dan semuanya seolah terlambat.

Kyuhyun mengikuti langkah Siwon yang kini terbenam disebuah ruangan berdinding kaca dengan lusinan stelan dan deretan pakaian. Kyuhyun mengenali sebagain dari mereka adalah stelan yang beberapa hari lalu masih berderet di closet apartemen mereka. Siwon melepas salahsatu tuxedo yang terpajang dibagian sudut ruangan, dipajang dengan special.

"Mau membantuku?" Siwon menoleh ke arah Kyuhyun, yang ditanggapi dengan anggukan ringan.

Kyuhyun bersikap seolah tidak mempedulikan, ketika Siwon melepas jubah mandi menyisakan balutan brief armany dan membuat rona di pipi Kyuhyun bertambah parah. Siwon yang hampir telanjang bukan pemandangan baru baginya, bahkan mereka masih ingat saat-saat mereka mandi bersama. Namun saat ini, entah kenapa terasa berbeda.

Jemari lentik Kyuhyun bergerak mengancingkan kemeja putih Siwon, matanya fokus pada deretan kancing. Jika jantung adalah susunan dari otot lurik, maka dia akan berusaha mati-matian agar kerja otot jantungnya bisa dikontrol. Sayang, kerja jantungnya sama sekali tidak bisa dia kontrol. Dugeun... dugeun...dugeun...Dokter muda itu tidak bisa mengontrol kerja jantungnya. Kerasnya pahatan otot tubuh Siwon yang tidak sengaja menyapa permukaan telapak tangannya, warna kulit Siwon yang lebih gelap dari warna kulitnya, dan aroma tubuhnya. Cologne bercampur dengan after shave...

"Kau mengganti after shave-mu Hyung?"

Tangan Kyuhyun kini bergerak disekeliling kerah kemeja Siwon, sentuhan-sentuhan ringan dari jemari lentik itu menimbulkan getaran halus dikulit leher Siwon, dan Siwon berusaha untuk tidak mengerang.

"Hmmm..."

"Aromanya berbeda, sedikit menyegat."

" Aku sendiri harus membiasakan diri untuk mengganti aroma yang menempel dalam tubuhku. Tergantung istriku nanti menginginkan seperti apa."

Kyuhyun menghentikan pergerakan tangannya sejenak, membiarkan bow tie yang dikenakan Siwon tergantung begitu saja. Menghasilkan seringai samar dari bibir tipis seorang Choi Siwon.

Kyuhyun melanjutkan pekerjaannya, menyimpulkan dasi, menyampirkan tuxedo dan merapikan beberapa lipatan, dan menyudahinya dengan segera.

" Semuanya sudah menunggu di bawah Hyung."

Siwon menatap punggung Kyuhyun yang berlalu meninggalkan kamar, punggung yang biasanya dia bisa dekap tanpa ada beban apapun sebelmunya.

WONKYU

EVERADIT

Seperti umumnya permberkatan suatu pernikahan, selalu diliputi keharuan dan khidmat. Nuansa putih yang mendominasi, aroma wangi bunga mawar putih, iringan musik yang nyaman menyapa, dan senyum yang tersemat hampir disemua tamu yang hadir seakan menjadi penyempurna semuanya.

Tepat diujung lorong antara kursi putih yang berjejer, didepan altar berhias bunga. Berdiri seorang pemuda, tegap, dengan ekspresi tidak terbaca. Sebelumnya dia berjalan melintasi karpet putih, dengan seorang pemuda lain yang berjalan sedikit dibelakangnya. Sang pengantin pria dengan best man-nya. Seorang pemuda berbadan kokoh dan tegap dengan pahatan wajah yang tidak akan pernah habis dikagumi, dan seorang pemuda lain dengan badan yang lebih kecil, tidak terlalu kecil, hanya saja kesan halus seakan mewarnai sosok pemuda berkulit pucat itu.

Semuanya tersenyum memperhatikan kedua pemuda itu berjalan berdampingan, terlihat bersinar. Choi Siwon dan Cho Kyuhyun, dua pemuda yang selalu mendapat perhatian lebih apalagi jika mereka berjalan berdua seperti itu.

Sang pengantin wanitalah yang akan merebut perhatian. Putri dari Golden Tree, gadis yang seakan menjadi legenda dibalik sosok anggun dan kecantikan ragawinya. Siapa yang meragukan pesonanya. Pernikahan yang sempurna, mereka menyebutnya seperti itu.

Dengan gaun pengantin putih yang membalut tubuh rampingnya, veil yang menutupi rambut hingga wajahnya, sosok itu mampu membuat siapa saja menahan napas ketika melihatnya.

Ketika tangan sang gadis diganggam oleh pemuda yang akan mengikat janji suci pernikahan, ketika seorang pemimpin agama membimbing ikrar janji suci, ketika ikrar terucap dari bibir keduanya, ketika sepasang cincin tersemat, dan ketika sebuah ciuman menjadi pertanda awal suatu hubungan yang intim antara suami istri. Semunya seolah menjadi awal kehidupan baru.

Dan semuanya tampak sempurna, gumaman kekaguaman, tepuk tangan anggun yang diberikan mengiringi langkah sepasang suami istri baru yang berjalan meninggalakan altar pemberkatan, bersamaan dengan tetesan air mata seorang pemuda yang seolah terlupakan. Tidak ada satupun yang memperhatikan...

.

.

.

.

.

Pernikahan Choi Siwon putra dari Daehan Co dengan Kim Stella putri dari Golden Tree, peristiwa besar yang seakan menjadi ledakan pemberitaan Korea. Sayangnya, semuanya hanya menjadi spekulasi dan perkiraan-perkiraan. Megahnya pesta pernikahan dan hiruk pikuknya segala kemewahan tidak pernah terjadi. Hanya ada resepsi tertutup yang hanya dihadiri keluarga dan rekan kolega terbatas. Semuanya menelan kekecewaan...terutama dari pihak pers yang tidak satupun diundang atau diperkenankan meliput pemberitaan.

Choi Siwon, menolak semua bentuk publisitas dan jenis gemerlap pesta yang ditawarkan. Tidak ada yang bisa membantah mengingat hanya dari segi itulah Siwon ikut peduli dalam mempersiapakan pernikahannya, selebihnya diserahkan pada organizer, pihak keluarga dan Kyuhyun..

Pesta tertutup yang tetap berkelas, terasa intim dengan sedikitnya tamu yang hadir. Doa dan puji-pujian bagi sang pengantin terus mengalir. Berbagai estimasi tentang masa depan keduanya, perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi pada perekonomian Korea setelah penyatuan dua keluarga, menjadi topik utama pembicaraan tamu yang hadir.

Siwon memijit keningnya, jelas ini bukan situasi yang diinginkannya. Oh apa perlu diingatkan jika sedari awal semuanya tidak dia inginkan. Tapi semuanya kini sudah terjadi.

Membebaskan diri dari obrolan formal yang membosankan, pemuda ah tepatnya pria itu memilih untuk berkeliling, meninggalkan wanita yang berstatus istrinya ditengah kerumunan wanita penggosip.

Langkah kaki membawanya kesalahsatu sudut hall tempat berlangsungnya pesta. Disana, dibagian dimana deretan buffet tersaji. Seorang pemuda dengan balutan stelan formal, tampak bergerak tidak wajar. Sudah lebih dari satu jam sejak pesta itu dimulai, pemuda itu tetap berdiri disudut itu. Mengitari deretan meja panjang dengan berbagai hidangan pesta diatasnya. Dishes yang dia pegang sudah berganti beberapa kali seiring bergantinya menu yang dia nikmati-ditelan bulat-bulat lebih tepatnya.

Siwon menyadarinya, sejak awal Siwon memperhatikan bagaimana Kyuhyun melahap menu buffet yang dihidangkan. Semua jenis sallad yang disediakan sallad bar, cream soup dengan berbagai isian, soup asparragus, cocktail, dan cake dengan berbagai flavour. Pipinya menggembung sempurna, dan Siwon yakin hanya dua tiga kali kunyah kemudian semuanya lenyap dikerongkongan. Kyuhyun saat makan adalah pemandangan yang sangat disukai Siwon, maka untuk kali ini adalah pengecualian. Kyuhyun tampak menyedihkan dimata Siwon.

"Kyu...Yak..Cho Kyuhyun."

"Uhuk...uhuk...uhuk..."

Kyuhyun menepuk dadanya, matanya melotot dengan wajah yang memerah, tersedak.

"Makanan-makanan itu akan membunuhmu Cho Kyuhyun. Kumohon berhentilah.." Siwon menepuk punggung Kyuhyun pelan, mengusapnya lembut.

Kyuhyun masih menstabilkan napas, memastikan jalur napas dan pencernaannya terpisah sempurnan sebelum dia berbicara.

"Kemunculanmu yang tiba-tiba yang akan membunuhku Hyung." Kyuhyun melirik tajam kearah Siwon, melap bibirnya dengan ujung jas yang dikenakannya.

