Disclaimer : I don't own Bleach.

Warning : OOC


Unpublished Creation

Frontera-

-Jika seorang penulis jatuh cinta padamu, maka dirimu tak akan pernah mati-

Jika Ulquiorra, seorang penulis, jatuh cinta pada Orihime Inoue, tokoh ciptaannya, maka gadis itu tak akan pernah mati dalam benak sang penulis muda.


"Aku tidak pernah menginginkanmu untuk mencampuri kehidupanku." Ucap seorang penulis jenius, Ulquiorra Schiffer, sambil memunggungi seorang gadis yang merupakan perwujudan dari tokoh ciptaannya.

Orihime, nama gadis itu, tengah terjatuh lemas di kedua kakinya. Wajahnya dibenamkan pada kedua telapak tangannya, dengan sepenuhnya terisak.

Dikatakan. Sudah terlambat. Lirih gadis itu.

.

Hening.

.

Gadis bermahkota surai senja itu berhenti terisak.. Sang pemuda berambut raven masih berdiri membelakangi dirinya, sembari tetap merapatkan bibirnya, bungkam.

.

Tak lama, dengan tiba-tiba, suasana sore itu menjadi dingin, angin semilir hadir.

.

"ahh.." desis sang gadis dalam diamnya.

Ulquiorra menyadari segala keanehan yang terjadi, ditambah aura mencekam yang tiba-tiba datang seakan tekanan atmosfer dalam ruangan itu telah meningkat. Maka, pemuda itu pun membalik badannya.

Mata Ulquiorra melebar, "Apa yang terjadi?" Ucap pemuda itu saat manik hijaunya menangkap citra yang ganjil.

Sang gadis tak menghiraukan pertanyaannya, hanya perlahan ia beranjak dengan tertatih berdiri di kedua kakinya lagi dan menyadari tatapan kaget Ulquiorra, saat tubuhnya berpendar cahaya.

"Kau benar, aku tidak mengerti.. Kau benar, aku hanyalah sebuah citra..." Ucap gadis itu, lebih seolah kepada dirinya, meyakinkan hatinya untuk menerima segala kenyataan.

Memahami bahwa hal buruk akan terjadi, Ulquiorra melangkah cepat ke arah sang gadis.

"Ada apa ini?" Ulquiorra bertanya lagi, meletakan kedua tangannya untuk menggenggam bahu sang gadis.

Orihime hanya mematung, merasakan sensasi tubuhnya berpendar dan perlahan akan memudar. Cahaya dan kegelapan berdampingan menelan dirinya pada ketiadaan. Menyadari hal ini, Orihime menatap dalam sang penulis dan berucap pelan, "Ulquiorra, aku.. tidak mau kembali lagi.." air mata kembali menuruni pipi Orihime, "..menjadi hanya sekedar tulisan,"

Di tengah isaknya gadis itu tersenyum, "Aku ingin, terus berada disini.. di dekatmu."

Kemudian Orihime mengernyit saat kegelapan mulai menyergap di bawah tempatnya berpijak, kini sedang berusaha melahap kakinya. Melihat itu, Orihime menggigit bibir bawahnya.

Sontak, Ulquiorra mendongak ngeri, ia mengeratkan cengkramannya. "Katakan padaku apa yang terjadi, Onna?"

Dengan berusaha mengumpulkan segenap sadarnya yang masih tersisa, sang gadis berucap sambil menyeka buliran air yang tertinggal di ujung matanya,

"Kau mengatakannya Ulquiorra, kau tidak menginginkanku disini." Orihime tersenyum getir, sembari menatap sosok di depannya.

"Apa maksudmu?" Si pemuda menuntut penjelasan.

"Ingat saat aku bilang bahwa aku bisa mewujud karena kau, penciptaku, menginginkannya?"

Utuk pertama kalinya Orihime melihat panik dalam manik hijau milik penciptanya, gadis itu lanjut bicara.

"Sekarang, saat kau mengatakannya, saat aku tahu isi hatimu yang sebenarnya, maka sudah tidak ada lagi yang mengikatku pada dunia ini..."

Mata Ulquiorra melebar lagi, penuh kaget dan pemahaman yang menerpanya. 'Kau menginginkanku, makanya aku hidup.' Me-recall kata-kata Orihime di pagi hari itu saat dirinya mewujud. Maka pemuda itu menyangkal, "Aku tidak benar-benar mengatakannya, bagaimana mungkin kau percaya itu?"

Orihime terpaku mendengar pengakuan tersebut, mungkin Ulquiorra mengatakannya dengan tak sadar karena syok dan panik, tapi ini pertama kalinya pemuda itu berkata jujur, menyuarakan isi hatinya. Namun tetap saja..

"Tapi tetap saja kau katakan Ulquiorra. Mantra yang mampu mengirimku kembali."

