Chapter 1

Cast :

Do Kyungsoo, Kim Jongin, Wu Yifan

Park Chanyeol, Byun Baekhyun, Xi Luhan, Oh Sehun

and other cast;

Genre : Romance, School Life

Rated : T

SM Art High School - Boys School dengan namja-namja yang berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik. Melarang keras siswa-siswanya untuk bekerja sambilan.

EXO Cafe - Cafe bergaya Eropa Classic dengan namja-namja tampan sebagai pelayannya.

Do Kyungsoo - Namja manis dengan mata bulat yang menawan, berumur 17 tahun. Merupakan juara umum kedua di angkatannya. Memiliki suara yang indah dan tergabung dalam Voice of SM Art High School. Bekerja di EXO Cafe karena sebuah kesialan -menurutnya-. Dan rela bekerja disana demi seorang namja yang ia sukai.

Kim Jongin - Namja tampan dengan kulit tan yang sexy, berumur 17 tahun. Siswa baru di SM Art High School yang suka membuat masalah. Memiliki bakat menari yang kemudian membawanya tergabung dalam Dance of SM Art High School. Berniat menggagalkan sebuah kisah cinta yang justru berakhir dengan ia yang juga terjebak didalamnya.

Wu Yifan - Namja tinggi dengan tatapan tajam yang mempesona, berumur 20 tahun. Bekerja sebagai pelayan di EXO Cafe. Sangat kaku dan hanya mengeluarkan senyum tipis yang hampir tak terlihat. Namun kemudian seorang datang dan berhasil membuatnya mencair dan bisa tersenyum dengan baik. Memiliki bakat rap yang tidak banyak diketahui orang.

AUTHOR POV

Suasana kelas mulai riuh sejak bel tanda jam pelajaran pertama dimulai dipagi hari yang mendung ini. Para siswa yang semuanya adalah namja itu satu per satu memasuki kelas dan mulai membicarakan anak baru yang katanya akan masuk kekelas ini.

"Kalau dia memiliki bakat rap, aku akan langsung mengajaknya bergabung dalam Rap Class." cetus Chanyeol tiba-tiba.

Kyungsoo yang mendengar ucapan Chanyeol yang berada disampingnya hanya mendengus.

"Yah, semoga saja." tanggap Kyungsoo.

"Hei, kudengar dia sangat tampan dan sexy." dari arah belakang, Baekhyun ikut berbicara.

"Kau bahkan hanya mendengar." Luhan yang berada disebelah Baekhyun mendengus.

"Tapi aku mendengarnya dari sumber terpercaya." bela Baekhyun.

"Memangnya kau dengar dari siapa?" tanya Chanyeol.

"Im Seonsaengnim. Dia mengatakannya dengan wajah berbinar dan pipi yang bersemu merah." jawab Baekhyun.

"Uh, seonsaengnim centil itu?" Luhan menanggapi. "Baiklah, aku percaya karena seleranya sangat tinggi. Buktinya dia sama sekali tidak melirik Jongdae yang merupakan juara umum pertama dan sangat dibanggakan oleh kepala sekolah." tutur Luhan.

"Itu karena penampilan Jongdae yang sangat buruk dengan kacamata tebalnya." Baekhyun terkekeh.

"Ehm." seseorang berdehem dari meja sebrang. Oh, itu adalah Jongdae yang baru saja mereka bicarakan.

"Ah, kita kembali ketopik awal. Soal anak baru itu." Chanyeol menginterupsi.

"Yang jelas dia itu tidak mungkin secupu Jongdae." kali ini Baekhyun berbicara dengan berbisik. Takut-takut kalau Jongdae mendengarnya lagi.

"Dan jangan sampai sepintar Jongdae." Kyungsoo yang sedari tadi hanya menjadi pendengar, kini ikut berbicara.

"Kau takut mendapat saingan lagi?" Luhan terkekeh. "Oh, ayolah Kyungsoo. Kau itu juara umum kedua diangkatan kita. Meskipun kau juara kedua dikelas ini, tapi bahkan hasil rata-rata niaimu lebih tinggi dari hasil rata-rata nilai anak kelas sebelah yang mendapat juara satu." ujar Luhan yang disetujui dengan anggukan oleh Chanyeol dan Baekhyun.

Perbincangan mereka berakhir dengan masuknya Im seonsaengnim kedalam kelas bersama seorang namja.

"Selamat pagi seluruh muridku yang tampan." sapa Im seonsaengnim.

"Pagi seonsaengnim." jawab seluruh murid, kecuali...

