KuroBasu © Fujoshi aka FujimakiTadatoshi

Mission (almost) Accomplished © Calico Neko

Kumpulan drabble berdasarkan kisah nyata (FF Pelampiasan)

Note: dari chapter ini, genre akan dibuat random. Dialog mungkin menggunakan bahasa tidak baku


.

Dengar tidak?

Mister[i] Tukul yang tayang tiap Sabtu dan Minggu malam ini bisa dikatakan satu dari sedikit siaran TV yang pasti Kuroko tonton bersama adiknya, Sakurai. Episode pada 1 Februari 2014 berkunjung ke sebuah gua yang konon dihuni oleh ratusan 'kera'. Percaya tidak percaya, kata si host utama alias Tukul, ia melihat kelebatan sosok yang lewat, persis seperti kera yang berjalan dengan dua kaki. Dia pun memperagakan gerakan 'kera' dan Ayah Kuroko yang juga menonton di lantai bawah seenaknya menyeletuk, "Ya, kamu itu keranya, Kul."

Ngobrol-ngobrol dengan bintang tamu, Kuroko yang menonton sambil sesekali mengoprek HP mendengar suara dari acara tersebut. Jelas sekali terdengar "Assalamualaikum" yang menggema di dinding gua dan tentunya salam tadi dibalas oleh pakar astral yang bernama Kang Sholeh.

"Yang barusan itu kakek yang menjaga gua ini," jelasnya

Kuroko lihat pada tayangan, para tim seperti kebingungan akan salam yang tiba-tiba Kang Sholeh ucapkan dnegan lantang tadi. Juga agak bingung, Kuroko bertanya pada adiknya, "Ryou, barusan dengar yang ngomong Assalamualaikum ga?"

"Ga ada yang ngomong gitu kok."

Adik Koroko bukan tipe yang jahil.

Lalu, apa yang Kuroko dengar tadi?


Dimana? (© Nami)

Pertanyaan paling sulit adalah pertanyaan "Kamu dimana?" atau "Sudah dimana?". Semakin gawat kalau kita yang memang agak-agak buta arah.

Seperti biasa, berkat kuliah sampai sore angkot Margahayu-Ledeng pasti penuh. Tolong dicatat juga, mas-mas tanggung usia yang duduk di sebelah Kuroko mengeluarkan aroma yang agak mengerikan. Bukan bau asam keringat, tapi wangi parfum yang sepertinya kebanyakan alkoholnya. Bertarung dengan aroma aneh, Kuroko mendapat telepon dari orang rumahnya, Kagami.

Begitu diangkat, tanpa salam dia langsung menyerobot dengan bertanya, "Sudah sampai dimana?"

"Eh?" Oke, Kuroko benar-benar bingung. Antara lupa dan tidak tahu daerah, untuk mencari aman Kuroko menjawab, "Sudah dekat rumah kok."

"Iya, dekatnya dimana? Sudah jam segini belum sampai rumah juga."

"Ini di..." Mata Kuroko pun mulai melihat sekeliling, berusaha mencari tahu ini di daerah mana. "Hm, pokoknya ada Alfamart, ada yang jualan Karuhun juga."

"Oh, berarti sudah dekat rumah ya?" tanya Kagami dengan nada sedikit lega.

"Belum dekat juga. Ini angkotnya lagi berhenti di lampu merah yang dekat Mandiri dan KFC."

"Loh? Gimana sih? Jangan-jangan kamu nyasar ya?"

Kuroko selalu kesal mendapat pertanyaan seperti ini. Daripada hilang kesabaran akhirnya dia menjawab, "Pokoknya aku sebentar lagi sampai rumah!" Telepon pun ditutup sepihak. Melirik sekitar, para penumpang lain tengah menatap dirinya dengan mimik kasihan. Mungkin semua berpikir, "Kayaknya anak rantau."

Ah, ingin rasanya ditelan bumi saat itu juga


Baca

Semua lagi-lagi karena Ayah Kuroko yang selalu protes, "Pantesan aja orang Indonesia ga maju-maju, tiap detik ngoprek HP aja." Oke, mulai dari kata-kata itu, semenjak masuk kuliah Kuroko mulai membiasakan diri membawa novel tertipis yang belum dia baca, sekalian cicil baca dan mengisi waktu. Kebiasaan ini biasanya dia lakukan saat menunggu Damri atau kalau tidak mengantuk saat dalam perjalanan. Tidak memedulikan mau duduk atau berdiri, yang penting baca.

