Youngmin Hell, love Kwangmin?

By : Hana Twins

.

.

Peringatan!

Aku hanya tergila-gila pada Jo Twins jadi biarkan imajinasi saya tertuang dalam bentuk ff/Boys Love/YAOI/INCEST/Mpreg/Hurt/Typo/Rape/DLDR!

.

.

Chapter 2

.

.

Mata bulat indah itu terpejam rapat, menampakkan sederet bulu mata panjang nan lentik. Hembusan angin pantai sedikit banyak mampu menghibur lara hati sosok cantik itu. Kaki jenjangnya di biarkan mengapung di bibir pantai, kemeja putih yang melekat ditubuh rampingnya tercemari oleh butiran pasir putih.

Bibir penuhya tersenyum tipis saat matanya menangkap dua ekor kepiting kecil berjalan di sisi ia duduk.

"Imut... hey, kau. Terlihat seperti Kwangie..." mendadak raut wajah cerianya berubah menjadi sendu saat mengucapkan nama adik kembarnya. Tidak hanya itu, bahkan cairan bening serupa kristal itu mengalir begitu saja dari pupil matanya.

'Kwangie...' Youngmin meremas dada kirinya, entahlah setiap mengingat saudara kembarnya membuat jantungnya berdenyut sakit. Jo Kwangmin, adik kembarnya itu saat ini menjadi momok paling menakutkan baginya.

Bagaimana tidak, prilaku kasar Kwangmin semakin menjadi. Kwangmin yang memperlakukannya bak seorang istri dan mengurungnya di pulau pribadi, saat dirinya enggan bersikap manis maka yang di dapat Youngmin adalah perlakuan kasar dari Kwangmin. Youngmin bisa menerima jika kembaranya yang entah kenapa memang harus di akuinya memiliki wajah tampan itu mengasarinya dalam hal pukulan atau apapun itu selayaknya hubungan saudara yang normal, tapi ini tidak. Kwangmin selalu mengasarinya di atas ranjang dalam bentuk hubungan sexs, dan Youngmin tidak bisa menerima itu.

Youngmin benci pada dirinya sendiri yang terlalu lemah, kenapa tenaganya tidak lebih besar dari Kwangmin yang kenyataanya adalah adiknya meski hanya berbeda lahir enam menit darinya. Bukan itu sebenarnya, Youngmin hanya tidak mampu melihat Kwangmin menangis. Ia tau, begitu banyak luka di mata Kwangmin. Youngmin bisa merasakan bagaimana rasa sakitnya saat mencintai seseorang begitu dalam tetapi tak terbalas, namja cantik itu bisa merasakan kesakitan Kwangmin. Karena apa? Karena ia dan Kwangmin kembar. Seharusnya Kwangmin sadar itu, jika perasaannya itu salah.

Mata bulat indah Youngmin semakin sendu saat melihat keadaan tubuhnya, kemeja tipis yang melekat ditubuhnya dengan bagain bawah yang telah basah, dua belah pahanya yang terkespos bebas memamerkan belasan redmark yang di torehkan Kwangmin, bahkan jika ia telanjang maka Youngmin tidak akan menemukan kulit tubuhnya yang putih mulus karna banyaknya tanda merah yang menyebar di hampir setiap lekuk tubuhnya.

Tiga hari di pulau terasing yang harus Youngmin akui memiliki panorama alam yang indah namun jika mengingat akan kebersamaannya dengan Kwangmin membuat batinya tersiksa.

Grep

Jantung namja cantik bersurai belonde itu nyaris dibuat merosot saat dikejutkan dengan seseorang yang merangkul bahunya posesif dari belakang, dan ia tau jika itu Kwangmin. Youngmin masih enggan bergeming, bahkan saat kulit lehernya merasakan benda kenyal menempel disana, mengecup tengkuknya pelan namun sangat dalam.

