Qtalita Present

.

.

Wonkyu

.

.

Siwon sibuk di depan meja dengan bermacam-macam kertas warna, menuliskan semua hal yang perlu Kyuhyun ingat, alamat rumah, nama, alamat rumah sakit, nomor telepon, alat-alat dapur, cara memasak, semuanya.

Sementara Kyuhyun duduk didepannya dengan banyak foto, Siwon menyuruhnya memandangi semua wajah itu hingga Kyuhyun lelah. Siwon mengatakan ini sebagai terapi agar otaknya tetap berjalan.

"Jja, hyung sudah menempel semuanya, semua hal di tempatnya masing-masing, jadi saat kau lupa, kau hanya perlu membacanya saja, arra"

Kyuhyun memandangi Siwon dengan tatapan kosong membuat Siwon sedikit was-was. Siwon duduk bersila di depan Kyuhyun. Menatap lekat pandangan kosong Kyuhyun, Kyuhyun mengangkat tangannya membelai wajah Siwon dengan alis berjengit, Kyuhyun sedang berfikir. Siwon menelan ludahnya, lidahnya kelu, namun ia ingin memastikan sesuatu..

"Aku siapa?" Siwon bertanya hati-hati.

"…"

"Aku siapa?" Tanyanya ulang.

"…"

"…"

"Choi Siwon" Kyuhyun tersenyum ketika ingatannya kembali lagi, Siwon menelan ludahnya sulit. Ia kembali bertanya.

"Kau siapa?"

"Choi Kyuhyun" Kyuhyun bersorak senang, Siwon ikut tertawa, ia memeluk Kyuhyun menyisakan setetes airmata yang lolos, Siwon secepat kilat menghapusnya saat Kyuhyun melepas pelukan mereka.

"tenang saja hyung, aku akan selalu mengingat semua yang kau tempel di seluruh rumah ini"

Siwon mengangguk, ia menyerahkan beberapa butir obat ke tangan Kyuhyun yang menengadah. Kyuhyun meminum obatnya tanpa menolak sedikitpun. Ia tersenyum manis didepan Siwon.

"jja, Dokter Choi, saatnya bekerja"

Siwon menggeleng, hari ini ia akan berada dirumah saja bersama Kyuhyun, menghabiskan harinya bersama istrinya.

"Hyung hari ini tidak punya pasien, hyung akan dirumah saja"

Siwon menidurkan tubuhnya di depan Kyuhyun dengan paha Kyuhyun sebagai bantalnya. Kyuhyun membelai kepala Siwon.

Siwon memejamkan matanya, meresapi wangi Kyuhyun yang menguar disekitarnya, sesekali ia menghapus airmata yang menetes dari sudut kelamnya.

Oh..

Why You look so sad

Tears are in your eyes

Come on and come to me, now..

"Baby.."

"Hm?"

"Saranghae.."

Kyuhyun tidak menjawab, ia menggigit bibir bawahnya, matanya mengerjap menahan airmatanya, entah kenapa suasana yang biasa saja itu malah terasa sedikit menyesakkan.

Dont, be ashamed to cry

Let me see you through

Cause i've seen the dark side, too..

"Baby?"

"N-nado saranghae hyung"

Siwon tersenyum diantara airmatanya, jemarinya terangkat menyentuh pipi Kyuhyun, membelainya berulang kali, Siwon bisa merasakannya, bagaimana Kyuhyun menatapnya penuh kecemasan, takut, takut akan lupa, takut akan kehilangan.

"Sayang.."

"Ne.."

"Saranghae.."

When the night falls on you

You dont know what to do

Nothing you confess

Could make me love you less

Dahi Kyuhyun berkerut, Siwon mengulang lagi perkataannya.

"Aku tidak ingin kau lupa, kau ingat kata-kataku? Aku akan menjadi ingatanmu"

Tangis Kyuhyun meledak, ia memeluk kepala Siwon di pangkuannya, menangis sesenggukan, sekalipun ia tidak tahu jika Siwon pun demikian, dadanya sesak seakan dihujani asam dalam luka, dihujani batu api yang hanya membakar dan menghanguskan kebahagiaannya.

