Namaku Namikaze Naruto, anak dari Pasutri Namikaze Minato—Ayahku yang super ganteng, keren, kece badai namun sedikit bodoh. Dan Uzumaki Kushina—Ibuku yang sangat cantik dan galak. Aku mempunyai kakak yang bernama Namikaze Kyuubi, dan adik yang bernama Namikaze Deidara. Mereka berdua keren, manis dan ganteng. Tapi aku lebih dari semuanya—Narsis? Emang aku ini narsis.
Aku adalah salah satu mahasiswa di Universitas Tinggi Jepang. Jurusan seni yang saat ini sudah menduduki semester akhir diusiaku yang masih bisa dibilang muda—22 tahun? Muda kan? Tentu dong!
Oh iya, dan sekarang aku disini. Duduk manis di sebuah restoran bergaya Eropa, bersama kedua orangtuaku yang sangat aku sayangi. Berhadapan dengan tamu yang tidak aku kenal. Segerombolan makhluk berambut dan bermata hitam tapi berkulit putih. Laki-laki dewasa yang berwajah stoic dan memiliki keriput seperti gelambir di bawah pipi dekat mulut. Wanita dewasa yang sangat anggun, cantik, manis dan—sepertinya galak kayak Haha.
Dan di hadapan-ku.. seorang pemuda yang sepertinya seumuran denganku, berwajah stoic seperti laki-laki satunya dan ganteng? Eh! Ganteng? Mungkin iya, wajah mulus tanpa jerawat dan tanpa bekas luka. Namun tatapan-nya sangat dingin. Huh gak jadi ganteg deh.
Lalu, kenapa aku berada di sini bersama tamu-tamu yang tidak aku kenal?
Mereka berniat menjodohkan ku dengan pemuda dingin yang aku maksud ganteng tadi. Oh Hell—bisa-bisa aku hanya hidup selama dua puluh menit setelah tinggal bersamanya. Bagaimana pun aku harus menolak. Bukannya aku nggak suka, tapi dia tuh dingin banget kayak baru pindahan dari kutub selatan. Bertolak belakang dengan diriku yang hangat, ceria, manis dan hyperaktif ini—Narsis lagi!
Dan, kenapa pemuda itu terlihat santai-santai saja dijodohkan? Seperti tak menolak! Pasti dia suka sama aku yang ganteng dan kece badai inih.
"Jadi, gimana Naru, kamu mau kan dijodohkan sama Suke-kun? Dia anak sahabat Chichi dan Haha loh. Orangnya baik, pintar, ganteng, sopan, ada garansinya pula selama dua tahun"—eh? Lupakan yang terakhir. Ucap Haha padaku seperti mempromosikan sebuah barang dengan menjelaskan semua kelebihannya agar dibeli oleh konsumen—kau tak merasakannya, Mami Kush. Kau sudah seperti SPG loh. Tapi usiamu sudah tak mendukung.
Haha menatap pada diriku yang super imut ini, dia tersenyum manis yang berarti lain bagi diriku. Dari senyumannya aku bisa melihat kalau dia berkata 'Kalau kau menolak, aku pastikan pulang ke rumah kau akan jadi jagung Manis' Sungguh ironis. Sepertinya aku tak punya pilihan lain selain meng-iyakan permintaan atau tepatnya perintah Haha yang sudah tersenyum 'Manis'
Aku pun hanya mengangguk. Terlihat setelah itu Mami Kush dan wanita berambut hitam tadi bersorak senang—melompat-lompat—bergaya seperti ibu-ibu yang sedang melakukan senam poco-poco. Lain halnya dengan Papi Min dan lelaki tua yang berambut hitam tadi, mereka hanya tersenyum puas atas keputusanku.
Kenapa kau tak menolaknya Teme!—aku pun berteriak seenak pizza di dalam hatiku. Mengutuk pemuda di depanku yang hanya santai-santai saja menghadapi masa depan diriku yang ganteng yang akan jadi artis ini.
Tetapi yasudahlah, aku sudah membuat orangtuaku senang. Yeah—aku sudah membuat orangtuaku senang. Alhamdulillah deh!
Pluk—bunyi sebuah tangan yang melempar sebuah benda. Yaa. Lelaki tua yang memiliki keriput seperti gelambir tersebut melempar sebuah kunci mobil kepada pemuda di hadapanku. Sang sasaran hanya memandang lelaki tua yang mungkin adalah bapaknya dengan tatapan bingung.
"Ajak, calonmu jalan-jalan untuk perkenalan dan mendekatkan diri" Ucap lelaki tua yang tadi sempat di panggil Uchiha Fugaku oleh my papa. Oh hell? Aku harus jalan-jalan sama pemuda dingin tersebut? Najis—bisa-bisa aku terkena hipotermia karena kedinginan pemuda tersebut. Namun, saat aku hendak menolak. Haha memanggilku dan menatapku dengan bibir umik-umik seperti merapalkan mantra yang dapat akau tangkap dengan kata 'Kalau kau menolak, akan aku jadikan kau butiran debu saat ini juga'
Oh my god, oh my way, oh my grandpaa—kenapa aku nyebut kakek juga? Itu judul lagu Haha. Sepertinya aku sudah mulai gila karena kejutan hari ini. dengan lemas, aku menuruti perintah Haha lagi dan bangkit dari kursi, mengekor pemuda yang sudah lebih dulu pergi beberapa langkah di depanku.
Bang Bang Bang!
Disclaimer: Kalau Naruto milik gue, udah gue buat ending Naruto nikah sama Sasuke. Tapi sial Naruto masih setia sama bang Masashi Kishimoto *depaked*
Author: MikaArata Shone
Pair: SasuNaru (Yang lainnya menyusul)
Genre: Romance(?) – Humor garing(!)
Rate: M
Warning: Gak bisa buat judul. Jadi gomen kalau judul gak nyambung sama cerita. Bahasa tidak EYD, typo(s)-miss typo, LEMON, lawak yang gak lucu (maklum bukan pelawak), Out Of Character, Gaje gak jelas, BOYS LOVE-mesti!, Author baru.
