Rhosella

By: zhaErza

Terinspirasi dari Anime Pupa

Naruto milik Kishimoto Masashi, saya hanya minjam charanya

Uchiha Sasuke & Haruno Sakura

Genre: Supernatural/Romance/Fantasy

Rate: T (Untuk saat ini)

Warning: Gore, OOC, Typo, DLDR, RnR dan lain lain

.

.

.

Chapter 1


Selamat membaca ^.^


Suasana ruangan sekolah yang ramai tidak menghentikan langkah kaki tergesah seorang pria dengan wajah imut bak seorang bayi yang sedang kebingungan mencari seseorang, dengan wajah yang bersimbah keringat; ia Haruno Sasori, dengan cekatan terus mengarahkan matanya ke seluruh penjuru sekolah.

"Ck, ke mana perginya anak nakal itu?" ucapnya dengan suara yang menggeram.

Ketika ia berbelok menuju sebuah lorong sekolah, pandangan matanyapun menangkap sesosok siluet berambut merah muda yang sedang dalam keadaan duduk di lantai dengan kedua kaki yang tengah menjulur. Haruno Sakura; ia masih belum menyadari kakaknya yang mendekatinya dengan cara mengendap-endap.

Sakura mengikat rambutnya yang panjang dengan tergesa-gesa, sampai ia menyadari bahwa kakaknya tengah mendekat ke arahnya.

"Ga-gawat," ucap Sakura yang langsung berdiri dan berlari menjauh dari kakaknya.

"Hoyyy ... beraninya kau! Jangan kabur, bakaaa!" Sasori kembali menggeram ketika Sakura sudah menghilang di balik lorong sekolah itu bak ditelan bumi, "anak nakal, awas saja dia." Ucapnya lagi kemudian sambil mencari Sakura yang entah pergi ke mana.

Sasori mengendurkan dasi yang dikenakannya sambil bersandar di dinding bangunan itu, percuma saja ia meluangkan waktunya untuk tidak bekerja, kalau Sakura ternyata masih tetap ngotot tidak mau dipindahkan sekolahnya seperti ini. Padahal semalam Sakura sudah bersedia, kenapa tiba-tiba gadis keras kepala itu berubah pikiran lagi? Ck, menyusahkan saja.

.

.

.

Srekkk...

"Hosss ... hosss ... dasar bayi mesum, enak saja dia sesuka hatinya memindahkanku ke sekolah jelek ini." Sakura berucap dengan kesal karena tidak terima akan didaftarkannya ia oleh kakaknya ke sekolah yang bertaraf internasional seperti SIK atau Sekolah Internasional Konoha, yang pastinya memiliki peraturan yang sangat ketat dan jauh berbeda dengan di sekolahnya dulu.

"Huaaaa ... a-apa yang kalian lakukan di-di sini? Dan kenapa kalian hanya pa-pakai errr, handuk?" ucap Sakura yang kontan langsung gugup dan wajahnya memerah.

"Nona, kami habis mandi dan tentu saja memakai handuk." Ucap pemuda berkulit pucat yang langsung tersenyum menatap Sakura.

Bagi Sakura melihat senyuman pemuda itu benar-benar membuatnya merinding, seperti melihat hantu saja.

"Ehh... etto... ja-jadi?"

"Ini kamar mandi laki-laki, dan kami habis mata pelajaran Karate. Wajarkan jika mandi." Ucap lelaki pucat itu kembali.

"Ma-maaf,"

"Bwahahahha ... ya ampun. Seharusnya kaulihat dirimu itu! Wajah yang merah seperti ingin buang air saja." Ucap pemuda berambut kuning jabrik dengan tawanya yang membahana.

Mendengar ucapan pemuda jabrik itu, kontan membuat gadis musim semi ini berubah menjadi musim panas, seketika darahnya mendidih karena perkataan dengan wajah pemuda yang sok tidak berdosa itu terhadapnya.

