Journals

By: D. Ar. N.

Harry Potter milik J. K. Rowling

Pair : Hermione Granger & Draco Malfoy

Rate: T (untuk saat ini)

Warning!

GaJe, Alur Gag Jelas, AU,OOC, Typo/s, Author Baru

Chapter 1:

Flatline

Hermione masih berkacak pinggag di depan ruang ketua murid, dia masih menunggu partnernya yang masih sibuk berdandan di dalam. Sungguh menyebalkan Malfoy muda ini.

"Malfoy, kau itu dandannya lama sekalih sih, cepat turun!" teriak Hermione.

Lalu munculah seorang laki-laki berambut pirang platina dengan wajah inosen dan jangan lupa dengan seringai menyebalkan di wajahnya. Seringai kebanggaan khas Malfoy.

"Ok, Granger, sekarang aku sudah turun, sekarang lebih baik ayo kita selesaikan patroli ini, aku benar-benar sudah ngantuk!" ucap Draco sambil berjalan mendahului Hermione.

Hermione hanya mendengus sebal, bagaimana tidak tadi dia menunggu Malfoy sialan itu, dan sekarang pa, Malfoy sialan itu mendahuluinya, Oh Sial!. Hermione lalu bergegas menyusul Malfoy.

"Cepat sedikit, Semak! Kau itu lambat seperti siput" Teriak Draco yang sebenarnya hanya untuk memprovokasi Hermione. "Dasar kau Ferret idiot, kau itu yang terlalu cepat!" dan hasil provokasinya berhasil.

"Kau itu yang terlalu lambat, Semak!" untuk selanjutnya debat antara dua ketua murid ini terus berlanjut.

.

.

.

Mereka terus melanjutkan patroli mereka di seluruh penjuru Hogwarts, sampai mereka mendengar suara-suara aneh dari ruang kelas kosong.

"Sepertinya ada mangsa yang cukup menyenangkan!" ucap Draco penuh antusias, menurutnya tidak menyenangkan jika patroli malam tidak mendapat mangsa. Hermione hanya bisa mendengus melihat kelakuan Draco, tapi jika dipikir-pikir ucapan Draco memang ada benarnya, tidak menyenangkan jika tidak mendapat mangsa untuk didetensi maupun sekedar memotong poin asrama, apalagi kalau asramanya Slytherin. Haha..!

Draco terkejut, sangat malah dengan apa yang dilihatnya saat ini, rasa antusiasnya sekarang berubah menjadi rasa jijik meihat pemandangan di depannya saat ini. Hermione melihat Draco yang terpaku di depan ruang kelas kosong itu, Hermione agak bingung kenapa Draco terdiam disana bukannya tadi dia sangat antusias. Hermione segera menyusul Draco dan melihat apa yang membuat Daco seperti itu.

Dia mengerjapkan matanya berulang-ulang encoba memastikan bahwa pemandangan di depannya ini bukanlah sebuah ilusi.

Hermione Pov's

Jantungku tak berdetak, mati. Inilah rasa yang aku rasakan saat ini, mati. Apa yang aku lihat saat ini sungguh di luar nalar dan hatiku. Sungguh ini adalah kejutan yang luar biasa untukku, sebegitu teganya ternyata, sebegitu mudahnya kau melukai dan menghancurkan perasaan yang aku bangun selama ini.

Seluruh tubuhku seakan mati rasa, aku sudah tak sanggup menyangga tubuhku lagi. Inilah mati yang aku rasakan. Flatline.

Berjuta duri seakan menghantam hatiku, kenapa harus seperti ini?

Bukankah ini sungguh gila, air mata ini tidak mau berhenti, sesakit inikah. Flatline.

End Pov's

Draco terkejut saat melihat Hermione merosot ke lantai, ya dia tau bahwa apa yang gadis itu lihat sat ini sungguh menyakiti hatinya. Amarah mulai merayap di hatinya, disandarkannya tubuh Hermione di dinding, lalu Draco berjalan ke arah dua orang yang tengah memadu kasih itu.

Dengan langkah tegap dan wajah datar namun sedingin es dia berkata "Potong lima puluh point dari Gryffindor dan Slytherin. Detensi 1 minggu untukmu WEASELBEE idiot dan juga kau... Daphne GREENGRASS!"

Ron dan Daphne hanya bisa memasang wajah yang sangat terkejut dan pasrah. Ron sangat amat terkejut saat mengingat bahwa partner Malfoy patroli adalah..., dan ya, ketakutan dan keterkejutannya terbukti, gadis itu sekarang berada dalam dekapan Malfoy dan dia juga bisa melihat air mata mengalir dari wajah gadis itu, Hermione.