I'll stand by you

I'll stand by you

Wont let nobody hurt you

I'll stand by you

...

Cklek.

Pintu apartemen mereka terbuka, Kyuhyun dan Siwon kompak mengangkat wajahnya.

"Appa!"

Kyuhyun bersorak, ia berlari dengan langkah terseok dan nyaris terjatuh andai saja Siwon tidak menahan tubuhnya, Appa Cho menatapnya dingin. Siwon mencium gelagat aneh dari mertuanya itu.

"Ah, Kyu bisakah kau membuat secangkir teh untuk appa?" Siwon mengusap lembut pipi Kyuhyun, yang dibalas anggukan namja manis itu. Ia berjalan pelan menuju dapurnya, menyisakan Siwon beserta appanya.

"Appa, ada yang ingin kau bicarakan?"

Appa Cho menghela nafas panjang.

"Ini tentang Kyuhyun"

….

"Seperti yang kau tahu ini penyakit keturunan Siwon, kau bahkan jauh lebih tahu dari appa"

"…"

"Biarkan kami yang merawat Kyuhyun, kau masih terlalu muda"

Siwon menatap tidak percaya mertuanya, ia merasa diragukan untuk merawat istrinya sendiri.

"Tidak" Tegasnya.

"Ia istriku, aku yang akan mengurusnya" Lanjutnya, tanpa memandang sang mertua.

"Aku tahu bagaimana perasaanmu Siwon-ah, tapi.."

"Hentikan! Ia akan tetap bersamaku, Kyuhyun akan tetap disampingku"

"Jangan keras kepala Siwon!"

"Cukup!"

Mereka terdiam, nafas Siwon naik turun menahan emosinya.

"Sebaiknya appa pulang saja"

"Siwon!"

"Ada apa ini? Hyung? Appa?" Kyuhyun muncul dari balik dapur, ia berdiri dengan bersandar pada pintu dapur, Siwon mengernyit kaget dengan pakaian bagian bawah Kyuhyun yang terlihat basah, apalagi di bagian depan, Siwon dapat melihat dengan jelas air yang mengalir di kaki Kyuhyun yang saat itu hanya mengenakan celana pendek.

Siwon buru-buru berdiri, menarik Kyuhyun masuk kedalam kamarnya, ia tidak menghiraukan, appa Cho yang memanggil-manggilnya sambil mengedor pintu kamar.

"Kyuhyun-ah, Kyuhyun! Gwenchana? Siwon buka pintunya!"

Siwon tetap tidak memperdulikan panggilan appa mertuanya, ia malah berjongkok, melepas celana Kyuhyun, dan menggantikan celana Kyuhyun yang sudah basah. Setelah selesai Siwon memeluk Kyuhyun erat. Kyuhyun sendiri hanya terdiam, namun airmatanya sudah menetes, mengaliri pipinya, ia menyadari jika ia baru saja buang air kecil tanpa ia rasakan.

"Hyung.."

"Ssstt, Gwenchana, Gwenchana baby"

Siwon semakin menenggelamkan kepala Kyuhyun dalam pelukannya, tangisannya semakin menjadi. Kyuhyun tahu hal ini akan terjadi, yah hal ini pasti akan terjadi, namun secepat itukah?

...

SEBULAN KEMUDIAN…

Siwon mengenakan jas putihnya dibantu Kyuhyun, Siwon tersenyum saat Kyuhyun mengecup pipinya.

"Kau sudah siap hyung.."

"Gomawo.."

Kyuhyun menuju dapur dengan langkah tertatih, ia menumpuk 2 kotak bekal dalam 1 kantung putih. Ia berjalan kembali kearah Siwon, meletakkan bekal itu di tangan Siwon.

"Jangan lupa memakan bekalmu ne.."

Siwon mengangguk, ia mengecup dahi Kyuhyun sayang, Siwon nyaris saja menitikkan airmata jika saja ia tidak menguasai dirinya dengan cepat.