Notes: Gue ini Author baru yang bisa dibilang masih seumur kuaci. Pairing gue Cuma SasuNaru, nggak boleh kebalik. Tapi juga kadang suka yang kebalik kalau ceritanya asik. Dan jangan berharap di cerita gue, loe-loe pada bakal nemuin Pairing selingkuhan Sasu sama siapa atau Naru sama siapa. Mereka berdua udah takdir dari sang senpai bang Kishi. Jadi yang gak suka sama pairing gue. Ke laut aja nikah sama squidward. *gampared*
Oh iya. Kalau mau panggil gue, panggil aja:: Shone, Shou, Arata, Mika, atau terserah kalian. Seenak kalian mau panggil apa. Tapi yang bagus ya! XDD
Banyak cing-cong *taboked*—yaudah lansung aja, Cekidot!
Chap 1: Bang Bang Bang!
—Normal POV—
Setelah wujud Naruto tak terlihat lagi, para orang tua yang masih memiliki semangat masa muda tersebut langsung bersorak ria, jungkir balik, koprol. Membuat para pengunjung lain restoran tersebut sweatdropped. Mereka bahkan sampai melakukan joget oplosan di tempat umum tersebut. Bahkan Fugaku yang pendiam dan berwajah stoic itu juga ikut joget. Dan malah menjadi pemandu sorak yang berteriak-teriak 'asek-asek josh—awe-awe'
Tidak menyadari bahwa mereka menjadi tontonan para pengunjung. Bahkan ada beberapa pengunjung yang merekam aksi mereka dan berniat mengirim video hasil rekamannya tersebut ke acara TV untuk mendapatkan uang.
Sungguh—Abege tua tingkah mu semakin gila tak perduli apa yang kau rasa—ehem maaf, author jadi nyanyi-nyanyi gak jelas sambil joget juga. Kena virus pasangan FugaMikoMinaKushi.
.
Di dalam sebuah mobil sedan berwarna hitam, duduk lah sepasang kekasih yang baru saja jadian atas perjodohan kedua orang tua mereka. Satu diantaranya, asik menyetir mobi sambil sesekali melirik dan celegukkan menelan ludah meliha pasangannya yang berada di sebelahnya. Yang dilirik malah acuh dan terus menerus mendumal-menggerutu-menyumpah serapahi siapa yang sudah menjodohkannya akan mempunya anak yang jelek—'tunggu, yang menjodohkan ini semua adalah my ortu, dan aku menyumpahi anaknya menjadi jelek. Dan anaknya itu aku? Oh hell aku nggak jadi sumpah. Aku kan gak mau jelek' Naruto terus menerus umik-umik hingga tak sadar bahwa sedari tadi ada yang memanggilnya.
"Hei..hei..hei..hei" Terus menerus, pemuda yang diketahui bernama Uchiha Sasuke ini memanggil pasangannya. Namun kayaknya pasangannya melamun.
"E-eh? Apa?" Jawab Naruto sedikit kaget dan sedikit kasar dan sedikit membentak dan sedikit lagi—plak! Seketika saat Naruto menoleh kearah Sasuke, Sasuke yang melihat mata sapphire Naruto langsung berkeringat. 'Manis, ternyata lebih manis kalau langsung melihat wajahnya yang imut itu'. Naruto yang dipandang Sasuke dengan pandangan terbelalak, sedikit bingung dan memiringkan kepalanya.
"Apa?"
"O-oh tidak. Uchiha Sasuke. Kau?" Tanya Sasuke sembari kembali menoleh kedepan focus untuk mengendarai. Bisa-bisa kecelakaan kalau sedang dalam keadaan mengemudi dan terus menerus melihat wajah manis Naruto. 'Tak salah Haha menjodohkanku dengan pemuda ini. awalnya aku hanya ingin membahagiakan Haha yang belakangan ini murung. Tapi saat tahu kalau dia jodohku, seharusnya sejak dulu saja perjodohannya'
"Naruto, Namikaze Naruto" Jawab Naruto memalingkan wajah kembali menatap luar kaca mobil. 'Sepertinya aku salah, dia bukan pemuda dingin. Buktinya dia mengajakku berkenalan' Bisik Naruto dalam hati, wajahnya yang berkulit tan tersebut tiba-tiba mengeluarkan semburat merah, yang membuat dia semakin menyembunyikan wajahnya—menempelkan wajahnya di kaca sehingga wajahnya terlihat gepeng.
"U-um.. Usiamu berapa?" Tanya Sasuke lagi dengan detak jantung yang tidak stabil dan suara yang terbata-bata gagap seperti aziz gagap. Merasa detak jantungnya yang tidak stabil, dia menjadi berinisiatif untuk membawanya ke doctor spesialis jantung besok. Atau kau bawa saja ke perempatan jalan sas. Ajak main lompat tali disana.
"22 Tahun" Jawab Naruto singkat dan masih menyembunyikan wajahnya. Sekejap suasan menjadi hening lagi. Diantara Sasuke dan Naruto pun juga Tidak ada yang mempunyai pikiran harus ngapain untuk memecah keheningan ini. Lama-lama-lama hingga hampir 12 menit saling diam, akhirnya Naruto lah yang angkat bicara.
"Kenapa kau mau dijodohkan?"
"Karena kau manis" Jawab Sasuke spontan sangat tidak sengaja keceplosan. Langsung saja dia membekap mulutnya sendiri yang sudah mengatakan kata-kata sakral baginya yang masih baru berhubungan ini. 'Bodoh-bodoh, kenapa aku mengatakan hal seperti tadi. Aargh—ini semua karena si manis di sampingku ini' Runtuk Sasuke terus menerus mengatai bahwa dirinya bodoh.
