Chapter 2 - END

"NEAR ME"

Author : Choi Chanhyun

.

Cast :

Park Chanyeol as Park Chanyeol

Byun Baekhyun as Byun baekhyun

Do Kyungsoo as Do Kyungsoo

Tiffany Hwang as Tiffany

And Another Cast

.

Pairing : Chanbaek / Baekyeol

.

Disclaimer : Chanbaek belongs to themselves.

.

Copyright : Cerita ini merupakan hasil pemikiran otak author sendiri.

© Choi_Chanhyun

DO NOT COPY!

.

Warning : Yaoi, Boys Love

DO NOT FORGET TO RCL!

.

Happy reading yeorobun! ^^

.

.

Previous Chapter :

"Oh ayolah Baekhyunnie, masa kau tidak tahu?" Kyungsoo bertanya lagi. Sedangkan Baekhyun hanya menggeleng polos tak mengerti.

"Bukankah sahabatmu itu sedang berpacaran dengan Tiffany?"

DEG!

.

.

Chapter 2 – END

'Sial! Kenapa dada ini tiba-tiba terasa begitu sakit?' batin Baekhyun.

Baekhyun menekan dadanya dan menundukkan wajahnya sebentar. Setelahnya ia mengangkat wajahnya dan mencoba untuk terlihat biasa saja.

"Benarkah?" tanya Baekhyun dengan suaranya yang sedikit bergetar menahan tangis.

"Ne… Lagipula sering sekali kulihat mereka hanya berdua saja di ruang alat-alat musik. Ku kira kau sudah tahu tentang ini, Baek?" ujar Kyungsoo dengan polosnya.

'Oh, benarkah? Aku kah yang terlalu tidak peduli? Atau memang Chanyeol menyembunyikannya dariku?' batin Baekhyun.

"Ah, mungkin Chanyeol lupa menceritakannya padaku. Emm, mianhae Kyungsoo ya, aku harus segera pergi. Annyeong!"

Baekhyun tak dapat membendungnya lagi. Air mata itu lolos begitu saja. Saat ini hatinya terlalu sakit. Inikah yang dinamakan cemburu? Setelah ia jarang bertemu dengan sahabatnya itu. Kini Baekhyun justru harus mendengar hal yang -entahlah- sangat buruk untuk ditangkap oleh telinganya. Setelah ia memutuskan untuk pergi dari hadapan Kyungsoo, ia tak tahu harus melangkah kemana. Yang penting adalah sejauh mungkin pergi dari tempat-tempat dimana ia bisa saja bertemu dengan sahabatnya yang telah membuatnya sakit hati itu, Park Chanyeol. Namun baru sampai koridor, ia menabrak seseorang. Ah, salahkan dirinya yang berjalan terlalu terburu-buru sambil menangis itu.

"Ah, jwiseonghamnida… jwiseonghamnida…" ujarnya pada seseorang yang ia tabrak itu berkali-kali sambil membungkukkan tubuh mungilnya. Namun isakan-isakan kecil itu masih saja keluar dari mulutnya.

"Baekkie ah, gwaenchanha?" tanya namja yang kini tengah merengkuh lengannya itu.

'Eh? Suara ini? Chanyeollie?' batin Baekhyun. Segera saja ia menghapus air matanya dan mengangkat wajahnya pada saabatnya itu.

"Eh chanyeollie?" ucap Baekhyun.

"Kau menangis?" tanya Chanyeol menatap khawatir pada Baekhyun. Sia-sia saja ia menghapus air matanya jika wajahnya saja masih memerah seperti itu.

"Ani, hanya saja tadi hidungku terasa sangat gatal. Jadi terlihat merah seperti ini. Hehe…" ucap Baekhyun asal.

Baekhyun melirik sekilas seseorang yang ada disamping Chanyeol. Eh? Bukankah dia Tiffany? Yeoja yang terkenal dengan suara emasnya? Yeoja yang baru saja Kyungsoo ceritakan padanya? Yeoja yang telah berhasil membuatnya sakit hati? Dan… Dia bersama Chanyeol!

"Ah, jinja. Kebetulan sekali kita bertemu disini. Aku ingin memperkenalkanmu pada seseorang." Kata Chanyeol kemudian menggandeng tangan Tiffany agar melangkah ke sampingnya. Dan hal itu sukses membuat Baekhyun sakit hati berkali lipat.

