Naruto x Bakemonogatari. Sebuah cerita yang mengisahkan kehidupan penderita Kai'i, sebuah keanehan yang disebut Vampir. Yang berusaha mengejar waktu namun membeku di dalam waktu itu sendiri.


Bagi yang mengetahui Anime, Light-Novel dan Manga Bakemonogatari tentu saja akan tahu dengan cerita ini bukan? Disini saya berusaha membawa pengkarekteran yang dilakukan seperti di Anime. Jujur saja, terkadang Bakemonogatari membuat pembacanya bingung. Namun, itulah tujuan dari Bakemonogatari itu sendiri. Menunjukkan sisi kehidupan dari sudut pandang yang lain.


Uzumaki Naruto..

Apakah kau pernah merasakan dirimu pada titik terakhirmu? Apa kau merasakan, dirimu mulai menyerah akan dunia yang kau jalani? Mengapa kau hanya bisa menggunakan topeng? Mengapa kau hanya bisa tersenyum? Siapa kau? Mengapa kau tetap bertahan? Untuk siapa kau hidup?

Mengapa kau ...tidak melakukan apa-apa?

Apa yang menurutmu salah dengan Dunia ini? Kau tidak bisa menjawabnya bukan?

Itulah yang dikatakan wanita itu. Itulah yang diucapkan oleh wanita itu. Wanita yang baru saja aku kenal. Wanita yang baru pertama kali memberikan senyum kepadaku. Wanita yang baru bicara pertama kali denganku, tanpa menggunakan suara kasar. Dan disaat aku melihat keadaanya, aku merasa remuk. Mengapa? Mengapa kau tahu? Siapa kau?

Pertanyaan yang tidak pernah kuutarakan. Diam seribu bahasa. Menatapnya.

Wanita itu hanya bersenandung kecil. Suara yang sangat bagus. Indah. Telingaku bagaiakan menerima alunan nada tersebut dengan sedih. Nada yang sedih, nada yang bagaikan mengertikan malam yang mencekam pada saat ini. Aku hanya melihatnya... mengapa aku tidak bergerak? Mengapa aku tidak menolongnya?

Mungkin itu karena aku telah merasa dikhianati. Mungkin aku sudah menyerah untuk memberikan yang terbaik. Dan Mungkin wanita itu benar, aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku bagaikan ketiadaan yang memaksakan kehendak untuk tetap terlihat oleh mata orang lain. Sebuah fatamorgana yang tidak bisa dilihat dengan normal.

Bulan purnama berdiri diatasku, menerangiku dan wanita itu. Bagaikan memberikan kami cahaya untuk bisa melihat wajah satu sama lain. Bagaikan takdir yang baru diciptakan. Bagaikan sebuah lelucan kejam dari Tuhan. Bagaikan ia menonton kami yang menjadi penghibur.

Hiburan, karena melihat penderitaan kami. Hiburan, karena melihat kesengsaraan kami yang tiada akhir.

"maukah kau menolongku?" tanya wanita itu dengan berharap.

Ya, seperti itulah yang kudengar. Namun mengapa? Mengapa tidak terdengar seperti itu? Kau mengatakan bahwa aku orang yang menyerah! Dan kenapa kau yang sekarang kedengaran menyerah?

Meminta tolong, namun kau seperti sudah pasrah. Pasrah akan apa yang terjadi pada dirimu.

Darah, darah yang bagaikan genangan air yang menjadi tempatmu. Kulit putih saljumu yang bagaiakan ternoda oleh polusi yang tidak seharusnya berada disisimu. Rambut pirang emas yang menutupi satu matamu. Mata merah bagaikan rubi yang paling indah.

Kau cantik. Kau cantik, meskipun bagian tubuhmu hilang. Kau tetap cantik, meskipun kau dalam kondisi seperti itu.

"apa yang harus kulakukan?"

Aku bertanya kepada wanita itu. Bertanya kepada dirinya yang memakai gaun hitam yang bagaikan cocok dengan bentuk tubuhnya. Wajahnya yang lelah, lelah karena kebosanan yang menjangkitnya.

"bisakah engkau membawaku ketempat yang pada pagi hari akan disinari Matahari. Tempat tertinggi yang engkau tahu?"

Wanita itu bertanya dengan suara itu yang lembut. Senyumnya kemudian terlihat, taring yang seperti lebih panjang dari manusia biasa ia tunjukkan. Namun aku tidak takut. Semua orang punya rahasia yang mau dijaganya.

