Vocaloid

Halo, semuanya.

Terima kasih karena telah membaca cerita saya.

Bagaimana kabar kalian? Saya berharap baik-baik saja.

Untuk yang telah Me-Review, Terima kasih.

Terima kasih kepada YamiRei28 - san, Hikari Kengo - san, ElisaYumi98 - san , dan Dwidobechan -san.

ElisaYumi -san, boleh kok panggil saya Kurenai-chan. tidak apa-apa. Terima kasih.

Untuk Hikari Kengo, YamiRei dan Dwidobechan, terima kasih.

Cerita saya sekarang sudah mencapai chapter 3, saya harap kalian menyukai cerita yang saya buat ini.

Sekali lagi, terima kasih karena telah membaca cerita saya dan saya betul-betul minta maaf karena baru saja update chapter 3.

Fanfic ini merupakan fanfic pertama saya, jadi tolong dimaklumi jika ada yang salah.

Vocaloid bukan milik saya, namun cerita ini milik saya.

Warning : Typo's, OOC, Bahasa kurang jelas dan lain-lain…

Selamat membaca….

Code : IA

Chapter 3 : Soul

Semua murid yang berada di lorong lantai 3 sekolah Magusica Voca melihat ke arah Yuuma dan gadis berambut panjang berwarna merah muda yang berjalan di lorong itu tanpa memperhatikan sekeliling , gadis itu adalah Aria.

Aria berjalan sambil menunduk. Tidak berani menatap murid-murid yang lain. Dia masih belum terbiasa.

Sedangkan Yuuma, laki-laki itu hanya berjalan dalam diam tanpa memperdulikan pandangan orang-orang padanya.

Aria bisa mendengar murid-murid ( Baik siswa maupun siswi) berbisik-bisik mengenai dia. Bertanya-tanya siapa gadis itu.

"Siapa anak itu?"

Aria merasa kurang nyaman karena bisik-bisikan yang terdengar disekelilingnya.

Dan….

"Yuuma!" Terdengar suara perempuan dan seketika juga Aria mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah asal suara.

Seorang perempuan berambut ungu panjang yang diikat dua kebawah berlari ke arah dirinya dan Yuuma.

Seketika juga, Yuuma maupun Aria berhenti berjalan.

"Ada apa?" Tanya Yuuma dengan ketusnya. Melihat perbedaan sikap Yuuma, Aria sedikit terkejut. Namun, dia tidak berkata apa-apa mengenai itu.

"Aku ingin meminjam PR-mu? Izinkan aku,ya,ya,ya. Kumohon!" Kata gadis berambut ungu itu. Dia sampai menunduk dalam-dalam.

"Ha? Kau berlari dari kelas hanya untuk bilang itu ? Apa kau bodoh?" Tanya Yuuma dengan suara sedikit keras. Namun, gadis berambut ungu itu tidak mengatakan apa-apa lagi. Melihat itu,Aria hanya bingung sendiri.

"Kumohon! Aku akan membelikanmu roti kesukaanmu. Aku mohon!" Kata gadis berambut ungu itu.

"Ah, kau selalu saja merepotkanku. Ya sudah kalau begitu." Yuuma membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah buku tulis lalu memberikan buku itu pada gadis berambut ungu itu.

"TERIMA KASIH, YUUMA!" Kata gadis itu dengan keras lalu memeluk Yuuma dengan erat-erat.

"LEPASKAN AKU,BODOH!" Yuuma segera memukul kepala gadis itu sehingga pelukan gadis itu terlepas.

"SAKIT, BODOH!" Kata gadis itu keras sambil memegang kepalanya yang sakit. Dia kesal karena kepalanya dipukul.

"KAU YANG BODOH! KAU MEMBUATKU HAMPIR MATI JANTUNGAN KARENA MEMELUKKU SECARA TIBA-TIBA!" Seru Yuuma balik tidak kalah kerasnya.

Melihat Yuuma bertengkar dengan gadis yang sepertinya juga teman kelas Yuuma membuat Aria tertawa kecil. Mendengar Aria tertawa, gadis berambut ungu itu melihat ke arah Aria.