Tubuh Orihime sepenuhnya berpendar terang, bermandikan cahaya.

"A-apa maksudnya ini, Onna?" Ulquiorra kembali syok.

Orihime mengembalikan tatapannya pada si pemuda, memandang penciptanya dengan lekat, Seakan untuk terakhir kali, yang memang benar terjadi.

"Aku tidak mengerti, kenapa aku bisa tiba-tiba berada di sini. Berapa waktu yang lalu aku masih berdoa untuk bisa menemuimu, dan akhirnya terjadi." Senyum sendunya kembali menghiasi bibir Orihime. "Sepertinya aku benar-benar akan pulang, Ulquiorra."

Mendengar Jawaban Orihime, Ulquiorra tersadar. "Tapi-"

Kini Kegelapan sudah melahap seluruh tubuh bawah Orihime. "Aku tidak ingin pergi, tapi tidak bisa..."

Tubuh si gadis sepenuhnya menghilang, hanya paras cantiknya yang kini membisikkan sayup-sayup suara, "Selamat tinggal."

Sang penulis merasakan kecupan kilat terakhir dari bibir sang gadis, sebelum akhirnya Orihime menghilang seutuhnya dalam balutan angin yang berhembus lemah dan membisikan 'Jaga dirimu, Ulquiorra. Kau tidaklah sendirian. Aku... mencintaimu.'

Disana Ulquiorra tertegun dengan apa yang disaksikan, didengar dan dirasakannya, sendirian.

.

"Dengan begini, konsep ceritamu telah sepenuhnya lengkap. Benar kan Ulquiorra? Pada akhirnya, aku benar-benar berpisah dengan Hikoboshiku."

.

.

Ulquiorra tertinggal sendirian, membatu sambil tertunduk di atas lututnya.

XXX

Seorang penulis, Ulquiorra Schiffer sedang termenung sendirian mencerna segala hal yang terjadi, dibenaknya. Seorang gadis tiba-tiba muncul entah darimana, mengaku sebagai perwujudan naskah yang ia tulis. Dan belum berapa lama, gadis itu tiba-tiba menghilang entah kemana pula.

Saat ini, Ulquiorra berada dalam kondisi yang sepenuhnya syok. Gadis yang selama beberapa waktu ini telah tinggal bersamanya, gadis yang selama ini selalu menghantui benak pemuda itu, telah benar-benar hilang menjadi angin.

Seorang gadis yang pada saat awal kemunculannya, Ulquiorra harapkan untuk bisa segera kembali ke dalam naskah dan tidak menggagunya, namun saat kini gadis ciptaannya itu benar-benar raib, entah apa yang sedang dirasakan Ulquiorra saat ini. Penyesalan? Kesepian? Kehilangan? Kosong?

Patah hati.

Beberapa hari berlalu, Ulquiorra masih mencari sisa-sisa bukti kehidupan yang pernah ada disana, diruangannya, selain kehidupannya. Dengan segala kerasionalannya yang telah kembali, pemuda itu masih belum mengerti keajaiban atau kutukan apa yang telah terjadi padanya. Karena selama beberapa waktu Orihime berada disampingnya, kerasionalan dan logika Ulquiorra, sepenuhnya sirna.

Sampai tak berapa lama kemudian, tidak sengaja Ulquiorra menemukan naskah asli Frontera di meja kerjanya. Frontera adalah satu-satunya naskah yang ia ciptakan melalui tulisan tangannya. Pemuda itu membalik setiap halaman naskah, kehidupan Orihime Inoue dalam tulisan itu...

Saat ia mencapai halaman dimana Ulquiorra berhenti menuliskan cerita tersebut, pemuda itu terkesiap. Di halaman yang seharusnya kosong, ia mendapati huruf demi huruf menguntai, kata per kata merangkai kalimat, tulisan demi tulisan memenuhi lembaran itu dan seterusnya sampai akhir halaman naskah. Kelanjutan kisah Frontera. Ditangan sang penulis kini terdapat naskah Frontera yang sepenuhnya lengkap. Ulquiorra bertanya-tanya, kenapa naskah ini bisa selesai? Sang penulis tidak pernah menyelesaikannya, bahkan tidak pernah berniat untuk itu.

Dengan denyut nadinya yang berdegup kencang, Ulquiorra menyusuri kelanjutan kisah tersebut. Meski alurnya keluar jalur, namun ceritanya tetap mengarah pada konsep awal yang sudah Ulquiorra tetapkan sebelumnya. Lalu Ulquiorra teringat: Boleh tidak, jika aku sendiri yang melanjutkan kisahku? Kisah ini telah sepenuhnya berjalan sesuai dengan keinginan Orihime. Meskipun Orihime tidak menginginkannya namun tanpa gadis itu sadari, kisahnya mulai terlengkapi tepat saat Orihime telah menemukan hikoboshinya. Tulisan-tulisan dalam naskahnya muncul dengan sendirinya, mengikuti alur kehidupan Orihime diluar dunia dalam kisah. Seperti sihir.

