"Namaku Kise Ryuna~ Salam kenal, Kurokocchi!"

.

.

Semuanya… semuanya begitu baik padaku. Menyambutku dengan ramah, menyapaku dengan sopan, bahkan bersedia bercanda dan menemaniku yang selalu sendirian…

.

.

"Aku Midorima Shiina. Senang berkenalan denganmu. Nanodayo."

.

.

Selain Momoi-chan dan Takao-kun, aku tak punya teman bermain lagi.

.

.

"Yo, aku Aomine Daichi! Aaah, kau pendek sekali!"

.

.

Sikapku yang tertutup dan pendiam membuat anak-anak lain enggan untuk berkontak denganku. Rasanya nyaris mustahil menemukan teman.

.

.

"Murasakibara Atsumi. Ne, kau bisa masak, tidak?"

.

.

Tetapi mereka berlima berbeda. Mereka menghampiriku seketika aku duduk di bangku SMP Teikou, tak mempedulikan reaksi dinginku. Tak mempedulikan gaya bicara dan sikapku.

.

.

"Akashi Seira, Ketua OSIS dan kapten tim basket putri SMP Teikou. Selamat datang di klub basket putri, Kuroko Tetsuka."

.

.

Mereka berlima, Generation of Miracles ini, sudah seperti lima matahari yang setia menerangi kelamnya hidupku.

.

.

.

"Kurokocchi~ Kau masuk klub basket?"

"Kami juga main basket, lho, Tetsu! Tapi kami berlima sangat kuat, jadi jangan harap kau bisa mengalahkan kami, ya!"

.

.

Kecerobohan yang amat fatal dengan mengacuhkan peringatan tersirat dari mereka.

.

.

.

BRAK!

"Ah!"

"Dasar gadis sialan!"

PLAK!

"A-ah! S-sakit!"

"Memangnya aku peduli, heh, cewek jalang?"

.

.

Dan harusnya aku tahu bahwa, sedekat apapun aku dengan mereka, Generation of Miracles dan diriku adalah dua hal yang sangat berbeda.

.

.

.

"Kurokocchi~ Harusnya kau tahu kalau berani menyaingi kami itu artinya cari mati-ssu~ Dan kami takkan segan-segan untuk menyingkirkan orang-orang semacam itu, lho~"

.

"Gadis kuper tak tahu diri sepertimu, mau coba-coba meroket melebihi kemampuan kami, hah? Kau belum tahu kami ini siapa, nanodayo?"

.

"Heh, Murasaki, pegangi sampah ini! Kise, kau guyur dia dengan air comberan itu!"

.

.

.

Tapi aku menyayangi mereka.

Aku menyayangi teman-temanku.

.

.

.

"Tetsuka-chan! Akhirnya kita bertemu lagi!"

.

.

"Se… senpai?"

.

.

"Kau tak apa-apa?"

.

.

"… kelas... tiga?"

.

.

"Aku bersumpah… Bersumpah…"

.

.

Tidak. Hentikan…

.

.

"Aku tak peduli bahwa dulu aku pernah mencintaimu. Aku tak peduli bahwa dulu kita memang pernah bersama…"

.

.

Seseorang… Tolong, hentikan…

.

.

"Aku membencimu!"

.

.

"Perkenalkan. Aku siswa pindahan dari Amerika."

.

.

"Tidak… Tidak… Hentikan… Menjauh dariku!"

.

.

.

"SEMUA INI SALAHMU! SALAHMU! ANDAI KAU TAK MASUK DALAM KEHIDUPANKU, AKU TAKKAN-"

"Apa kau bilang?!"

.

.

.

"Karena aku adalah bayangan, sama sepertimu."

.

.

.

"Kubunuh kau."

.

.

Dan inilah, awal dari mimpi buruk yang bangkit dalam kenyataan hidupku...

.

.:xxx:.

Disclaimer to its rightful owner:

Kuroko no Basuke© Tadatoshi Fujimaki

Fanfiction:

CATALYST by Rheyna Rosevelt

OCs © Rheyna Rosevelt

I own nothing but this fanfiction

Thus, I don't make any commercial profit within this story

Warning:

This story contains:

Alternate Universe - Genderbend characters | Violence | Harem | Drama | Character abuse | Out-Of-Character

.

.

.

.:xxx:.

.

.

"Dan ini perintah."

"Seira-san..."

.

.


[Coming Soon]

[on March]


A/N: Sebuah prolog abal sok keren (?) yang kali ini saya luncurkan. Ahem. Ini adalah teaser dari proyek multichapter fanfiksi Kuroko no Basuke saya, yang chapter benerannya (?) direncanakan untuk update pada bulan Maret nanti. Lama? Iya, memang, kok. Saya sengaja. Hoho /dor

Jadi.. ya, begitulah. Inilah gambaran lima puluh persen dari keseluruhan plot... ada yang sudah punya bayangan? /hei/

Hn, saya rasa tak ada yang perlu saya umumkan lagi. Jadi... sampai jumpa bulan Maret! *lambai-lambai*