Naruto milik Mashahi Kishimoto saya cuma pinjem beberapa Charanya. Special untuk
event SSFD(20) sejelek dan senistanya fic ini tolong jangan benci Pair/Chara di dalamnya. (kata gadis di sini karena umur, di sini
Saku baru 17 tahun.)
"Ahh..." Mengerang keras Sakura meremas sprei biru berbahan satin di bawahnya, "Ahh.. Sasukhhh~" Rambut merah muda panjangnya sebagian menempel di pipi memarnya yang basah. Matanya terpejam erat menahan sakit dan nikmat secara secara bersamaan, dengan posisi menungging dan kedua tangan terikat kuat di atas ranjang, kalung berwarna merah seperti kalung binatang melingkari leher jenjangnya yang dipenuhi ruam-ruam kemerahan.
Kesejatian besar dan panjang Sasuke yang menunggangi Sakura dari belakang menyentak lipatan kecil Sakura kasar dan dalam. "Sshhh... kau, akh! Sempit babe." Erang Sasuke kemudian menampar pantat Sakura kuat. Pantat berisi Sakura memerah mendapat tamparan keras dari Sasuke. Mendekatkan wajahnya dengan punggung Sakura, pemuda tampan berambut raven itu mengigit-gigit kecil punggung Sakura, "Akkhh.. Sasukehhh." Desah Sakura lemah. Sasuke menjilat penuh nikmat punggung kekasihnya dan menghisap cairan merah kental di sana lahap. Tangan Sasuke tidak tinggal diam, merambat naik ke payudara Sakura, meremas dan memilin puting kecil gadis itu liar.
Tubuh telanjang Sakura berguncang hebat mendapat perlakuan kasar Sasuke. "Ahh..." desahan Sakura melemah seiring dengan kedua matanya yang terpejam. "Engg.. Sasuhhh.." desahnya lirih.
Bruuk!
Tubuh Sakura jatuh di atas tempat tidur. Tangan Sasuke melingkari perut lengket Sakura, memaksa gadis itu tetap di posisinya, "Enghhhh..." Tanpa memperdulikan Sakura yang terkulai lemas di bawahnya Sasuke terus menggenjot Sakura kasar dan bergairah. "Sedikit laghii... akhu akh! Sampai emmm..." Sasuke terus menusukkan miliknya ke dalam lipatan kecil Sakura tanpa peduli pada gadis itu yang tak sadarkan diri. "Akhh.. sshh~" Sasuke mengerang nikmat, melesakkan semua cairan cintanya di rahim Sakura. Sangking banyaknya sampai milik Sakura tidak cukup menampung milik Sasuke, cairan Sasuke meluber keluar. Melepas penyatuannya tangan kiri Sasuke turun kelipan kecil Sakura, mencolek lipatan kecil itu menggunakan telunjuk dan jari tengahnya lalu membawa tangannya yang dipenuhi cairan kental miliknya yang sudah Bercampur dengan milik Sakura ke dalam mulutnya, menghisap cairan kental itu penuh nikmat. Puas dengan cairan cintanya dan Sakura, Sasuke membaringkan tubuh telanjangnya di samping Sakura yang tak sadarkan diri dengan posisi yang sama seperti sebelumnya, menungging. Sasuke menatap wajah lelah Sakura, merapikan rambut kusut yang menutupi sebagian wajah Sakura menggunakan tangan kirinya. Sasuke menyentuh kelopak mata Sakura, tangannya yang lain membelai lembut pipi Sakura yang memar karena tamparannya. Merasa cukup dengan mata dan pipi Sakura, Sasuke mengarahkan kedua ibu jarinya ke pipi gadis itu, mengusap lembut air mata gadis yang di cintainya. "Maaf.. aku~" Sasuke terdiam tidak dapat melanjutkan kata-katanya, tatapannya menyendu. Mengabaikan hatinya yang sesak pemuda tampan itu mengambil boxer hitam yang tergeletak di atas ranjang kemudian memakainya. Sasuke melepas ikatan tangan Sakura, membawa tubuh kurus gadis itu dalam dekapan hangatnya. Hidung mancung sempurna Sasuke bermain di pujuk kepala gadis itu, menggesek helaian merah muda itu seraya menghirup wangi bunga yang menguar dari rambut halus kekasihnya. "Aku mencintaimu..." bisik Sasuke lirih seraya memejamkan mata mengikuti Sakura ke alam mimpi.
Judul: "Without you" special untuk Even SSFD (20). Sejelek dan senistanya fic ini tolong jangan benci Chara/Pair di
dalamnya.
Sasuke mendekati Sakura yang duduk membelakanginya di atas tempat tidur. Pagi tadi saat Sasuke masuk ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat untuknya dan Sakura, gadis merah muda itu masih meringkuk di balik selimut, tidur dengan nyaman di atas ranjang. Tapi saat Sasuke keluar dari dalam kamar mandi dia menemukan Sakura duduk di atas tempat tidur seraya mengelus bahunya yang memar. Sampainya di belakang punggung kekasihnya Sasuke mengelus lembut bahu telanjang yang memar karna cambukannya semalam seraya menciuminya.