"Perutmu akan meledak Kyu, pergilah ke Toilet dan keluarkan semuanya disana sekarang juga."

Kyuhyun mendelik. "Isshh...itu menjijikan. Apa aku salah jika menikmati semua makanan yang lezat ini? Oh..kau belum mencobanya Hyung. Kau tahu, Immo dan aku yang memilih menunya, dan semuanya tampak sempurna bukan? Cobalah..."

Kyuhyun mengerakan tangannnya disekitar menu buffet, menatap mereka dengan pandangan bangga. Bergerak kesana kemari, mengambil dish dan mengisinya dengan berbagai menu, yang kemudian dia mulai memakannya, kembali.

Srett..

Siwon merebut medium dish yang dipegang Kyuhyun, meletakannya dengan kasar disudut meja.

Siwon meletakan kedua tangannya dipinggang, matanya menatap Kyuhyn tajam. Mengamati wajah Kyuhyun dengan air mata yang terkumpul disudut matanya. Dan tubuh Kyuhyun yang seakan menahan gigil, jemari tangan yang saling meremat, bola mata yang bergerak gelisah, bagi Siwon itu adalah pemandangan yang sangat menyedihkan dari seorang Cho Kyuhyun.

"Pulanglah Kyu, kau akan SAKIT jika tetap bertahan disini. Aku akan menyuruh Sopir Jang mengantarmu." Siwon menatap Kyuhyun lembut. Tangannya bergerak ingin mengusap pipi pucat yang tampak semakin pucat dengan keringat dingin yang meluncur dari keningnya. Tapi ditepis Kyuhyun dengan kasar.

"Ani...ini pesta pernikahanmu. Aku..."

"PULANGLAH DAN BERHENTI MEMBANTAH CHO KYUHYUN."

Teriakan keras Siwon mengalihkan semua perhatian. Pengantin pria dan seorang pemuda berkulit pucat berdiri berhadapan, dengan salahsatu diantara mereka tampak gemetaran.

"Hei Nak...apa yang terjadi?" Choi Kiho menatap keduanya tenang. "Apa Siwon menganggumu Kyunnie?"

Siwon mengusap wajahnya kasar, dia mengalihkan pandangannya dari Kyuhyun yang kini direngkuh oleh ibunya sendiri.

"Demi Tuhan Siwon, apa yang kau lakukan pada Kyuhyun? Ini bahkan pesta pernikahanmu." Nyonya Choi menarik kepala Kyuhyun agar bersandar di bahunya.

"Apa Kyuhyun bersikap keras kepala lagi Siwon?" Kim Hanna, ibu Kyuhyun mengusap lengan Siwon dan tersenyum lembut.

"Kyuhyun harus pulang, dia sakit." Siwon kembali menatap Kyuhyun yang tampak jauh lebih pucat.

"Tidak, aku akan tetap disini sampai pestanya selesai."

"Kau sakit Kyu?" Choi Kiho tidak segan menyentuh pipi Kyuhyun dengan telapak tangannya. Merasakan keringat dingin yang makin membanjiri pelipisnya. "Benar, kau perlu istirahat. Kau seorang dokter, tentu kau lebih tahu apa yang kau perlukan Nak."

"Choi Samchon, aku..."

"Kali ini aku berada dipihak putraku Nak, istirahatlah. Apa kau mau menggunakan salahsatu kamar dihotel ini?"

Kyuhyun menundukan wajahnya, dia tidak bisa memungkiri kepalanya terasa sangat pusing, jangan lupakan perutnya yang terasa mengembang beberapa kali lipat dengan isinya yang seperti diputar.

"A-Aku pulang ke apartemen kami saja." Kyuhyun menggigit bibir bawahnya. 'Pulang ke apartemen kami?' Mulai saat ini, kata-kata kami harus dihilangkan.

"Apa Eomma harus menemanimu sayang?" Kim Hanna menangkup wajah Kyuhyun, mengamati raut pucat putra tunggalnya.

Kyuhyun menggeleng "Eomma tetaplah disini, mereka membutuhkanmu. Dan apartemen-ku belum selesai dirapikan setelah kepindahan Siwon Hyung."

Semuanya bernapas lega ketika melihat Kyuhyun mau menurut dan pulang lebih awal dengan diantar Sopir Jang. Dan dari semuanya, Siwon lah yang merasakan kelegaan luar biasa. Dia tidak lagi harus menyaksikan Kyuhyun ditengah pesta pernikahannya, dia tidak lagi harus menahan diri untuk menghampiri pemuda itu dan menikmati pesta dengan mengobrol ringan sambil menyaksikan gerakan pipi Kyuhyun yang asik dengan hidangan pesta seperti yang biasa mereka lakukan ketika menghadiri sebuah pesta. Oh dan yang terpenting, sejak ini adalah pesta pernikahannya sendiri maka Siwon seharusnya mengembangkan senyum dengan berdiri disamping istri yang sejak tadi dilupakannya.

Dan disana, Kim Stella berdiri anggun dengan gaun sewarna peach yang memperlihatkan bahu dan punggung indahnya. Mengamati semuanya, bahkan ketika suami yang harusnya selalu berdiri disampingnya justru memilih menemui orang lain dan memberikan afeksi yang baru pertama kali dilihatnya dari seorang Choi Siwon. Afeksi yang harusnya ditujukan kepadanya, mulai saat ini.

WONKYU

EVERADIT

Kyuhyun memandang jauh kedalam hitamnya malam dan kerlipan lampu, Seoul dimalam hari bagaikan hamparan bintang di antariksa. Pemandangan favoritnya yang bisa dia nikmati dari jendela kamar apartemennya. Setelah memuntahkan keseluruhan isi perutnya, menegak sesendok antasida untuk menetralkan asam lambung yang membuat perutnya tidak nyaman, pemuda itu kini berbaring sambil memandangi kerlipnya malam.

Tempat tidur besar itu terasa semakin besar dalam beberapa hari ini, tubuhnya seperti tenggelam dalam tumpukan bantal lembut dan bed sheet, sendirian. Dia menghadapakan tubuhnya kearah jendela, tidak sekalipun dia merubah posisi berbaringnya, terlebih menghadap kearah dimana dia biasa menemukan sosok lain yang akan selalu berbaring disampingnya, mengobrol ini itu sebelum masuk kealam mimpi, menyenandungkan sebuah lagu bersama, saling memukul dengan bantal sampai keduanya kelelahan, atau bahkan saling berpelukan.

Kyuhyun tersenyum getir, bukankah ini pilihannya? Memilih mengembalikan semuanya pada jalan yang seharusnya? Mengiringinya sampai kedepan altar? Menyaksikannya mengucap ikrar suci pernikahan? Berdiri ditengah pesta pernikahan?

Dan nyatanya Kyuhyun sama sekali belum bisa mengantisipasi semuanya dengan benar. Semuanya tidak sesuai rencana, dia ternyata melangkahkan kaki dengan gemetar ketika mengiringi langkah Siwon kedepan altar, dia ternyata berusaha menulikan telinga ketika Siwon mengucapkan ikrar pernikahan, dia ternyata tersenyum pahit ketika Siwon menyematkan cincin dijari istrinya, dan dia tidak kuasa untuk tidak menangis ketika melihat bibir yang pernah melumat dan dilumatnya harus menyentuh bibir orang lain. Dan puncak semuanya adalah ketika dia harus berada ditengah pesta bahagia seorang Choi Siwon dengan Kim Stella, meyaksikan keduanya berdiri berdampingan, mendapat ucapan selamat dari semua orang. Dan Kyuhyun tidak sekuat itu untuk memperlihatkan ekpresi turut berbahagia yang selama ini telah dia rancang. Tidak, dia ternyata tidak mampu.

Saat ini dia tidak bisa menahannya lagi. Pemuda pucat itu kini meraung, menumpahkan air matanya, memukul-mukul dadanya, menggigit ujung bantal, berharap dengan semua itu himpitan yang dia rasakan didada akan hilang atau setidaknya berkurang. Dia sudah mengambil keputusan, dan dia tidak mau menyesalinya. Bukahkan dia berjanji untuk bahagia? Bukankah dia berjanji untuk memberi kesempatan pada Siwon untuk bahagia dengan tanpa dirinya? Nyatanya diawal, dia merasa menjadi yang tersakiti. Dia akan menerima semua kesakitan itu, dimulai dari malam ini, malam dimana Siwon memulai tugasnya sebagai suami seseorang, dan mungkin menjadi malam awal dari kebahagiaan Siwon sebagai laki-laki.

Kyuhyun bernapas tersenggal diantara tangisannya, membiarkan air matanya tumpah tanpa harus dia tahan. Tangannya meremat ujung bedsheet, bedsheet dengan bagian silver menyelimuti tubuhnya. Bagian yang seharusnya menjadi bagian Siwon karena dia memilih bagian babyblue dari corak bedsheet itu.