"Baekkie-ah, ini Tiffany. Tiff, ini Baekhyun. Sahabatku yang sering aku ceritakan padamu." Ucap Chanyeol pada Tiffany.

'Sering? Chanyeol bilang ia sering? Itu berarti mereka sering bersama?' batin Baekhyun. Sadar akan hal itu, kini hati Baekhyun semakin teriris.

"Senang bertemu denganmu, Baekhyun-ssi." Ucap Tiffany sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum penuh arti.

Segera saja Baekhyun menjabat tangan yeoja itu singkat.

"Sama-sama. Ah yeol, sepertinya aku harus ke kamar mandi sekarang juga. Aku sudah tidak tahan." Ujar Baekhyun sambil sedikit berakting seolah dia harus ke kamar mandi saat itu juga.

'Ya, aku tak tahan melihatmu dengan yeoja itu yeol.' batin Baekhyun sekali lagi.

"Ah, baiklah. Eh, tapi bisakah kau menemaniku ke taman kota besok malam? Ada lagu baru yang ingin kunyanyikan disana." Tanya Chanyeol sebelum sahabatnya itu melesat pergi ke kamar mandi.

"Entahlah yeol, sepertinya aku tidak bisa. Aku harus mempersiapkan 'eroica'ku. Kau datanglah sendiri, oke? Ah, sudah ya. Aku harus segera ke toilet!" kata Baekhyun bohong. Benar, ia sudah tak tahan melihat namja yang dicintainya menggandeng seorang yeoja. Ia seakan tak rela Chanyeol'nya diambil oleh orang lain. Eh? Chanyeol'nya?! 'Chanyeol bukan milikmu, Byun Baekhyun!' jerit Baekhyun dalam hati.

Di sisi lain Chanyeol merasa aneh dengan tingkah Baekhyun.

'Baru kali ini dia menolak menemaniku.' Batin Chanyeol.

.

.

Sementara itu di dalam toilet Baekhyun tak henti-hentinya mengutuk Chanyeol yang telah membuatnya sakit hati.

"Dasar idiot! Park Chanyeol sialan! Kau pikir aku siapamu hah? Seenaknya saja memintaku menemanimu! Kau pikir aku budakmu yang bisa kau suruh-suruh setiap malamnya?! Sedangkan di waktu lain kau enak-enakan berkencan dengan kekasih barumu itu! Menyebalkan! Tak tahukah kau, aku begitu mencintaimu, Park Chanyeol?! Dasar tiang listrik idiot! Mulai sekarang aku akan membencimu! Ingat-ingat itu Yoda! Aku akan membencimu!"

Yah, kurang lebih seperti itu teriakan-teriakan emosi dari seorang Byun Baekhyun. Tapi mau bagaimana lagi, meskipun ia sudah berteriak dengan suara 7 oktafnya, itu tak akan merubah takdirnya. Ia tetap menjadi SAHABAT dari Park Chanyeol. Tidak Lebih.

.

.

Malam itu Baekhyun benar-benar tidak datang ke taman kota. Entahlah, moodnya kini terlalu buruk untuk bertemu dengan Park Chanyeol. Dan sialnya, Kyungsoo yang kini tengah berada di apartemennya malah menambah buruk moodnya. Namja bulat itu berniat ingin berlajar melodi piano bersama Baekhyun, tapi pada kenyataannya ia justru memilih bergosip ria dan membicarakan tentang pasangan fenomenal yang baru. Siapa lagi kalau bukan Park Chanyeol dan Tiffany Hwang?

'Jika kau ke apartemenku hanya untuk membicarakan mereka, sebaiknya kau pulang, Kyung! Aku muak!' batin Baekhyun.

Namun siapa sangka, setelah satu jam ia menggosipkan hal yang tak penting, ia mulai benar-benar belajar melodi piano. Beda dengan Baekhyun, Kyungsoo harus berlatih melodi piano dalam sonata k 304 milik Mozart. Memang tidak lebih mudah dari pada 'eroica'. Namun durasinya lebih pendek. Bersyukurlah Kyungsoo yang dengan durasi pendek pun Baekhyun masih mau membantunya.