Naruto yang mendengar jawaban Sasuke langsung menoleh kearah Sasuke dengan ekspresi terkejut setengah mati. Matanya melotot ingin keluar. Wajahnya menjadi pucat. 'Oh Tuhan. Jadi ini alasannya dia tidak menolak perjodohan ini malah diam-diam saja. Uuh—menyebalkan. Dan apaan dia tadi, masak ngatain aku manis. Aku kan ganteng—yaa walaupun ada unsur manis sedikit'
"Teme brengsek! Enak aja ngatain aku manis. Aku ini ganteng" Sembur Naruto gak pake kuah langsung saja nyerocos. Dengan wajah merah, pipi yang menggembung, dan bibir yang di monyong-monyongkan. Sasuke yang melihatnya hanya bisa meneguk ludah lagi. 'Jika seperti ini terus, bisa-bisa aku kelepasan dan langsung menyerangnya. Uuh—'adik' kecil dibawah sana tidur aja ya'. Untuk menghilangkan rasa 'lapar'nya akhirnya Sasuke menjawab dengan singkat dan sinis. Tak lupa dengan wajah dan ekspresi yang kembali dingin seperti tadi saat masih di restoran. 'untung lah aku masih bisa mengendalikan emosiku'
"Hn. Dobe"
"A-apa? Apakah aku tadi mendengar sesuatu yang keluar dari mulutmu. Hah" Tanya Naruto yang mendengar ejekan Sasuke. Merasa tak terima akhirnya dia membalasnya dengan lontaran ejekan juga.
"Temeee! Kau jangan sok keren dengan sikap dinginmu itu ya! Ngaca dong, apa gak ada kaca di rumahmu? Besok aku belikan yang buuuuesaaaar deh" Lagi-lagi Naruto nyerocos daan kali ini dengan kuah yang menyembur-nyembur dari mulutnya.
Entah sejak kapan, sekarang di jidat mulus Sasuke sudah terdapat perempatan dan pertigaan yang lengkap dengan lampu rambu-rambu lalu lintas dan para pengendaranya. "Dobe. Kau lah yang seharusnya mengaca. Dan kau harusnya bersyukur mendapatkan jodoh yang tampan, cool, keren dan ganteng seperti aku yang selalu dikejar-kejar para gadis" Ucap Sasuke tak kalah narsis dari Naruto.
"Hoek! Gadis-gadis itu pasti gila, teme! Apanya yang ganteng. Model rambut aja gak jelas, seperti pantat donal bebek" Tak mau kalah, Naruto membalas ejekan Sasuke lagi dengan kata-kata yang cukup sadis menurutnya.
"Ini style Dobe! Kau ini kudet apa?" Jawab Sasuke kembali santai. Lebih memilih diam mengendarai mobil. "Heeeh! Dasar Teme sialan, brengsek, pantat ayam, jelek, mesum" Lontar Naruto lagi sudah kehabisan kata, sehingga itulah yang keluar dari mulutnya. "Apa katamu yang terakhir? Mesum? Darimana kau bisa mneyimpulkan kalau aku mesum?" Tanya Sasuke kembali terpancing emosi.
"Tadi kau terus memandangku dengan wajah lapar dan mengataiku manis. Kalau bukan mesum apa?" Tanya Naruto setengah berseru. 'Eh. Benar juga, tadi aku terus memandang Naruto hingga berfikir akan menyerangnya. Bahkan 'adik' dibawah sana sempat mau bangun' Ucap Sasuke dalam hati mengoreksi dirinya dan sifatnya kembali. Namun karena sudah lelah beradu mulut, dia hanya menjawab singkat.
"Dobe!"
"Teme!"
Tak sadar mereka terus menerus beradu ejekan hingga tak disangka mereka sudah menjadi akrab. Tak disadari juga bahwa dari tadi mereka hanya terus menerus jalan tanpa berhenti mencari tempat tujuan. Hingga tiba-tiba mobil pun berhenti di jalan yang cukup sepi. Saat Sasuke mencoba menghidupkannya ternyata tidak bisa. Dan saat di lihat-lihat ternyata jarum yang menunjukkan banyaknya bahan bakar sudah berada—menunjuk huruf E.
Doeeng—Seketika mereka berdua seperti terserang stroke dan kejang-kejang. 'Oh demi Kyuu-nii yang jahil. Kenapa aku terus sial hari ini. sudah harus menerima perjodohan dari Mami, dan sekarang apalagi ini—terjebak di sebuah jalan yang sepi karena mobil yang kehabisan bahan bakar. Dan parahnya aku harus terjebak bersama Teme jelek kantong kresek ini. Oh Tuhan tolong muncul kan lah sebuah SPBU di dekat kami' Doa ngawur mulai dialami Naruto, dia seperti habis makan buah simalakama hari ini. sial terus menghampirinya.
'Kenapa disaat seperti ini. dan kenapa harus bersama Dobe ini?' Ratapan Sasuke di dalam hati. Meratapi nasibnya yang di sia-sia oleh ibu tirinya dan bawang merah—lupakan. Sesaat Sasuke melirik kearah Naruto dan—"Cleguk!"—cukup kencang kali ini suara Sasuke menelan ludah. Ya karena sausana yang sepi sih. Dan apa ini. 'Wah sebenarnya ini kesempatan bagus untuk diriku menyerangnya' Sekarang bukan ratapan lah yang di ucapkan Sasuke dalam hati melainkan rencana mesumnya. 'Eeh—kenapa aku malah mikir kayak gini. Harusnya aku mikir bagaimana caranya untuk pulang' Sasuke terus saja melamun bergulat dengan pikirannya yang bercabang menjadi maksiat dan taubat. Hingga sebuah suara membuyarkan lamunannya.
"Coba hubungi ayahmu" Seru Naruto memberi saran. Asal kau tahu Naruto, saat ini gadget Sasuke sedang lowbet. Kalau saja tidak lowbet pasti dia sudah melakukan hal tersebut dari tadi. "Hp ku lowbet" Jawab Sasuke singkat. Membuat Naruto menghela nafas sangat panjang selama sepuluh menit, mengacak surai pirangnya, menjambaknya, dan mencari uban—lupakan-lupakan.
