What's Wrong Of This Destiny?

Disclaimer : Masashi Kisimoto

Rate : T, Angst, AU, OOC, Typo, dll.

Pairing : Apa aja. #dihajar. ChibiNaruFemchibiSasu.

Summary : Sebuah takdir yang membuat mereka harus bertahan, sebuah ikatan yang membuat mereka ada. Sebuah kehangatan yang tak akan pernah terlupakan. Bad Summary. Straight Fic.

"Kelinci putih~ melompat-lompat liang~

Bunga cakura halum wanginya~

Cenangnya hati belmain-main~

Liangnya hati melihat aniki datang~

Belmain lagi, lagi, lagi dan lagi~

Cenangnya kacaan memacak lamen~"

Seorang anak benryanyi riang sambil bermain dengan seekor rubah kecil berwarna merah sedikit ke-orange-an menggeliat manja di pangkuan sang anak. Sambil terus bernyanyi anak manis bermur 4 tahun itu mengelus bulu lembut nan halus rubah kecilnya itu.

Anak manis itu berambut pirang cerah, bermata biru sebiru batu sapphire dan seindah langit siang. Kulit tan dan tiga garis melintang di masing-masing pipinya. Sungguh, sangat imut sosok anak laki-laki ini.

"Bukan ramen. Tapi, kue mochi Naru-chan,"tegur seseorang lagi. Suaranya masih anak-anak. Sekitar berumur 13 tahunan. Memiliki rambut orange kemerah-merahan. Mata merah semerah darah dan kulit yang putih sedikit campuran warna tan. Pemuda itu, Pemuda kecil yang dipanggil Naru itu memanyunkan bibirnya dan menggembungkan pipinya.

"Huufft… tapi Nalu maunya lamen!"ambek anak bernama lengkap Namikaze Naruto itu.

"Hahaha… dasar! Nanti wajahmu seperti ramen loh,"ejek sang kakak yang bernama lengkap Namikaze Kyubi.

"Bialin aja! Kan nanti Nalu bakalan lapel teluc. Teluc, Nalu bakalan makan yang banyak. Teluc gendut kaya panda. Okaacan kan cuka panda. Jadinya Nalu mau gendut cepelti panda!"cerocos Naruto. Sedangkan sang kakak hanya bisa terkikik geli melihat otoutonya yang imut-imut itu.

"Ohh yaa Naru-chan. Hari ini Dei-nii bakalan pulang loh,"sang kakak mengelus kepala Naruto dengan sayang.

"Hontou nii? YEEYY!?"pemuda kecil nan manis itu langsung jingkrak tak karuan. Saking senangnya menerima berita dari sang kakak.

"Sekitar jam-"

"NARUTOOOOOOO!? KITSUNE-KUUUUUU!?"teriakan bagai petir menyambar siang bolong. Bagai terkena serangan suara ultrasonic dari pesawat tempur. Tersiksanya telinga mendengar suara cetar membahana disambar geledek itu.

"Haahh~ menyusahkan saja,"decak Kyubi sambil menggendong sang adik tercinta dengan lembut.

"DEI-NIIII!?"teriakan cempreng juga tak kalah membahananya.

"OHH KAMI-SAMA! TERIMA KASIH KAU TELAH MEMPERTEMUKAN AKU DENGAN MALAIKAT KECILKU INI!?"seorang pria berumur sekitar 14 tahun itu datang dan langsung menghambur saat melihat Naruto yang dianggap sebagai malaikat kecilnya itu.

"DEI-NIII~"

"KITSUNEEE~"

Teriak mereka masing-masing. bagai gerakan slow motion yang tengah terjadi. Bagai seorang ayah yang terpisah dengan anaknya dan akhirnya bertemu kembali.

"Haahh~ menyusahkan saja! Kalau ingin memeluk Naru-chan, setidaknya biarkan aku menurunkan Naru-chan dulu,"omel Kyubi yang merasa tersiksa dengan kehadiran orang itu.

"Aissh~ aku kan juga rindu padamu Kyu~"orang itu menambah eratkan pelukan yang terjadi antara mereka. Pelukan dimana Kyubi tengah menggendong Naruto, sedangkan Naruto sendiri tergencet di tengah-tengah mereka. sungguh Naruto mulai sesak nafas sekarang.

"De-Dei-nii… Na-Nalu tidak bica nafac,"sambil narik-narik polem orang itu.

"Aah! Maaf Naru-chan. Habis, aniki sangat rindu dengan kalian berdua,"sosok itu adalah kakak tertua dari mereka. Berambut pirang seperti Naruto, hanya saja sedikit pucat. Poni yang menjuntai dan tersibak ke sebelah kanan. Dengan rambut sebahu yang di ikat tinggi seperti ekor kuda itu.