Kyuhyun mencium bedsheet itu, berusaha mengais aroma yang mungkin tertinggal dari pria yang kini tidak lagi berada disampingnya. Dia masih ingat ketika mereka berdua berdebat hebat saat memilih corak bedsheet, Kyuhyun dengan pilihan warna babyblue dan Siwon dengan corak grey kearah silver. Mereka hanya memerlukan satu bedsheet untuk tempat tidur tunggal mereka, dan mereka memiliki selera yang berbeda. Perdebatan itu berakhir ditangan seorang penjahit yang bisa menyatukan dua corak bedsheet itu menjadi satu. Penjahit yang menatap heran keduanya, dan terbatuk hebat ketika Siwon memperkenalkan Kyuhyun sebagai istri yang baru dinikahinya. Dan Siwon harus rela kepala dan rambutnya menjadi target penjambakan semena-mena seorang Cho Kyuhyun.

Itu bedsheet kombinsai mereka yang pertama, karena berikutnya menyusul bedsheet-bedsheet lain dengan penggabungan corak yang ekstrim. Kyuhyun memilih warna putih dengan corak bunga sakura merah muda, sementara Siwon memilih warna hitam dengan corak grafis. Dan keduanya berhadapan dengan penjahit yang sama yang kali itu menjatuhkan semua peralatan jahitnya begitu Siwon mengatakan kalau Kyuhyun sedang mengandung anak mereka yang berjenis kelamin perempuan, sehingga memilih bedsheet yang terkesan feminin. Kyuhyun berhasil meninju perut Siwon karena telah mengatakan hal-hal diluar nalar, dia yang seorang pria bisa mengandung? Jika iya, maka kiamat sungguh sudah sangat dekat.

Kyuhyun makin menenggalamkan wajahnya dibalik bedsheet. Apakah setelah ini Siwon akan menemui penjahit yang sama dengan dua bedsheet yang akan disatukan? Menyatukan dua selera, antara Siwon dan Kim Stella? Ataukah Siwon memilih mengalah pada keinginan istrinya? Kyuhyun menggelangkan kepalanya, dia tidak seharusnya memikirkan hal-hal seperti itu. Mereka pasangan menikah kini, tentu ada hal-hal romantis yang akan dilakukan suami istri. Kyuhyun harusnya menjauhkan pemikiran-pemikiran tentang itu.

Pik Pik

Titititittttt

Kyuhyun merasa kesehatannya memang benar-benar terganggu. Setelah memaksakan memasukan banyak makanan kedalam perutnya kemudian memuntahkannya kembali hampir tak tersisa, berusaha mengurangi rasa sakit diperut dan dikepalanya dengan minum obat. Tapi kini Kyuhyun merasa jatuh kedalam halusinasi. Dia baru saja mendengar kode pintu apartemennya terbuka, kode yang hanya diketahui dua orang didunia ini, dia dan Siwon.

Tap Tap Tap

Sekarang bahkan dia bisa mendengar langkah kaki mendekat, langkah kaki ringan namun tegas yang sangat dikenalnya. Kyuhyun menyentuh keningnya, merasakan suhu tubuh, dan dia yakin jika dia tidak demam yang mungkin akan membuatnya berhalusinasi. Tapi langkah kaki itu terdengar nyata? Tidak, dia pasti sedang berhalusinasi karena lelah menangis.

Kreeettttt...

Bahkan Kyuhyun meraskan seolah tempat tidurnya berderit, bergoyang disatu sisi menandakan ada orang lain yang menaikinya. Kyuhyun memejamkan matanya, mencoba menghalau semua halusinanya. Apakah dia semenyedihkan itu? Apakah dia begitu mengharapkan kehadiran sosok itu disampingnya, saat ini? Dan oh..sekarang dia mencium cologne yang biasa dipakai Siwon? Menggelikan, bukankah Siwon akan mengganti semua aroma yang ada ditubuhnya setelah menikah, sesuai selera istrinya?

"Kyu...babykyu."

Kyuhyun ingin berteriak saja rasanya, kehadiran Siwon seolah nyata dan dia membisikan namanya dengan suara rendah dan berat.

Kyuhyun mengigit bibir, ketika merasakan bahunya ditarik hingga dia berada dalam posisi telentang. Ini bukan halusinasi, karena halusinasi tidak melibatkan gerakan tubuh. Ini mimpi, ya...ini pasti mimpi. Jika itu benar makan Kyuhyun tidak akan pernah berusaha untuk bangun dan meyakinkan semuanya. Yang harus dia lakukan adalah diam, melanjutkan tidur dan menikmati mimpinya.

"Kau sudah tidur Kyu? Apa kau masih sakit?"

Sebuah sapuan hangat dirasakan Kyuhyun pada pipinya, sapuan telapak tangan Siwon yang sedikit kasar namun hangat. Tangan besar itu terus bergerak, menyapu permukaan rahang, dagu dan berakhir dengan menelusuri permukaan bibir bawah Kyuhyun, sedikit menekannya dengan lembut.

Tidak, Kyuhyun sudah tidak tahan lagi, dia harus memastikan semuanya, bangun dari tidurnya.

Kyuhyun membuka matanya, dan langsung disapa dengan senyum lembut Siwon. Mata teduh Siwon menatapnya langsung. Sekejap Kyuhyun hanya mematung, dia bisa melihatnya dengan jelas. Melihat wajah Siwon langsung didepan matanya, melihat wajah Siwon tepat berada diatas wajahnya, dekat, terlalu dekat. Bahkan dia bisa merasakan hembusan napas Siwon menerpa kult wajahnya.

"Aku merindukanmu, hanya beberapa jam saja aku tidak melihatmu, aku begitu merindukanmu Kyuhyun."

Siwon memainkan ibu jarinya dibelahan bibir Kyuhyun, merasakan kekenyalan dan kelembutan permukaannya.

Kyuhyun tidak berkedip, takut jika dia mengedipkan matanya sekali saja maka sosok Siwon yang dilihatnya akan lenyap, berganti dengan keheningan.

Siwon membalas tatapan mata Kyuhyun, menelusuri setiap inchi wajah Kyuhyun. Wajah pucat manis yang sejak awal pertemuan mereka membuat Siwon tidak pernah bisa berhenti untuk mengaguminya. Sepasang mata indah dengan warna karamel menjadi pigmen irisnya, hidung mencuat yang mempesona, pipi yang sedikit gempal namun sangat mempesona terlebih ketika tertawa, dagu oval dengan bentuk indah, dan bibir Kyuhyun. Bibir sewarna plump yang lebih sering mengerucut imut, bibir dengan warna yang kontras dengan kulit pucatnya.

Mmpppphh...

Siwon mempertemukan bibirnya dengan bibir Kyuhyun, merasakan kehalusannya dengan bibirnya langsung. Mengecupnya perlahan, lalu melepaskannya. Siwon tersenyum begitu menyaksikan mata Kyuhyun membulat sempurna kemudian mengerjap beberapa kali, mempesona.

Siwon kembali menyapa bibir Kyuhyun dengan bibirnya, kali ini disertai lumatan lembut. Merasakan kekenyalan bibir Kyuhyun dengan kulumannya, mengemut bibir plump itu bergantian atas bawah, dengan ritme lembut.

"Ngghhhh..."

Siwon tersenyum disela kulumannya. Kyuhyun-nya yang selalu tampak polos, Siwon menyukai bagaimana pemuda yang ada dibawahnya kini mendesah. Dan siwon bisa merasakan gesekan halus dipermukaan bibirnya. Kyuhyun merespon ciumannya, dengan sama halusnya.

Ini yang didambanya, ciuman dari seorang Cho Kyuhyun, lumatan lembut dari bibir Kyuhyun, gigitan-gigitan halus yang menggesek permukaan bibirnya. Dan harus Kyuhyun yang melakukannya.

Siwon menelunsupkan tangan kirinya ketengkuk Kyuhyun, sedikit mengangkat wajah Kyuhyun agar lebih merapat dengannya. Sementara tangan kanannya melingkari pinggang Kyuhyun agar lebih merapat dengan tubuhnya.

Keduanya bisa mendengar detak jantung yang menggila ditengah-tengah aktifitas ciuman mereka. Ciuman yang makin dalam dan menuntut dengan desahan dari keduanya. Gelitik memabukan ketika lidah mereka saling bersentuhan, erangan tertahan ketika mulut mereka saling berlomba mengecap setiap sudut mulut pasangannya, dan Kyuhhyun menjadi pihak yang harus mendesah pasrah ketika Siwon mendominasinya penuh. Melilit lidah, menggelitik langit-langit mulutnya yang menghasilkan getaran yang membuat Kyuhyun meremas rambut Siwon.

"Mmmmpppccck...hhhnnn.."

Kyuhyun merasakan bahwa semuanya nyata, bukan halusinasi atau mimpi. Dia dapat merasakan penuh bagaimana bibir Siwon meluncur melwati dagu dan garis rahangnya. Dan Kyuhyun dengan jelas dapat merasakan perih ketika lehernya digigit, merasakan tubuhnya bergetar ketika Siwon menghisap kulit dibekas gigitan. Ya, Siwon nyata, dan semua cumbuan yang diberikan Siwon padanya adalah nyata.