Permintaan yang aneh dari seorang wanita yang kehilangan anggota tubuhnya. Suatu permintaan terakhir yang tidak bisa kutolak darinya. Permintaan terakhir dari orang yang mendekati ajalnya. Aku mengulurkan tanganku untuk ia raih. Dan merangkulnya bagaikan orang yang menikah. Darah yang membasahi pakaianku, aku hiraukan.

"hm, tempat paling tinggi...Tentu saja monumen Hokage"

Dengan memastikan bahwa Wanita digendonganku ini aman, aku kemudian melesat ke udara. Jauh tinggi mencapai langit. Permukaan tanah yang mulai mengecil dibawah pandanganku. Angin malam menusuk tulangku. Wanita yang memelukku menutup matanya. Seperti menikmati kebebasan diudara. Kebebasan yang sepertinya dirampas darinya.

Dan tempat itu semakin dekat. Semakin besar. Anak tangga yang berjumlah ribuan aku lewati dengan cepat. Bulan yang terlihat semakin membesar memintaku mendekatinya, membawakan wanita itu kehadapannya. Dengan perlahan aku menaruhnya ketanah yang dingin.

Tugasku sudah selesai..

"tunggu.."

Aku menatap wanita rupawa itu. Pandangan pertanyaan aku tujukkan kepadanya..

Apakah belum cukup? Apakah ada yang mau ia katakan lagi?

Aku ingin pulang, ingin tidur, dan pada esok harinya kemudian kembali lagi menjadi Naruto yang ada. Menjadi Naruto yang tidak pernah menyerah. Menjadi Naruto yang ceroboh. Menjadi Naruto yang selalu mereka ingat. Aku tidak suka berlama-lama dengan wanita itu. Aku tidak suka menjadi buku yang bisa dibuka dengan mudah oleh wanita itu.

"bisakah kau menemaniku hingga matahari terbit?"

Aku menghela nafasku. Namun keinginan menolak tidak pernah muncul dihatiku. Aku tidak kuat melakukannya. Diriku serasa dihipnotis oleh keindahan wanita ini.

Dan akhirnya aku memilih duduk disampingnya. Bersandar dipohon yang sama dengannya. Bersandar dibawah pohon yang keesokan hari akan disinari matahari.

"..kau adalah Kai'i."

Perkataan itu membuatku bingung. Aku mencoba mengartikan itu.

"apa maksudmu aku 'keanehan.?"

Wanita itu mengeluarkan tawa halus. "kau adalah keanehan itu sendiri. Apakah kau tahu apa itu kenehan itu?"

Aku hanya menggelengkan kepalaku mendengar perkataan wanita itu. Bagaiakn puzzle yang tidak akan pernah aku selesaikan.

"kai'i itulah jenis yang disebut sebagai dirimu. Yang berarti keanehan itu sendiri. Kau ikut campur dengan dunia yang seharusnya tidak kau ikut campuri. Kau mendekati keanehan itu, dan pada akhirnya kau menjadi keanehan itu sendiri."

Diriku semakin bingung, meskipun aku menangkap apa yang dimaksud wanita itu...namun apa yang ia katakan membuatku ...mulai takut.

"katakan, apa kau percaya akan Dewa? Apa kau percaya pada mahluk malam yang berkeliaran Di dunia sana dan bersembuyi dari pandangan manusia. Selalu berada disekitarmu namun kau tidak pernah melihatnya, tidak pernah mendengarnya berinteraksi denganmu, namun kau dapat merasakannya?"

Pertanyaan yang membawaku kedalam ingatan yang lama kupendam. Perkataannya yang membuatku tidak bisa menyangkal apa yang ia tebak. Bagaiakan buku yang terbuka, ia bisa membacaku. Bisa membaca apa yang terjadi padaku.

"kau mengundang mereka. Mengundang para dewa itu, keanehan itu. Dewa yang mewakili setiap aspek Kehidupan alami. Mereka menyukaimu, dan pada akhirnya mereka memberikanmu sebuah hadiah yang menggambarkan kekuasan mereka. Omoi ishi Kami, yang memberikanmu kutukannya. Mungkin bagi dewa itu, yang diberikan kepadamu adalah kesempurnaan. Kesempurnaan berbentuk menghilangkan semua beban yang mengikatmu dari kebebasannya, Namun bagimu tidak.."

Senyum wanita itu semakin melebar.