"Ah lihat. Jongdae tidak pernah membalas sapaan dari Im seonsaengnim. Itu pasti karena dia sadar diri bahwa ia tidak termasuk dalam sapaan yang dilontarkan Im seonsaengnim." Baekhyun berbisik pada Luhan. Chanyeol dan Kyungsoo juga mendengarnya.

"Saya membawa seorang tampan lagi untuk melengkapi kelas kalian." ujar Im seonsaengmin. "Nah perkenalkan dirimu." perintahnya kemudian.

Anak itu menatap Im seonsaengnim dan seluruh penghuni kelas dengan malas.

"Kim Jongin imnida." perkenalan singkat, padat, dan jelas dari anak baru itu. Tidak sesuai dengan harapan Im seosaengnim dan murid lainnya.

"Apa kau tidak mau mengatakan sesuatu lagi?" tanya Im seonsaengnim.

"Satu pertanyaan." ucap Jongin.

Dan Chanyeol langsung mengacungkan tangannya.

"Ya, Park Chanyeol, silahkan bertanya." Im seonsaengnim mempersilahkan.

"Apa bakat yang kau punya, Jongin-ah?" tanya Chanyeol.

"Membuat masalah." jawab Jongin.

Dan seluruh kelas terdiam.

.

Kyungsoo dan teman-temannya sedang makan bersama dikantin. Ini adalah waktu istirahat.

"Kim Jongin itu benar-benar berbeda dari apa yang kubayangkan. Memang sih dia tampan dan sexy, tapi sangat menyebalkan." Baekhyun memulai percakapan.

"Dan juga, sepertinya dia tidak memiliki bakat selain membuat masalah seperti yang tadi dia katakan." Chanyeol menanggapi.

"Aku senang karena dia tidak memiliki tanda-tanda lebih pintar dari Jongdae." celetuk Kyungsoo.

"Apa hanya itu yang kau pikirkan?" Luhan mendengus.

"Sudahlah. Selama dia tidak membuat masalah pada kita, kita tak perlu merasa cemas." ujar Kyungsoo.

Yang lain mengangguk menyetujui ucapan Kyungsoo. Mereka kembali berkutat dengan makanan yang ada.

"Hoi, Huang Zitao berkelahi dengan anak baru dari kelas 2B." seorang anak berteriak kepada seluruh penghuni kantin.

Dan setelahnya, seluruh murid berlarian menuju tempat kejadian perkara.

"Apa dia baru saja menunjukkan 'bakatnya'?" Baekhyun menekankan kata terakhir.

"Lebih baik kita melihatnya." ujar Luhan.

Dan keempat orang itupun ikut berlari meninggalkan kantin. Meninggalkan ahjumma kantin yang mencak-mencak karena mereka semua belum satupun yang membayar pesanan. Poor Ahjumma.

Kyungsoo cs baru saja sampai diruang latihan Kungfu dan menemukan Kim Jongin dan Huang Zitao yang sudah sama-sama babak belur.

"Apa hanya segitu?" Jongin tertawa meremehkan. "Ayo tunjukkan jurus-jurus kungfumu padaku. Jika kau tidak bisa mengalahkanku, maka itu berarti kau bukanlah yang terhebat di Kungfu Class ini." Jongin menyeringai.

"Brengsek!" Emosi Tao semakin tersulut dan kembali mengarahkan jurus-jurusnya pada Jongin.

Murid-murid yang menonton kejadian itu bersorak mengadu kedua orang tersebut.

"Jongin hebat juga. Padahal Tao adalah yang terbaik di Kungfu Class." cetus Chanyeol.

"Tapi Jongin tidak berkelahi dengan Kungfu." ujar Kyungsoo.

"Benar. Cara berkelahinya tidak memiliki seni. Urakan seperti preman. Tidak seperti Tao dengan semua jurusnya." Baekhyun berkomentar.

"Apa tak ada seorangpun yang berniat menghentikan mereka?" Luhan menginterupsi.

Ketiga orang itu hanya mengedikkan bahu.

"BERHENTI!" suara teriakan menggema didalam ruang latihan Kungfu tersebut. Choi seonsaengnim datang dan melotot pada seluruh penghuni ruangan. Perlahan penghuni ruangan itu menyusut. Kyungsoo cs lah yang pergi terakhir.

"Kim Jongin, Huang Zitao, ikut keruanganku sekarang!" perintah Choi seonsaengnim.

"Ne, seonsaengnim." Tao mengangguk patuh.

"Nah, begini lebih menyenangkan." Jongin menyeringai.

.

Hari-hari berikutnya...