"Apa kaubilang?" ucap Sakura datar sambil menunjukkan aura suram yang langsung menusuk ke arah pemuda jabrik itu dan membuatnya merinding dan bergetar seketika, "rasakan ini, SHANNAROOO ..." Sakura dengan tenaganya langsung melemparkan ponsel miliknya itu tepat ke arah wajah pemuda jabrik itu, dan langsung saja suara 'Bugg' terdengar di kamar mandi laki-laki tersebut.

"Uwadawwww ... i-itai ttebayooo," ucap pemuda berambut kuning jabrik itu sambil memegang mukanya dengan kedua tangan.

"Haahh ... rasakan itu." ucap Sakura maju dan mengambil ponselnya yang retak dengan wajah tanpa dosa, sementara tanpa Sakura sadari ada lelaki raven yang sedang menatapnya dengan tajam dan dingin.

Sakura melangkahkan kakinya menuju arah pintu kemudian membuka pintunya sedikit dengan pelan.

Srekk ...

Buka pintu itu sedikit dan dari celah itu Sakura mengintip ke luar ruangan, mencari tahu apakah kakaknya ada di sana atau tidak.

Brakkk ...

"Ga-gawat ... bagaimana ini? Tadi, sepertinya bayi jelek itu sempat melihat." Tidak mempedulikan tiga lelaki yang masih mengenakan handuk di kamar mandi itu.

"Nona, kau bertingkah seperti habis melakukan tindak pencurian saja." Ucap pemuda itu dengan senyum palsunya.

"Yang benar saja?" Sakura berkata demikian sambil melihat ke arah jendela yang ada di belakang ketiga pemuda itu, dengan cepat Sakura melangkahkan kakinya menuju ke arah jendela dan memeriksa jendelanya."siallll ... aku lupa ini lantai dua. Huaa ... bagaimana ini? Dia bisa menemukanku." Ucap Sakura sambil mengacak rambutnya kesal.

Sakura merasa tubuhnya tertarik dan memutar, sehingga ia berbalik arah.

"Aww ... apa yang kaulakukan?" ucap Sakura kesal karena tangannya dicengkram erat oleh pria raven di depannya itu.

"Hn, jadi ... apa yang kaulakukan di sini?" ucap pemuda berambut model emo itu dengan dingin.

"Cih, buka urusanmu dan lepaskan ak ..."

Srekkk ...

Pintu kamar mandi itu di buka dan Sakura langsung terbelalak kaget ketika melihat bahwa Sasori lah yang membukanya.

"Huaaa ... lepaskan akuuu!"

"Hn, jawab pertanyaanku?" ucap pemuda emo itu.

"Hoy ... jangan dilepas! Syukurlah kau kutemukan, dasar gadis nakal." Ucap Sasori yang menyeringai senang, melihat wajah mengejek Sasori langsung membuat Sakura kesal setengah mati.

"Psstt ... psttt ... jadi dia memang pencuri?" ucap pemuda jabrik itu kepada pemuda berkulit pucat disebelahnya. ketara sekali suara pemuda berambut kuning itu bergetar karena takut melihat Sakura, Sementara pemuda berkulit pucat itu hanya menganggukkan kepalanya saja sambil berbicara 'mungkin'.

Sakura menghentakkan tangannya kuat tetapi bukannya terlepas, tangan itu malas semakin kuat mencengkramnya.

"Hallo, Gaara! Kami ada di toilet laki-laki di ujung koridor. Iya, cepatlah kema ..."

Srekkk ...

Pintu itu terbuka dan datanglah seorang pemuda berambut merah dan bermata hijau susu, dengan tatapan datar dan wajah dinginnya.

"Hooo ... cepat sekali?" tanya Sasori.

"Hn, aku sudah berada di dekat sini saat kau menelepon."

"Gaara, tolong aku!" pekik Sakura dengan puppy eyes menatap Gaara.