"kau kehilangan berat tubuhmu. Dirimu bagaikan cangkang yang tiada isinya, namun tetap hidup."

Suara benda berjatuhan terdengar. Suara benda berjatuhan yang berasal dari tubuhku sendiri. Aku melepaskan semuanya yang menjadi penopang tubuhku yang rapuh.

Gunting, silet, Kunai, pisau, besi, batu, pensil dan ratusan jenis benda lainnya yang tersembunyi disetiap celah tubuhku. Semua berjatuhan dan menumpuk bagaikan gunung yang berkilau. Bagaikan mustahil. Bagaikan tidak mungkin bisa disembunyikan. Namun aku bisa, aku bisa menyembunyikan semua barang itu didalam tubuhku. Yang menjadi pengganti hilangnya beban tubuhku yang menjadi cangkang...

"bagaimana kau tahu?"

Dan tanpa terasa, dengan kecepatan yang tidak mungkin pernah kutunjukkan. Pisau bedah telah kutekan pada leher wanita tak berdaya itu. Seluruh retakan topeng itu akhirnya pecah. Menunjukkan amarahku pada dunia untuk pertama kalinya. Satu sisi Positif yang kutemukan dari banyaknya negatif kutukan ini. Seluruh batasan mengenai kecepatan telah hilang dari tubuhku..

Aku ingin tahu mengenai kutukan yang dikatakan wanita ini. Seperti dia tahu apa yang kualami. Seperti tahu beban apa yang harus kutahan beberapa tahun ini. Apakah ada cara agar aku dapat kembali normal? Jika ada aku akan memintanya dari Wanita ini? Bahkan itu jika harus membunuhnya.

"karena aku adalah salah satu golongan Keanehan itu sendiri." Jawab Wanita itu dengan senyum sedih. Serasa mengingat sesuatu yang menyedihkan. Wanita itu tidak takut dengan apa yang kulakukan. Tidak takut dengan pisau yang siap menggorok lehernya.

"apa yang engkau tahu tentang Vampire?"

Apa yang dipertanyakan wanita itu? Mengapa malah cerita kedongeng? Namun aku tetap berusaha menjawab dengan sedikit pengetahuan yang aku punya.

"Vampir adalah mahluk malam, Mahluk supranatural yang meminum darah manusia dan hidup abadi. Mereka hebat, kekuatan mereka luar biasa daripada mahluk apapun. Memiliki taring panjang, tinggal di Kastil, takut dengan matahari dan Salib. Dan bisa berubah menjadi kelelawar"

Penjelasanku semakin lama semakin aneh untuk didengar wanita itu. Wajahnya menunjukkan ekspresi terhibur yang sepertinya menertawakan kesalahanku.

"Lucu sekali. Sebagian dari itu benar, namun sebagian dari itu salah. Vampir tidak sehebat yang kau katakan Naruto. Vampir tidak seperti apa yang manusia deskripsikan. Vampir tidak seperti apa yang kau lihat di Film, yang membuat mereka bertingkah bagaikan manusia, yang bisa mengerti perasaan manusia. Itu hanya omong kosong. Dan mereka menolak dikategorikan dengan sifat manusia. Mereka adalah monster, yang diminta diperlakukan seperti seorang monster. Mereka ingin ditakuti. Mereka ingin dipuja."

"katakan, berapa umur Vampir?"

"ee... Abadi?" tanyaku yang mulai tertarik dengan penjelasan wanita itu.

"kau salah, Naruto-kun. Engkau tidak mengetahui apapun. Meskipun menolak disamakan dengan manusia, namun Vampir juga mempunyai emosi yang membuat mereka mati. Yaitu...kebosanan. Kebosanan lah yang membuat mereka mati. Kebosanan karena tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan diumurnya yang panjang. Umur mereka hanya sampai dua ratusan tahun. Dan setelah itu, penyakit itu akan menyerang mereka. Apapun yang dilakukan vampir hanya akan menjadi kebosanan. Mereka sendiri, dan mereka kalah dengan emosi itu. Dan pada saat kebosanan itu mencapai puncaknya.."