Draco lalu pergi meninggalkan ruangan itu sambil menggendong Hermione ala bridal style, dia merasakan bajunya basah karena air mata Hermione, dia tidak pernah melihat Hermione serapuh ini, selama in Hermione yang dia kenal adalah Hermione yang keras kepala, Hermione yang sok bossy dan Hermione yang sok tau. Dan sekarang apa yang dia lihat saat ini di luar dugaannya, seorang Hermione Jean Granger menanggis di gendongannya. Jika ini masih dalam masa kegelapan, mungkin ini aka menjadi kegemparan untuk semua orang, karena seorang Malfoy menggendong seorang Mugggle, sungguh di luar nalar.

Tapi, sekarang masa kegelapan sudah berakhir alias The End. Dia masih ingat pertama kali saat dia mengetahui bahwa partner ketua muridnya adalah Hermione, ekspresinya tidak jauh beda dengan gadis itu sama-sama terkejut dan berharap semua itu sebuah lelucon, tapi mengingat bahwa pihak sekolah ingin meneruskan rencana sang Mantan Kepala Sekolah Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore yang ingin menyatukan kedua asrama yang selama ini selalu menjadi musuh bebuyutan tentu ini bukan lelucon.

Hari-hari pertama menjadi partner masih diisi dengan adu mulut, dan saling melempar mantra, tapi semakin hari mereka mulai mencoba untuk lebih baik, bahkan sampai saat ini meskipun adu argumen tetap berlanjut.

"permen busuk" ucap Draco didepan gargoyle berbentukSinga untuk Gryfiindor dan Ular untuk Slytherine.

Direbahkannya tubuh Hermione di sofa berwarna merah maroon di ruangan rekreasi ketua murid, diperhatikannya kini wajah Hermione yang tengah tertidur pulas, senyum tercetak di bibirnya, entah mengapa lebih lega rasanya melihat Hermione yang tertidur pulas seperti ini, daripada harus melihat Hermione menangis, itulah yang dirasakannya saat ini. Dia berpikir mungkin dia sekarang mabuk, kenapa dia dapat berpikir seperti itu.

Diusapnya perlahan bekas air mata yang ada di wajah gadis itu, diusapnya lembut wajah dan rambut Hermione, melihat apa yang dilakukannya saat ini sama sekali tidak pernah terpikirkan dalam hidupnya. Diperhatikannya lagi wajah gadis itu, entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, perlahan-lahan didekatkan wajahnya ke arah gadis itu, sekarang dia bisa merasakan hembusan nafas Hermione yang teratur, lalu dikecupnya singkat dahi gadis itu. Sekarnang dia sudah gila.

Draco mengayunkan singkat tongkatnya "accio selimut!" muncul sebuah selimut berwarna Hijau dengan tepi berwarna perak dari kamarnya, sungguh menggambarkan bahwa sang pemilik seorang Slytherin sejati.

Draco lalu memakaikan selimut itu untuk Hermione.

.

.

.

Dikerjapkan matanya berulang-ulang mencoba beradaptasi dengan sinar sang mentari. Hermione mengamati sekitar, ya, dia sedang berada di ruang rekreasi ketua murid, tapi bukankah kemari malam dia berada di...

Hermione mulai mengingat apa yang terjadi kemarin. Memori-memori yang menyakitkan itu berputar-putar di kepalanya, rasa sesak mulai menjalar. Sampai dia ingat seorang lelaki yang membawannya kembali ke ruangan ini. Laki-laki yang berada dalam mimpinnya kemarin malam, laki-laki yang dalam mimpinya mencium dahinya.

Sungguh itu sebuah awkward untuk seorang Hermione, bagaimana mungkin saat kau sedang patah hati karena seorang laki-laki, kau bermimpi tentang laki-laki lain.

"Kau sudah bangun, Granger!"

Laki-laki itu yang ada dalam mimpinnya kemarin malam, laki-laki yang membawanya pergi saat terluka.

TBC

Thanks for Reading

Ma'af bila masih ada Typo dan kesalahan yang lainnya.

Saya adalah seorang author baru, jadi mohon bantuannya semua!

Lanjut or Delete...

Saya berharap Lanjut..! ^_^

Kritik, Saran, dan apapun selama membangun saya terima dan saya nantikan di kotak Review.

Review Please

Chapter 2 : Heartbreaker