Tak lama Kyungsoo di apartemen sederhana itu. Hanya tiga jam ia mempelajari not-not balok itu bersama Baekhyun. Selebihnya hanya ada kantuk di mata bulat itu.

"Istirahatlah, Kyung." kata Baekhyun yang semakin khawatir melihat keadaan teman senasibnya itu.

"Ne… aku pulang dulu, Baekhyunnie. Annyeong!" ucap Kyungsoo lemas dan segera saja melangkah pergi dari apartemen itu.

"Annyeong… hati-hati di jalan." Ucap Baekhyun sambil menutup pintu apartemennya.

Baekhyun segera membawa tubuh lelahnya ke kamarnya. Sruangan yang menurutnya paling nyaman di dunia itu. Ingin ia membereskan kertas-kertas not yang berserakan. Namun ia terlalu malas. Sampai beberapa menit kemudian smartphone miliknya berbunyi menandakan sebuah pesan masuk.

'Eh? Chanyeollie? Apa dia merindukanku? Hah, jangan berharap lebih Byun Baekhyun! Ingat, dia sudah jadi milik orang lain!' batin Baekhyun. Lalu ia segera saja membuka messengernya.

"Eh? Pesan suara? Ige mwoya?" ucap Baekhyun sambil menyentuh tombol play disana.

.

.

I love
The way you are
It's who I am
Don't have to try hard
We always say
Say it like it is
And the truth
Is that I really miss

All those crazy things you said
You left them running through my head
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here.
All those crazy things we did
Didn't think about it, just went with it
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here

Damn, Damn, Damn,
What I'd do to have you
Here, here, here
I wish you were here.
Damn, Damn, Damn
What I'd do to have you
Near, near, near
I wish you were here

(Avril Lavigne – Wish You Were Here)

.

.

Ternyata Chanyeol mengiriminya rekaman suaranya ketika ia bernyanyi di taman kota malam itu. Rekaman itu dikirim bersama pesan singkat yang berisi :

.

Hei Baekkie-ah! Mengapa kau tidak mau menemaniku hah?! Dasar pelit! Sebagai gantinya aku sudah mengirimu rekamanku. Semoga kau suka! ^^

.

"Hah, apa ini? Seenaknya saja mengirimiku rekamannya hanya gara-gara aku tak mau menemaninya! Dasar Idiot menyebalkan!" ucap Baekhyun berapi-api.

'Idiot, menyebalkan, tapi kau mencintainya, Byun Baekhyun.' Batin Baekhyun lagi. Namun Baekhyun tak begitu peduli. Ia hanya melemparkan smartphone tak berdosanya begitu saja. Untung saja smartphonenya mendarat dengan selamat di kasur empuk miliknya.

.

.

Beberapa hari setelahnya Baekhyun menjadi namja paling ketus sedunia. Mengapa? Tentu saja karena ia masih saja kesal dengan adanya pasangan baru, Park Chanyeol dan Tiffani Hwang. Ia menjadi namja pemurung yang tak pernah mau menyapa temannya. Atau sekedar berkata 'hai' pada teman-temannya yang sering mengobrol di koridor kampus. Dan hari-harinya semakin buruk dengan celotehan Kyungsoo yang tak hentinya menggosipkan pasangan itu.

'Ya Tuhan, mengapa hidupku semakin suram saja!' teriak Baekhyun dalam hati.

"Baekkie-ah!" seseorang memanggilnya dan berhasil membuyarkan lamunannya.

"Chanyeollie? Wae?" tanya Baekhyun pada sahabatnya itu. Eh? Apakah mereka masih bisa dikatakan bersahabat?

"Mana Tiffany? Kau tidak bersamanya?" tanya Baekhyun lagi dengan wajah bodohnya.

"Eh? Tiffany? Kau pikir aku harus bersamanya terus? Justru aku merindukanmu, Baek!" ujar Chanyeol sambil memeluk namja manis di depannya.

BLUSSH!

DEG! DEG! DEG!

Nah kan, Chanyeol kembali berhasil membuat namja mungil itu blushing. Dan kini ditambah dengan degup jantungnya yang semakin kencang.

'Jangan membuatku jadi semakin mencintaimu, Park Chanyeol!' batin Baekhyun sedih.