"mereka akan berjalan Ke matahari yang panas. Memilih untuk hilang menjadi debu dari Dunia dan mengakhiri penyakit yang merenggut mereka. Hanya sedikit Vampir yang bisa bertahan hingga lebih 300 ratus tahun. Keabadian bukanlah sesuatu yang diciptakan untuk mereka yang dibawah Tuhan. Mereka yang dibawah Tuhan tidak bisa menanggung tanggung jawab untuk suatu yang sangat besar. "

Aku terdiam, aku tidak pernah mendengar yang satu ini. Vampir, suatu konsep yang tidak pernah kuterima sebagai kenyataan. Suatu tragedi yang pada akhirnya membawa mereka kepada kepunahan mereka sendiri.

Keabadian? Apa kau bisa menerimanya? Jika kau menerima keabadian itu...apa yang kau lakukan. Kau pasti akan menyelesaikan mimpi terbesar yang pernah kau impikan. Namun, jika mimpi itu telah berhasil, apa yang kau lakukan? Kau akan merasa kosong. Kosong hingga semua yang kau lihat hanyalah kebosanan.

"karena aku adalah Vampir, Naruto. Umurku 500 tahun. Aku adalah Vampir yang tidak pernah ada dibuku yang kalian; karangan manusia. Kebosanan telah mencapai diriku Naruto. Aku pernah berjanji pada diriku sendiri; jika aku diujung kematian akibat kekalahan, disaat itulah aku akan berjalan menuju matahari dan menghilang." Wanita itu mengucapkannya dengan senyum sedih itu lagi. Dan aku benci itu

Aku benci akan perkataan Wanita ini. Perkataan yang mengatakan bagaimana menyedihkannya dia.

"Siapa Namamu?" aku bertanya dengan emosi yang tidak bisa ditebak.

"Eeh, baiklah, sebagai Nona yang cantik, aku akan memberitahumu; Namaku adalah Kisushotto aseroraorion hatoandaburedo"

"ee Kisusu- apa!?" tanyaku sekali lagi, ini baru pertama kalinya aku mendengar nama seaneh dan sepanjang itu.

Wanita itu hanya menatapku dan tertawa. Seakan dirinya menemukan humor didalam nama dirinya sendiri.

"Namun, kau bisa memanggilku dengan nama Shinobu." Ujar wanita tersebut dengan senyum menyeringai. Jadi, apa gunanya kau memperkenalkan nama sepanjang itu jika kau memiliki nama yang pendek?

Bulan seperti mulai menghilang dari tatapanku. Waktu serasa berlalu dengan cepat. Vampir, aku berbicara dengan seorang vampir. Seorang vampir yang ingin menerima ajalnya. Yang ingin mati karena tidak tahan lagi dengan Kebosanan yang merantainya. Dunia yang bagaikan sudah kehilangan warna.

Seorang vampir yang terkuat di Eranya. Seorang vampir yang lahir dari Keluarga Bangsawan. Seorang vampir dengan darah murni.

Namun aku tidak peduli akan hal itu. Meskipun dirinya bertanya apakah aku takut dengannya. Namun aku menjawab, tidak. Didunia ini masih banyak seseuatu yang belum bisa kita lihat dengan jelas. Masih banyak misteri yang belum bisa diungkap. Masih banyak hal yang belum bisa dijelaskan secara logikal. Dan aku mengatakan, kau hanyalah satu dari ribuan keanehan yang dibawa kecahaya. Yang menunjukkan dirinya sendiri kepadaku.

"mengapa kau menyerah?"

"apa maksudmu?"

"mengapa kau menyerah pada hidupmu Shinobu? Apa yang membuat menyerah? Meskipun benar kau mengatakan bahwa hidup membosankan. Hidupmu sudah kehilangan warnanya. Namun mengapa begitu saja? Kau mengatakan bahwa dirimu keturunan bangsawan. Kau mengatakan dirimu lah yang terkuat. Apakah kau akan menghilang begitu saja? Apakah kau akan menjadi debu menghilang dari Dunia? Suatu aksi pengecut."

"engkau tidak tahu tentang apa-apa Nak. Jangan bicara seolah kau hidup seperti-ku. Kau tidak bisa memprovokasiku dengan omong kosong itu."

"aku akan buktikan bahwa Dunia itu tidak seperti yang kau lihat!"

Aneh. Mengapa aku melakukan ini? Mengapa aku mengatakan hal seperti ini kepada orang yang baru saja aku dengar. Mungkin memang benar apa yang dikatakan Shinobu, bahwa diriku magnet dari Keanehan. Hanya menunggu waktu agar dapat berinteraksi denganku. aku tidak menyangka, aku akan melakukan hal ini..