Kyuhyun menjauhkan wajah Siwon dari lekukan lehernya, kedua tangannya menangkup kedua sisi wajah Siwon, wajah tampan yang akhir-akhir ini baru disadari Kyuhyun mampu mempesonanya. Dia seorang laki-laki, dan mustahil rasanya dia merasa terpesona pada laki-laki lainnya. Namun Kyuhyun merasakannya. Kyuhyun akhirnya menyadari bahwa kebersamaannya dengan Siwon selama ini adalah momen yang sangat berharga, kebersamaannya dengan Siwon selama ini adalah anugerah, kebersamaanya dengan Siwon selama ini adalah keindahan hidup. Dan Kyuhyun tersadar, setelah semuanya seolah terlambat.

Lalu bolehkah saat ini dia menginginkan puncak dari keterpesonaan dari sosok yang kini menatapnya lembut. Mendapatkan afeksi lebih dari sosok yang selalu memanjakannya, memiliki kesempurnaan seorang Choi Siwon. Bolehkan? Malam ini? Bolehkah?

"Hyung...Si-won Hy-ung.." Kyuhyun terbata.

"Ya..sayang?"

Kyuhyun tersenyum, membelai lembut wajah Siwon yang kemudian memberikan kecupan lembut tepat dimana lesung pipi Siwon terlihat.

"Kau disini Hyung?" Kyuhyun menatap Siwon, rasa tidak percaya masih melingkupinya, meskipun dia sudah memastikan bahwa dia berada dalam kesadaran penuh. "Kau disini? Bagaimana?"

"Aku merindukanmu, aku mencemaskanmu, dan aku tidak bisa untuk tidak melihatmu malam ini." Siwon mencium ujung hidung mancung Kyuhyun.

"Hiks.."

Mata bulat indah itu kini basah, dan Kyuhyun mulai terisak membuat Siwon yang masih berada diatas tubuhnya kebingungan.

Siwon bangkit dari tubuh Kyuhyun, menarik pemuda itu untuk duduk dipangkuannya dengan saling berhimpitan.

"Hey...ada apa hmm? Kau tidak suka aku ada disini?"

Kyuhyun menggelang pelan, kedua pipinya memerah dengan lelehan air mata masih membasahinya.

"Aku..aku bingung, aku..aku akan jadi jahat kalau aku mengatakan aku juga merindukanmu. Aku jahat karena menginginkanmu ada disini. Hiks... aku harus bagaimana?"

Ingin rasanya Siwon tergelak. Pemuda yang sudah belasan tahun dikenalnya tidak pernah berubah. Demi Tuhan Kyuhyun sudah berusia dua puluh tujuh tahun, tapi ekspresi dan sikapnya seperti remaja 17 tahun.

Siwon mengulum senyum, diusapnya sudut mata Kyuhyun dengan ibu jarinya. "Jika kau jahat, maka aku adalah bos dari penjahatnya. Bagaimana?" Siwon menaik turunkan alisnya, menghasilkan kerucutan dibibir Kyuhyun yang segera dikecup kilat oleh Siwon.

"Kau menginginkanku? Seberapa ingin,hmmm?" Siwon memiringkan kepalanya, berusaha menangkap mata Kyuhyun yang kini menundukan wajahnya.

Kyuhyun memukul bahu Siwon pelan, lalu menyandarkan dagunya dipundak Siwon. Dan bergumam sesuatu yang tidak jelas.

Siwon memejamkan mata, dia jelas adalah penjahatnya disini. Meninggalkan gadis yang baru dinikahinya siang tadi tepat dimalam pengantin mereka untuk menemui orang lain. Menemuai pria yang tidak akan hilang dari hati dan ingatannya, dan dia sekarang sedang memeluk pria itu. Merasakan kehangatan dan kelembutan tubuhnya, menghirup aroma yang selalu disukainya. Siwon menggerakan tangannya, membelai punggung Kyuhyun, menyusuri curva tulang belakang Kyuhyun.

Tidak hanya itu, jemari Siwon mulai menyibak kaus longgar yang dikenakan Kyuhyun, merasakan kelembutan kulit punggung Kyuhyun. Siwon menyeringai ketika tubuh yang ada dalam pangkuannya menggeliat halus. Telapak tangan Siwon kini membelai pinggang Kyuhyun, mengusap halus perut Kyuhyun, meraba bentuknya. Bentuk yang lembut dan halus, berbeda dengan bentuk perutnya sendiri yang cenderung keras.

"Eungghhh..."

Kyuhyun merespon belaian Siwon ditubuhnya dengan lenguhan halus. Tubuhnya makin menggeliat begitu merasakan tangan Siwon kini bergerak makin keatas, menyusuri tulang rusuk dan Kyuhyun tidak bisa menahan desahannya ketika tangan Siwon menyapu tonjolan didadanya.

Kyuhyun menyatukan dahinya dengan dahi Siwon, menghantarkan hasrat melalui tatapan mata. Dan Kyuhyun bisa menangkap hasrat Siwon melalui tatapan matanya yang sayu.

"Hyung..aku menginginkanmu, malam ini aku menginginkanmu."

Siwon mengerjap, dia tentu tidak salah dengar. Kyuhyun-nya mengatakan itu langsung. Tak perlu waktu lama bagi Siwon untuk segera mendorong tubuh Kyuhyun setelah sebelumnya menarik kaos Kyuhyun melewati kepalanya. Kulit pucat yang membalut tubuh Kyuhyun seolah bersinar, dan terlihat sangat halus. Dan disana, dileher bagian kiri Kyuhyun tercetak dengan jelas bercak merah hasil gigitan dan hisapannya.

Kyuhyun merasakan pipinya memanas, dan dia yakin Siwon dapat melihat jelas semburat merah pipinya. Kyuhyun mengigigit bibirnya, Siwon memandangi tubuh bagian atasnya sedemikian intens. Kyuhyun menarik kemeja putih Siwon, kemeja putih sama yang dikenakan Siwon dipesta pernikahannya tadi.

Jemari Kyuhyun melepas kancing kemeja Siwon, yang langsung disambut dengan seriangaian bibir tipis Siwon. Kyuhyun tidak peduli, dia menarik kemeja Siwon dan melepasnya dengan cepat. Hingga kini mereka sama-sama bertelanjang dada. Keduanya mulai saling membelai, menghantarkan buaian-buaian menggoda satu sama lain. Suhu tubuh mereka kian meningkat seiring cumbuan dan ciuman disetiap jengkal tubuh.

Keduanya menampilkan siluet indah, dengan tubuh yang lebih besar dan kokoh melengkung indah diatas tubuh kecil dengan warna kulit putih pucat. Dan ketika lembaran terakhir yang membalut tubuh keduanya tanggal, maka tidak ada lagi pemisah diantara keduanya.

Tubuh yang saling menggesek, tangan yang saling meraba, bibir yang saling mengecap dan napas yang saling berhembus panas.

"AKKKHH..." keduanya tersenggal ketika ereksi mereka bersentuhan, saling menekan, membuat ujung simpul syaraf berloncatan dengan cepat.

Ini adalah pengalaman intim pertama bagi keduanya, pengalaman intim yang selalu membayangi ketika manusia mencapai masa balig-nya. Kini keduanya mengalaminya, dengan orang yang paling mereka rindukan sentuhannya.

Keduanya bergerak gelisah, ada hal yang harus segera mereka tuntaskan, dan mereka tidak bisa untuk menundanya. Terlebih ketika pusat dari kenikmatan tubuh mereka sudah disentuh dan di goda dengan belaian dan stimulan yang membuat keduanya hampir menjerit.

Kyuhyun, pemuda itu tahu benar dimana posisinya. Dia sama-sama pria, dan dia sudah membuktikan bahwa dia adalah pria dewasa yang sehat dihadapan Siwon. Tapi jujur, dia merasakan bahwa dia ingin mendapatkan kenikmatan dimana Siwon yang memimpinnya. Tubuhnya merespon semua cumbuan Siwon seperti layaknya seorang gadis merespon lelakinya. Dan dia ingin diperlakukan seperti seorang gadis, dia ingin dipenuhi bukan memenuhi. Dia ingin menerima bukan memberi, dan Kyuhyun yakin dengan itu.

Maka dengan napas yang makin tersenggal, dan peluh yang makin merembes melewati porinya. Kyuhyun membimbing tangan Siwon untuk menyentuh satu titik paling bawah tubuhnya. Kyuhyun melebarkan kakinya, memastikan tangan Siwon leluasa menyentuh area yang kini mulai berdenyut.

Siwon menelan ludah ketika ujung jarinya menyentuh spot panas ditubuh Kyuhyun. Siwon menatap mata Kyuhyun, melihat raut pemuda itu dengan sungguh-sungguh, mengamati perubahannya ketika jari tengahnya mulai terbenam dalam spot panas Kyuhyun. Tubuh pucat yang berada dibawah tubuhnya mengejang ketika dia menambahkan satu jarinya yang lain.