"Jangan! Emmm ... hey, Sasuke?" tunjuk Sasori ke arah pemuda raven itu.

"Hn."

"Lepaskan aku ayam jelek,"

"Jangan lepaskan, tolong pegang tangannya yang satu lagi!" ucap Sasori.

"Sudahlah, masih ada cara lain. Lagipula, dia sudah didaftarkan dan besok sudah harus sekolah. Jadi, hentikan saja dan kita pulang." Ucap Gaara menatap Sasori.

Sasuke bergerak untuk memegang tangan Sakura yang satu lagi, tetapi Sakura mengelak dengan menjauhkan tangannya dari Sasuke. Sampai Sasuke menarik Sakura membalikkan tubuhnya menjadi membelakanginya dan memegang tangan yang satunya lagi dari belakang. Jadilah Sasuke dan Sakura seperti sepasang kekasih yang sedang berpelukan dari belakang.

"Ihhh ... lepaskan akuuuu! Gaara, tolong aku dari bayi dan ayam jelek ini." Ucap Sakura memelas kepada Gaara.

Sasuke hanya diam sambil memegang kedua tangan Sakura dari belakang, Sedangkan Gaara mulai melangkahkan kakinya ingin membebaskan Sakuranya.

"Ini urusanku, dia itu tanggung jawabku." Ucap Sasori sambil memegang pundak Gaara untuk menghentikannya agar tidak ikut campur.

"Dia juga tanggung jawabku. Sakura tanggung jawab kita."

"Itu sebabnya biarkan aku yang mengurusnya untuk sekarang ini, kau terlalu lembut kepadanya, Gaara."

Sasori melangkah maju dan ketika sudah sampai di depan Sakura, dia menundukkan wajahnya untuk mensejajarkan antara wajahnya dengan Sakura. Tapi, karena Sasori yang tinggi, walaupun sudah menundukkan wajahnya sekarang ini, kepala Sakura hanya setinggi hidung Sasori. Sasori benar-benar tinggi karena memang usianya yang sudah dewasa.

Kembali menyeringai, Sasori mulai berucap.

"Hmmm ... anak nakal, coba saja kau menurut untuk mendaftarkan diri pasti tidak beginikan jadinya. Berterima kasihlah kepada tuan Uchiha Sasuke yang mau memegangimu." Ucapnya sambil tersenyum kemenangan.

Sakura mendecih dan menatap Sasori dengan tajam, kemudian gadis musim semi itupun menyeringai di hadapan wajah kakaknya.

Sasori yang melihat seringai tidak biasa adik bungsunya yang nakal itu, kemudian merasakan firasat buruk. Sasori menaikkan sebelah alisnya karena Sakura masih menyeringai dan kemudian berwajah dingin dan tanpa aba-aba dari gadis musim semi itu, terdegarlah suara yang membuat semua orang di dalam ruangan itu terkejut.

Duaggkkk ...

"Arrrggggggg. .. Ukhh," teriak Sasori kesakitan

"Hahh ... rasakan itu. khu-khu-khu ..." ucap Sakura dengan tawa yang dibuat-buat dan malah membuatnya terkesan menjadi menyeramkan.

Lelaki berambut jabrik yang berada di samping mereka, kontan langsung memeluk temannya yang berkulit pucat karena terkejut dan juga takut melihat gadis itu yang sedang mengeluarkan aura menyeramkan.

Sementara Sasuke yang berada di belakang Sakura hanya mengerutkan alisnya melihat tingkah gadis dalam kungkungannya ini.

Gaara hanya mendesah pasrah.

"Beraninya kau, anak nakal." Ucap Sasori murka, siapa yang tidak marah coba? Jika kau sedang berada di jarak yang cukup dekat dengan seseorang. Tiba-tiba saja orang itu menjedutkan dahinya tepat di hidungmu dan membuatnya berdara, untung saja tidak patah. Batin Sasori ngeri.