"Hehehe,"

"Haahh~ sudah bertemu dengan kaa-san dan otou-san belum?"Tanya Kyubi. Sedangkan kakak tertua itu malah nyengir kuda.

"Haahh~ ayo, Naru-chan! kita bertemu dengan kaa-san dan tou-san,"ajak Kyubi dengan Deidara yang mencubiti pipi Naruto dari belakang Kyubi dengan gemas.

Mereka bertiga pergi ke ruang keluarga dengan riang. Sebenarnya hanya Naruto saja yang dari tadi meringis karena pipinya di cubit tak karuan oleh kakak tertuanya. Sedangkan Kyubi, ia hanya bisa menggelengkan kepala tak jelas.

"Tou-san, Kaa-san, Dei pulang!"kata Deidara yang berjalan mendahului Naruto dan Kyubi.

"Teriakanmu luar biasa sekali Dei-chan. Hampir saja aku membanting laptopku sendiri,"kata sang ayah Namikaze Minato yang tengah berkutat dengan laptopnya tentunya langsung memeluk sang anak tertua itu dengan sayang.

"Lama tak bertemu Dei-chan, kaa-san rindu sekali,"sang ibu Kushina langsung memeluk Deidara dengan lembut. Mengacak surai pirangnya. Lain Kushina, lain Minato, maka lain juga dengan Naruto. Anak manis imut-imut itu langsung memeluk kakaknya itu setelah Kyubi menurunkannya.

"DEI NII-CHAN!? OLEH-OLEHNYA MANA!?"teriak Naruto sambil ngasih liat jurus mautnya dengan modal mengadah tangan dan wajah unyu-unyu no jutsu, semuanya hanya bisa meleleh liat Naruto.

Kyubi yang tadi geleng-geleng, sekarang malah ileran. Minato yang lagi sibuk pencet-pencet keyboard laptop-nya, sekarang malah mencet-mencet hidung. Kushina yang lagi minum teh hijau, malah gigitin pinggiran gelasnya. Deidara yang berada di hadapan sang pelaku, malah mimisan sambil gigitin bantal sofa.

Semua kenistaan yang terjadi hanya karena seorang anak laki-laki yang imutnya setengah hidup. Bahkan author saja yang melihatnya hanya bisa menangis ria karena iri dengan keimutan Naru-chan.

"De-Dei-nii sudah mempersiapkannya untuk Naru-chan,"sambil buka tas ranselnya.

"INI DIAAAAA~"teriak Dei saat memperlihatkan sebuah topi dengan gambar rubah tak lupa dengan kostumnya. Sangat-sangat terlihat seperti badut kecil sodara-sodara.

"A-aniki, KALO BELI OLEH-OLEH YANG MUTU DIKIT NAPA?"bentak Kyubi yang sweetdrop sendiri melihat oleh-oleh dari kakak tertuanya itu.

"Chk! Ini sangat bagus. Sangat sulit mencari ini di Jerman,"bangga Dei yang langsung memamerkan pakaian itu pada Naruto.

"Cepat pakai Naru-chan,"Kushina pun tak mau kalah nistanya.

Naruto yang polosnya bukan main itu langsung memakainya dan-

Jreng jreng~

"KAWAAAAIIIII~"teriak mereka semua.

Naruto yang udah dari sono-nya imut itu, jadi bertambah imut saat memakai kostum rubah ekor Sembilan itu. Dengan ekornya yang berjumlah 9 itu terkibas lembut saat ia berputar-putar. Jangan lupakan topi rubah yang ia pakai. Sangat-sangat menampilkan kesan yang sangat imut. Telinga rubahnya ada yang terlipat satu dan walhasil, author tak mampu berkata-kata lagi.

"Eheemm~ lalu oleh-oleh untukku mana?"Kyubi melipat kedua tangannya di depan dadanya dan berdiri angkuh di depan kakaknya itu.

"Tenang saja Kyu-chan. Aku juga membelikan oleh-oleh untuk kedua adikku yang imut-imut ini~"sambil cubit pipinya Kyubi dan sukses tangannya Dei ditampar keras-keras oleh Kyubi. Seenak jidat bilang Kyubi imut'emang gua cowok apaan?'batin Kyubi senggak.

"TADAAAA~"Dei memperlihatkan sebuah selimut tebal berwarna merah marun dengan gambar rubah berekor Sembilan di tengah-tengahnya yang sedang mengaung di hutan dan menghadap bulan sabit.

"…"matanya Kyubi langsung berbinar tak karuan. Senang sekali melihat gambar kesukaannya dengan warna kesukaannya.