"Hyung pergi dulu ne, sampai jumpa"

Siwon melangkah mendekati pintu apartemen mereka saat Kyuhyun mengeluarkan suara.

"Yunho Hyung.."

Siwon mengerjapkan matanya, ia menghela nafas lalu berbalik dan tersenyum.

"Hm?"

"Saranghae.."

Siwon terdiam sebentar lalu kembali tersenyum hangat.

"Nado, aku akan pulang lebih awal"

Siwon beranjak pergi, ia menutu pintunya perlahan. Kyuhyun kembali ke dalam dapur, membuat susu untuk dirinya. Ia tidak tahu jika di depan sana Siwon belum sebetulnya beranjak. Siwon masih berdiri di sana, di depan pintu rumah mereka Siwon menumpahkan sesak di dadanya, ia menangis tertahan. Kyuhyun, Kyuhyunnya menyebut orang lain padahal ia yang berdiri didepannya. Menyebut kata cinta pada nama orang lain padahal dirinya yang ada dihatinya.

Yunho kembali mengalihkan atensinya dari berkas-berkas rumah sakit kearah Siwon yang berdiri menyesap kopinya sambil menatap keluar jendela.

"Kyuhyun tidak mengenaliku lagi"

"Siwon.."

"Ia menyebut namamu saat ia menatapku"

Yunho berdiri, ia beranjak ke samping Siwon, menepuk bahu sahabatnya itu.

"Mianhe Siwon-ah, aku.."

"gwenchana Yunho-ah, aku tahu ini bukan salahmu, salah Kyuhyun atau salah siapapun"

"Bersabarlah Siwon, kau pasti bisa"

Siwon kembali menatap jejeran pepohonan di luar jendela, harus bagaimana lagi ia akan berusaha menghadapi Kyuhyun, disaat Kyuhyun mulai melupakannya, disaat Kyuhyun tidak lagi mengingatnya, Disaat Kyuhyun melukai dirinya sendiri ketika ia tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya, disaat Kyuhyun salah menaruh garam kedalam kopinya karena matanya yang mengabur, disaat Kyuhyun nyaris melukai tangannya sendiri, dan..ah, terlalu banyak yang harus Siwon ucapkan jika itu mengenai Kyuhyunnya sekarang, Tidak! Siwon tidak pernah mengeluh, ia mencintai Kyuhyun dengan semua kelemahan dan kekurangannya. Siwon hanya tidak tega, tidak pernah tega membiarkan Kyuhyun mengalami semuanya. Ia rela menggantikan Kyuhyun atas semua penderitaannya.

….

Kyuhyun membersihkan rumah seadanya, ia kecewa dengan hasil kerjanya yang tidak bisa dibilang rapih, tangannya selalu saja bergetar, begitupun kakinya.

Kyuhyun duduk menkmati matahari senja di depan jendela besar di ruang tengah, matanya menatap sebuah album foto dibawah meja, ia lama terfokus pada album tua berwarna hitam itu. Tangan panjangnya menarik dan membawa album hitam itu ke atas pangkuannya.

Kyuhyun membuka lembar demi lembar foto-foto didalamnya, album itu berisi foto-fotonya, foto-foto pribadinya, gambar-gambar saat ia masih kecil hingga ia beranjak dewasa, ketika ia memasuki universitas, ketika ia bersama sahabat-sahabatnya.

Kyuhyun tersenyum, walaupun kini ia benar-benar melupakan semuanya, namun ia mampu melihat senyum kebahagiaan di gambar-gambar itu.

Kyuhyun membuka lembar terakhir, dahinya mengernyit disana selembar foto tertempel dengan ukuran lumayan besar. Kyuhyun mengusap 2 wajah disana, wajahnya dan namja yang tadi memeluknya erat.

Kyuhyun menyentuh lembar terakhir itu dengan intens, hingga sentuhannya berakhir di sudut gambar bagian bawah. Sebuah tulisan ada disana.