"Kyuhyun...aku tidak ingin menyakitimu, i-ini akan sakit, bagaimana hmm?"

Kyuhyun menggeleng. "Lanjutkan Hyung, Akkhh...hhhnnn...disana, kau..akhh..menemukannya nnngghhhh"

Siwon terbelalak, apakah itu benar? Apa benar dia menemukannya? Apa benar dalam tubuh seorang pria ada titik dimana kau akan merasa melayang jika ada yang menyentuhnya, titik yang sama yang dimiliki seorang wanita, dan Kyuhyun baru saja merasakannya?

Siwon menggerakan jarinya dalam tubuh Kyuhyun, berusaha mencari apa yang yang diinginkan Kyuhyun, bahkan sekarang dengan tiga jari.

"Euuummhhh...Hyung, jeballlll" Kyuhyun mengigit bibirnya sampai memutih.

Siwon kesulitan menerjemahkan ekspresi Kyuhyun, sungguh dia tidak ingin menyakiti Kyuhyun. Dihentikan gerakan jarinya, bibirnya kembali memagut bibir Kyuhyun dengan lembut dan dalam, seolah ingin meminta maaf jika dia sudah melakukan hal yang menyakitkan bagi Kyuhyun.

"Hyung, selesaikan...kumohon." bisik Kyuhyun disela ciuman mereka. Kyuhyun mengangkat pinggulnya dan membuka kakinya makin lebar, tangan Kyuhyun menggapai penis Siwon yang menegang sempurna yang membuat Siwon berjengit.

Siwon melepaskan ciumannya, menurunkan pandangannya pada bagian bawah tubuhnya. Ujung penisnya kini menyentuh spot Kyuhyun dan menggeseknya perlahan.

Kyuhyun menarik wajah Siwon agar menatapnya, Kyuhyun tersenyum lembut dan kemudian mengecup bibir Siwon. Dan Siwon menerjemahkannya sebagai sebuah isyarat. Maka masih dengan kelembutan yang dijaga, Siwon mulai memasuki tubuh Kyuhyun perlahan. Menyusuri jalan yang terlebih dahulu dibuat oleh ketiga jarinya.

Panas, sempit dan kesat...dan Siwon sungguh tidak bisa melanjutkan dengan kondisi seperti itu.

"Kyu...kau kesakitan? Apa kita tidak bisa menguranginya?"

Kyuhyun tidak bisa menyembunyikan titik air mata yang terbentuk disudut matanya, dia tidak mau berbohong. Dia memang merasakan kesakitan, meskipun sebelumnya Siwon telah membuka jalannya terlebih dahulu namun ukuran benda yang kini memasukinya beberapa kali lipat lebih besar, dan Kyuhyun yakin tubuhnya akan terluka jika dipaksakan.

"Dilaci meja belajar, kau bisa menemukan gel, itu bisa membantu."

Perlahan Siwon mengeluarkan kembali ujung penisnya, menghasilkan jeritan tertahan dari Kyuhyun. Setengah berlari Siwon menuju ruang tengah dan mencari benda yang dimaksud Kyuhyun.

Setelah mendapatkannya, Siwon kembali dengan sama cepatnya dan menemukan Kyuhyun masih dalam posisi yang sama. Tidur telentang dengan kaki yang melebar, mempertontonkan sesuatu yang membuat Siwon tercekat. Sebelumnya dia tidak terlalu memperhatikan, well...dengan banyaknya objek dari tubuh Kyuhyun yang begitu menggodanya, Siwon justru lupa untuk memperhatikan satu titik penting dari tubuh Kyuhyun.

Sebuah lubang merah muda yang tampak menutup, lubang yang baru saja berusaha dia rasuki dengan persiapan yang minimal. Siwon mendekati Kyuhyun, melumat bibir yang kini makin memerah dan membengkak.

"Aku datang..." Siwon berbisik dengan suara rendah. "Kini aku akan melakukannya dengan baik."

Kyuhyun menyambut Siwon dengan senyuman, disentuhnya lengan kokoh Siwon, lalu mengecup telapak tangan Siwon.

Siwon benar-benar memperlakukan Kyuhyun dengan lembut, mempersiapkannya dengan baik dan hati-hati, bahkan Kyuhyun hampir mencapai klimaksnya hanya dengan rangsangan yang dilakukan Siwon.

Tatapan keduanya saling mengunci, pertautan bibir selalu terjalin ketika keduanya merasakan lonjakan dalam tubuhnya. Kyuhyun merasakan terpenuhi dengan sempurna, gesekan-gesekan yang terasa perih namun menggelitik kini menggoda rektumnya. Dan pada satu titik dimana Siwon menyentuhnya dengan hebat, menghentak dan beriarama, maka Kyuhyun sudah tidak bisa menahan dirinya lagi. Pemuda pucat itu menggelinjang, pinggulnya ikut bergerak seirama, kukunya menancap dipunggung kokoh yang bergerak diatas tubuhnya.

"Euukkh..di-sanah..ouuchh..hyungh..akkhh...cepath..."

Kyuhyun menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan, dia seperti kehilangan akal, dia menginginkan lebih, dia ingin Siwon menyentuhnya dengan lebih.

"Nnghhhh..jeballl,,"

Siwon menangkap bibir Kyuhyun dengan bibirnya, menusukan lidahnya langsung kemulut Kyuhyun, kembali membelit, menghisap dan menggit kecil bibir Kyuhyun yang kian membengkak dan memerah.

Pria dengan paras rupawan yang harusnya menghabiskan malam pertama dengan istrinya itu kini justru bergumul dengan seorang pemuda. Pemuda yang telah mencuri hatinya tanpa dia sadari, pemuda yang membuat perferensinya berubah dan tidak bisa berpaling. Dia tahu dia adalah penjahat yang mungkin tidak termaafkan. Tapi dia tidak peduli, ketika Kyuhyun justru menyambutnya, maka semuanya terasa benar.

Dan apa yang didapatnya saat ini, jauh dari perkiraannya. Ini yang pertama baginya, dan dia tidak mengharapkan lebih, menyadari bahwa orang yang dicintainya, diharapkannya, didambakannya sejenis dengannya. Namun apa yang dialaminya justru seakan membuatnya merasa dilempar kedunia putih dan lembut.

Kyuhyun yang selalu menarik perhatiannya, sangat indah ketika disentuh, sangat memabukan ketika dicium dan dikecup, sangat menggoda ketika tubuh pucat Kyuhyun merapat dan menyatu dengan tubuhnya, menggeliat dan mendesah dalam kuasanya. Siwon terlena dan termabukan.

Dan ketika pipi putih pucat itu memerah sempurna karena mendengar erangan yang terlontar dari mulut Siwon, pria kokoh itu hanya bisa meningkatkan ritme gerakannya. Menusuk, menghujam dan bergerak makin cepat dan dalam.

"Kyuhh..sayangh..aarrgghhhh..."

Cengkraman yang diberikan tubuh Kyuhyun pada kejantannya, pijatan halus yang dirasakannya, membuatnya tenggelam dalam lingkupan kehangatan dan kelembutan tubuh Kyuhyun

Dengan napas yang menderu keduanya saling mengejar, berlomba untuk memberi dan menerima kenikmatan yang tidak terlukiskan. Gemerisik bedsheet, derit tempat tidur dan desahan yang menggema diseluruh penjuru ruangan.

"Euuungghhh..akkhhhh...aaakkhhhh...akkhh"

Siwon mengangkat kaki jenjang Kyuhyun, menekuk tubuh Kyuhyun, membuat penetrasi yang dilakukannya makin menghujam dan dalam. Tubuh Kyuhyun bergerak, terhentak. Dan ketika gelombang yang datang secara bergemuruh dalam tubuh keduanya melanda secara bersusulan, maka teriakan kepuasan menjadi petanda pecahnya gulungan gelombang.

Dalam kedalaman tubuh Kyuhyun, Siwon menyemburkan inti keperkasaanya, Siwon tetap menghentakan pinggulnya memastikan tetesan terakhir keluar sempurna. Sebelum akhirnya mencium kening Kyuhyun, lama dan penuh perasaan.

Dilain pihak Kyuhyun merasakan semburan panas dalam tubuhnya, begitu deras bahkan tidak tertampung. Dia sendiri menyemburkan semuanya diperut Siwon, sama banyaknya.

.

.

.

.

Kyuhyun bergelung malas dibalik selimut, kehangatan melingkupi tubuhnya.

"Kyu...kau tidur?Hey.."

Siwon mengguncang pelan bahu Kyuhyun yang menindih dada telanjangnya. Siwon tersenyum memandangi raut Kyuhyun yang terlihat lelah dengan rambut berantakan. Lengan kokohnya melingkar erat dipinggang Kyuhyun, merasakan kahalusannya.

"Euuumhhh...apa sudah pagi Hyung?" Kyuhyun bergumam, matanya masih terpejam.