"katakan pada orang yang bersembunyi di Topeng Kebodohan. Dirimu tidak pantas berkata apa-apa Ningen. Dirimu hanyalah salah satu dari Keanehan yang mengundang keanehan."

Suara wanita itu makin lama makin serak. Bagaikan Suara setan yang memperingatkan dirimu akan kontrak yang akan mereka lakukan. Sebuah tantangan yang berani aku ambil. Karena itu adalah sisi alamiku. Yaitu, membantu Siapa saja sekuat yang aku bisa.

Kami pun berselisih. Saling berdebat. Pendapatku yang berbeda dan bertabrakan dengan dirinya. Semakin lama perdebatan kami menuju arah yang aneh. Semakin lama kami berdebat, semakin sering kami menemukan kesamaan kami. Semakin lama kami berbicara, semakin aku merasa dekat dengannya.

Dan itu menyenangkan. Sangat menyenangkan. Pertama kalinya aku menemukan seseorang seperti ini. Terserah dia bukan manusia. Terserah dia keanehan itu sendiri. Terserah, dia dikucilkan. Karena aku akan tetap menganggapnya sebagai teman bicara yang mengasikkan. Dan semakin lama kami berdebat, semakin cepat Dinding pertahanan Wanita itu runtuh. Menunjukkan wajah yang tidak pernah aku lihat. Menunjukkan emosinya sebagai ciptaan yang memiliki hati.

Meskipun menolak dikatakan seperti Manusia. Namun Shinobu bertingkah seperti manusia. Manusia menangis. Dan dirinya juga menangis.

Menangis Darah..

Tangisan yang menunjukkan seberapa besar penderitaan yang ia alami. Seberapa kesepiannya dirinya sebagai Vampir terakhir. Melihat dirinya yang menolak punah bersama Ras-nya. Yang menolak mengikuti waktu.

"hisap darahku, jika begitu, kau akan kembali hidup." Aku Memerintahkannya. Diriku mulai merasa menemukan benang merah diantara kami. Sebuah takdir yang mempertemukan Kai'i Vampir dan kepada seorang Manusia yang dikorbankan untuk kepentingan yang banyak. Seorang manusia yang kehilangan kebahagiannya untuk orang yang lain.

Ini bukan pertama kalinya aku mengorbankan diriku. Ini bukanlah pertama kalinya aku akan menderita untuk kebahagian orang lain. Satu penderitaan yang lagi masih bisa kutahan. Dan itulah...Shinobu. Meskipun dirinya mengatakan bahwa aku akan menyesal pada akhirnya. Namun aku mengambil tawaran itu. Aku ingin melihat dengan mata yang sama. Aku ingin melihat Dunia yang dia lihat.

Aku ingin melihat dunia yang kehilangan warna itu.

Dan taring itu sudah menemukan tempat dileherku. Rasa sakit yang tidak seberapanya. Darahku dihisap Shinobu. Diriku mulai merasakan kehilangan darah itu. Diriku mulai merasakan lemah. Seperti cangkang. Darahku mengalir ketubuh Shinobu.

Tubuh Shinobu yang pada awalnya dalam kondisi yang sangat buruk, mulai kembali.. Organnya yang hilang mulai kembali. Tubuhnya yang indah mulai terlihat dimataku yang berkunang-kunang. Setiap tegukan yang ditarik Shinobu, semakin aku merasakan perasaan itu. Diriku merasa aneh. Dingin. Tanganku serasa tidak bisa lagi merasakan dinginnya malam. Seperti mati rasa...

Semakin banyak darah yang diambil dariku. Semakin aku menjauh dari kata manusia. Keanehan yang memilih jatuh kedalam Keanehan yang lain. Tangannya yang lembut memeluk leherku. Bagaikan sepasang kekasih yang menghabiskan waktu bersama.

"kau akan mati, dan akan terlahir menjadi Keanehan yang baru. Kita bagaikan terikat, tidak bisa terpisahkan walau waktu berlalu. Kau akan melihat apa yang kulihat, dirimu akan mengerti apa yang kumaksud. Tantangan yang ingin kutujukkan padamu. Dunia ini membosankan."

Bagaikan sang Pelayan dan Tuannya. Akan selalu memiliki hubungan.

Dan pada hari itu aku menjadi Ka'i jenis Vampir. Keanehan yang memiliki pikiran sendiri. Namun kutukan baru telah menantiku. Kutukan yang akan membuat hidupku menderita. Yang akan membuatku melihat orang yang aku kenal menua dan mati. Meninggalkan aku dalam kesepian. 60 berbanding 40. Itulah diriku. Aku memilih menjadi itu...