Nae saranghae Choi Kyuhyun

With Love

Ur Husband

Choi Siwon

Kyuhyun terdiam cukup lama namun kemudian ia terisak, Kyuhyun menutup mulutnya rapat, airmatanya menetes, membasahi lembaran foto dirinya dan Siwon. Sebersit kenangan muncul dikepalanya, sebuah kenangan yang membuatnya sangat menyesal.

….

Siwon membuka pintu apartemennya yang tidak terkunci, Siwon masuk dengan tergesa, pandangannya menyapu ruangan apartemennya, sepi.

"kyuhyun!"

"Kyuhyunnie!"

Siwon berteriak cukup kencang, ia membuka satu demi satu kamar dan ruangan apartemennya, hingga terakhir dapur. Ia tetap tidak menemukan Kyuhyun.

Siwon terduduk di sofa. Matanya membulat menemukan selembar surat di dalam amplop putih. Siwon tidak ingin menerka, dengan gemetar Siwon membuka isinya dan membaca serentetan kalimat didalamnya.

Siwon hyung

Mianhe hyung, Jeongmal..

Aku tidak pernah bermaksud menyakitimu, apalagi melupakanmu hyung, Mianhe..

Mianhe, aku membuatmu menangis..

Aku ingin kau bahagia, namun aku hanya bisa membuatmu bersedih..

Siwon, Nae Saranghae Siwonnie..

Aku mencintaimu, hanya mencintaimu, hanya kau dan selamanya hanya kau..

Aku takut melupakanmu hyung, dan sebelum aku melupakanmu, aku ingin kau tahu

Aku, Cho Kyuhyun ani Choi Kyuhyun hanya akan mencintai Choi Siwon.

Saranghaeyo, Mianhe

Choi Kyuhyun.

Siwon memukul-mukul dadanya, ia menangis sejadinya, memeluk surat pemberian Kyuhyun, memeluknya seakan Kyuhyun lah yang ada di hadapannya.

"hiks..Hiks.. Kyuhyun-ah.. Hiks.."

Siwon semakin menangis, ia tidak berniat untuk berhenti, tangisannya menyayat hati siapapun yang mendengarnya.

Berbulan-bulan Siwon didera frustasi berat, ia bahkan melupakan jati dirinya sebagai seorang dokter, yang ia lakukan hanya merenung dirumah, berteriak sepuasnya atau berjalan entah kemana dan membagikan selebaran foto Kyuhyun. Ia juga sempat melaporkan Kyuhyun ke kantor polisi, namun permintaannya malah dianggap tidak rasioanl, karena Kyuhyun bukan hilang namun pergi atas dasar keinginannya sendiri, Siwon bahkan dikira mengalami gangguan jiwa karena mengacau di kantor kepolisian itu.

Kibum, mantan yang kini menjadi sahabatnya pun turut membantu Siwon, mengerahkan semua kenalannya agar mencari Kyuhyun, namun namja itu seakan hilang ditelan bumi, bahkan jejaj nafasnya pun sangat sulit ditemukan.

Namun pagi itu berbeda..

Kibum berlari kecil di sepanjang koridor rumah sakit mengikuti Siwon yang melesat cepat didepannya, bagaimana mungkin ia dan Siwon kecolongan seperti ini, disaat mereka mencari Kyuhyun hingga ke negeri sakura, namja manis itu malah berada di salah satu ruangan intensif rumah sakit tempat mereka bekerja.

Yunho, adalah orang pertama yang menyadari keanehan itu, salah satu ruangan VVIP yang selalu terisolasi dan ditangani dokter kepala secara langsung beserta beberapa dokter asing adalah kamar inap Kyuhyun yang sudah beberapa hari ini terbaring lemah disana dan nyaris tidak pernah membuka matanya, Kyuhyun dinyatakan dalam keadaan Koma.

Sreekkk

Siwon menggeser pintu kamar VVIP itu, jantungnya seakan diremas kuat, dihancurkan dalam satu gerakan, dan remahannya ditetesi sari lemon. Perih.