"Kau bawa handphone?" Tanya Sasuke menghentikan aktifitas Naruto. Naruto pun hanya menjawab dengan anggukan kecil. 'Aduh—dasar dobe. Kenapa dia sendiri tidak mengubungi orangtuanya. Oh keriput Aniki, apakah benar aku harus menikah dengan Dobe di sampingku ini? bagaimana dengan keturunanku nanti?' Ya sekarang abaikan Sasuke yang mulai membayangkan masa depannya.
"Sini, aku akan menghubungi Chichi-ku" Ucap Sasuke merebut handphone yang baru saja dikeluarkan Naruto dari saku kemejanya. Memencet-mencet nomor dan menempelkan benda gepeng tersebut di telinganya.
Tuuut—tuuut—tuuut— bunyi hujan diatas genting—maaf lagi-lagi author mulai nyanyi. Kembali yo! Bunyi sambungan telepon yang terhubung. Namun setelah menunggu sedikit lama dan tidak ada yang mengangkat, membuat Sasuke naik darah. Terlihat dari ubun-ubunnya yang menyemprotkan darah seperti air mancur.
.
Tetap berada di sebuah restoran yang tadi sempat kita bahas, dengan jelas masih terlihat kedua orangtua dari Sasuke dan Naruto yang asik mengobrol. Hingga handphone milik Fugaku yang tergeletak di sebelah Mikoto menyala. Mikoto yang melihatnya langsung mengambil dan akan memberikannya kepada suaminya jika saja di handphone itu—orang yang memanggil tidak bernama, hanya deretan angka saja yang terlihat. Mikoto yang mengira itu adalah gadis simpanan Fugaku langsung saja nyembur-nyembur marah.
"Kau selingkuh ya?" Tanya Mikoto watados yang membuat Fugaku mengkerutkan alisnya. "Gimana bisa aku selingkuh. Setiap hari kau ngestalk aku Miko-chan" Jawab Fugaku enteng. Yang entah malah membuat Mikoto ber-api-api.
"Lalu ini siapa yang telepon? Tanpa nama pula! Kalau bukan selingkuhan apa?" Lagi-lagi Mikoto langsung nyerocos beberapa pertanyaan muncrat kearah Fugaku. Fugaku yang sedikit mengerti merebut handphone dari tangan istrinya dengan kalem, lemah lembut seperti putri Solo. Menautkan alisnya saat melihat nomor yang menelepon dirinya. 'Apakah ini salah satu Secret Admirer yang selalu ngestalk aku?' Tanya Fugaku dalam hati dengan PeDe-nya.
"Coba aku lihat" Ucap Kushina sambil merebut handphone di tangan suami sahabatnya. Dia sedikit kasihan melihat sahabatnya sudah pundung dan saat ini sedang mojok aja kayak tai kucing. Sedikit membantu siapa tahu dia mengetahui nomor itu. "Oh ini nomor Naruto" Jawab Kushina kembali menyerahkan handphone ke Fugaku.
"Jadi kau selingkuh dengan Naruto" Seru Mikoto tiba-tiba bangkit dan langsung menyemprot suaminya lagi dengan pernyataan semakin gila. "Jadi Secret admirer yang ngestalk aku itu Naruto? Baru tahu aku" Ucap Fugaku yang tak kalah gila dari istrinya. Sungguh, mereka sudah menjadi pasangan tergila 2014 yang paling ter-hot dalam arti lain.
Kushina dan Minato yang menangkap kegilaan sahabatnya hanya mengehela nafas. "Mana mungkin. Naruto baru mengenal kalian hari ini. Sudah lah angkat saja dulu" Minato mencoba menenangkan sahabatnya sekaligus membela anaknya yang dituduh selingkuh dengan Fugaku, parahnya malah dituduh jadi secret admirer yang selalu ngestalk Fugaku. Oh Fugaku nyadar pak, kau sudah tua pak.
Fugaku mengangguk dan mengangkat telepon tersebut, menempelkannya pada telinganya. "Salah!" Teriak trio Minato, Kushina, Mikoto saat melihat kegilaan Fugaku belum berakhir. Mana bisa coba, mengangkat telepon menempelkannya di jidat. Seperti Andre Taulani saja. "Yayaya!" Setelah itu Fugaku membenarkan letak handphone nya dan mulai berbicara.
"Hallo"
"Oh Sasuke ada apa?" Ucap Fugaku yang membuat trio tadi saling melirik. 'Apakah ini berarti hubungan Sasuke dan Naruto sudah membaik. Sasuke saja meminjam handphone Naruto' Ucap mereka bertiga dalam hati bersamaan dan bebarengan. Bagaimana author bisa tahu? Karena author 'The Next Mentalist'.
"Kenapa kalian berhenti disana? Jauh sekali!"
"Oh. Yayaya… NgertiNgerti.. he-em!"
"Baiklah, Daa—muach!" Tutup Fugaku memberi salam dengan ciuman? Heh! hal ini pasti langsung saja membuat trio tadi terjungkal sweatdropped. Oh Fugaku kau sangat OOC kali ini. Berterimakasihlah pada Author yang sudah membuatmu seperti ini.
"Apa yang dia bicarakan?" Tanya Minato setelah bangkit dari jungkir balik berjama'ah tadi. "Mereka berdua terjebak di jalan Kuningan IV. Jalan yang lumayan sepi dan bensin mobil mereka habis. Dan posisi mereka sangat jauh dari SPBU. Dan lagi, mereka meminta kita untuk menjemput mereka" Jawab Fugaku yang tiba-tiba membuat sebuah lampu bohlam muncul di atas kepala Kushina yang sudah bangkit juga dari jungir baliknya tadi.