"Bagaimana? Bagus tidak?"Tanya Dei.

"I-ini… LUAR BIASAAA!?"terika Kyubi dan langsung berlari cepat menuju kamarnya. Sedangkan orang-orang yang ada di ruang keluarga itu hanya bisa tertawa geli saat melihat ekspresi Kyubi yang sangat jarang dan nyaris tak pernah ia tampakkan itu.

"Tou-san, kaa-san. Maaf, Dei tidak memberimu oleh-oleh. Aku tak sempat tadi. Gara-gara hujan deras di sana,"sesal Dei yang langsung bermuka sedih.

"Tak apa. Tou-san dan kaa-san sudah senang karena kau pulang ke rumah dengan selamat. Itu sudah oleh-oleh terbaik yang pernah Dei berikan,"kata Kushina yang langsung di mendapat anggukan dari Minato.

"Sekarang, mandi dulu dan setelah itu makan dan istirahat. Kau pasti lelah kan?"

"Iya. Pinggangku sakit duduk di bangku pesawat berjam-jam,"sambil memegangi pinggangnya yang tersiksa itu. Sedangkan Naruto tetap dengan setianya memainkan ekor dari kostum yang sudah kakak tertuanya belikan itu.

"Waah~ Dei- niican memang baik cama Nalu,"gumam Naruto yang berlari ke sana kemari untuk melihat ekor kostumnya yang terkibar ke sana kemari. Minato dan Kushina hanya bisa menatap dengan mata mupeng. Saking manis anaknya itu.

"Kushina-chan, ayo kita bikin anak lagi,"dan dengan itu, Minato sukses dijitak kepalanya karena berkata yang seenaknya saja.

"kau pikir melahirkan seenak kau menyemprotku?"Tanya sakartis Kushina yang langsung memberi deathglare terbaik untuk suaminya itu. Sedangkan Minato meringis hambar.

Setelah kedatangan Deidara kakak tertua Naruto, rumah keluarga Namikaze jadi bertambah ramai. Dan yang paling mendominsi adalah suara teriakan maut milik Deidara bunyi debuman yang keras. Entah apa yang mereka lakukan.

"NARU-CHAAAANN!?"teriak Deidara sambil mengejar Naruto yang berlari sambil tertawa-tawa.

"HAHAHA~ayo tangkap kalo bica~ uueee~"kata Naruto sambil menjulurkan lidahnya, mengejek sang kakak yang terengah-engah mengejarnya.

"AWAS KAU YAA! LIHAT SAJA KALAU DEI-NII SAMPAI MENDAPATKAN NARU-CHAN NANTI!"ancam Deidara yang semakin dekat dengan Naruto. Rumah mereka yang terbilang sangat luas itu menjadi tempat yang pas untuk berkejar-kejaran. Terlebih lagi, Naruto yang pandai berlari itu dengan gesitnya menghindari perabotan rumah dengan cepat.

Deidara saja sampai keteteran mengejar Naruto. Tapi, sebagai anak manusia murni. Naruto pun lelah dan mempasrahkan dirinya di tangkap oleh kakaknya.

"NAAA!? DAPAAAT!?"teriak Deidara yang langsung memeluk Naruto dari belakang.

"Hah hah hah haahh Nalu hahh haah capek…"eluh Naruto dan langsung mendapat sebuah gelitikan di pingganggnya oleh Deidara.

"Hahahaha haahh geli hahahah hhhaahh DEI-NII HAHAHAHA~"rancau Naruto tak karuan.

"Memangnya siapa yang mengoleskan lem super ke kursi belajar Dei-nii, hmm?"

"HAHAHA~ AMPUNN DEI-NIIII~"teriak Naruto membahana.

"Ayo! Katakan kau tidak akan melakukannya lagi,"kata Deidara yang masih setia menggelitiki Naruto.

"HAHAHA~NALU JANJIII~"

"Naah~ bagus!"sambil membiarkan Naruto yang terengah-engah.

Begitu menyenangkan keluarga itu. Menikmati setiap harinya dengan malaikat kecil yang berkeliaran di dalam rumah mewah nan megah itu.

Yaa, Naruto bagai malaikat kecil yang perlu di jaga terus. Sepertinya berlian mahal yang tak dapat di beli dengan uang. Bahkan saat Naruto di ajak oleh ayahnya ke acara pesta keberhasilan perusahaannya pun tak luput dari pengawasan Minato dan Kushina. Yaa, sejak saat itu. Dimana Naruto yang memakai tux putih tulang itu dengan mawar yang tersisipkan di blazer-nya yang pipinya di cubiti oleh karyawan perusahaan ayahnya itu.