"Eh? Apa-apaan kau ini? Lepaskan!" pinta Baekhyun berlagak kaget sambil mencoba mendorong tubuh tinggi itu.

"Baiklah… Baiklah…" ucap Chanyeol sambil melepaskna pelukan eratnya pada Baekhyun.

Kemudian Baekhyun melirik sesuatu yang ada di tangan kanan Chanyeol. Beberapa kertas yang sepertinya penuh dengan tulisan yang tak dimengertinya.

"Apa itu?" tanya Baekhyun sambil menunjuk tangan kanan Chanyeol.

"Ah, ini aku membawanya untukmu." Kata Chanyeol sambil menyerahkan beberapa lembar kertas itu.

"Hemm? Memangnya ini apa?" tanya Baekhyun lagi.

"Lirik-lirik lagu yang belakangan sering kunyanyikan. Aku sudah mentranslatenya dalam bahasa korea. Siapa tahu kau ingin mempelajarinya. Baca itu di rumah. Oke?" ujar Chanyeol sambil mengusap hazel brunette milik Baekhyun.

"Keurae! Aku akan membawanya!" ucap Baekhyun masih sambil menyembunyikan blushingnya.

"Baiklah, aku pergi dulu. Annyeong!"

"Emm"

Baekhyun segera memasukkan lembaran-lembaran itu ke dalam tasnya dan bersiap mengikuti kelas terakhirnya hari itu. Tentu saja kelas piano. Dimana ia tak akan bertemu Chanyeol disana.

.

.

Malamnya Baekhyun mencoba mempelajari lirik-lirik yang telah Chanyeol berikan tadi. Ada beberapa lagu berbahasa korea dan selebihnya berbahasa inggris. Baekhyun sungguh tak mengerti bahasa itu. Ayolah, 'suspender' pun ia tak tahu hingga Chanyeol harus menjelaskannya dalam bahasa korea! Lalu bagaimana dengan kata sebanyak itu? Untung saja Chanyeol sudah memberikan sekaligus translate koreanya. Jadi ia tak perlu repot membuka kamusnya atau sekedar mencari di internet untuk tahu makna dari lagu-lagu itu.

'Hemm, kalau dipahami, ternyata maknanya bagus juga.' batin Baekhyun ketika ia duduk di salah satu meja di kamarnya. Ditemani dengan sebuah lampu meja, ia terus saja mempelajari lirik-lirik itu hingga ia sampai pada kertas terkahir. Yang tertera di kertas itu bukan lirik, namun sesuatu yang lain.

"Eh? Apa ini?" ucap Baekhyun heran dan mulai membaca kata demi kata tulisan-tulisan itu. Apakah Chanyeol yang membuatnya ?

.

"Hei, namja pendek sahabatku! Pasti kau kaget dengan kertas lirik terakhirku bukan? Jangan jawab tidak ! Aku yakin kau pasti akan kaget."

.

'Apa-apaan dia? Memaksa sekali…' batin Baekhyun. Kemudian ia melanjutkan membaca lagi.

.

"Hemm, aku bingung harus mulai dari mana. Ah, baiklah, aku akan mencoba menjelaskan dulu makna dari lagu-lagu itu. Asal kau tahu saja, semua lagu yang selama ini kunyanyikan adalah tentang kita."

.

'Eh? Kita? Maksudnya aku dan Chanyeol?' batin baekhyun terkejut.

.

"Sung SiKyung, The Road to Me. Lagu itu menceritakan tentang seseorang yang sulit sekali menyatakan perasaannya. Hingga ia memilih untuk memendamnya. Apapun akan ia lakukan yang penting ia tetap berada disisi orang yang dicintainya. Sama sepertiku. Selama aku masih bisa melihatmu, selama aku masih bisa berada disampingmu, aku akan melakukan apapun untukmu."

.

Kini Baekhyun mulai merasakan sesuatu yang aneh di hatinya.

.

"Super Junior, It's You. Orang didalam lagu itu tahu bahwa ia tak seharusnya mencintai seseorang yang 'sama' dengannya. Ia tahu mencintai orang itu adalah kesalahan. Ia tahu orang-orang akan memandang buruk dirinya jika dia sampai mencintai orang itu. Tapi dia tidak peduli. Sama sepertiku. Apapun yang nantinya akan orang lain katakan. Aku sama sekali tak peduli. Karena yang ada di hatiku hanya kau. Ya, itulah dirimu. Karena aku hanya dapat melihatmu."