Ulquiorra berhenti pada part pertemuan Orihime dengan seseorang yang berperan sebagai hikoboshi. Siapa? Ulquiorra tidak pernah mengetahui jika sang gadis bertemu dengan seseorang yang dia sukai. Bukankah Orihime menolak dengan keras untuk dipertemukan dengan Hikoboshi? Ulquiorra menelusuri tulisan itu dengan manik hijaunya. Ditemukannya sebuah nama dan ia tersentak. Ulquiorra Schiffer. Bagaimana bisa ada namanya di dalam naskah itu? Ulquiorra membaca akhir cerita dengan cepat. Meski ceritanya keluar jalur dari konsep, namun akhir yang terjadi adalah akhir yang sesuai dengan kisah aslinya.

'Aku sudah menemukan pasanganku. Hikoboshiku.' Dalam hening, senandung kata itu mengiang menghantui alam bawah sadar Ulquiorra.

Jika bisa, mungkin Ulquiorra sudah menangis. Tapi anehnya sedikit benak bawah sadarnya percaya, bahwa ada seorang gadis yang selalu memperhatikannya disana. Maka Ulquiorra memanage, untuk tetap stoik.

Dan naskah yang bungkam itu seakan perlahan menyenandungkan sebuah mantra dalam diam 'Aku mencintaimu.'

Sihir Cinta selalu ada, tersedia bagi gadis yang selalu percaya.

XXX

Tanabata - Festival Bintang

Legenda dari sepasang kekasih yang dilarang bertemu. Kisah percintaan Orihime, yang merupakan bintang Vega, bintang tercerah dalam rasi bintang Lyra dengan Hikoboshi, nama bintang dari rasi bintang Aquila yaitu bintang Altair. Hanya mampu bertemu satu kali saja dalam setahun. Alasan ayah sang wanita murka karena kedua sejoli itu melupakan pekerjaan mereka masing-masing.

Frontera.

Naskah kehidupan Orihime Inoue, dengan jalan hidup yang dikisahkan legenda festival bintang tersebut. Ulquiorra membuat cerita kehidupan Orihime memiliki takdir untuk dipisahkan dari kekasihnya. Sebuah kisah percintaan, dengan akhir cerita dari Frontera adalah berpisah selamanya.

Dan benar saja...

Perjalanan sang gadis menemui akhir tepat seperti konsep, mengikuti alur kehidupan yang telah disuratkan padanya. Sampai akhir pun dirinya harus terpisah dari Hikoboshinya, sang penulis yang bernama Ulquiorra Shiffer. Dengan bukan hanya jarak tahun cahaya yang memisahkan dua bintang dari rasi bintang pada galaksi yang berbeda. Namun dengan ruang, waktu dan kehidupan yang membatasi kisah dua insan manusia yang berbeda...

Percayalah.. Sihir Cinta selalu ada, tersedia bagi seorang yang menginginkannya, dan meminta.

Seolah sebuah kalimat mantra mengiang-ngiang terselip dan menyelinap diantara kerenggangan partikel-partikel udara.

Emosi seseorang mempengaruhi keinginannya, sebaliknya keinginan akan mempengaruhi emosi.

Hasrat dan perasaan, keduanya saling berkaitan.

Saat kau berpaling dari apa yang kau rasakan, lantas menentang apa yang sesungguhnya kau inginkan, maka berfikirlah sejenak dan dinginkan kepalamu.

Saat kau bertanya pada hati kecilmu, apa yang sebenarnya menjadi harapmu, maka rangkulah mimpimu, genggamlah asamu. Jangan sampai kau menyesal.

Meski angan-anganmu itu setinggi bintang di langit gelap, namun pasti akan selalu ada jalan.

Bagi orang yang percaya.

.

Selesai


Whoaaa. Akhirnya selesai juga *sujud syukur* FuFu

Ini pertama kalinya bikin cerita dengan ending seperti ini.

Meski hati tak kuasa, namun harus begini adanya.

Pada akhirnya, ending cerita sesuai konsep di naskah asli Bleach milik Mister Kubo Tite.

Berpisah selamanya.

Hanya terbalik, jika disana Ulquiorra lah yang mengabu, dan menghilang.

Hiks.

Satu lagi, Maaaaf karena updatenya lama. Jangan kapok-kapok buat terus baca cerita-cerita dari author yaa.

Ditunggu reviewnyaa, dan Terima Kasih kepada reader yang sudah setia menunggu, membaca dan berbagi supportnya.

Salam kenal semuanya :)

Happy New Year!