Novel yang dia bawa adalah sebuah novel humor, kumpulan cerita-cerita konyol dari berbagai sumber yang dikemas dalam satu bundel buku. Beberapa kali Kuroko tertawa sendiri seperti orang gila. Tapi tidak enak ya kalau tawa itu ditahan? Inginnya mengakak, tapi malu dilihat orang lain. Oke, diputuskan kalau novel humor harus dibaca saat sedang sendirian atau kalau sedang bersama teman jadi ada teman sepenanggungan malu.

Ada kalanya si novel tidak terbawa karena lupa. Satu-satunya bahan bacaan sudah pastinya salah satu website yang banyak mempublikasikan fiksi-fiksi dari para penggemar. Sebetulnya agak malas membuka HP di dalam Damri. Selain mengundang copet, juga mengundang kekepoan. Sudah pakai anti spy, tetap saja ada yang intip-intip.

Berhubung di tempat umum, mari cari yang genrenya aman, seperti family atau friendship. Didapatlah satu. Bodohnya Kuroko adalah fanfiction yang dia baca bergenre friendship/tragedy. Benar saja...

Kuroko menangis di dalam bus Damri. Kalau kata orang Sunda sampai carumbai.

"Pokoknya besok ga boleh lupa bawa novel humor atau horor," sumpah Kuroko sambil mengelap pipinya yang basah oleh air mata, lalu berpura-pura tidur padahal gerbang tol sudah di depan mata.

Intinya, membaca bisa membuat seseorang tampak seperti orang gila.


Sakit Hati

Sumber sakit hati salah satunya adalah kehilangan. Entah putus dengan pacar atau ketika kucing yang hilang dicuri tukang sayur. Kuroko pun pernah mengalami rasa sakit hati itu. Atas kehilangan apa?

Kehilangan seluruh data di laptop!

Seluruh bahan kuliah, video-video (terutama puluhan video Bigbang yang berhasil dia curi dari Midorima yang sangat fanatik dengan K-pop), lagu, dan yang paling membuat sakit hati adalah foto-foto. Foto zaman SD sampai kuliah, foto keluarga, foto si dia, dan tentunya foto kucing-kucingnya, semua raib! Dan bodohnya...

Semuanya belum Kuroko back-up!

Seminggu penuh Kuroko bergalau ria. Laptop berpindah tangan dari ahli TI satu ke ahli TI lainnya. Saat akan jam kuliah siang, Kuroko mendapat telepon dari kenalannya, Liu, yang tertimpa sial dimintai tolong untuk menyelamatkan data-datanya. Salahkan dia yang ahli per-software-an dan per-hardware-an. Katanya ada sebuah software bernama data recovery yang dapat mengembalikan data yang hilang walaupun sudah dihapus. Alhamdulillah adalah respon Kuroko.

Begitu laptop kembali ke tangan, semua data memang ada, namun semuanya corrupt! Tidak ada yang bisa dibuka satupun!

Pasrah. Kegalaupun pun bertambah seminggu. Seminggu selanjutnya hardisk eksternal dia beli.

Ah, untung banyak kenalan K-popers, terutama VIP (nama fansclub Bigbang). Setidaknya yang satu itu masih banyak lahan untuk dicuri.


Mematahkan (© Yuna)

Malas kalau mengingat besok ada kelas Profesor Shougo. Sudah mata kuliahnya susah dan besok jadwalnya ujian, belum lagi Pak Prof yang agak-agak antik sikapnya. Oleh karena itu, di sujud terakhirnya saat shalat Isha, Kuroko bersimpuh hingga bermenit-menit, memohon agar besok tidak ada kuliah, jadi bisa dipakai untuk balas dendam mengetik fanfiction yang belum rampung.

Mencari titik terang, di-sms lah si ketua kelas. [Besok ada kuliah Prof Shougo ga?]

Sayang beribu sayang, balasannya adalah, [Iya, besok ada kelas Prof Shougo, ya.]

Kuroko mendumel agak tidak terima sambil membalas smsnya, [Mas Akashi, sms kamu mematahkan hatiku.]

[Yang penting sms dariku yang mematahkan, bukan orangnya yang mematahkan XD]

Baiklah, sms yang terakhir sedikit membuat jantungan.

Sayang, hubungan keduanya hanya teman sekelas. Atau belum?

.


Makasih untuk yg sudah membaca 'fiksi bukan fiksi' ini, terutama untuk yang udah bagi2 ceritanya.
Sharing cerita temen2 juga, ya ^^