.

Hati Baekhyun mulai bergejolak. Entah datang dari mana rasa itu. Namun tiba-tiba saja ia menjadi lemas. Ia menyadari sesuatu yang selama ini tidak diketahuinya.

.

"Westlife, Open Your Heart. Ck, sebenarnya lagu ini sedikit tidak sesuai dengan isi hatiku. Tapi tak apalah. Yang terpenting adalah aku ingin kau membuka hatimu untukku. Karena kau tahu, aku selalu ingin kau menjadi milikku suatu saat nanti."

.

Tak terasa bulir air mata Baekhyun mulai berjatuhan. Entahlah, rasanya sedih, bahagia, terharu, semua telah bercampur aduk malam itu.

.

"Avril Lavigne, Wish You Were Here. Kau ingat di malam ketika kau tak mau menemaniku bernyanyi? Malam itu aku mengirimimu rekaman nyanyianku. Lagu inilah yang aku nyanyikan. Aku sangat berharap kau menemaniku saat itu. Namun kau malah menolak ajakanku. Dan kau tahu, saat itu aku mengingat segalanya. Segala hal bodoh yang kita lakukan. Segala hal konyol yang kau ucapkan. Karena itulah yang menjadi penguat hidupku, Baek. Segala hal tentangmu selalu saja berputar di otakku setiap harinya. Namun itulah yang selalu aku butuhkan. Dirimu. Hanya dirimu."

.

Air mata Baekhyun berhasil lolos berkali-kali. Sungguh ia tak menyangka Chanyeol akan melakukan hal ini. Ia sendiri pun tak tahu apakah saat ini dirinya terharu karena bahagia atau merasa bersalah karena beberapa hari ini ia tak peduli dengan sahabatnya itu.

.

"Hemm, kali ini aku ingin menyalahkanmu, Baek! Bagaimana bisa kau tidak mengerti semua lagu yang aku nyanyikan padahal selama ini kau selalu menemaniku? Ckckck, pasti saat ini kau sedang mempoutkan bibirmu karena aku menyalahkanmu. Iya kan?"

.

Park Chanyeol memang benar. Baekhyun yang tadinya sedang mempoutkan bibirnya tiba-tiba menghentikan kelakuan konyolnya itu dan tersenyum penuh arti.

.

'Kau memang tidak peka, Byun Baekhyun pabbo!' batin Baekhyun yang mulai mengutuk dirinya sendiri.

.

"Aku tak tahu harus berkata apa lagi. Aku tahu lagu-lagu itu hanyalah lagu pasaran yang semua orang pasti tahu. Tapi bagaimana pun, hanya itulah yang dapat mewakili perasaanku. Terlalu banyak yang ingin aku ungkapkan padamu saat ini. Namun aku yakin, seribu kertas pun tak akan pernah cukup menampung semua kata-kataku itu. Terlalu banyak yang kurasakan, Baek. Namun yang pasti hanya satu, Saranghae, Byun Baekhyun…"

.

Kini Baekhyun menekan dadanya. Mengapa hatinya begitu sakit? Apakah karena ia terlalu merasa bersalah sudah tak mempedulikan sahabatnya yang ternyata juga mencintainya itu?

'Kau sungguh jahat, Byun Baekhyun!' rutuknya dalam hati.

Baekhyun segera meraih smartphone nya. Ia tak sabar untuk menghubungi sahabat tercintanya itu. Namun belum sampai ia memencet nomor telefon Chanyeol, ternyata ia mendaat pesan yang sedar tadi tidak disadarinya.

.

From : Chanyeollie

Kau sudah membaca lirik-lirik itu, Baek? Kuharap kau sudah membacanya sampai akhir. Oya, aku akan ke taman kota lagi malam ini? Apakah kau akan menemaniku? Kalau kau mau, datanglah ke taman jam 9 malam. Oke? Annyeong!

.