Semua pengunjung restoran tersebut memicingkan mata karena cahaya lampu bohlam di atas Kushina yang sangat terang. "Aku punya ide" Ucap Kushina dengan seringaian setan di bibirnya. "Apa?" Tanya trio yang berganti personil menjadi Fugaku-Minato-Mikoto. "Kita tidak usah menjemput mereka. Biarkan mereka menginap berdua di mobil hingga besok kita menjemputnya. Itung-itung buat pendekatan yang lebih intenst lagi buat mereka berdua." Jawab Kushina masih dengan seringaian yang mengerikan, yang membedakan sekarang diikuti oleh tawa khas kuntilanak yang keluar dari mulutnya. "Khukhukhukhu"
"Fufufufufffuu—" Trio di samping Kushina pun sepertinya menyetujui rencana Kushina dengan keluarnya suara tawa aneh dari mereka.
.
"Hey, gimana?" Tanya Naruto pada Sasuke dengan nada khawatir yang tinggi. Takut kalau orangtua mereka tidak bisa menjemput mereka dan mereka harus tidur di mobil ini berdua. Oh my god, oh my way, oh my Kyuu-nii. "Mereka akan menjemput kita. Jadi tenanglah dan berenti cuap-cuap" Jawab Sasuke dingin dengan nada risih. Ya dia risih, karena dari tadi saat Sasuke mulai menelepon ayahnya, Naruto terus menerus berceloteh tidak jelas. Sungguh mengganggu pendengaran Sasuke.
'Tutupen botolmu, tutupen oplosa—' Mendengar sebuah suara dari tangan nya yang bersumber dari handphone Naruto yang masih dia pegang. Sasuke menatap Naruto dengan tatapan tak percaya dan shock. "Nada deringmu?" Tanyanya masih shock. Naruto hanya mengangguk kecil dan berkata "Biarin deh. Cepet tuh angkat telepon dari siapa".
Sekejap Sasuke menatap handphone Naruto. Melihat nomor yang tertera. Dan adalah nomor dari sang ayah segera saja dia angkat. "Hallo?"
"Apa?" Teriak Sasuke erotis membuat Naruto latah dengan tidak elitnya "Eh ayam ayam ayam eh ayam ayam" Mendengar ucapan latah dari Naruto, Sasuke melupakan pembicaraannya di telepon sejenak dan menatap Naruto nyalang. Seperti ingin membunuh. 'Dasar Dobe! Kenapa latahnya bilang ayam. Aku jadi tersinggung kan' Oh ternyata eh ternyata Sasuke tersinggung karena latah Naruto menyebut ayam. Emang lu sejenis unggas yang memiliki jengger itu Sas? Naruto sendiri hanya memasang wajah horror mendapat deathglare mengerikan dari si bungsu Uchiha.
Setelah puas men-deathglare Naruto, Sasuke melanjutkan percakapannya di telepon. "Kenapa?" Tanya Sasuke dengan suara lesu. Naruto langsung mendapat firasat buruk mendengar suara Sasuke lesu. "Terserah" Ucap Sasuke lagi setelah itu mematikan telepon dan menyerahkannya pada Naruto.
"Ada apa?" Tanya Naruto berhati-hati. "Mereka tidak bisa menjemput kita. Tiba-tiba ada urusan mendadak. Entah urusan apa" Jawab Sasuke yang langsung membuat Naruto berteriak sekencang-kencang yang membuat kaca mobil bergetar hebat. "HAAAAH! Jadi kita bagaimana?"
"Kecilkan suaramu Dobe. Aku masih ingin bisa mendengar" Ucap Sasuke menutupi telinganya—mengamankannya dari teriakan super maut Naruto. Naruto sendiri hanya melipat kedua tangannya di depan dada, menggembungkan pipinya dan memonyong –monyongkan bibirnya. "Bagaimana?" Tanyanya lagi pada Sasuke masih dengan pose yang sama.
"Ya kita harus tidur di sini sampai besok. Mereka bilang akan menjemput kita besok" Ucap Sasuke yang membuat tubuh Naruto menggigil-pucat-berkeringat seketika. 'Demi Mito Grandmaa. Apa kata patung Hokage di serial anime ninja, jika mengetahui aku harus tidur berdua bersama teme jelek ini di mobil dan dengan keadaan sepi seperti ini' Sudah berapa kali Naruto menyebut orang-orang sebagai 'demi'.
"Aku tidur di belakang. Kau disini, dan jangan sesekali mencoba mendekat!" Seru Naruto mengacungkan jari telunjuknya ke wajah Sasuke. Menyentuh hidung mancung Sasuke hingga tiba-tiba mereka berdua merasakan seperti sengatan listrik saat saling bersentuhan. Langsung saja dengan cepat Naruto kembali menarik tangannya. 'Perasaan apa tadi?' Tanya Sasuke dan Naruto bebarengan dalam hati. Dan kalau kalian masih bingung kenapa author bisa mengetahui isi hati mereka. Author akan memberi tahu kalian lagi kalau—Itu karena author adalah seorang 'The Next Mentalist'
'Bodo amat deh' Ucap Naruto akhirnya dalam hati. Setelah itu dia melompat ke kursi penumpang di belakang dan langsung merebahkan badannya, walaupun tidak cukup dan dia harus meringkuk.
Sasuke sendiri masih membatu atas apa yang barusaja dia rasakan. 'Perasaan apa tadi. Baru pertama kali aku merasakannya' Dengan kebimbangan hati yang terombang ambing seperti kapal di tengah laut luas pada saat badai, akhirnya Sasuke memutuskan untuk menyenderkan tubuh di kursi pengemudi dan mencoba memejamkan mata.
.
"Kita berhasil" Seru Fugaku lagi-lagi OOC parah. "Yeeaay" Jawab yang lainnya juga berseru. Mereka sudah berhasil membuat anak-anak mereka tidur bersama di dalam mobil. Kushina dan Mikoto yang merupakan mantan Fujoshi hampir saja nosebleed saat membayangkan apa yang akan dilakukan oleh anak-anak mereka. Dasar para orangtua yang gila.