"Kim Jongin mencorat-coret dinding sekolah!"

"Kim Jongin mengunci Jongdae didalam toilet dan ditemukan pingsan!"

"Kim Jongin menampar bokong Im seonsaengnim!"

"Kim Jongin merusak pintu ruang guru!"

"Kim Jongin tidak mengisi satupun jawaban pada lembar jawabannya."

"Kim Jongin berkelahi lagi!"

"Kim Jongin bla bla bla..."

Ini baru satu minggu Jongin berada di SM Art High Schooldan sudah dua kali mendapat Surat Panggilan. Ia bahkan menjadi terkenal dalam waktu yang singkat karena semua ulahnya.

.

Bel pulang sekolah berbunyi, dan berakhirlah pelajaran.

"Sampai bertemu minggu depan, dan jangan lupa mengerjakan tugas kelompok yang saya berikan." ujar Park seonsaengnim menutup pertemuan hari ini. Kemudian ia segera meninggalkan kelas. Tidak peduli pada satu muridnya yang sepanjang pelajaran tidak sekalipun mendengar bahan ajar yang ia sampaikan karena lebih memilih berkutat dengan alam mimpi.

"Ah, ini buruk sekali. Kita satu kelompok dengan Kim Jongin." Baekhyun memelas.

"Bagaimana cara kita mengajaknya mengerjakan ini bersama?" Luhan bergumam. Jongin masih sibuk dengan mimpinya.

"Jangan pikirkan dia. Kita kerjakan saja ini tanpa dia." ujar Kyungsoo.

"Tapi, Soo, itu sangat tidak adil. Yang namanya tugas kelompok kan harus dikerjakan berkelompok, bersama-sama." Chanyeol menanggapi.

"Mau bagaimana lagi? Apa kalian benar-benar akan mengajaknya dan berakhir diruang guru karena ia memancing emosi kalian kemudian berkelahi dengannya? Atau kalian mau berakhir pingsan seperti Jongdae waktu itu?" Kyungsoo mengingatkan teman-temannya.

"Shireo! Baiklah. Kita kerjakan berempat saja." putus Baekhyun.

Luhan dan Chanyeol mengangguk pasrah.

"Cha~ Ayo kita pergi ke EXO Cafe." ajak Kyungsoo bersemangat.

"Eh? Do Kyungsoo tidak sabar ingin bertemu Prince Wu ternyata." goda Luhan.

"Aku kan hanya bisa menemuinya saat pulang sekolah." pipi Kyungsoo bersemu.

"Dan kau baru akan pergi setelah Kafe tutup. Ck!" Baekhyun menggeleng.

"Baiklah. Tapi seperti biasa, kami tidak bisa menemanimu sampai akhir." Chanyeol mengusap rambut Kyungsoo.

"Ah, kalian benar-benar sahabat terbaikku." Kyungsoo bersorak, kemudian langsung menarik tangan ketiga sahabatnya meninggalkan kelas.

Seperginya keempat orang itu, Jongin membuka matanya. Ia sudah bangun sejak suara gaduh seluruh murid yang berebutan keluar kelas. Dan tentu dia mendengar semua percakapan empat orang tadi. Jongin menyerigai.

.

Kyungsoo cs masuk kedalam kafe dan langsung di sapa ramah oleh seorang pelayan namja dengan wajah malaikatnya.

"Oh, pelanggan rupanya. Selamat datang." ujar pelayan dengan name tag Kim Joonmyun itu ramah.

"Ne, selamat siang Joonmyun-ssi." Luhan menyapa.

Pelayan itu mengangguk dan tersenyum. Kyungsoo dan teman-temannya segera duduk di meja mereka yang biasa. Meja pojok yang mengarah langsung pada jalanan depan kafe.

"Kyungsoo, apa hari ini kau akan mentraktir kami?" Baekhyun bertanya.

"Tentu saja... tidak." Baekhyun langsung lesu mendengar jawaban Kyungsoo. "Aku kan sudah mentraktir kalian kemarin. Kalo hari ini harus mentraktir lagi, aku bisa bangkrut sebelum akhir bulan." tutur Kyungsoo.

"Selamat siang." sapaan yang terdengar kaku masuk kedalam pendengaran keempat orang itu.

"Oh, s-selamat s-siang." Kyungsoo membalas dengan terbata.

"Ah, selamat siang Yifan-ssi." Ketiga lainnya membalas sapaan dengan lancar.

"Pesan apa?" tanya pelayan dengan name tag Wu Yifan itu.