Baekhyun segera melirik jam dinding yang ada di kamarnya. Sial! Ini sudah jam 10! Bagaimana bisa ia tak menyadari bahwa smartphone nya berbunyi tadi. 'Ah, dasar Baekhyun, pabo!' lagi-lagi ia mengutuk dirinya sendiri.

Tanpa pikir panjang, segera saja ia menyambar coat yang ada digantungan pakaiannya dan berlari keluar apartemen. Kemana lagi kalau bukan ke taman kota. Menemui seseorang yang sangat dicintainya. Seseorang yang ternyata juga mencintainya. Seseorang yang sudah menjadi separuh dari hidupnya. Seseorang yang telah bersamanya sejak berpuluh tahun yang lalu.

Dan disanalah namja itu. Namja dengan tinggi diatas rata-rata yang tengah memainkan gitarnya. Dengan ditonton oleh beberapa pengunjung taman kota, Chanyeol masih saja menyenandungkan lagunya. Sedangkan Baekhyun tampak masih mengatur nafasnya sejak berlari tadi. Ia memandang namja di depannya. Oh, rasanya ia ingin menangis saat itu juga. Ia ingin memeluk namja yang sedang memainkan gitarnya itu. Ah, tapi tidak mungkin ia lakukan di depan banyak orang seperti ini.

Berada di kerumunan orang-orang, tak membuat Chanyeol buta akan kehadiran namja mungil nan manis itu. Kemudian ia menyunggingkan senyumnya sekilas dan melanjutkan nyanyiannya.

.

.

They don't know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye
I wish we had one more kiss
I'll wait for you I promise you, I will

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky we're in love every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

(Jason Mraz – Lucky)

.

.

Lagu itu telah selesai dinyanyikan seiring dengan tepuk tangan orang-orang yang ada disana. Baekhyun tak dapat menahan air matanya. Sungguh ia terharu. Namun pandangan seseorang menghentikan tangisnya sesaat.

Dapat ia lihat kini Chanyeol tersenyum kearahnya dan memberinya sinyal dengan matanya agar mendekat.

"Aku?" tanya Baekhyun dengan bahasa isyaratnya.

Chanyeol hanya mengangguk dan melambaikan tangannya agar Baekhyun melangkah mendekatinya. Sedangkan Baekhyun mulai melangkah dengan ragu. Antara, bahagia, terharu dan takut. Bahagia karena ia akhirnya tahu bahwa Chanyeol juga mencintainya. Jadi cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Terharu karena semua perlakuan dan nyanyian-nyanyian Chanyeol yang ternyata selama ini ditujukan untuk dirinya. Dan jangan lupakan rasa takutnya, karena ia yakin Chanyeol akan memarahinya karena ia terlambat satu jam.

Namun setelah Baekhyun sampai di dekat Chanyeol, namja tinggi itu segera saja meraih jemari lentiknya. Membawanya kehadapannya agar ia dapat melihat namja manis itu dengan jelas. Kemudian Chanyeol mengambil sesuatu di box gitarnya. Sesuatu yang manis di mata Baekhyun. Sebuah Chrysanthemum putih. Ia membawa bunga itu kehadapan namja manis yang sangat dicintainya.

Mungkin ini memang aneh. Chanyeol tak membawakan mawar sebagai tanda cinta. Chanyeol juga tidak berlutut saat mengungkapkan semuanya pada Baekhyun.

"Aku lelah memendamnya, Baek. Seharusnya aku tidak menyiksa diriku sendiri dan segera menyatakannya padamu. So, would you be mine, Byun Baekhyun?" tanya Chanyeol.

Baekhyun mulai terisak lagi. Entahlah, ini terlalu romantis baginya. Ia seolah bingung harus bagaimana. Hanya satu hal yang ingin ia lakukan, yaitu memeluk namja idiot di depannya ini.

"My Life… Top to toe… I'm yours." Jawab Baekhyun sambil meraih chrysant itu.

Tanpa mempedulikan orang-orang yang kini tengah memandang intens pada mereka, Chanyeol segera membawa namja mungil itu ke dalam pelukannya. Ia bahagia, sungguh. Ia lega telah mengungkapkan semuanya.

"Gomawo… Saranghae…" lirihnya tepat di telinga Baekhyun.

"Nado, paboya." Jawab Baekhyun.