"Baby, kau keluar tidak mengajakku?" mata bulat tajam Kwangmin menatap Youngmin setelah hyungnya itu sedikit menolehkan wajahnya kebelakang, tatapan mata adik kembarnya yang terlihat polos di matanya. Entahlah, terkadang Youngmin di buat bingun akan kepribadian adiknya. Jika saat ini Kwangmin terlihat kekanakan tapi disatu sisi bisa berubah menjadi kasar, dewasa dan sangat menyeramkan.

Youngmin masih betah bungkam, membiarkan segala pergerakkan Kwangmin yang semakin mempererat rengkuhan posesifnya.

Cup

Satu kecupan singkat melayang menyentuh pipi kanan Youngmin,

Sreak

"Kwang..." Youngmin bahkan tak mampu menyelesaikan kata-katanya saat wajahnya sudah dihujami dengan ciuman-ciuman ringan "Kau tau aku tidak suka diabaikan."

Mata bulat Youngmin menatap sendu mata tajam saudara kembarnya, sepasang mata bulat namun sedikit lebih kecil jika dibanding dengan mata miliknya.

Marah

Tatapan seperti itu yang tengah dilayangkan Kwangmin.

"Kwang, jangan seperti ini..." jemari nan lentik namja cantik itu mengusap permukaan pipi tirus Kwangmin, sejujurnya Youngmin sangat mengagumi ketampanan Kwangmin, namja cantik itu menyadarinya saat ia dan Kwangmin berada di bangku junior high school. Ketampanan Kwangmin sangat populer dikalangan murid perempuan. Kwangmin dengan rambut hitamnya meski saat itu tubuh Kwangmin belum sesempurna sekarang. Kwangmin dewasa tumbuh semakin tampan dengan abs yang terbentuk sempurna tebalut dalam kulit sedikit tan. Jika saja Kwangmin bukan saudara kembarnya, tidak akan berpikir dua kali untuk Youngmin jatuh cinta kepada Kwangmin.

Youngmin mulai gusar saat tak mendapatkan respon berarti dari lawan bicaranya terlebih melihat aura dingin yang menguar dari tubuh manly saudara kembarnya itu sukses membuat Youngmin sedikit takut.

Engh,

Jemari pucat namja cantik itu mencengkram t-shirt hitam Kwangmin dan lenguhan sukses mengalun dari bibir penuhnya saat tanpa aba-aba kepala Kwangin sudah melesat di perpotongan lehernya dan menghisapnya dengan gerakkan sensual, menari-nari menyusuri lekukkan lehernya dan disertai dengan gigitan-gigitan dan hisapan kuat yang Youngmin yakin akan kembali menorehkan bercak merah di lehernya.

Sreak

Tanpa menghentikan cumbuannya Kwangmin memuat posisi Youngmin hingga duduk dipangkuannya dan menghadap padanya.

Ahh..

Mata indah namja cantik itu hanya mampu terpejam merasakan cumbuan memabukkan yang dilakukan saudara kembarnya. Youngmin tidak mampu menyangkal jika cumbuan kwangim mampu membuatnya melayang.

Kwangmin terus melancarkan aksinya, meliukkan lidahnya di kulit leher Youngmin sementara tangannya tidak dibiarkan menganggur.

"Kwanghh.."

Suara Youngmin nyaris parau sudah tak terhitung desahan yang meluncur bebas dari mulutnya. Selama tinggal di pulau terasing hampir setiap saat diirnya dibuat melenguh dan mendesah oleh setiap perlakuan Kwangmin. Namja cantik itu dibuat semakin gila saat tangan besar Kwangmin meremas pantatanya dengan tempo cepat dan terkadang menyelusup di balik kemeja guna mengelus punggungnya.

Mpphh...

Ciuman basah yang dilakuan Kwangmin sukses membungkam desahan Youngmin, apapun upaya namja cantik itu untuk menghentikan cumbuan Kwangmin tidak akan berhasil bahkan pukulan-pukulan kecilnya di dada saudara kembarnyapun semakin melemah.

.

.