Dihadapannya, Kyuhyun, Namja yang ia cintai, Kyuhyunnya, Istrinya terbaring lemah nyaris tanpa gerakan nafas didadanya, Siwon mengalihkan pandangannya, disana ada orang dan mertuanya serta Donghae, Siwon tertawa mendecih.

"J-jadi hanya aku yang tidak tahu?"

"Siwon, sebenarnya.." Donghae mencoba menjelaskan ketika ia melihat orang tua Kyuhyun hanya mampu menutup mulut menahan suaranya.

"Apa? Aku suaminya! Kenapa kalian malah menyembunyikannya dariku?" Siwon mencengkram kerah baju Donghae.

"Siwon! Lepas!" Eommanya menengahi, ia menarik lengan Siwon agar menjauh namun namja Choi itu masih saja mencengkeram kemeja Donghae, matanya menatap tajam.

"SIWON!" Kini appanya yang bersuara.

"kendalikan dirimu nak" Appa Cho menepuk bahu Siwon, tatapannya benar-benar sendu, sangat. Siwon tidak tega ia melepas cengkramannya, tubuhnya limbung dan akhirnya jatuh berlutut. Semua orang tahu jika kini Siwon tengan menangis.

"W-wae.. hiks.. wae?"

Eomma Cho berjalan mendekat, menangkup wajah Siwon agar menatapnya, yeoja lembut itu menggigit bibir bawahnya menahan tangis.

"Kyuhyun yang menginginkan ini semua Siwon-ah.."

"..."

"Ia tidak ingin kau semakin terluka karena ia akan semakin melupakanmu"

"..."

"Ia yang menginginkan semua ini nak.."

Siwon menatap wajah yeoja yang mewariskan wajah lembutnya pada Kyuhyun, Siwon semakin terisak, memeluk mertuanya, semua orang mencoba untuk menahan tangisannya, termasuk dokter kepala yang sudah menganggap keluarga Choi dan Cho keluarganya sendiri.

"E-eomma bisakah kalian membiarkan aku berdua dengan Kyuhyun? Aku mohon"

Pinta Siwon dengan wajah tertunduk, semua yang berdiri disana hanya mengangguk maklum, satu-persatu meninggalkan ruangan menyisakan Siwon yang duduk disisi pembaringan Kyuhyun.

Lengan kokoh Siwon bergetar saat jemarinya menggenggam jari-jari lemah Kyuhyun, dingin. Siwon menarik nafas panjang, melepas sesaknya sebelum mengembangkan senyumnya.

"Annyeong Kyunnie.. bagaimana kabarmu hari ini? Ada yang sakit?"

"..."

"Aku siapa?"

"..."

"Kau siapa?"

"..."

"Jja, lihat bukan? kau masih mengingatku sayang, apa yang harus kau takutkan?"

Siwon seakan tengah mengajak Kyuhyun mengobrol, walaupun tetesan airmata masih setia mengaliri kedua pipinya, Siwon juga mengecup berkali-kali jemari Kyuhyun.

"Sayang.. hiks..hiks.. kenapa kau tega meninggalkanku hiks.."

Pertahanannya jebol, ia menangis tergugu didepan Kyuhyun, tidak ia hiraukan lagi jika seseorang masuk dan melihatnya selemah ini.

...

Siwon menyesap kopinya hingga tandas, wajahnya terlihat keruh, seharusnya ia kini sudah berada dirumah, setelah tadi dipaksa para orang tua agar pulang terlebih dahulu, namun ia malah memilih duduk ditaman rumah sakit dan tidak berencana untuk pulang, ia ingin menemani Kyuhyun di tempat itu.

"Siwon"

Tepukan dibahunya membuat namja Choi itu berbalik, ia tersenyum samar melihat Donghae berdiri dibelakangnya. Namja Lee itu menghela nafas sebelum duduk disamping Siwon.

"Kau tidak pulang?"

Siwon menggeleng.

"Aku suaminya, tidak seharusnya aku pulang"

Donghae terkekeh pelan.