Chanyeol segera melepas pelukan itu dan merengkuh pipi namjanya. Ia mendekatkan wajahnya hingga kedua bibir itu bertemu. Baekhyun tampak menikmati lumatan-lumatan lembut dari bibir Chanyeol. Sebuah ciuman yang penuh dengan rasa rindu. Haahh, bibir Baekhyun memang menjadi candu baginya. Chanyeol menekan tengkuk Baekhyun agar ciuman itu menjadi lebih dalam hingga dengan spontan Baekhyun mengalungkan lengannya ke leher namja yang lebih tinggi darinya itu.

Mungkin mereka tidak melihat berbagai ekspresi yang ditunjukkan para pengunjung taman kota malam itu. Hampir semuanya memandang dua namja itu dengan pandangan terharu. Dan satu lagi mengenai tadi. Chanyeol tak mau mawar, Chanyeol tak mau berlutut untuk menyatakan perasaannya. Kau tahu mengapa? Karena itu terlalu mainstream. Chanyeol tak mau terlalu pasaran seperti itu.

.

.

Keadaan menjadi lebih canggung ketika mereka makan malam di restoran Jaesuk ahjussi. Memang setelah aksi pernyataan cinta Chanyeol tadi, mereka berdua memutuskan untuk kembali menikmati makchang di restoran langganan mereka. Hei, namun ini terlalu canggung. Mereka sama sekali tidak terlihat mengobrol sejak masuk restoran ini. Sampai akhirnya Jaesuk ahjussi bertanya sesuatu pada keduanya.

"Chanyeol-ah, Baekhyun-ah, sebenarnya apa yang terjadi di taman kota tadi? Sepertinya tadi ramai sekali." tanya Jaesuk ahjussi yang tak tahu apa-apa tentang apa yang baru saja terjadi.

"A-aah itu… itu karena ada orang yang tiba-tiba menangis seperti orang gila di tengah taman kota ahjussi." Jawab Chanyeol mencoba meledek Baekhyun.

'Apa kau bilang?! Sialan kau Park Chanyeol.' batin Baekhyun kesal.

"Benarkah?" tanya Jaesuk ahjussi tak percaya.

"Lalu ada juga namja gila yang mencium orang seenaknya." kini Bekhyun membalas Chanyeol dengan kata-kata pedasnya.

"Tapi kau menikmatinya kan?" tanya Chanyeol menggoda.

"Mwo? Siapa bilang?"

"Ah, kalian ini bicara apa. Ahjussi tidak mengerti. Sudahlah, kalian teruskan dulu makannya ne. Ahjussi akan ke dapur dulu." Ucap Jaesuk ahjussi sambil meninggalkan mereka berdua.

"Ne ahjussi…"

Kini tampak keduanya tersenyum jahil. Bodoh. Mungkin itu yang dapat mereka indikasikan untuk diri mereka sendiri.

"Haisshh… pabbo…" kata Chanyeol sambil mengusak rambut Baekhyun dan merangkul bahunya mesra.

"Kau yang pabbo! Siapa suruh meledekku lebih dulu?" jawab Baekhyun kesal.

"Oke, aku pabbo. Tapi kau mencintaiku kaaaan?" goda Chanyeol lagi.

Tiba-tiba Baekhyun teringat akan sesuatu. Ah, atau lebih tepatnya seseorang. Seseorang yang ia selama ini ia anggap sebagai kekasih Chanyeol.

"Ya! Aku tidak mau jadi kekasihmu jika kau masih berpacaran dengan orang lain." Ucap Baekhyun sambil menyingkirkan tangan kanan Chanyeol yang ada di bahunya.

"Hah? Siapa?" tanya Chanyeol dengan wajah bodohnya.

"Tiffany. Siapa lagi? Kau pikir aku bodoh? Kau pikir aku tak tahu kau sering berkencan dengannya? Jangan membodohiku lagi, Park Chanyeol!" kata Baekhyun kesal.

Chanyeol tampak tertawa. Seolah Baekhyun adalah badut paling lucu di dunia. Kini Baekhyun semakin tampak kesal dengan mengerutkan wajahnya. Namun justru itulah yang membuat tawa Chanyeol makin keras.

"Ya! Aku meminta penjelasanmu, paboya!" teriak Baekhyun pada Chanyeol yang masih saja tertawa.