"Berapa banyak kejantanan yang sudah pernah singgah di lubangmu Jo Youngmin?" Kwangmin membentak dengan tetap menggerakkan miliknya di dalam tubuh Youngmin, membiarkan tubuh saudara kembarnya terlonjak-lonjak dipangkuannya. Meskipun keduanya bercinta di alam terbuka namun akibat aktifitas panas yang sudah kurang lebih satu jam berlangsung itu tak ayal membuat tubuh indah Youngmin bermandikan peluh, ditambah sinar matahari yang cukup menyilaukan. Bagi Kwangmin tubuh hyung cantiknya itu selalu sukses membangkitkan hasrat semenya.

"Akhh.. aniaahh..." Desahan disertai dengan rintihan sebagai jawaban dari bibir mungil itu saat tiba-tiba jemari Kwangmin memilin dua puting dadanya yang memang sudah menegang sempurna.

Youngmin sudah tidak tau lagi harus menjawab apa, hampir setiap mereka bersetubuh Kwangmin selalu menanyakan hal yang sama.

Katakan dirinya seorang model tapi bukan berati dirinya namja murahan yang bisa tidur dengan siapa saja. Bukankah sudah jelas jika Kwangminlah yang pertama kali menyetubuhinya bahkan sudah tak terhitung berapa kali saudara kembar tampanya itu menumpahkan cairan cinta ketubuhnya, sementara Donghyun keksihnya saja hanya dua kali menjamah tubuhnya.

"Jangan menyangkal! Aku tau betapa jalangnya dirimu hyung. Bagaimana kau membuka lebar selangkanganmu dan mendesah untuk namja berengsek itu."

Jlep..

Slep..

Jleb..

Enghhh... ughh..

Desahan dan lenguhan semakin deras mengalun dari bibir merah Youngmin saat Kwangmin semakin cepat menaikkan tempo gerakkan pinggulnya, nafsu yang di lingkupi emosi tengah menguasai namja tampa itu tat kala mengingat hari dimana dirinya pernah memergoki Youngmin bercinta dengan Kim Donghyun di studio foto.

Bagaimana hancurnya perasaannya saat matanya disuguhi pemandangan panas dimana namja yang sanga dicintainya bahkan digilianya mendesahkan nama orang lain saat menggapai surganya.

Bagaimana marahnya dirinya saat kulit sehalus pulam yang diklaim miliknya itu disentuh bahkan di jamah dengan sentuhan memuja oleh tangan lain hingga saat bukan kesejatian miliknya yang meluberkan begitu banyak cairan cinta kedalam tubuh Youngmin. Tidak! Bagi namja tampan itu hanya dirinya yang boleh menumpahkan terlebih menitipkan benih di dalam rahim subur Jo Youngmin.

Saat mengingat semua itu membuat kepala Kwangmin nyaris meledak dan sejak saat itu namja tampan itu akan menghalakan segala cara untuk membuat Youngmin hanya menjadi miliknya hingga cara paling gila adalah sekarang dimana dirinya menyekap saudara kembar cantiknya itu di pulau pribadi hanya berdua dengannya.

"Kwangghh ougghhh..."

Dan untuk kedua kalinya cairan cinta namja cantik itu megucur deras, tercecer membasahi perut ratanya. Kwangmin menyeringai mendapati wajah lelah selakigus puas hyungnya setelah mencapai organsme hebatnya. Namun jika Youngmin berharap persetubuhan ini akan cepat berakhir namja cantik itu sangat salah karena faktanya belum satu kalipun Kwangmin mendapatkan klimaksnya.

Sreak

Youngmin membiarkan ombak pasir pantai mengotori lutut dan telapak tangannya bahkan hangatnya air pantai mulai meresap ke pori-pori kulit tangannya dan lututnyayang mulai terasa perih saat Kwangmin mengubah posisinya dari duduk dipangkuan dan kini membuat tubuhnya merangkak.