"Ah, jadi kau ya, murid baru yang dimaksudkan itu. Semua murid di kelas ribut loh ketika tahu akan ada murid baru dikelas. Tidak kusangka murid barunya semanis ini. Boleh kucubit pipimu?" Kata gadis itu dengan sangat bersemangat dan mata berbinar-binar.

Aria hanya diam karena bingung.

Dan….

"IMUTNYA!" Kata gadis itu sambil mencubit pipi Aria. Melihat itu, Yuuma memukul kepala gadis itu lagi.

"Sakit, Yuuma!" Kata gadis itu dengan keras sambil mengelus-elus kepalanya yang sakit.

"Gadis itu tidak menjawab iya, bodoh! Apa kau sudah melupakan bahasa manusia? Lagipula, perkenalkan dirimu dulu padanya!" Yuuma merasa sangat jengkel dengan sikap gadis itu.

Dibentak Yuuma, gadis itu pun terdiam.

Namun dia segera tersenyum pada Aria dan berkata," Perkenalkan, namaku Yukari Yuzuki. Kau bisa memanggilku Yukari." Katanya sambil mengulurkan tangannya pada Aria yang segera disambut oleh Aria.

"N-namaku Aria Senterina. Senang bertemu denganmu. Kau juga bisa memanggilku Aria." Kata Aria malu-malu. Wajahnya sedikit memerah karena gugup dan malu. Sulit baginya untuk berinteraksi dengan orang lain lagi setelah lama tertidur.

Yukari pun memeluk Aria lagi.

"IMUTNYA!"

"KUBILANG LEPASKAN DIA, BODOH!"

Dan terdengarlah suara pukulan Yuuma di kepala Yukari di seluruh penjuru lorong sekolah tersebut.


Yuuma, Aria dan Yukari berjalan menuju kelas XI-A. Kelas dimana Aria akan belajar di sekolah itu. Terdengar suara ribut-ribut dari dalam kelas. Lagipula, pelajaran juga belum dimulai.

Yuuma, Aria dan Yukari masuk ke dalam kelas dan semua aktivitas di dalam kelas berhenti seketika.

Lalu….

1

.

.

.

.

2

.

.

.

.

3

.

.

.

.

.

"KYAAH, ADA MURID BARU!"

"Wah, jadi kau ya, murid baru itu?"

"Astaga, manis sekali."

"IMUTNYA!"

"Betul kan. kubilang juga apa , Yuuma."

Hampir semua murid di kelas mengerumuni Aria yang masih berdiri di dekat pintu. Gadis itu terlihat kewalahan ketika menangani murid-murid yang mengerumuninya.

Sedangkan Yuuma dan Yukari langsung keluar dari kerumunan yang membuat mereka hampir mati kehabisan nafas.

Yuuma berjalan ke arah tempat duduknya dan meletakkan tasnya di atas meja. Dia segera mengeluarkan buku pelajaran yang sering dia baca sebelum pelajaran dimulai. Yaitu buku matematika.

Yukari pun segera duduk di tempat duduknya yang terletak di belakang tempat duduk Yuuma dan segera menyalin PR Yuuma ke dalam buku tugas milik Yukari sendiri.

Merasa gelisah, Yuuma terus melirik-lirik ke arah Aria yang sangat gugup dalam menanggapi murid-murid yang mengelilinginya.

Dan saat tatapan mereka bertemu, Yuuma menyadari bahwa Aria meminta bantuan darinya. Yuuma pun menghela nafas panjang lalu berdiri dari duduknya. Dia lalu berjalan ke arah Aria dan segera menarik gadis itu menjauh dari teman-temannya yang lain.

"Apa-apaan kau Yuuma? Kami masih ingin bertanya padanya." Kata seorang murid laki-laki dengan rambut berwarna hitam. Rei Kagane.

"Diam kau Rei. Kau pikir gadis itu tidak ketakutan melihat kalian semua mengerubunginya seperti semut?" Kata Yuuma dengan ketus. Aria pun hanya berdiri di belakang Yuuma sambil menunduk. Dalam hatinya, dia berterima kasih pada Yuuma karena telah menolongnya.