"Hei, kau pikir aku saja yang bodoh? Sadarlah, kau juga bodoh sayang!" ucap Chanyeol masih dengan menahan tawanya.

"Mwo? Apa maksudmu?" tanya Baekhyun tak mengerti.

"Kapan aku berpacaran dengan Tiffany? Dengarkan aku baik-baik. Aku hanya meminta diajari beberapa lagu bahasa inggris padanya. Lagu yang semuanya bercerita tentangmu, tentangku dan tentang kita. Maka dari itu aku menceritakan segala hal tentangmu padanya. Lagipula mengapa aku harus bersusah payah mengencani Tiffany jika takdirku sudah begitu dekat denganku. Kau mengerti, Byun Baekhyunku sayang?" ucap Chanyeol sambil mengecup pipi Baekhyun.

"Ah benarkah? Aku jadi lega kalau begitu." jawab Baekhyun senang.

"Hei, kau lega kenapa?" tanya Chanyeol.

"Tentu saja aku lega karena kau hanya milikku, Park Chanyeol!" tukas Baekhyun polos.

Chanyeol sedikit tertawa melihat tingkah Baekhyun yang begitu posesif. Tapi ia menyukainya. Ia menyukai Baekhyun yang posesif yang tak ingin kehilangan dirinya. Bukankah itu yang diinginkannya sejak dulu?

"Baiklah… baiklah… Aku milikmu chagiya…"

.

.

END

.

.

Epilog

Hari itu Baekhyun sukses menjalankan ujiannya. Melodi piano dari simfoni 3 Es-Mayor op. 55 yang diberi nama 'Eroica' itu berhasil dimainkannya dengan baik. Dengan tepuk tangan dari seluruh mahasiswa dan beberapa sonsaengnim, Baekhyun membungkuk memberi hormat. Sebuah ujian yang disulap seolah menjadi sebuah pertunjukkan itu telah menguras tenaga dan pikirannya selama ini.

"Baekhyun-ssi, sekarang kau boleh memainkan satu lagu pilihanmu." pinta Cho sonsaengnim sang dosen killer di kelas piano.

"Ne sonsaengnim." jawab Baekhyun.

Chanyeol yang duduk tak jauh dari panggung itu mencoba menerka apa yang akan Baekhyun mainkan sebagai lagu pilihannya sendiri. Dan beberapa menit kemudian, ia tak menyangka Baekhyun memilih lagu itu.

.

.

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky we're in love every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

.

.

Lagu yang menceritakan tentang keduanya. Lagu yang berhasil membuat Baekhyun menangis kala itu. Baekhyun tak hanya memainkan pianonya. Bahkan ia dengan mantap menyanyikan lagu itu di hadapan semua orang. Sesekali ia tersenyum ke arah namjachingunya yang kini tengah menatapnya tak berkedip. Di sisi lain, saat ini adalah giliran Chanyeol yang terharu. Ya, namja manis itu berhasil membuatnya semakin mencintainya.

Baekhyun kembali membungkuk hormat pada semua orang dihadapannya setelah lagu itu selesai. Namun ada yang janggal disana. Kini Chanyeol berdiri ditengah orang-orang yang tengah duduk dengan rapi itu. Ia melihat Chanyeol melangkah menuju panggung dan semakin mendekatinya. Entah apa yang akan dilakukan namjachingunya ini.

Chanyeol segera meraih tengkuk Baekhyun dan berbisik, "saranghae…"

Ia segera menyambar bibir tipis Baekhyun tanpa mempedulikan teman-teman dan sonsaengnimnya yang tengah beriuh rendah disana. Baekhyun terkejut sesaat. Namun kemudian ia membalas lumatan-lumatan memabukkan itu.

Hahh, ini kedua kalinya Chanyeol menciumnya di depan umum? Apakah ini hobi barunya setelah menjadi musisi jalanan? Entahlah…

.

.

.

FIN

.

Sudah selesai! Alias kkeeeuuutt! ^^

Terlalu pendek kah? Hahahahaha, memang itu tujuan author. Cuma pengen bikin FF simple aja.

So, otte chingudeul? Jangan lupa REVIEW yaa?

Gomawoyooo ^^