"Ini masih tengah malam, tapi apa kau mau tidur dengan tubuh lengket seperti itu?" Siwon mengecup kelopak mata Kyuhyun, menjilatnya basah.

"Hmmmm..." Kyuhyun menyurukan kepalanya kelekukan leher Siwon, namun seolah sadar akan sesuatu, pemuda berambut coklat itu membuka mata dan menengadah.

"A-apa...kau mau pergi Hyung?"

"Apa kau baru saja mengusirku?" Siwon menatap Kyuhyun, ibu jarinya membelai dagu Kyuhyun.

Kyuhyun menggeleng "Tapi.."

"Tidurlah..jangan banyak berpikir, besok pagi buatkan sarapan yang enak untukku."

Siwon menarik kepala Kyuhyun agar kembali bersandar di dadanya, menghirup rambut Kyuhyun.

"Lalu kita akan menjadi seperti apa Hyung?" Kyuhyun memainkan jemarinya dipermukaan dada Siwon.

"Kita tetap seperti ini.."

"Tapi kau.."

"Ssshhh...biarkan saja. Kita jalani saja, terlihat jahat tapi aku akan menjadi lebih jahat ketika melihat air matamu kembali mengalir sayang."

Dan kembali, Siwon merasakan dadanya basah. Kyuhyun menangis, terisak perlahan. Hidup adalah pilihan, tapi jatuh cinta bukan pilihan. Ada hati yang membimbing semuanya...

Flashback end

WONKYU

EVERADIT

Kyuhyun memasuki cafetaria Seoul International Hospital dengan tergesa, pandangannya menyapu seluruh penjuru ruangan cafetaria yang tampak lengang, ini baru jam sebelas, terlalu terlambat untuk sarapan dan terlalu dini untuk makan siang. Dibagian sudut yang menghadap air mancur buatan, Kyuhyun melihat seorang wanita dengan rambut hitam panjang duduk sendirian.

"Annyeonghaseyo..." Kyuhyun berdiri tepat dihadapan wanita itu, membungkukan badannya.

"Annyeonghaseyo Kyuhyun-ssi, maaf menganggumu di jam seperti ini." Wanita itu tersenyum, terlihat menawan dengan balutan gaun motif bunga. Kim Stella, selalu tampak bersinar.

Kyuhyun menarik kursi, dan duduk tepat didepan wanita itu.

"Berapa lama waktu yang kupunya Kyuhyun-ssi?" Stella memperhatikan pemuda yang duduk dihadapannya, pemuda berkulit pucat dengan jubah putih membalut tubuh tingginya. Stella sering bertemu dengan Kyuhyun, statusnya sebagai istri Siwon dan Kyuhyun sebagai sahabat suaminya yang sudah dianggap bagian dari keluarga Choi membuat mereka sering bertemu terutama diacara-acara keluarga. Dan Stella selalu saja memandang Kyuhyun sebagai sosok yang menarik, pemuda berkulit pucat dengan wajah yang mengguratkan kehalusan, terkadang tampak manis, bahkan menggemaskan. Stella mengakuinya, jika sosok Kyuhyun sungguh atractive bagi siapapun yang melihatnya.

"Euheumm.." Kyuhyun berdehem, merasa tidak nyaman dengan tatapan Stella yang menurutnya terlalu menilai.

Stella kembali tersenyum, dengan senyuman yang Kyuhyun menyebutnya sebagai 'senyuman putri bangsawan'.

" Kau tampak lain dengan seragam seperti itu Kyuhyun-ssi, kau mengambil anak sebagai specialisasimu?" Stella mengarahkan pandangannya pada stetoscope dengan bandul boneka kepala burung berwarna merah.

"Ne..kurasa aku pernah mengatakannya pada awal pertemuan kita." Entahlah, Kyuhyun merasa tidak nyaman, memenuhi keinginan Stella untuk bertemu dengannya secara tiba-tiba. Di Rumah Sakit bahkan ditengah jam kerjanya. Kyuhyun bahkan harus menitipkan pasien yang sedang ditanganinya pada teman sejawatnya demi menemui wanita yang kini duduk dihadapannya.

Stella merogoh sebuah amplop coklat dari tasnya, menyodorkannya kepada Kyuhyun yang dibalas Kyuhyun dengan kerutan dahi.

"Bukalah.."

Kyuhyun membuka amplop dan mengeluarkan secarik kertas, kopian sebuah dokumen. Kyuhyun mulai membacanya, dan tiba-tiba matanya terbelalak. Kyuhyun meletakan dokumen itu diatas meja.

"Apa maksudnya,Stella-ssi?"

Stella meminum kopi yang dipesannya, kemudian membalas tatapan Kyuhyun.

"Seperti yang kau lihat disana, aku menggugat cerai suamiku. Dan sepertinya akan langsung dikabulkan." Stella mengibaskan rambut panjangnya sekilas, ketenangan tetap terpancar dari raut wajahnya.

Kyuhyun memilih untuk mendengarkan penuturan wanita itu.

Stella mendengus pelan sebelum berbicara "Kurasa aku tidak harus menjelaskannya, Suamiku ah mantan suamiku pasti sudah menjelaskannya padamu. Well, bukankah dia meminta pertimbanganmu sebelum memutuskan menikah denganku enam bulan lalu?"

Kyuhyun tersentak.

" Kami memang dijodohkan, dan menikah tanpa dasar cinta. Awalnya kurasa itu biasa dalam pernikahan yang dilandaskan perjodohan keluarga dan mengaharapkan perlahan seiring berjalannya waktu semua akan berubah. Aku dididik agar menghargai dan menghormati keluarga, dan aku berusaha untuk membuat pernikahan ini berhasil." Stella menyilangkan tangannya didepan dada, tatapan matanya mengintimidasi. Ciri khas putri seorang bangsawan yang dididik dengan penuh wibawa.

" Aku terus berusaha bahkan mengabaikan kenyataan bahwa Siwon tidak pernah menginginkanku dan tidak berusaha untuk menginginkanku. Dari awal pernikahan sampai sekarang, dia tidak pernah memandangku dan memperlakukanku sebagai wanita yang dinikahinya. Kurasa kau sudah mengetahuinya Kyuhyun-ssi."

Kyuhyun mengigit pipi bagian dalamnya, ya...dia mengetahui. Sangat mengetahui bagaimana perlakuan Siwon pada istrinya. Bahkan Kyuhyun merasa ini adalah kesalahannya, dan beberapa kali mengingatkan Siwon akan hal itu yang berujung pada pertengkaran mereka. Namun, ketika Siwon kemudian memeluk, mencium dan merengkuhnya kedalam panasnya gairah. Maka Kyuhyun kembali terlena, dan menganggap apa yang mereka lakukan adalah benar. Jahat, Kyuhyun merasa jadi orang jahat.

" Jika kau ingin bertanya apa aku baik-baik saja atau tidak, maka kukatakan bahwa aku terluka. Sama terlukanya seperti istri lainnya yang mengetahui bahwa suami yang dinikahinya tidak mencintai dan tidak menginginkannya."

Kyuhyun melihat kilatan luka dari tatapan mata Stella, dan itu membuatnya semakin bersalah.

"Aku tidak menyalahkan siapapun untuk masalah ini, hanya menyayangkan kenapa Siwon tidak menolak perjodohan ini dari awal."

Deg

Kyuhyun merasa tertohok, bukankah ini keinginannya? Dari awal Kyuhyun yang membuat Siwon agar menerima perjodohannya, dan mencobanya? Namun dirinya sendiri yang justru menjadi penghalang keberhasilan pernikahan Siwon.

"Stella-ssi,a-aku...aku tidak tahu harus mengatakan apa, hanya saja .." Kyuhyun merasa tenggorokannya tercekat.

" Semuanya sudah diputuskan Kyuhyun-ssi, sebuah pembicaraan keluarga sudah memutuskan dan menyetujuinya. Aku akan kembali ke Sanfransisco, sebelum menikah aku sudah memiliki kehidupan sendiri disana. Kehidupan indah yang kulepas demi sebuah pernikahan, dan kurasa aku akan mengambilnya kembali." Kembali, Stella memamerkan senyum 'bangsawannya'. "Jadwal penerbanganku dua jam lagi, dan kurasa Kyuhyun-ssi tidak memiliki waktu untuk mengobrol lama denganku." Stella beranjak dari tempat duduknya, memasang kacamata hitam kemudian membungkuk sekilas ke arah Kyuhyun yang masih mematung di kursinya.

Semuanya terasa berputar bagi Kyuhyun, dia samasekali tidak menyangka pertmuan dadakannya dengan istri ralat mantan istri Siwon akan seperti ini. Dia memang mengetahui bagaimana kehidupan pernikahan Siwon, oh...bukankah dia juga punya andil dalam jalannya kehidupan pernikahan mereka?