Doggy style

Disaat dirinya sudah nyaris hilang kesadaran justru Kwangmin memaksanya untuk menopang tubuhnya yang sudah nyaris ambruk

Uh..

Pantat Youngmin berjengkit saat merasakan benda tumpul mulai meggesek lubang analnya.

Oughh..

Akan berapa lama lagi kejantanan saudara kembarnya itu memompa lubang analnya hingga kembali menumbuk titik kenikmatanya, Youngmin sudah benar-benar lelah hingga pandangannya mulai mengabur dan selanjutnya hitam. Youngmin tidak tau apa yang terjadi.

.

.

.

Kim Minwo, namja tampan berwajah baby face itu tersenyum puas melihat hasil cetakan fotonya. Senyum menawan terkembang di bibir tipisnya.

"Kau sangat indah Youngmin-ah." Jari telunjuknya mengikuti lekuk raut wajah menawan itu. Selembar kertas foto dengan sosok menawan dalamnya. Pose half naked namja cantik yang berbaring di atas kasur berseprai merah. Pose sexy yang mampu membuat jakun namja tampan berusia 18 tahun itu naik turun.

Tok..

Tok..

"Minwo.. Minwo-yah!"

Minwo mengalihkan atensinya kedaun pintu yang tertutup saat telinganya mendengar hyungnya mengetuk pintu di sertai dengan teriakan berulang-ulang memanggil namanya.

"Aish, jinjja? Aku tidak tuli." Minwo mengorek telinganya yang terasa berdengung dengan malas remaja tampan itu membuka pintu dan dengan cepat menutupnya kembali, atau lebih tepat menguncinya kembali.

"Ne hyung.." Minwo tersenyum polos menatap wajah hyungnya.

"Apa Youngie-ku menghubingimu?" namja dewasa bersuai coklat gelap itu menatap harap pada dongsaengnya.

Miwno menggeleng yang berati tidak. Yah, Minwo sudah tau jika kekasih hyungnya yang juga diam-diam dikaguminya itu sudah tidak ada kabar selama tiga minggu. Youngmin menghilang bersama saudara kembarnya Kwangmin.

Yang Minwo tau, Kwangmin pergi ke jepang untuk urusan bisnis dan kabar angin yang berhembus jika Youngmin ikut serta. Tapi yang terasa janggal adalah, kenapa Youngmin tidak memberi kabar kepada namjachingunya Kim Donghyun. Wajar saja jika hyung yang menurutnya tidak lebih tampan darinya itu dibuat cemas.

"Arraseo.." Donghyun menjawab lemah dan berlalu pergi,

"Apa hyung mau kembali ke kantor?" Minwo meneliti penampilan hyungnya yang masih lengkap mengenakan setelan jas kerjanya.

"Apa masih ada kelas hingga kau belum mengganti pakaianmu hem? Kim Minwo." Donghyun memberi tatapan mengintimidasi pada adik satu-satunya itu. Bukankah sudah lama pulang sekolah tetapi kenapa adiknya itu belum juga mengganti seragam sekolahnya.

"Ne hyung, aku akan segera ganti." Minwo menunjukkan cengiran polosnya yang disambut dengan wajah jengah hyungnya.

.

.

.

"Ne arasseo."

Pip

Kwangmin melempar ponselnya ke atas meja nakas, ekspesi kesal tergambar jelas di wajah tampannya. Bagiamana tidak kesal jika yang barusan menghubunginya adalah sekertarisnya Jeongmin yang mengabarkan jika keadaan perusahaan sedikit kurang kondusif seiring ketidak hadirannya, padahal Kwangmin sudah memperhitungkan semuanya termasuk menghandle terlebih dahulu proyek-proyek penting yang sudah lebih dulu di selesaikannya.

"Sepertinya aku memang sudah harus pulang." Kwangmin berguman di ikuti dengan desahannya, senyum tipis terukir di bibir tebalnya saat melihat malaikatnya yang sedang tertidur pulas.