"Yuuma, bukankah dia seharusnya berada di ruang kepala sekolah untuk membicarakan perpindahannya ini? Kenapa dia langsung ke kelas?" Tanya seorang perempuan berambut kuning cerah bernama Rin Kagamine.

"Kakekku sudah mengatur semuanya untuk dia. Jadi, semua sudah diatur serapi-rapinya agar dia selalu berada dalam pengawasanku." Kata Yuuma dengan tegas sambil menatap teman-temannya dengan serius. Semua orang tahu, Yuuma, sebagai anggota keluarga Verenia selalu bersikap serius seperti itu.

"Aku mengerti. Tapi memangnya dia siapamu sampai kau harus melindunginya sampai seperti ini?" Tanya seorang murid laki-laki lain bernama Robert.

BINGO!

Yuuma tidak mungkin mengatakan bahwa Aria adalah gadis yang tertidur selama 650 tahun dan sekarang berada dalam perlindungan pemerintahan. Dia akan 'dibunuh' kakeknya jika orang luar sampai tahu tentang hal itu dari dirinya. Namun, akhirnya Yuuma mendapat ide.

"Dia adalah cucu dari teman kakekku dari negara Utarina yang datang ke Vocarina untuk belajar di kota ini dan kakekku menyuruhku untuk menjaganya." Kata Yuuma pelan, berusaha menyembunyikan kebohongannya.

Dan, pada akhirnya, murid-murid di kelasnya pun kembali ke tempat mereka masing-masing.

Aria menghela nafas lega sedangkan Yuuma hanya diam saja sambil berdiri di sampingnya.

"Apa kau baik-baik?" Tanya Yuuma. Aria pun mengangguk menjawab pertanyaan Yuuma. Gadis itu memang belum bisa membiasakan dirinya dengan suasana baru seperti suasana di sekolah. Yuuma tahu betul tentang itu. Tapi hal itu tidak menganggu pikiran Yuuma. Dia tahu apa yang harus dia lakukan.

"Kau harus bisa membiasakan diri dengan sekolah ini, Aria." Kata Yuuma.


Aria melihat ke kanan dan ke kiri.

Dia betul-betul ingin menangis sekarang.

Sekali lagi dia melihat sekelilingnya, mencari keberadaan Yuuma.

Gawat, dia betul-betul tersesat.

Sekolah ini begitu luas dan dia terpisah dari Yukari dan Yuuma saat perjalanan ke kantin.

Tidak ada pilihan lain, Aria pun berjalan mencari Yuuma dan Yukari.

Tanpa tahu di mana ujung dari arah yang dia ambil, Aria tetap saja berjalan sampai….

Brukk!

Aria dan orang yang dia tabrak sama-sama jatuh.

"Sakit."

Aria yang merasa kesakitan segera menyadari bahwa dia yang bersalah di situ. Dia tidak memperhatikan jalan.

Tersadar, dia segera berdiri dari duduknya dan melihat ke arah orang yang dia tabrak. Betapa terkejutnya Aria ketika menyadari bahwa orang yang dia tabrak adalah seorang anak kecil.

Anak kecil itu mengenakan seragam pelaut dengan topi putih yang menyembunyikan rambutnya yang berwarna pirang. Dan saat anak itu mengangkat kepalanya, Aria terkejut ketika menyadari bawa mata kiri anak itu tertutup perban.

Belum sempat Aria mengatakan maaf, anak kecil itu sudah berkata.

"Kakak….! Jiwa kakak aneh." Kata anak itu dengan pelan sambil menatap Aria dengan mata kanannya yang berwarna kuning keemasan.

To be Continued

Maaf karena chapter kali ini kurang bagus.

Soalnya saya lagi banyak tugas sekolah.

Terima kasih karena telah membaca cerita ini.

Untuk chapter selanjutnya, mungkin akan terlambat juga karena sedang sekolah. Jadi tolong bersabar.

Tapi saya akan berusaha untuk memperbaiki lagi di chapter selanjutnya.

Everyone, please review.