"Baiklah sebaiknya kita pulang. Sudah terlalu malam dan restoran akan tutup" Ucap Minato menyarankan kepada semuanya bahwa hari ini rapat dibubarkan. *ngeeek*
"Iya. Sampai jumpa FugaMiko. Sampai ketemu besok. Ayo Minato" Ucap Kushina memberi salam perpisahan pada sahabatnya dan setelah itu menggeret tangan suaminya untuk pergi pulang. Setelah sepeninggal MinaKushi, Fugaku dan Mikoto terdiam hingga Mikoto mengajak pulang. "Ayo Fugaku" Ucap Mikoto sambil berjalan mendahului Fugaku. Yang dipanggil hanya diam. Dia seperti mengingat sesuatu yang salah saat ini. "Mikoto, kita tadi berangkat bertiga bersama Sasuke naik mobil kita kan?" Tanya Fugaku mencoba meluruskan pikirannya yang kusut.
"Iya" Jawab Mikoto santai, kembali mengahmpiri suaminya. "Lalu mobil kita dibawa Sasuke untuk pergi bersama Naruto kan?" Tanya nya lagi karena pikirannya belum sempurna lurus. "Iya, ada apa?" Jawab dan Tanya Mikoto lagi pada Fugaku yang saat ini sudah pucat dan keringat segede biji nangka meluncul dari pelipisnya. "Apakah kau tahu apa itu artinya?"
"KITA PULANG NAIK APA!" Teriak Fugaku dan Mikoto bersamaan. Membuat para pelayan restoran yang sudah sepi tersebut menutup telinga dan mata. Kok mata juga? Karena takut iritasi terkena polusi yang keluar dari mulut pasangan FugaMiko tersebut.
"Ehem" Deheman di samping mereka berdua membuat mereka berhenti sejenak untuk menoleh ke arah sumber deheman. "Maaf restoran sudah tutup. Silahkan pulang" Ucap seorang pelayan di samping mereka yang tadi sempat berdehem. Memberi tahu pada mereka bahwa restoran sudah tutup. Dan bermaksud untuk mengusir mereka berdua secara halus.
"I-iya" Jawab Fugaku gagap karena malu. Dengan cepat dia menarik lengan sang istri untuk keluar dari restoran tersebut. "Kita gimana pulangnya Fugaku?" Tanya Mikoto dengan tangis yang sudah mengalir dari matanya. Berjongkok di bawah Fugaku dengan tangan yang masih dipegang Fugaku. "Kita cari taxi" Jawab Fugaku mencoba menenangkan istrinya walaupun dia sendiri sebenarnya tidak tenang.
"Ini sudah jam 12 malam Fugaku jangan bodoh. Taxi tidak ada jam segini di tempat yang cukup terpencil dan memojok seperti ini" Ujar Mikoto masih menagis Bombay—menggosok-gosokkan bawang Bombay di kedua matanya/plaak!
"AKu akan mencoba menelepon Minato, mungkin dia belum cukup jauh" Ucap Fugaku lagi mencoba menenangkan istrinya lagi. Menekan handphone dengan gemetar dan menempelkannya di telinga. Kali ini benar-benar di telinga. Tidak salah seperti tadi.
Setelah cukup lama dan Fugaku hanya manggut-manggut, Mikoto mencoba bertanya "Bagaimana?". Fugaku hanya menghela nafas sebelum menjawab. "Entahlah, yang menjawab bukan Minato ataupun Kushina" Jawab Fugaku terlihat lemas. "Lalu siapa?" Tanya Mikoto lagi. Dia tidak tahu kenapa setiap di saat dia sedih ataupun gelisah dia selalu kepo.
"Aku juga tidak tahu. Pokoknya wanita" Jawab Fugaku lagi sambil menghela nafas lagi. "Memangnya dia ngomong gimana?" Tanya Mikoto lagi dan lagi yang masih terserang virus kepo. "Dia bilang: 'Maaf sisa pulsa anda tidak cukup untuk melakukan panggilan ini' begitu" Jawab Fugaku yang langsung membuat Mikoto ayan. 'Kenapa bisa suamiku menjadi tiba-tiba bodoh seperti ini. jelas-jelas itu operator yang memberi tahu bahwa saldo pulsa miliknya habis'
"Kenapa?" Tanya Fugaku innocent banget. Dan langsung di hadiahi sebuah jitakan penuh cinta dari sang istri. "Kenapa kau memukulku?" Tanya Fugaku tidak terima. "Untuk mengembalikan otakmu seperti dulu. Bukan bodoh seperti sekarang. Sudah jelas itu adalah operator yang memberitahu kalau saldo pulsamu habis. Malah dikira wanita lain yang ngangkat telepon mu"
"Oh" Entah kenapa, semalam ini, sejak dia di ajak joget oplosan, dia menjadi goblok. Apakah ini pengaruh joget atau pengaruh perasaannya yang senang karena karena anak bungsunya sudah mendapat jodoh.
.
Sejak tadi, Sasuke tidaklah bisa tidur,. Dia terus mengingat sentuhan Naruto tadi yang membuat libido nya meningkat. Oh Sas, kau hanya disentuh dengan satu jari di hidung. Kau ini memang benar- benar mesum ya. Pikirannya sendiri pun terus berperang, antara harus tidur atau menyerang Naruto yang sedang terlelap.
Dan setelah pertarungan panjang antara pikirannya, dia memutuskan untuk menyerang Naruto. Sekelebat seringai muncul di wajah tampannya. Langsung saja dia melompat ke belakang dan langsung menumbruk tubuh Naruto. Duduk di atas tubuh yang sekarang sudah terbangun karena kaget.