Barusan saja, Sakura menjedutkan dahi lebarnya yang keras itu tepat ke arah hidung Sasori dan seketika membuat lelaki yang berumur 23 tahun itu menggelepar kesakitan.

Sasori menggerakkan tangannya tepat ke arah leher Sakura, dan ketika menyadarinya; Sakura memekik marah.

"Disita." Ucap Sasori tegas dengan darah yang masih mengalir di hidung mancungnya.

"Tidakkk ... kembalikan! Itu kalung pemberian Gaara." Sakura memekik sambil menendang-nendang udara karena tidak sampai mengenai ke arah Sasori yang berjarak satu meter lebih dan menjauhi adik barbarnya itu. Sasuke cukup pusing dengan tingkah dari gadis yang baru dikenalnya sebagai adik dari Sasori yang merupakan teman kakaknya, jika saja bukan teman kakaknya, dia pasti tidak akan mau memegangi gadis ini.

Gaara yang tidak suka melihat Sakura di pengang seperti itu oleh lelaki lain, langsung mendekat ke arah Sakura dan menarik Sakura ke dekapannya. Sasuke juga yang sebenarnya malas dengan keadaan seperti ini, dengan ikhlas melepaskan Sakura dan membalas tatapan tajam Gaara dengan tatapan dinginnya.

"Aku tidak mau tahu pokoknya aku mau kalungku, Gaara. Cepat ambilkan!" ucap Sakura sambil memukuli dada Gaara.

"Gaara, kau jangan memanjakannya terus. Dia harus mendapatkan hukumannya. Jika kau berani membantah, Sakura ... kalung ini aku kuputuskan." Ucap Sasori tegas.

"Awas saja, jika kalungku sampai rusak. Akan kukuliti hidup-hidup dan kupatah-patahkan tulangmu Ka-kak," Ucap Sakura dingin dengan penekanan di kata kakak, "dan kau, ayam brengsek. Aku akan membuat perhitungan denganmu."

"Sakura, jangan berkata seperti itu! Aku tidak suka mendengarnya." Ucap Gaara.

"Huh." Dengus Sakura kesal.

Setelah ketiga orang itu keluar dari kamar mandi, tiga orang lainnya yang ada di dalam kamar mandi itu pun mulai membicarakan kengerian gadis musim semi itu, minus Sasuke yang menatap kepergian mereka dengan tajam.

"Haruno Sakura, eh?" gumam Sasuke pelan dengan suara dinginnya.

"Naruto, kenapa kau kelihatan takut sekali sih? Walaupun dia itu jelek dan agak mengerikan tapi kau tidak harus berlebihan seperti itu, bukan?" ucap lelaki pucat yang bernama Sai.

"I-itu ... ada ... ada seperti serangga berbentuk u-ular aneh yang ... yang terbang mengelilingi gadis tadi ke-ketika dia marah, warnanya hitam dan auranya me-mengerikan sekali." Ucap Naruto dengan agak gemetar karena takut.

"Eh?" Sai terkejut mendengar ucapan Naruto.

"Rhosella ..." gumam Sasuke tanpa sadar sambil menundukkan kepalanya dan seketika tanpa diketahui Naruto dan Sai yang masih membahas tentang Sakura, manik onyx Sasuke berubah menjadi semerah darah dengan tiga tomoe yang berputa-putar dimatanya.


TBC


A/N:
Hai hai. .. jumpa lagi dengan saya zhaErza. .. :)
Kali ini aku buat ff rate M, tapi no lime dan lemon. Rate M untuk gore ...

Masih chap awal jadi ceritanya belum terlalu jelas dan semoga ff baruku ini dapat memuaskan pembaca sekalian ya ... ditunggu kritik dan sarannya dari kalian semua ... ^.^

Medan, 22 Februari 2014

Salam sayang,

zhaErza.