60 persen Vampir. Dan 40 persen manusia. Suatu permintaanku sendiri, karena diriku masih ingin melihat matahari. Masih ingin merasakan hangat itu, meskipun tubuhku tidak bisa lagi merasakan suhu. Namun aku ingin itu. Aku tahu, aku akan mendapatkan sesuatu yang baru dari perubahan ini. Namun aku tak ambil peduli. Yang jelas aku telah menyelamatkan wanita ini.

Menyelamatkan wanita yang bisa membacaku bagaiakan buku. Khusus untuknya.

Meskipun aku dikatakan keanehan yang kotor, karena menolak perubahan seratus persen. Namun itulah ucapan yang dikatakan disaat vampir masih banyak. Sekarang, hanya diriku dan Shinobu Oshino.

Shinobu Oshino, bagaikan cerminan namanya. Seperti nama Kanjinya; Hati yang berada dibawah Pedang.

Matahari mulai terlihat di ufuk Timur. Shinobu melihatku dengan tersenyum. Wajahnya yang sangat cantik membuatku tersipu malu. Ini baru pertama kali aku rasakan dalam hidupku. Getaran yang baru pertama kali ini aku rasakan. Jika orang lain pernah mengorbankanku, sekarang,...aku ingin mengorbankan diriku untuk dirinya. Karena itu pilihanku..

Mengapa kau tidak sembunyi? Matahari sudah terbit! Apa kau mau mati?

Dan matahari menyinari kami. Entah mengapa, aku merasakan panas yang tidak biasa. Namun setelah beberapa menit, aku pun membuka mataku. Meskipun rasa sakit itu masih ada, namun aku masih bisa disinari matahari.

Mataku melebar, jantungku serasa ingin meledak. Mataku sibuk mencari kemana-mana. Mencari wanita itu, melihat diirinya tersenyum kepadaku.

"Shi,Shinobu...jangan katakan kau meninggalkanku?"

Matahari menyinariku sendiri, tanpa ada Shinobu. Apakah dia telah hilang bersama waktu. Hilang menjadi Debu dan meninggalkanku sendiri dengan kutukan ini?

"jangan berpikir aneh-aneh Naruto. Aku selalu disini, selalu bersamamu. Dibayanganmu" Suara itu seperti bisikan ditelingaku, namun aku tidak melihat Shinobu. Rasa lega menyelimutiku. Air mata jatuh dari pipiku. Atau lebih tepatnya...air mata darah keluar dari mataku.

Aku kemudian melihat kebawah, melihat bayanganku. Melihat bayanganku yang terkadang hilang dan pudar, terkadang membentuk bayangan tubuhku, dan terkadang menunjukkan bayangan wanita yang hanya kukenal satu malam itu.

Ini adalah perjalanan yang baru. Perjalanan dimana aku akan menjadi Ka'i seiring waktu. Mungkin sekarang aku akan tetap tinggal di Desa ini selama beberapa waktu dan kemudian menghilang. Mungkin pada suatu saat aku harus meninggalkan mimipiku menjadi Hokage. Mungkin jika beberapa tahun telah berlalu, aku harus pergi. Karena aku tidak mungkin kuat melihat teman-temanku menua dan mati, sedangkan aku...

Membeku didalam waktu, meskipun mencoba mengejar waktu. Namun jika Shinobu masih ingin bertahan denganku, mungkin ...Keabadian tidak terlalu buruk.

Nama : Uzumaki Naruto.

Status : Gennin dari Konohagakure.

Umur : 15 tahun.

Ras : 60 persen vampire, 40 persen Manusia.

Cita-cita : ingin menjadi Hokage meskipun cuma sehari. Dan menemani Shinobu hingga waktu habis.

Alasan saya membuat cerita ini, karena saya tidak menemukan cerita Vampir yang bagus di Sek Naruto. Semuanya menuju kearah yang tak jelas dan berbau Yaoi. Dan cerita vampir tersebut hanya menceritakan Romance, Dan Vampir yang sering muncul di Novel untuk cewe remaja. Jadi saya ingin membuat cerita yang berdasarkan tema seperti ini. Cerita vampir dan Kai'i yang mengisahkan kesengsaraan mereka setelah waktu bukan menjadi masalah bagi mereka.

Review. Katakan pendapat kalian mengenai cerita ini.