Kwangmin memakai piyama yang dipilihnya. Piayama warna tosca dengan motif pikachu yang dibelikan Youngmin. Bagi Kwangmin piyama ini merupakan salah satu barangberharga miliknya.

Kwangmin menatap pantulan dirinya di depan cermin besar, di ikuti dengan kesepuluh jemarinya yang mengacak-acak rambut basahnya. Setelah mandi namja tampan bertubuh tinggi itu merasa lebih fresh.

Selanjutnya kaki jenjangnya melangkah pelan dan duduk di tepi ranjang, matanya menatap intens Hyung cantiknya yang tengah terlelap damai. Dusapnya pipi chubby hyung cantiknya dan sentuhan jarinya terhenti di bibir ranum yang sedikit meembuka memperlihatkan kesan sesnusal di mata namja tampan itu.

Cup

Tak tahan, Kwangmin mengecup bibir ranum yang selalu terasa manis baginya.

Cup

Kecupan selanjutnya di daratkan di permukaan perut rata Youngmin, "Cepatlah hadir, nae aegya.." tangan besar Kwangmin mengusap-usap lembut perut rata sosok malaikat miliknya. Kwangmin sangat berharap jika secepatnya rahim malaikatnya berisi nyawa buah dari benih yang selalu ia tanam.

.

.

.

Pagi hari yang indah, dengan kicau burung pantai yang terdengar merdu saling bersahut-sahutan. Kwangmin menatap kagum punggung hyung cantiknya yang sedang sibuk menata sarapan pagi di atas meja kayu berukuran besar berjarak hanya tiga meter di depan dirinya berdiri. Bukan menu special, hanya pancake dengan lumuran coklat dan sirup strawberry dengan toping kiwi dan cherry serta masing-masing dua gelas jus jeruk dan susu.

Youngmin selalu terlihat mempesona, pagi inipun sama. Yukata biru muda terlihat sangat pas membungkus tubuh rampingnya di tambah yukata modern yang dikenakannya dengan design di atas lutut membuat dua belah paha sekal dan kaki jenjang Youngmin terekspos bebas.

Sexy, cantik sekaligus menggarihakan.

Kwangmin sengaja membawa pakian-pakaian minim untuk dikenakan hyungnya itu, termasuk yukata yang sekarang dipakai Youngmin.

Eh,

Tubuh kurus Youngmin berjengkit kaget, saat lagi-lagi Kwangmin tanpa permisi sudah memeluk tubuhnya dari belakang, telebih saat tangan besar adiknya itu mulai bergriliya meremas bongkahan pantatnya.

"Tidak memakai dalaman, berniat menggodaku eoh?" Kwangmin berbicara seduktif tanpa menghentikan remasanya pada dua bongkahan kenyal itu dan lihatlah akbiat ulahnya wajah namja cantik yang diperlakukan demikian sudah memerah bahkan Youngmin terlihat menggigit bibir bawahnya guna meredam lenguhanya yang mungkin bisa lolos kapan saja.

"Hyung ti-dak menemukan-nya..." Youngmin menjawab lirih. Yah, pada kenyataan namja canitk itu memang sudah mencari namun berapa kali ia mengacak lemari benda berbetuk segi tiga itu tak juga ditemukannya.

Dengan cepat Youngmin membalik tubuhnya hingga melepas tatuan tangan Kwangmin, "Kwang... kita makan dulu ne.." tatapan memohon terpancar jelas lewat sepasang mata bulat indah itu berharap Kwangmin belum menginginkan dirinya, demi Tuhan ini masih terlalu pagi. Youngmin tersenyum lega melihat anggukan lucu dari adik kembarnya.

'Seharusnya kau bersikap seperti ini saja Kwangie.. dongsaengku yang manis...' Youngmin membatin miris.

.

.

.

Degup jantung Youngmin dipaksa berpacu cepat, bagaimana tidak jika sedari tadi mata tajam adiknya tak lepas terus menatap wajahnya. Youngmin bahkan bisa merasakan hembusan nafas panas Kwangmin karena posisi mereka saat ini.