"Andai saja kau mengatakan hal itu sejak dulu Siwon-ah"

Siwon menyadari sesuatu, jika sahabat istrinya itu masih menyimpan dendam tersendiri padanya.

"Kau marah padaku?"

Donghae mendecih.

"Menurutmu?"

Siwon menengadahkan kepalanya, menatap bintang yang bertaburan seperti taburan keju diatas roti coklat yang biasa Kyuhyun buatkan untuknya.

"Aku menyesal, dan bolehkah aku memperbaikinya sekarang?"

Donghae melirik Siwon sebentar sebelum mengangguk.

"Semoga waktumu tidak habis"

Wajah Siwon mengeras. Ditatapnya tajam Donghae yang ada disampingnya.

"Tidak akan pernah! Kyuhyun pasti bertahan!"

Donghae mengeratkan jaketnya, ia berdiri.

"Kau sebaiknya tidur, persiapkan dirimu untuk operasi Kyuhyun besok"

Siwon membeku, fikiran yang sejak tadi berusaha ia usir kini kembali menggelayut dikepalanya.

Flasback some minute ago..

"Apa? Kyuhyun akan operasi besok? Yang benar saja! Ia bahkan belum sadarkan diri!" Siwon menggebrak meja dokter kepala didepannya.

"Siwon! Tenangkan dirimu, ini semua demi Kyuhyun, lagipula keluarga kalian sudah setuju"

"Tapi aku suaminya!"

Dokter kepala menghela nafas, ia mengusap wajahnya kasar, ini memang salah, ia sudah keluar dari prosedur yang ditentukan, tapi jika ia sampai terlambat nyawa Kyuhyun bisa terancam, dan ia tidak mau itu terjadi.

"Aku mohon Siwon.."

Siwon menggeleng kuat, ia takut jika Kyuhyun benar-benar akan meninggalkannya, tidak! Ia tidak akan membiarkan itu terjadi.

"Siwon.."

"Tidak!"

"Siwon! Jangan keras kepala, kau tahu sendiri akibatnya jika operasi ini tidak dilakukan secepat mungkin!"

"Tapi.. tapi.. aku mohon, biarkan Kyuhyun terbangun dari komanya dulu"

"Siwon.. jika itu terjadi, kemungkinan besar Kyuhyun tidak akan bisa diselamatkan"

Siwon tertegun. Ia tahu betul penyakit ini, penyakit mematikan ini. Ia juga tahu efek setelah operasi, Kyuhyun akan kehilangan beberapa bahkan hampir semua ingatannya. Termasuk dirinya.

"Siwon.. aku mohon, kali ini saja"

Siwon menggeretakkan gigi geliginya, sunguh berat untuk mengatakan YA namun sungguh kejam jika ia harus mengatakan TIDAK. Maka ia hanya terdiam saja, dan dokter kepala sudah menganggap hal itu adalah jawaban YA.

Flashback end..

Siwon mengacak rambutnya frustasi, ia mengingat perkataannya pada Kyuhyunnya beberapa waktu silan, ia akan menjadi ingatannya, akan memulai semuanya dari awal jika saja Kyuhyun suatu saat nanti melupakannya, melupakan kisah mereka dan cinta mereka, Siwon akan membuat Kyuhyun mencintainya lagi dan lagi..

...

Hari mendebarkan itu tiba, seluruh keluarga telah berkumpul di kamar VVIP dimana Kyuhyun terbaring lemah, Siwon berdiri disamping Kyuhyun beserta beberapa dokter yang akan terlibat dalam operasi kali ini. Siwon menggenggam jemari Kyuhyun seakan bisa membuat namja manis itu kuat.

Keluarga Cho bahkan menangis terisak ketika ranjang Kyuhyun akhirnya di dorong keluar dan dibawa menuju ruang operasi. Siwon sendiri masih mengekor hingga ke depan ruangan, izin dokternya sudah dicabut, ia sudah tidak berhak mengikuti semua prosedur seperti dulu.