Sakura menoleh ke arah Sasuke lalu tersenyum manis. Kedua tangan Sasuke menulusup masuk ke balik selimut. Mengelus sayatan-sayatan kecil diperut Sakura, "Apa sakit?" tanya Sasuke khawatir.
Sakura menggenggam tangan Sasuke yang melingkari perutnya, "Tidak,"
Sasuke mendengus, "bohong." Potong Sasuke cepat sebelum gadis itu kembali bersuara.
Sakura menoleh, menatap Sasuke yang menyandarkan kepala di bahunya dengan tatapan yang sulit di artikan. Sakura tidak merasa keberatan Sasuke memukuli tubuhnya, bermain dengan darahnya, dan memainkan cambuk di punggungnya, selama itu bisa membuat Sasuke bersama dengannya. Untuk kekasihnya apa pun akan Sakura berikan. Hanya untuk kekasihnya, Uchiha Sasuke. "Aku tidak berbohong Sasuke-kun. Ini memang Sakit tapi rasa sakit itu meluap hilang, karena kata sederhana bernama Cinta." Karena dia, Haruno Sakura akan menerima apapun keadaan kekasihnya sekalipun seorang Psikopat. Sakura menerima Sasuke apa adanya bukan ada apanya.
Menarik dagu Sakura lembut, menuntun gadis itu mendongak menatapnya, Sasuke mendekatkan wajahnya dengan wajah Sakura, meraih bibir mungil kekasihnya dengan bibirnya, melumat bibir itu lembut. Satu tangan Sasuke pindah ke balik punggung Sakura sementara tangannya yang lain menyusup kelipatan kaki gadis itu lalu menggendong tubuh penuh luka Sakura. "Aku sudah siap kan air hangat untuk mandi." Katanya lembut seraya tersenyum manis. Sasuke membawa Sakura yang melingkarkan tangan di lehernya ke kamar mandi. Sampainya di kamar mandi Sasuke menurunkan Sakura dalam gendongannya ke dalam bath-tup yang sudah diberi antiseptik dengan hati-hati.
Sakura mencengkram lengan Sasuke kuat, "Sasuke-kun, perihhh..." seraya merintih Sakit.
Mencium pucuk kepala Sakura sayang, tanpa berkata apa-apa Sasuke mengambil Sabun antiseptik. Dia baru akan menyabun punggung memar Sakura, tapi tangan gadis merah muda itu menahan tangannya seraya mendongak, menatapnya dengan wajah merah dan kedua mata yang memerah menahan sakit. "Jangan pakai sabun Sasuke-kun, perihh..." Sakura memohon dengan kedua mata yang mulai berair.
Sasuke menatap Sakura lembut, kalau boleh jujur Sasuke tidak tega melihat Sakura sperti ini. Tapi, ini dia lakukan dialam bawah sadarnya. Menahan emosinya yang bergejolak marah pada diri sendiri pemuda tampan itu meraih bibir Sakura, mengecup bibir pucat itu lembut, Sasuke kemudian melepas ciumannya dan bergumam, "Hn," seraya menyabun punggung dan perut Sakura lembut menulikan telinganya dari rintihan sakit Sakura yang menyiksa batinnya, "Maaf saki, ini yang terbaik." Bisiknya dalam hati.
Selesai memandikan Sakura, Sasuke mengelap tubuh basah Sakura dengan handuk kering yang sudah dia siapkan Kemudian memakaikan jubah mandi ke tubuh kurus gadis itu. Sasuke menggendong Sakura membawanya keluar kamar mandi. Sampainya di tempat tidur Sasuke mendudukkan Sakura, mengobati sayatan-sayatan kecil di perut dan memar memanjang di punggung gadis itu. Dengan hati-hati dia melilitkan kain kasa, yang sudah di beri antiseptik, ketubuh bagian atas kekasihnya. Selesai mengobati kekasihnya pemuda tampan itu tersenyum seraya menatap kekasih merah mudanya lembut, kemudian memiringkan kepala ke samping dan mendekati wajah manis kekasihnya. Ia kembali meraih bibir lembut Sakura dengan bibir miliknya yang lembab. Sekitar dua puluh lima detik mereka berciuman. Sasuke melepas ciumanya tak rela kemudian mendekatkan bibirnya dengan telinga Sakura, "Pakai seragammu hime, aku mau mandi." Dan berbisik lembut.
OoO
Sasuke baru akan melangkah masuk ke ruang UKS, salah satu teman Sakura memberitahunya Sakura pingsan saat jam olah raga. Langkah kaki Uchiha muda itu terhenti saat mendengar suara laki-laki di dalam ruangan yang sama dengan kekasihnya. Menajamkan pendengarannya Sasuke mengintip dari celah pintu. mata hitam pemuda tampan itu membulat melihat pemandangan menyebalkan di dalam sana. Sasuke menggeram kesal melihat Gaara membuka kancing atas baju Sakura, terlebih gadis berambut merah muda itu tidak menolak atau memberi perlawanan sama sekali, tidak seperti dia pertama kali membuka baju gadis itu yang ditolak mentah-mentah.
"Berengsek!" Umpat Sasuke kesal seraya berjalan menjauh dari pintu.