Baiklah, rasanya namja cantik itu benar-benar seperti kerbau yang dicolok hidungnya. Youngmin yang hanya pasrah saat Kwangmin menyuruhnya duduk dipangkuan adiknya itu. Kwangmin yang dengan manja memintanya untuk menyuapi potongan-demi potongan pencake.

Keduanya makan dengan cara saling suap dan menatap dalam diam.

Sreak,

Deg

Jantung Kwangmin berdetak. Ada desiran hangat seakan menyebar didadanya saat merasakan sentuhan lembut tangan Youngmin, dimana jari-jari indah itu mengusap sudut bibirnya yang mungkin terdapat noda atau remahan pencake disana.

Bolehkah Kwangmin berharap jika perhatian Youngmin sekarang adalah rasa sayang untuk dirinya sebagai namja, bukan bentuk perhatian sebagai saudara kembar yang memiliki ikatan darah. Kwangmin masih setia tertegun hingga saat matanya sudah disuguhkan dengan segelas jus jeruk, Kwangmin hanya menurut saat Hyung cantiknya menyodorkan gelas berisi cairan warna orange itu kemulutnya dan tanpa banyak protes Kwangmin meneguknya.

"Hyung suka Kwangie yang seperti ini.."

Iris tajam mata Kwangin disuguhi dengan senyum tulus yang melengkung indah dari bibir merah Youngmin dan selanjutnya tubuh kurus Hyungnya itu sudah mempet tubuhnya dan saudara kembarnya itu menyandarkan kepala didadanya. Kwangmin bisa mencium aroma manis yang menguar dari tubuh Youngmin.

Memabukkan..

lagi-lagi jantung Kwangmin di buat berdetak semakin cepat.

"Mian, tapi hyung sangat lelah..." Youngmin semakin melesatkan kepalanya didada bidang adik kembarnya, memejamkan matanya hingga menampakkan sederet bulu mata panjang nan lentik yang selalu di kagumi Kwangmin.

Tak sekalipun atensi namja tampan itu beralih dari wajah rupawan yang terlihat damai bersandar di dadanya.

"Aku yang terlalu menguras tenagamu, kau pasti lelah..." Kwangmin memeluk tubuh Youngmin, mengelus punggung hyung cantiknya. Benar dirinyalah yang membuat stamina malakiat dalam pelukkannya melemah. Dirinyalah yang selalu memaksa Youngmin untuk melayaninya bak seorang istri. Memaksa Youngmin untuk terus menerus melakukan hubungan intim tanpa kenal waktu.

Yah, dirinya yang membuat hyung cantiknya kelelahan. "Mianhe..." suara berat Kwangmin berucap lirih.

.

.

.

Kamar yang sangat indah. Kwangmin benar-benar ingin membuat Youngmin merasa betah dan senyaman mungkin jika berada di dalam kamar yang sudah hampir satu bulan di tidurinya bersama saudara kembarnya itu.

Kwangmin selalu memastikan kamar dalam keadaan bersih, kamar yang memiliki banyak jendela hingga udara segar bisa bebas keluar masuk. Nuansa putih lebih mendominasi, dengan berbagai perabotan berbahan kayu kwalitas terbaik. Rangkian bunga-bunga cantik beraneka jenis teronggok apik di dalam vas, menguarkan aroma semerbak wangi alami.

Kwangmin menaikkan selimut hingga sebatas dada Youngmin yang tengah terbaring dan hanya satu kata yang mampu mewakili sosok menawan bersurai belonde yang tengah terlelap nyaman itu.

Indah..

Kwangmin selalu mengagumi keindahan ragawi saudara kembarnya itu, terlebih saat tidur seperti ini, Youngmin terlihat bagaikan malaikat tanpa sayap. Surai blondenya yang halus dengan poni menjuntai hngga bawah alir yang berderet rapi, dua mata indah yang terpejam menyisakan bulu mata panjang nan lentik, hidung mancung yang terpahat sempurna dan terakhir bibir penuh bak apel merah yang membuat Kwangmin selalu gatal ingin memagutnya.