"Dokter han, bisakah kalian membiarkan aku berdua bersama Kyuhyun terlebih dahulu?" pinta Siwon, Donkter han berfikir sebentar sebelum mempersilahkan Siwon masuk dengan pakaian steril.

Siwon tersenyum hangat didepan meja operasi, dimana Kyu berbaring.

"Hai nyonya Choi"

Siwon menggenggam lembut jemari pucat istrinya, bibirnya bergetar, saling mengulum agar isakannya tidak terdengar.

"Kau kuat bukan?"

Tidak ada pergerakan selain cardiograf yang berdetak nyaring, Siwon kembali menelan ludahnya yang terasa seperti menelan duri, perih.

"K-kita akan bertemu lagi baby, hyung janji"

"..."

"Walaupun nanti kau tidak akan mengenal hyung lagi"

Pertahanan Siwon jebol, ia terisak sembari mengecup jemari istrinya berulang kali. Siwon mengecup sekali lagi jemari istrinya sebelum menarik cincin pengikat mereka, menyatukannya bersama miliknya dalam sebuah untaian kalung.

"Saranghae baby.. ingatlah untuk pulang. Aku ada dititik yang sama. Selamanya"

...

1 TAHUN KEMUDIAN..

Siwon menarik nafas saat dirinya sudah berada di taman, perasaannya sudah tenang setelah semalam menjaga Kyuhyun dalam tidurnya. Walaupun ia bisa saja bertemu Kyuhyun di pagi hari, namun Siwon masih ingin menatap namja yang ia sayangi itu tiap malamnya.

Siwon mendudukkan dirinya disebuah bangku taman disisi danau, dipangkunya sebuah gitar, memetiknya pelan, Siwon tersenyum, matanya menangkap beberapa angsa putih berenang bebas, sesekali mengepakkan sayap putihnya membuat air-air bergemericik.

Siwon menghentikan sejenak permainan gitarnya, ia meraba kalungnya, kalung berbandul dua buah cincin, cincin yang membuatnya kuat, cincin yang membuatnya sadar tentang cinta sejati untuknya.

Buukk.

Siwon mengerling seseorang duduk disampingany, ekor mata Siwon bisa melihat sosok itu tengah kerepotan dengan bekal dan alat lukis serta kanvasnya. Siwon tidak terlalu memperhatikan itu, ia kembali memetik gitarnya, kali ini ia juga bersenandung, melayangkan suara huskynya ke udara.

What day is it

And in what month

This clock never seemed so alive

I cant keep up

And i cant back down

I've been loosing so much time

Namja disamping Siwon berbalik, meletakkan kanvasnya, mata dibalik frame beningnya menatap petikan gitar Siwon lalu naik ke bibir namja Choi itu. Ia tersenyum.

Cause its you and me

And all of the people

With nothing to do

Nothing to lose

And its you and me

And all of the people

And i dont know why

I cant keep my eyes off of you

Prok prok prok..

Namja disamping Siwon bertepuk tangan dengan senyum lebar, Siwon ikut tersenyum, Namja itu meletakkan gitarnya.

"Wah, daebak! Kau bermain bagus sekali"

"Gomawo" Simpul Siwon. Ia melirik kanvas di depan namja itu, sepasang angsa ada disana, tengah mengepakkan sayapnya.

"Cepat juga kau melukis"

Namja itu menoleh pada kanvasnya lalu tertawa sambil menggaruk tengkuknya.

"Ah, tidak juga, aku masih pemula"

Siwon menganggukkan kepalanya.

"Kau mengingatkanku pada seseorang"

Sang namja dengankacamata bening itu memringkan kepalanya

"Huh?"

"Yeah, dia juga sangat pandai menggambar, kulitnya putih, matanya indah dengan sepasang pipi pucat bulat" Siwon membayangkan jika kini Kyuhyun ada didepannya dengan tawa riang.

"Apa ia seorang yeoja?"

Siwon menggeleng.

"Ia namja, namja yang sangat manis"

Namja di depannya mengangguk-angguk paham.