Dan walhasil, Naruto menangis terus selama seminggu karena pipinya yang sakit dan bengkak hebat. Dan jangan lupakan Naruto jadi trauma dengan pesta.

Saat Naruto dan Dei tengah bermain-main di ruang tengah, mereka di kejutkan dengan suara bel rumah yang berbunyi.

TING TONG

"Eng? Naru-chan, bisa minta tolong bukakan pintunya? Dei-nii ingin pipis,"kata Deidara sambil megangin 'anu'nya.

"Hum~pipic yang banyak Dei-nii~"kata Naruto yang berlari menuju pintu rumah. Sedangkan Deidara hanya bisa cengo mendengarnya.

TING TONGG

"Iyaa! Tunggu cebental!"teriak Naruto dari dalam. Naruto yang dengan cekatannya mengambil kursi kecil dan menggesernya menuju pintu untuk membantunya meraih kenop pintu.

Ckleekk

"Mencali Nalu yaa?"Tanya Naruto yang GeEr setengah hidup pada tamu itu. Sedangkan sang tamu hanya bisa sweetdrop.

"A-ano, Kyubi ada?"Tanya orang itu. Naruto yang hanya mengintip dari dalam itu pun mengeluarkan kepalanya. Sehingga orang itu kaget setengah mati liat keimutan Naruto.

"Ohh~Kyu-nii, ada! Tunggu cebental!"Naru pun memasukkan kepalanya lagi. Dan membukakan pintu untuk sang tamu.

"Cilahkan macuk,"kata Naruto imut-imut. Sang tamu pun masuk dengan hati berbunga.

Naruto pun mengajak sang tamu untuk pergi ke kamar kakaknya Kyubi. Dan jangan lupakan Naruto memandang sang tamu tanpa berkedip. Yaa, Naruto memang seperti itu. Setiap ada orang yang belum iya kenal, ia akan menatapnya tanpa berkedip. Setelah itu, ia akan memutuskan bahwa ia ingin berteman dengannya atau tidak.

"Jican temannya Kyu-nii yaa?"

"E-ehh! Hn,"jawab sang tamu kaget saat Naruto berbicara.

"Hmm~belalti Nalu bica punya teman juga dong cepelti Kyu-ni?"Tanya polos Naruto. Sang tamu sempat terdiam, tapi kemudian ia tersenyum lembut pada Naruto.

"Iya! Kau bocah baik, Pasti punya banyak teman,"sambil mengelus kepala Naruto.

"Namaku Namikace Naluto! Calam kenal!"sang amu malah tersenyum lebar melihat adik Kyubi itu.

"Namaku Uchiha Itachi, Salam kenal Naluto,"sambil membalas jabatan tangan kecil Naruto. Tapi Naruto malah menggembungkan pipinya.

"Namaku Na~lu~to. Bukan Naluto!"orang bernama Itachi itu pun mengerti.

"Ohh, Naruto!"

"Benall cekalii! Celatus untuk kakak!"Itachi hanya bisa tersenyum melihat kelakuan Naruto.

"Nah! Ayo ke kamal Kyu-nii!"ajak Naruto dan menyeret Itachi untuk lebih cepat sampai di kamar Kyubi yang ada di lantai dua.

JEBLLAAAAAKKK~

Sesampainya di kamar Kyubi sang kakak, Naruto langsung menjeblak pintu kamar Kyubi dan menghasilkan sebuah bantal yang melayang ke arah Itachi dan Naruto.

Wushh~

Tapi mereka sudah reflex dan berkelit dengan sempurna.

"Bisa tidak mengetuk pintu dan tidak membanting pintu seperti itu?"Kyubi yang lagi sibuk dengan laptopnya di atas kasurnya dan gak sadar kalo itu sang adik tercinta yang melakukan.

"Hufft~Kyu-nii jahaaatt!"rengek Naruto dan Kyubi terbelalak.

"Na-Naru-chan! Maaf, Kyu-nii pikir si baka aniki,"Kyubi langsung menggendong Naru yang matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis itu. Dan entah kenapa Kyubi sampai tak menyadari bahwa seseorang berdiri di ambang pintu yang sukses di cuekin oleh kedua saudara kandung itu.

"Ada apa Naru-chan?"Tanya Kyubi lembut sambil mengelus kepala Naruto dengan sayang.