"Kami bertiga yang seperti biasa saja." jawab Chanyeol. "Bagaimana denganmu, Soo?" Chanyeol melirik Kyungsoo.

"A-aku pesan Strawberry Chesse Cake dan Cappucino." jawab Kyungsoo.

"Oh, baiklah." Yifan mencatat semua pesanan. "Tunggu sebentar." ujarnya kemudian pergi.

"Apa susahnya mengatakan kalau kau memesan yang seperti biasa Kyungsoo?" Chanyeol menggeleng. Yang Kyungsoo sebutkan tadi adalah pesanan yang seperti biasa ia pesan.

Luhan dan Baekhyun terkikik.

"Sudah dua bulan, dan kau masih belum bisa berbicara dengan lancar padanya Kyungsoo." tutur Luhan.

"Aku gugup." pipi Kyungsoo merona.

"Begitulah kalau sedang jatuh cinta." tukas Baekhyun.

"Jangan sok tahu." Chanyeol menatap Baekhyun tajam.

"Sudahlah, kau kan belum pernah jatuh cinta. Jadi kau tidak akan tahu." Baekhyun balas menatap Chanyeol tajam.

"Nah, kau mulai sok tahu lagi. Tentu saja aku pernah jatuh cinta." Chanyeol membela diri.

"Benarkah? Tapi aku tidak pernah melihatmu melirik satupun dari penghuni sekolah kita." Baekhyun berpendapat.

"Tentu saja aku bukan orang yang senang mengumbar siapa orang yang aku sukai." Chanyeol menanggapi.

"Memangnya siapa orang itu?" tanya Baekhyun.

"Kau tidak perlu tahu." jawab Chanyeol.

"Uh, pelit sekali." Baekhyun mempoutkan bibirnya imut.

Luhan dan Kyungsoo tersenyum melihat pertengkaran dua orang itu. Mata Chanyeol menatap dalam pada salah satu dari tiga namja cantik disitu. 'Aku jatuh cinta pada seseorang yang membuat hatiku bergetar ketika kami pertama kali bertemu.' batin Chanyeol.

"Pesanannya. Silahkan." Yifan datang dengan nampan ditangannya dan dengan cekatan menyediakan semua pesanan didepan keempat orang itu. "Selamat menikmati." ujarnya tetap dengan tampang datar.

"Kamsahamnida, Yifan-ssi." Kyungsoo tersenyum ramah. Dan hanya dibalas anggukan singkat oleh Kris. Kyungsoo sudah merona saja meski hanya diberi anggukan. Ck -_-

Merekapun mulai memakan pesananan masing-masing.

"Aku masih belum percaya kau menyukai namja es seperti itu, Soo." celetuk Baekhyun.

"Saat jatuh cinta, kau tak bisa memilih ingin jatuh cinta pada siapa, Baek. Perasaan itu hadir tiba-tiba tanpa pemberitahuan lebih dulu." ujar Kyungsoo.

"Jadi, apa usaha yang akan kau lakukan untuk mendapatkan cintamu ini?" Luhan bertanya sambil meminum bubble tea yang tadi dipesannya.

"Hm." Kyungsoo sedikit ragu. "Aku akan bekerja disini." jawab Kyungsoo.

BYUR

Chanyeol menyemburkan minumannya karena kaget mendengar ucapan Kyungsoo. Kyungsoo segera memberinya tissue.

"Yack! Kau mengenai bajuku, bodoh." umpat Baekhyun yang terkena semburan Chanyeol. Luhan memberi tissue dan membantu Baekhyun membersihkan bajunya.

"Mianhae, Baekhyun-ah." Chanyeol memasang wajah bersalah. Kemudian ia melirik pada Kyungsoo. "Apa aku tak salah dengar?" tanyanya pada Kyungsoo.

"Masih rencana sih. Tapi aku akan berusaha mewujudkannya. Hanya cara ini yang terpikir olehku agar bisa masuk kedalam kehidupannya." jawab Kyungsoo.

"Tapi sekolah kita kan melarang para muridnya untuk kerja sambilan, Soo." Chanyeol mengingatkan.

"Entahlah. Mungkin aku akan menyembunyikannya dari pihak sekolah alias diam-diam melakukannya." Kyungsoo nyengir.

"Itu berbahaya, Soo. Kalau sekolah tahu, kau bisa dihukum." Luhan menasehati.

"Tapi hanya cara itu yang terpikir olehku." Kyungsoo memelas.

"Kalau aku jadi kau, aku mungkin juga akan melakukan hal yang sama. Cara itu adalah yang paling benar untuk mendekatinya." Baekhyun yang sudah selesai membersihkan bajunya ikut berkomentar.