Kyuhyun memijit keningnya, dia memang selama ini tidak pernah menunjukkan sikap tegas. Dia yang seolah menolak Siwon pada awalnya, berusaha mengenyampingkan perasaan yang mulai disadarinya pada pria itu. Namun justru dia sendiri yang dengan mudahnya jatuh dalam pelukan Siwon, makin jatuh dan seolah tidak bisa berdiri lagi. Dan sekarang ketika sebuah dokumen perceraian yang menyatakan perpisahan antara Choi Siwon dan Kim Stella, maka masih pantaskah jika dia merasa menyesal? Apa dia benar-benar menyesal?

Kyuhyun meraih handphone dalam saku jubah putihnya, memencet speed dial dan yang langsung pada nomor yang diletakan pada urutan nomor satu. Hanya petugas operator yang memberikan jawaban. Siwon menonaktifkan telepon genggamnya, dan itu kejadian langka bahkan hampir tidak pernah terjadi.

Kyuhyun mengerang frustasi, dia masih berada Conference room Rumah Sakit selepas mengikuti case study dari departemen bedah anak. Dan presentasi yang disusul diskusi alot yang berlangsung selama hampir lebih dari dua jam, nyatanya tidak satupun yang ditangkap oleh Kyuhyun. Pikirannya masih sibuk dengan peristiwa yang tadi siang terjadi. Semua perkataan Stella, ekspresi tenang yang diperlihatkan wanita itu, dan kopi dokumen perceraian yang kini berada dalam saku jasnya, membuat pemuda pucat itu harus menarik napas panjang beberapa kali.

Dan semuanya seakan menjadi sulit ketika Siwon tidak bisa dihubungi. Bahkan Lee Donghae, asisten pribadi Siwon juga tidak bisa dihubungi. Ingin rasanya Kyuhyun mendatangi Daehan building dan merangsak masuk kelantai tempat dewan direksi berada. Tapi itu tidak memungkinkan ditengah hiruk pikuknya jadwal dia di departemen pediatry.

Kyuhyun hanya bisa berharap, malam ini Siwon pulang ke apartemen mereka, seperti yang sering pria itu lakukan..

.

.

.

Kenyataanya ini hari kesepuluh dimana dia tidak bisa menghubungi atau bertemu dengan Siwon. Dan ini pertama kalinya selama dia mengenal Siwon. Asisten Lee memang bisa dihubungi, tapi Kyuhyun tidak sedikitpun mendapatkan informasi tentang kabar dan keberadaan Siwon. Hanya penjelasan bahwa Siwon tidak bisa ditemui selalu didapatkan Kyuhyun.

Bahkan beberapa kali dia mencoba menghubungi orang tua Siwon, namun mereka mengatakan kalau mereka sedang dalam perjalanan berlibur ke pulau pribadi selama dua minggu menjadi jawaban, dan mereka menolak memberi penjelasan apapun tentang putra tunggal mereka.

Arrgghhhh...Kyuhyun sudah tidak tahan lagi. Siwon yang selalu menempel padanya, Siwon yang selalu bercerita apapun padanya, Siwon yang akan selalu menelepon bahkan disaat-saat Kyuhyun bersama pasien-pasiennya, Siwon yang akan ikut makan siang bersama karyawan Rumah Sakit dan rela ditatap dengan pandangan heran dari teman sejawat Kyuhyun. Siwon yang selalu merangsak ke apartement mereka dan menyelinap ketempat tidur Kyuhyun untuk memeluknya. Siwon yang...

Kyuhyun berdiri dengan tidak sabar ketika petugas penjaga pintu masuk Daehan Building memeriksa kartu aksesnya. Biasanya dia cukup menempelkan kartu akses itu pada gate dan mengarahkan matanya pada pemindai pupil disisi kanan pintu masuk, maka sistem keamanan Daehan Building akan mengenalinya sebagai Cho Kyuhyun, tamu VIP di gedung itu. Tapi sekarang, penjaga berseragam hitam dengan tubuh besar justru memeriksa kartu akses dan meneliti wajah Kyuhyun.

"Cho Kyuhyun-ssi, ada keperluan apa ingin menemui CEO Choi?" Petugas itu bertanya dengan ekspresi datar.

Kyuhyun menaikan kedua alisnya, merasa tidak percaya dengan pertanyaan yang dilontarkan petugas itu. Namun sebelum Kyuhyun membuka mulutnya, dari arah belakang seseorang dengan seragam yang sama dengan petugas yang menanyainya membisikan sesuatu yang membuat petugas itu terkaget.

"Maaf Cho Kyuhyun-ssi, anda bisa masuk langsung dan bisa menggunakan lift VIP." Petugas itu menyerahkan kembali kartu akses ketangan Kyuhyun, kemudian membungkuk dalam.

Kyuhyun bernafas lega, dia sempat khawatir jika gedung setinggi tiga puluh lantai itu juga menolaknya.

Kyuhyun berjalan tergesa dilantai dua puluh tujuh, melewati koridor dan berakhir di depan pintu kaca bertuliskan CEO Daehan Co. Dia kembali menempelkan kartu akses dan otomatis pintu itu terbuka, deretan meja yang ditempati empat orang wanita berusia tiga puluhan yang dikenali Kyuhyun sebagai staff sekretaris CEO. Mereka kompak berdiri dan membungkuk, mereka sangat kenal siapa tamu yang datang.

Reaksi lain ditunjukkan oleh seorang pemuda yang duduk dibelakang meja sedikit lebih besar dibanding staff sekretaris, Lee Donghae bergegas menghampiri Kyuhyun sebelum Kyuhyun berhasil menempelkan kartu aksesnya di depan pintu kayu geser.

"Annyeonghaseyo Kyuhyun-ssi.." Lee Donghae berdiri menghadap Kyuhyun, membelakangi pintu dan menghalangi pemindai.

"Annyeonghaseyo Asisten Lee, aku ingin menemui CEO Choi, dan kurasa dia ada didalam."

"Ne..oh, ya..CEO Choi ada didalam,mmm...apa baiknya saya panggilkan beliau, dan anda bisa menunggu diruang tunggu."

Lee Donghae tersenyum ramah, tangannya bergerak menunjuk sebuah ruangan berdinding kaca dengan deretan sofa didalamnya.

Kyuhyun memandang asisten Lee yang sangat dikenalnya, ini jelas bukan situasi biasa yang akan dia temui ketika ingin bertemu Siwon ditempat kerjanya.

Kyuhyun mendengus kesal, sebelum akhirnya memilih mendorong tubuh Lee Donghae kepinggir dan segera menempelkan kartu akses, membuat pintu kayu itu bergeser otomatis. Dan Kyuhyun bisa mendengar gerutuan Donghae dibelakangnya.

"Choi Siwon-ssi..."

Suara Kyuhyun bergema nyaring diruangan dengan dekorasi ekslusive itu, membuat seorang pria yang sedang duduk dibalik meja kayu besar hampir menjatuhkan ballpoint yang sedang dipegangnya.

"Kyu..kau.."

Kyuhyun berjalan menghentak, mendekati meja Siwon kemudian berdiri dengan tangan disilangkan didepan dada tepat didepan meja Siwon.

"Apa maksud semua ini eoh?"

Siwon hanya mengerjap kemudian tersenyum, berusaha memasang wajah tidak berdosa.

Satu

Dua

Tiga

Mata Kyuhyun membulat begitu tersadar akan sesuatu.

"Yah..apa yang terjadi padamu bodoh? Yah...yah...kenapa dengan wajahmu? Dan tangan kirimu? Kenapa harus memakai penyangga? Choi Siwon..apa yang terjadi?"

Kyuhyun menghambur kearah Siwon, menarik dagu pemuda itu dan memandanginya dengan teliti. Lebam kebiruan terlihat dibawah mata kiri Siwon, sudut bibir kanannya ditempel plester, ada parutan kecil di tulang hidung Siwon. Dan penyangga yang dikenakan tangan kiri Siwon?

.

.

.

.

Kyuhyun menyedot ice chocolate-nya untuk tetes terakhir, isakan kecil masih lolos dari bibirnya. Pipi putih pucatnya tampak masih basah, bahunya beberapa kali tergoncang seiring isakan.

Siwon memadangi sosok Kyuhyun yang terlihat manis dari samping, senyumnya tidak henti mengembang. Sesekali dia mengusap air mata Kyuhyun dengan ibu jarinya.

"Sudahlah Kyu..aku tidak apa-apa, hanya cidera kecil. Well, bukankah seorang pria wajar mengalami luka-luka seperti ini?" Siwon mengedipkan sebelah matanya.

"Lalu..lalu kenapa kau tidak memberitahuku, ani..bahkan kau menolak semua panggilanku. Kau ingin melarikan diri eoh? Kau berusaha bersembunyi dariku eoh?" Kyuhyun masih memasang wajah cemberutnya.

Siwon terkekeh, diusapnya pelan pipi Kyuhyun yang selalu terasa halus. "Jika iya apa kau akan berusaha mencariku?"

Kyuhyun mengerucutkan bibirnya, dalam kondisi seperti ini biasanya Kyuhyun akan menggeplak kepala Siwon, tapi melihat keadaan Siwon saat ini Kyuhyun mengurungkan niatnya. Dia justru menyenderkan kepalanya bahu Siwon, melingkarkan lengannya kepinggang pria yang tetap terlihat kokoh meski beberapa bagian tubuhnya cidera.