"Te-teme.. apa yang kau lakukaaan!" Teriak Naruto saat tangan Sasuke menguncinya. Mencoba mengelak namun tidak bisa, lalu apa yang harus dilakukan Naruto? "Aku sudah tidak tahan Dobe. Lagipula kita akan menikah dan menjadi pasangan yang sah kan? Jadi melakukan sekarang juga tidak apa-apa" Jawab Sasuke enteng setelah itu mencium bibir Naruto secara paksa. Saat pertama memang Naruto meronta ingin dilepaskan, namun tiba-tiba entah apa yang terjadi, dia menjadi luluh dan menurut atas semua sentuhan yang diberikan Sasuke.
.
Lalu bagaimana dengan nasib pasangan Fugaku dan Mikoto? Akhirnya mereka bisa pulang dengan—berjalan kaki—sungguh mengenaskan membayangkan jarak antara restoran dan rumah mereka lebih dari lima kilometer. Butuh waktu satu jam lebih untuk sampai di rumah. Dan saat sampai di rumah Mikoto langsung ambruk pingsan, untung lah dia sempat memilih tempat untuk pingsang sehingga dia tidak jatuh ke lantai dan terbentur, melainkan jatuh ke sofa tebal yang empuk. Fugaku sendiri harus ngesot untuk menuju kamarnya, sudah tidak memperdulikan keadaan istrinya yang pingsan, toh pasti besok juga akan bangun sendiri. Dia yakin, pasti besok kakinya akan mati rasa dan lumpuh untuk beberapa hari.
Sungguh kasihan pasangan kita yang satu ini—poor FugaMiko
.
Kembali lagi ke pasangan ter hot kita yang saat ini sedang dalam acara mesum dalam mobil. Sedari tadi terdengar desahan tak karuan dari dalam mobil. Di dalam mobil sendiri terdapat pasangan yang sedang nge-rape nge-rape.
"Aaangh….sashhh…" Desah Naruto saat Sasuke terus memberi tanda di leher eksotis miliknya, menjilat, menggigit dan menghisap hampir seluruh bagian sensitive yang terdapat di leher Naruto. Naruto sendiri sekarang sudah tidak berbusana—hanya mengenakan boxer berwarna hitam. Dan Sasuke juga hanya mengenakan boxer berwarna biru tua.
Sedangkan bibir yang asik menghisap leher jenjang Naruto, kedua tangan Sasuke memilih untuk memilin kedua putting susu Naruto bersamaan. Mencubit, memutar dan menarik sehingga mengeras. Setelah selesai dengan putting Naruto, tangan Sasuke turun mengerayangi tubuh mulus seksi Naruto hingga berhenti di boxer dan melepas boxer Naruto sehingga sekarang Naruto benar-benar polos. Sasuke sendiri beranjak dan melepas boxer miliknya hingga mereka berdua polos. Seketika Sasuke memposisikan 'adik' Naruto di hadapannya dan 'adik'nya di hadapan Naruto. Gaya 69.
Awalnya Naruto sedikit ragu untuk mengulum 'adik' Sasuk yang sudah tegak sempurna dan mengeluarkan preecum. Sasuke sendiri sudah mengulum, menjilat, menghisap, menggigit 'adik Naruto yang tak kalah tegang dan juga mengeluarkan preecum, membuat Naruto mendesah nikmat. Akhirnya Naruto memantapkan hatinya dan mulai menjilat dan menghisap milik Sasuke. Memasukkan ke dalam mulutnya dan menggerakkannya ke atas ke bawah seperti yang di lakukan Sasuke saat ini. milik Sasuke yang berukuran cukup besar hampir berkali-kali membuat Naruto tersedak.
Setelah cukup lama dengan kegiatan mereka, tiba-tiba tubuh mereka mengejang—siap mengeluarkan sarinya di dalam mulut lawan masing-masing.
Crot—Sasuke menelan semua sari Naruto yang keluar sangat banyak tanpa sisa dan Naruto sendiri sedikit memuntahkannya Karena Sasuke keluar cukup banyak juga. Setelah itu, Sasuke bangkit dari posisinya dan menatap Naruto, menyatukan bibir mereka. Saling bertarung lidah yang di dominasi oleh Sasuke. Lidah yang saling menari tersebut saling mengusap dan mengapsen semua benda yang terdapat dimulut lawan masing-masing. Merasakan sari yang tadi sempat mereka telan, saliva turun dari dagu mereka bercampur dengan sperma mereka.
Sasuke mengambil saliva tadi dengan ketiga jarinya dan mengarahkan jarinya ke lubang virgin Naruto tanpa sepengetahuan Naruto.
Jleb—Dua jari sekaligus masuk membuat Naruto berteriak dalam ciumannya yang belum selesai walau oksigen dalam paru-parunya sudah menipis. Sasuke sendiri menggerakkan kedua jarinya di lubang Naruto, maju mundur-kanan kiri-membelah seperti gunting. Setelah cukup rileks, Sasuke menambah satu jari lagi dan membuat gerakan lebih agresif, mencari titik nikmat Naruto hingga terdengar suara desahan panjang dari Naruto.
"Aaaaaah—" Desah Naruto panjang seraya melepas ciumannya. Rasa yang aneh dirasakan Naruto, sakit-perih namun nikmat. Sasuke sendiri menyeringai setelah mengetahui titik nikmat Naruto. Terus saja dia mengenai titik itu berulag kali agar terus mendengar desahan Naruto.
Setelah selesai dengan persiapannya, Sasuke melepas jarinya—Nampak Naruto yang kecewa karena jari Sasuke keluar dari lubang miliknya. 'Tenanglah dobe sayang, setelah ini milikku yang lebih besar dan nikmat akan memasuki lubangmu' Setelah itu Sasuke merubah posisi dan menyiapkan miliknya di depan lubang Naruto—dan satu hentakan milik Sasuke langsung masuk dan mengenai titik nikmat Naruto.