Hamparan kelopak mawar putih yang berserakan di atas rajang, sekan mempertegas keindahan alami Youngmin-nya.

"Tidurlah sayang, aku akan membangunkanmu saat makan siang nanti.." Kwangmin mengusap sayang pipi putih halus Youngmin dan selanjutnya mendaratkan kecupan sayang dipucuk kepala saudara kembarnya.

.

.

.

Youngmin menatap sendu pintu kayu yang sudah menutup, tadi saat Kwangmin menggendongnya ke kamar seberanya Youngmin tidak tidur tapi namja cantik itu tidak bohong perihal dirinya yang sangat lelah, sudah tiga hari terakhir Youngmin merasakan tubuhnya sedikit lain.

Youngmin menjadi gampang lelah, dan entah kenapa hawa malas selalu menggodanya. Terlebih lagi sering kali Youngmin merasa pusing tiba-tiba dan sejujurnya tadi pagi saat Kwangmin masih tidur namja cantik itu terbangun dengan perut mual dan memuntahkan cairan putih bening. Bahkan sampai saat ini mulutnya masih terasa asam.

Sreak

Tangan putih pucatnya beralih menyentuh perutnya, mengusap pelan.

Tes..

Youngmin menangis, butiran bening itu jatuh sedikit demi sedikit meenganak membasahi pipinya. Youngmin takut jika apa yang dipikirkannya benar.

'Apa aku hamil?..' Youngmin bertanya pada dirinya sendiri, digigitnya bibir bwahanya guna meredam isak tangis yang mungkin bisa terdengar hingga keluar kamar. Youngmin tidak ingin Kwangmin mengetahuinya.

"Ania.. aku tidak boleh hamil.. hiks.. shireo..." Youngmin terisak lirih, bagaimanapun tidak benar jika dirinya sampai hamil anak Kwangmin. Demi Tuhan mereka kembar, ini sebuah dosa. Hubunganya dengan Kwangmin salah, kenapa Kwangmin sekan menutup mata akan hal itu.

"Donghyun Hyung... ottokhae?" Youngmin menjambak rambutnya, wajah namjachingunya terlintas begitu saja di kepalanya.

.

.

.

"Youngie chagy.. shhh.. lebih cepattt aghh..."

Ogghhh...

Nafas, Donghyun memburu selepas badai klimaks yang dicapainya, ekspersi lega terlukis jelas di wajah tampannya. Dengan sedikit gemetar tanganya meraih tissue dan membersihkan cairan putih kental yang mengotori tangannya.

"Youngmin chagiya.. bogoshipo.." Donghyun menangkup wajahnya dengan kedua telapak tanganya, betapa dirinya sangat merindukan kekasihnya. Sudah hampir satu bulan dirinya tidak melihat wajah cantik Youngmin apalagi menyentuh terlebih menikmati tubuh molek itu. Oh, bahkan selama empat tahun menjalin hubungan hanya dua kali dirinya menyetubuhi calon istrinya itu.

"JO KWANGmIN BRENGSEK KAU ARGGHHKKKK!"

BOUGH

Trak

Kepalan tangan Donghyun membentur kaca hingga mengakibatkan retak dan sedikit darah yang merembes, kilatan amarah terpancar dari sepasang mata Donghyun yang memerah emosi.

.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

Taraa... saya update, mian jika luamaaaa... tapi otak saya blank cukup lama juga T-T dan kembali dengan cerita yang makin ngelantur (gubrak) tapi saya janji akan tulis sampe END so reader kagak usah khawatir kalau saya bakalan ngibrit aliar kabur /plak/ abaikan

Terimakasih untuk Twincest shipper yang mendukung ff ini, bahkan bersedia review hingga follow dan favorit 'hug' ^^

Tinggalin jejak lagi ne.. gomawo T0T