"Apa kalian akan membantuku?" Kyungsoo mengeluarkan jurus aegyo gagalnya.

"Soo, kau itu tidak bisa aegyo, jadi jangan memaksakan diri." Kyungsoo langsung cemberut mendengar ucapan Baekhyun.

"Terima kasih sudah mengingatkanku, Baek." ujar Kyungsoo.

"sama-sama." Baekhyun menyeringai.

"Apa yang bisa kami bantu, Soo." Luhan kembali ke topik awal.

"Jika aku berhasil melamar disini, kalian harus membantu merahasiakannya dari semua orang." jawab Kyungsoo.

"Itu hal mudah, kau bisa percaya kami." Chanyeol menanggapi.

"Oh, kalian memang teman yang terbaik." Kyungsoo berbinar.

.

Kyungsoo menatap pada jendela kafe yang langsung menghadap pada jalanan diluar sana. Tetesan air hujan yang baru saja reda masih tersisa pada dedaunan dan jalanan. Pemandangan yang indah menurut Kyungsoo. Tepat setelah ketiga temannya meninggalkan kafe terlebih dahulu sore tadi, hujanpun turun.

"Untukmu." Kyungsoo tersentak saat tiba-tiba seseorang datang dan meletakkan sepotong banana cheese cake dimejanya.

"Yifan?" Kyungsoo melebarkan mata bulatnya.

"Itu sebagai tanda terima kasih karena sudah menjadi pelanggan di kafe ini." Yifan berucap datar.

"Kamsahamnida." Kyungsoo tersenyum canggung.

"Baiklah, aku permisi dulu, selamat menikmati." Yifan baru akan berlalu, namun Kyungsoo membuat niatnya urung karena Kyungsoo memanggil namanya. Yifanpun akhirnya menunggu Kyungsoo mengeluarkan kalimatnya.

"Namaku Do Kyungsoo. Salam kenal." Kyungsoo memberikan senyumnya lagi.

"Aku Wu Yifan. Senang berkenalan denganmu, Kyungsoo-ssi." Dan Kyungsoo hampir pingsan saat melihat sebuah senyum tipis terukir dibibir Yifan. Itu benar-benar tipis, sampai hampir tak terlihat. Dan Kyungsoo masih terdiam sampai Yifan menghilang dari pandangannya.

"D-dia tersenyum?" Kyungsoo bergumam.

"Bodoh." Kyungsoo kembali shock ketika menemukan seseorang lagi duduk dikursi yang ada didepannya.

"Kau?" Kyungsoo melotot. "Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya pada sosok yang berada dihadapannya.

"Menemuimu." jawab orang itu singkat. Dan jika kalian ingin tahu, orang itu adalah Kim Jongin. KIM JONGIN.

"Apa perlumu?" tanya Kyungsoo mencoba tenang.

"Aku dengar kita satu kelompok dalam satu mata pelajaran." ucapan Jongin tidak menjawab pertanyaan Kyungsoo.

"Lalu?" tanya Kyungsoo lagi.

"Sepertinya ini enak, untukku saja ya." Jongin langsung mencomot cake yang tadi diberikan Yifan untuk Kyungsoo.

"Yack! Itu milikku." Kyungsoo segera mengambil cake nya menjauh dari Jongin.

"Wah, kau pelit rupanya." Jongin mendecih.

"Ini kue special tahu, jika kau mau, kau bisa pesan sendiri." Kyungsoo mendengus.

"Hanya karena ini pemberian dari orang yang kau sukai, kau sampai sebegitunya. Apa kau juga berencana tidak akan memakannya?" Jongin menyeringai.

"M-mwo?" Kyungsoo membulatkan matanya. "D-dari mana kau tahu?" tanya Kyungsoo.

"Untuk apa menanyakan dari mana aku tahu. Itu sudah tidak perlu lagi karena tidak akan mungkin mencegahku untuk tahu." Jongin tersenyum mengejek.

"Apa maumu sebenarnya Kim Jongin?" Kyungsoo mulai emosi.

"Hanya ingin bermain-main denganmu Do Kyungsoo. Habisnya, kau orang yang tak pernah peduli dengan semua ulahku disekolah. Ketika semua orang memperhatikanku, kau malah tak menyadari keberadaanku. Itu membuatku kesal." jawab Jongin panjang lebar.

"Kita tidak punya urusan!" tegas Kyungsoo.

"Kalau begitu aku akan membuat urusan denganmu." Dan seringai setanpun terlukis dibibir sexy milik Kim Jongin.

TBC