"Aaaaaaack—" Teriak Naruto terputus karena sangking kencangnya. Air mata pun mengalir dari iris birunya, Sasuke yang melihat itu menunduk dan mengecup kedua kelopak mata Naruto dan menghapus air mata Naruto "Tenanglah. Biasakan dirimu. Aku akan sangat hati-hati" Ucap Sasuke mencoba menenangkan Naruto yang dijawab dengan anggukan. Setelah cukup lama akhirnya Naruto menyuruh Sasuke bergerak. Dengan senyum tulus dari wajah tampannya yang membuat Naruto merah Sasuke mengangguk dan mulai menggerakkan miliknya di dalam tubuh Naruto.
Gerakan yang tadinya lemah lembut sekarang mulai kehilangan ritme dan bergerak dengan beringasan. Sasuke sendiri terus menerus memasukkan lidahnya di mulut Naruto agar membuat Naruto nyaman dan tidak kesakitan walaupun dia lebih memilih mendengar desahan-desahan dari bibir mungil Naruto. Tiba-tiba tubuh Naruto mengejang tanpa di sentuh dan memuntahkan sarinya di perut Sasuke dan perutnya. Sasuke sendiri tersenyum dalam ciumannya meliha Naruto sudah keluar tanpa dia menyentuhnya.
Semakin cepat saja dia menggerakannya hingga tubuhnya mulai mengejang juga dan mengeluarkan sarinya banyak-banyak dalam lubang Naruto, membuat sebagian dari cairan putih lengket tersebut turun merembes ke paha Naruto dan kebawah mengenai jok mobil. Mereka berdua terengah-engah, tenaganya habis total, ini semua menyedot kekuatannya. Malam pertama bagi mereka sebelum menikah.
Sasuke ambruk di atas Naruto tanpa melepas miliknya didalam tubuh Naruto. Masih ingin merasakan kehangatan di lubang itu.
"Teme, ini pertama kali bagiku" Ucap Naruto sedikit lirih karena kelelahan, dia juga tidak percaya jika coretKeperawanannyacoret di ambil oleh pemuda yang bahkan baru dia kenal dan tadi sempat dia benci. Namun entah kenapa sekarang dia merasakan hal aneh dalam hatinya. Hal yang di sebut cinta mungkin. Dia ingin mengutarakannya namun takut kalau Sasuke tidak memiliki perasaan yang sama. Tetapi apakah dengan baru saja melakukan kegiatan dewasa ini, dia bisa berharap?
"Ini juga pertama bagiku Dobe. Walaupun aku sudah berkali-kali berpacaran, namun aku tidak pernah berciuman bahkan sampai seperti ini"
"Lalu apa artinya ini tadi, Teme?"
"Entahlah, bisa di bilang aku menginginkanmu. Aku menyukaimu, aku mencintaimu sejak tadi pertama kali kita bertemu" Oh Sungguh Sasuke ini pengakuan pertamamu. Pertama kali kau menyatakan cinta. Apakah ini memang benar yang dinamakan cinta sejati.
"Eh? Sepertinya aku juga… menyukaimu Teme" Jawab Naruto dengan semburat merah di wajahnya yang dia coba sembunyikan walaupun tidak bisa karena sasuke tepat berada di atasnya dengan jarak yang sangan dekat.
"Aku yakin, aku mau menikah denganmu, Dobe" Ucap Sasuke sambil memeluk Naruto.
"Terimakasih, Suke!" Jawab Naruto sambil membalas pelukan Sasuke dan pergi tertidur bersama Sasuke dengan posisi dan keadaan seperti ini. keadaan dimana milik Sasuke masih di dalm lubang Naruto.
.
Bersambung
.
Wah wah gila nih gue. Ini fic pertama gue dan udah berbau lemon? Heh beneran loh Shone?
Fugaku: Iya, loe gila Shone. Berani-beraninya bikin gue OOC parah.
Shone: Sudahlah sekali-sekali dengan karakter yang beda pak Fuga *Taboked*
Oke ini fic pertama gue, jadi harap maklum kalau banyak salah OOC yang parah dan Typo yang merekah dimanah manah. Gue sempet bingung dengan ke-OOC-an Fugaku dan Sasuke dan Mikoto. Sungguh membuat struuues! Tapi yaa begitulah demi jalannya cerita ini.
Sasuke: Kalo lo stress jangan di tularin. Keluarga gue jadi OOC semua gara-gara kesetresan loe!
Naruto: Udah lah teme, jangan di anggep tuh Shone. Mending kita jalan-jalan—katanya mau *piiip* (bisik-bisik)
kushiMiko: Kyaaaaa—!
Shone: Iya tuh sana jalan aja sama pacar loe. Dan buat elo KushiMiko, jangan gila deh. Gue tahu loe loe fujoshi—tapi mereka anak loe sendiri *sableng*
Sasuke: Yuk ayang Dobe!
kushiMiko: Kyaaaaa—!
Oh sudah lupakan saja mereka. Dan kembali lagi nih!
Dan asal kalian tahu yaa. Gue buat fic ini dari jam 8 malem sampe jam setengah 2 pagi. Jadi loe loe pada yang udah baca harus kudu Review!
Minato: Gak ada yang Tanya Shone
Shone: *Rasenggan*
Dan kalau ada lebih dari 30/20 review, Shone janji akan apdet chap selanjutnya dengan cepat. Tapi kalau gak ada segitu ya terpaksa Shone tunggu sampe reviewnya sampe yang Shone targetkan itu.
Fugaku: Iya kalian harus kudu review sesudah baca. Dan review sebanyak-banyaknya. Apa kalian tega nggak review padahal gue udah OOC parah di sini.
Shone: Kyaaaa—! Pak Fuga baik ya ternyata.
Fugaku: Gue gak rela aja kalau gue OOC dan yang review dikit. Bukannya kasihan sama loe
Shone: Pundung—mojok kayak tai kucing! TTATT
Baiklah, dirasa sudah cukup cuap-cuapnya dan karena keadaan gue yang udah ngantuk berat. Gue udahin aja dengan catatan kecil:
Kalo udah baca harus REVIEW!
REVIEW!
REVIEW!
(-/|\-)