"Oh iya, kau tinggal disekitar sini? Aku biasa melihatmu melukis di tempat ini"

Namja itu kembali mengangguk, ia menunjuk sebuah rumah yanga atapnya nampak dari taman.

"Sangat dekat" Balas Siwon.

"Kau sendiri?"

Siwon melipat kedua tangannya di depan dada, jaket kulitnya tampak ketat membungkus lengannya, setelah berhenti menjadi dokter, penampilannya menjadi terkesan cuek dan tidak terurus.

"Lumayan jauh"

"Huh? Tapi kau bilang, kau sering disini?"

"Rumah orang yang aku ceritakan tadi juga ada disekitar sini"

Namja itu kembali menggumamkan kata 'oh'

"Kau mengunjunginya setiap hari?"

Siwon menggeleng.

"hanya malam hari"

"Aneh"

Siwon tertawa, namja itu juga, Siwon mengulurkan tangannya.

"Kita be;um berkenalan, Choi Siwon, panggil saja Siwon"

Namja itu menyambut uluran tangan Siwon, dengan senyum manis dan tatapan berbinar.

"Cho Kyuhyun, Panggil saja Kyuhyun"

Siwon tersenyum, meski dadanya terasa dihantam sejak tadi, bukankah ini jalan yang mereka pilih?

"Ah, Siwon-ssi aku membawa bekal, kau mau makan bersamaku kan?" Kyuhyun tampak memangku kotak bekal berwarna putih dengan gambar angry bird di sekelilignya, Siwon kembali tersenyum miris, itu kotak bekal yang ia sering gunakan dulu ketika Kyuhyun membuatkannya bekal.

"Ah, gomawo Kyuhyun-ssi, dan jangan memanggilku terlalu resmi, panggil saja aku 'Siwon hyung' "

"Aigoo, kalau begitu panggil aku dengan 'Kyuhyun' atau 'Kyunnie' saja ok?"

Siwon mengangguk, ia melahap waffle tumpuk pemberian Kyuhyun.

"Ini kesukaanmu?"

Kyuhyun menggeleng.

"Sebenarnya aku lebih suka sandwich, tapi entah kenapa aku selalu saja ingin membuat waffle, hahahaha"

Siwon tertegun, susah payah ia menelan keinginannya untuk memeluk namja di depannya. Kyuhyunnya.

"Kyu.."

"Hm?"

"Boleh hyung meminta waffle lagi besok?"

Kyuhyun mengangguk semangat.

"tentu saja hyung"

Tangan Siwon terangkat mengacak rambut Kyuhyun lembut.

Kita biarkan saja mereka kembalimendalami peran baru mereka, kembali berawal dari titik nol lalu menjadi 10, 100, 1000 bahkan berjuta-juta. Biarkan mereka meninggalkan kisah suram cinta masa lalu mereka lalu membuka lembaran baru.

Mungkin dengan begitu, mereka bisa mengerti arti kehadiran seseorang..

Love is never blind

Love is never forget

If you stay learn to see, learn to remember..

Love is still there, waiting you..

END

Hhhhh, akhirnya selesai jugaaaaaaaa

Gimana, gimana? Hehehehehe ini sengaja post sampai End, soalnya mungkin hari-hari kedepan juga bakal bikin ff lain End, why? Ada deh hahahaha

Oia, terima kasih sebesar-besarnya untuk doa dan harapan teman-teman semua buat kesembuhan Qai, n ada yang bertanya 'bypass' itu apaan? Kurang tau juga sih sebenarnya hahahaha, yang qai dengar cm gitu doang, pas bangun-bangun eh leher udah pasang gips n kepala udah dibalut kayak mummi, hehehehe

Oia, Buat Everadit, Qai bukan jantungan kok, Cuma kena penyumbatan pembuluh otak, nyaris kena stroke sebenarnya hahahaha, padahal masih muda

But, its okaylah, Qai udah baikan kok

Thanks buat review n udah nemenin ff ini hingga akhir yaaaaaa

Thank u banget

Luph

Qai