"Apa benar Choi Samchon memutuskan seperti itu? A-Apa dia marah besar? Harusnya dia marah besar. Apa kau diusir dari rumah? Apa semua asetmu disita? Apa semua kartu kredit dan rekeningmu diblokir? Apa kau.."

Cup

Siwon mencuri sebuah ciuman, menghentikan ocehan pemuda manis yang kini menenggelamkan pipir merahnya keketiak Siwon.

" Sepuluh hari ini berapa banyak drama yang kau tonton hmmm? Tsk...tsk..." Siwon mencubit pipi Kyuhyun pelan. " Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. Aku masih CEO termuda dan tertampan di negara ini." Siwon menaik turunkan alis tebalnya, tersenyum lebar memamerkan lesung pipi menawannya.

" Lalu luka-luka itu?" Kyuhyun menyentuh beberapa tempat diwajah Siwon yang lebam.

Ekspresi Siwon tiba-tiba berubah, merubah posisi duduknya menjadi bersandar kesandaran sofa dan menarik Kyuhyun agar tetap berada dipelukannya.

" Kau tahu tentang cara lelaki menyelesaikan masalah?"

Kyuhyun mengerjapkan manik indahnya.

" Ini terjadi antara aku dan appa, menyelesaikan masalah dengan cara lelaki. Well, semuanya selesai sekarang."

Kyuhyun masih terdiam.

Huuuuuuuuhuuuuuu

Dan kembali, tangis Kyuhyun meledak membuat Siwon kelabakan dilanda kebingungan. Kyuhyun memang terkesan manja, dan apa yang terjadi diantara mereka beberapa bulan ini membuat kadar kemanjaan Kyuhyun bertambah beberapa kali lipat. Tapi Kyuhyun yang sering menangis? Apa itu tambahan sifat Kyuhyun berikutnya? Ahh... jangan salahkan Siwon jika menganggap Kyuhyun semakin mirip seorang gadis.

"Aigoo..baby kami yang hobi menangis." Siwon mengusap punggung Kyuhyun, menyenandungkan sebuah lullaby.

"Yak..aku bukan bayi, aku tidak perlu lullaby."

"Tapi bagiku kau adalah bayi yang menggemaskan sayang." Siwon menjilat daun telinga Kyuhyun, menghasilkan gigilan halus ditubuh halus itu.

"Aku mencintaimu..." Bisik Kyuhyun yang disusul sebuah lumatan dari bibir plump-nya

"Dan harusnya aku mengatakan sejak awal." Kyuhyun mengigit bibir bawah Siwon, menjilatnya basah dan panas.

"Dan itu harusnya bisa menjadi alasan yang kuberikan padamu." Kyuhyun mengulum bibir atas Siwon, menghisapnya lembut.

" Alasan agar kau tidak pernah selangkahpun berpaling dariku dan dimiliki orang lain." Lidah Kyuhyun membuka celah mulut Siwon.

" Dan sekarang dengan alasan yang sama,aku memintamu untuk tetap berada disisiku." Kyuhyun mengait lidah Siwon dengan lidahnya.

"Dan sekarang aku mengambilmu kembali Choi Siwon." Kyuhyun menekan tengkuk Siwon agar lebih merapat, memastikan eksplorasi yang dilakukannya tidak terhalang jarak semilipun.

Siwon yang awalnya terkejut dengan pernyataan yang dibuat Kyuhyun, tersenyum disela cumbuan yang diberikan Kyuhyun. Membiarkan pemuda manis itu mendominasi ciuman lembut mereka. Sepuluh hari menahan diri untuk tidak bertemu atau sekedar berkomunikasi dengan Kyuhyun menjadi siksaan tersendiri baginya.

Banyak hal yang harus Siwon lakukan sebelum dia bisa tampil sebagai lelaki sejati dihadapan Kyuhyun dan keluarganya. Dan sekarang dia akan mempertahankan apa yang harus dia pertahankan.

"Maaf membuatmu terluka Hyung, luka hatimu tentu lebih besar." Kyuhyun mendaratkan kecupannya di adam's apple Siwon.

Cinta selalu mencari jalannya sendiri, dan seberapa kuat kau menjadikan cinta sebagai alasan dari kebahagiaanmu?.

END

.

.

.

.

Epilog...

Braaakkkk..

Siwon meringis ketika punggungnya menyentuh lantai kayu dengan keras. Laki-laki yang menjadi lawan tandingnya berhasil menjatuhkan tubuh kokoh Siwon dalam satu kali gerakan.

Hosh... hosh..

"Bangun Choi, buktikan kau lelaki."

Choi Kiho, pria berusia lebih dari setengah abad itu, menarik kerah seragam taekwondo yang dikenakan Siwon, memaksa pemuda itu bangkit meski napasnya tersenggal dan punggungnya terasa sakit.

Choi Kiho mengepalkan tinju, bersiap menambahkan beberapa lebam diwajah putra tunggalnya.

Siwon bersiap dengan kuda-kuda taekwondonya. Choi Kiho masihlah sosok kokoh dengan thai boxingnya, dan Siwon sudah merasakan kepiawaian ayahnya itu sejak setengah jam lalu. Menghasilkan beberapa lebam diwajahnya.

"Aku tidak pernah mengajarimu untuk bersikap pengecut seperti itu.'

Duakkk... sebuah tendangan hampir meretakkan tulang hidung Siwon, namun berhasil ditangki dengan cepat, Siwon nyaris berhasil memutarkan kaki ayahnya, namun gerakan ayahnya masih cukup gesit.

"Appa..."

"Diam! Kau berani bermain-bermain dengan sebuah pernikahan."

Plaakkk..

Sebuah pukulan lain mendarat dipipi kiri seorang Choi Siwon.

"Dan kau bermain-bermain dengan cinta.'

Sraakkk...

Siwon berhasil menghidar dari sapuan menyusur kaki ayahnya pada kakinya.

"Aku mencintai Kyuhyun Appa.."

"Lalu kenapa kau tidak mengatakannya dari awal Choi Siwon?"

"Tapi...Kyuhyun pria, sama sepertiku."

"Cih..itulah pengecutnya dirimu. Kau harusnya mau ambil risiko Choi."

Settt..Brak...

Siwon kembali tejerambab dengan tubuh bagin kirinya terlebih dahulu menyentuh lantai, menimbulkan bunyi kretek pada lengan kiri Siwon.

Siwon meringkuk, memeluk lengan kirinya.

"Appa...aku menyerah." Siwon menengadah, memelas kepada ayahnya.

" Semudah itu kau menyerah?"

"Appa..."

"Berjanji satu hal Choi, dalam hidup jangan mudah menyerah. Perjuangkan apa yang kau inginkan demi kebahagiaanmu. Itu seorang prinsip seorang lelaki." Choi Kiho berjongkok didekat Siwon. "Satu lagi, jangan berani-berani menyakiti Kyuhyunnie, atau kau benar-benar akan kehilangan tanganmu Nak." Kiho mengusap darah yang menetes dari sudut bibir putranya." Bertanggungjawablah dengan pilihan yang kau buat, itu akan membuat kami bangga padamu."

Sebuah kecupan dilayangkan Kiho didahi putranya yang dipenuhi keringat, kemudian beranjak. Meninggalkan Siwon yang masih bertahan posisinya.

Siwon menangis, dia sangat hormat pada ayahnya. Ayahnya adalah kebanggaannya, dan sekarang dia semakin bangga dengan figur itu. Banyak hal yang harus dia pelajari dari ayahnya, tentang hidup, tentang tanggung jawab dan tentang cinta.

Dan dengan kondisinya saat ini, Siwon harus menguatkan dirinya untuk tidak menemui Kyuhyun. Dia tidak sanggup menghadapi raut kekhawatiran pemuda yang dicintainya itu. Terlebih, urusan percerainnya dengan Stella dan hubungan kerjasama dengan Golden Tree menjadi pekerjaan rumah baginya yang harus segera diselesaikan.

Annyeong...

Akhirnya...akhirnyaa...saya bisa menyelesaikan FF yang rencananya akan oneshoot tapi malah bertele-tele begini. Dan tentang chap terakhir ini...saya menyerahkannya pada pemirsa. Huhuhu...saya sudah berusaha keras menulisnya, tapi hasilnya seprti ini. Line story yang dipaksakan, alur yang berantakan, feel yang ngambang...scene NC yang kacau bingitz aahhh pokonya saya menerima masukan tapi tidak bantaian tanpa makna, oke?

Terima kasih buat semua review yang berharga, like dan follow untuk FF ini...semua yang teman-teman lakukan beneran ajiiibbb dan menambah semangat saya buat belajar nulis,kkk

Okeh capcuss nyari ilham buat Like The Wind..

Gomawoooo

Sebarkan Cinta Wonkyu Sejagad Raya

EVERADIT