"Itu! Ada teman Kyu-nii yang mencali Kyu-nii,"sambil nunjuk-nunjuk Itachi yang masih diem kaya batu nisan kuburan#di hajar#

"Ae-sedang apa kau disitu?"kaget Kyubi lihat Itachi yang berdiri disitu entah sudah berapa lama ia melihat wajahnya yang tersenyum dan seluruh dunia tau bahwa Kyubi seorang perjaka tulen berwajah stoic dan tampan. Tidak ada yang bisa melihat senyumannya kecuali keluarga dan sang kekasih hati yang pada kenyataan belum di dapatnya.

"Kau kan yang menyuruhku datang kemari untuk membahas tentang rapat untuk persiapan karnaval minggu depan,"jawab Itachi seadanya. Kyubi yang wajahnya sedikit bersemu itu mempersilahkan Itachi masuk.

"Mana yang lain?"Tanya Kyubi yang sudah bisa mengatur wajahnya menjadi stoic kembali.

"Bendahara izin karena sang nenek sakit. Sekretaris sedang ke luar kota untuk masalah bisnis keluarganya. Dan yang lainnya tidak bisa ikut karena sibuk dengan latihan untuk lomba karnaval minggu depan,"jawab Itachi seadanya. Naruto yang dari tadi diem dambil peluk-peluk bantal sofa pun ikut bicara.

"Kalnaval? Nalu boleh ikut tidak? Nalu kan cuka kalnaval,"Kyubi langsung berwajah horror.

"Tentu sa-"

"Jangan Naru-chan! Karnaval di sekolah Kyu-nii berbeda. Akan ada banyak ibu-ibu centil dan kakak kijil yang akan menerkam Naru. Naru mau, pipinya bengkak dan tidak bisa makan ramen dengan leluasa?"Kyubi terpaksa berbohong. Ia juga tidak mau sang adik tersiksa karena pada kenyataannya, sekolah Kyubi juga punya banyak siswi perempuan dan bukan tidak mungkin juga Naruto akan jadi sasaran empuk melampiaskan kegemasan terhadap Naruto yang notabennya anak polos imut-imut itu.

Dan bukan tidak mungkin juga mereka malah mencari perhatian dengan mulut manis mereka agar Kyubi jatuh hati pada mereka dengan memperalat Naruto. Siapa yang tidak kenal dengan Kyubi? Ketua kelas 2-A yang paling tampan dan sepantaran dengan Uchiha Itachi itu? Bahkan mereka sempat dinobatkan sebagai dua pangeran tampan yang sedang mencari putri untuk di nikahinya. Sungguh, Kyubi ingin rasanya menjitak kepala orang yang telah membuat perkataan yang merusak telinga dan juga otak Kyubi itu. Itu semua tidak akan terjadi. Karena Kyubi pasti akan memusnahkan mereka dengan sekejap.

Naruto yang mendengar penjelasan kakaknya langsung ikut berwajah horror.

"Na-Nalu tidak jadi ikut. Nalu takut!"Naruto langsung diem lagi sambil memegangi pipinya. Sedangkan Itachi terkekeh geli melihat Naruto si adik Kyubi yang memegangi pipinya sambil merapalkan kata 'Nalu tidak cuka ibu-ibu centil! Nalu tidak cuka pelempuan centil!'.

Baru saja Itachi membuka tasnya, tiba-tiba pintu yang ternistai itu menjeblak dengan lebih kuat dan nyaring. Menampilkan sang kakak tercinta yang berwajah tanpa dosa. Walhasil, Itachi hanya bisa menggelengkan kepala.

JEEBBLLAAAAAKK~

'Tidak kakak, tidak adik. Semua sama,'batin Itachi yang teringat dengan kenyataan bahwa Kyubi juga melakukan hal yang sama. Dan pintu kelas mereka sudah ke-25 kalinya diganti. Jangan Tanya siapa yang merusaknya. Karena sudah pasti si 'Kanjeng Aden Bagus Mas Kyubi'.

"Ohh! Temannya Kyu-chan yaa?"kata Deidara yang melangkah masuk ke dalam kamar dan di hadiahi lemparan bantal mengenai telak di wajah Deidara.

"ITTEEEE!?"teriak Deidara.

"Menjijikan sekali aniki!"Kyubi sudah berwajah seram dan horror ke arah Deidara yang langsung nyengir kuda. Sedangkan Naruto sudah biasa dengan yang tadi. Dia malah sibuk-sibuknya mengacak-acak lembaran sang kakak di lantai.

"Baiklah! Aku ambilkan minum dulu,"

"Aku ingin jus lemon! Kau apa Itachi?"

"Terserah saja,"

"Nalu mau jus jeluk!"kata Naruto yang mengangkat tangan tinggi-tinggi.

"Haahh~seperti pembantu saja. Akan segera datang!"jawab Deidara yang menggerutu tak jelas. Dan yang lainnya sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Review?