Naruto punya Masashi Kishimoto. Tapi Sasuke, Neji, Utakata, Minato, Itachi, Pein/Yahiko, dan Gaara punyaku punyaku punyaku xD #plaak.

Yo Don't Like Don't read !

Disini miss typo, gaje, dll nya tersedia kok ^^"

I Can't 2 Forget You, Why !?

Chapter 7, Sick.

By. Lolly-chan Namikaze

Sasuke tidak memperdulikan lagi apa yang terjadi dengan dirinya yang sudah sangat basah seperti ini. Dia terus berlari dengan cepat mencari sosok perempuan yang berlari dengan cepat. Ia sempat melihat Naruto melepas high heels yang dikenakannya untuk menambah kecepatan lari.

Dimana dia ?

Sasuke berdecak saat ia kehilangan jejak. Tak ada satupun tanda bahwa Naruto melewati jalan yang sekarang sedang ditempuhnya. Ia segera berbalik menuju mobilnya dan meninggalkan parkiran dengan kecepatan tinggi.

Dilain tempat, seorang perempuan yang bersembunyi disemak-semak sedang meringkuk kedinginan. Air hujan yang terus mengguyur tubuhnya terasa dingin sekali, membuatnya hampir membeku. Bibir pucatnya bergemelatuk dan bergetar sambil memeluk dirinya sendiri, berharap ada sedikit kehangatan yang melindunginya.

Setelah beberapa saat, ia melihat mobil milik Sasuke melaju dengan cepat melewati tempat persembunyiannya, ia merasa aman dan segera keluar, berjalan pelan hingga pinggir jalan untuk menyetop taksi dan segera pulang kerumah.

"Mau kemana, nona ?" tanya sang supir sedikit bingung karena penampilan Naruto yang basah kuyub dengan wajah yang menyedihkan. "Jalan saja dulu, aku sangat kedinginan." kata Naruto sambil masuk kedalam mobil itu, menyebabkan basah dimana-mana.

"Apartemen Rose." kata Naruto dengan singkat. Si supir mengangguk dan menambah kecepatan jalannya. Naruto melihat handphone nya yang ikut basah. Tapi tidak rusak karena berada didalam tas. Handphone itu terus bergetar, menandakan sms dan telepon yang terus masuk dari orang yang sama.

Kyuubi.

"Hallo ? maaf aku baru mengangkat telepon. Ada apa ?" tanya Naruto to the point. "Kamu dimana ?" suara berat Kyuubi terdengar khawatir. "Ah , aku baik-baik saja. Baru mau pulang ke apartemen." Jawab Naruto jujur. "Tadi Veelia meneleponku, katanya kamu tidak pulang-pulang juga dan tidak mengangkat teleponnya." Jelas Kyuubi.

"Ah benarkah ? maaf. Aku sedikit sibuk tadi." Bohong Naruto dengan telak. "Huh yasudah. Jaga dirimu dengan baik disana. Aku akan pulang beberapa minggu lagi. Ada halangan yang terjadi disini. " katanya lagi. "Apa ? kenapa lama sekali ?" Tanya Naruto tidak terima. Dia sangat butuh tempat untuk curhat saat ini. Dan satu-satunya orang yang bisa dipercayainya adalah Kyuubi.

"Aku janji akan segera pulang kalau urusanku sudah selesai. Sudah ,ya. Sampai jumpa." Kata Kyuubi sambil mengakhiri sambungan telepon mereka. Naruto memejamkan matanya dengan erat. Hatinya terasa sakit kembali. Panas dan menyesakkan. Bahkan rasa dingin tidak terasa lagi.

Air matanya turun perlahan tanpa disadarinya. 'aku memang bodoh. Seharusnya aku menolak saat diciumnya. Aku bodoh bodoh.' Rutuknya dalam hati. Akhirnya dia menarik nafas berat lalu menenangkan dirinya saat rasa pusing mulai menghantui kepalanya.

Pagi itu, Naruto mengantar Veelia kesekolahnya dan kembali kerumah untuk bersiap-siap pergi kekantor. Mungkin nanti Sasuke akan menemuinya. Tetapi ia harus menghindar. Titik. Dan Naruto telah bersumpah untuk menjauhi Sasuke sebisa yang bisa dia lakukan.

Naruto sedikit pucat dengan kepala yang sesekali pusing , membuat pandangannya kabur. Sejak tadi malam, ia merasa tubuhnya kurang sehat. Mungkin karena kehujanan. Tetapi ia merasa masih kuat dan bisa turun bekerja seperti biasanya. Heh,? Benar begitu ?

Sasuke pergi kekantor dengan cepat. Wajahnya datar seperti biasa, tapi didalam hatinya dia sedang memikirkan kabar seorang perempuan pirang yang meninggalkannya dengan air mata dan menghilang begitu saja kemarin. Dia memarkirkan kendaraannya dengan sembarang saat melihat wanita yang diincarnya sedang berjalan memasuki kantor yang masih sepi.

Dia keluar dan berlari dengan cepat menyusul sang wanita, Naruto merasa perasaannya kurang enak dan menoleh kebelakang. Safirnya langsung membelalak saat melihat Sasuke berlari kearahnya, tanpa pikir panjang ia segera berlari dan masuk kedalam toilet wanita yang tak jauh dari sana.

Keringat dingin mengucur dari tubuhnya yang kurang fit. Berlari tadi sangat menguras cadangan tenaganya yang memang sangat sedikit hari ini. Dasar perutnya terasa mual. Dia duduk dengan lemas dikursi kecil yang tersedia. Nafasnya terengal dan pandangannya mulai kabur.

Wajah manisnya mendadak nampak seperti mayat hidup sekarang. Penglihatannya berputar dan pandangannya berkunang-kunang. Tiba-tiba isi perutnya naik dan meminta untuk dikeluarkan, ia berlari kearah westafel dan memuntahkan isi perutnya sampai habis.

Keringat dingin tak berhenti mengucur dari pori-pori tubuhnya. Dia berjalan keluar toilet, melupakan Sasuke yang tadi mengejarnya. Mungkin laki-laki itu sudah menyerah seperti kemarin dan sudah masuk kedalam ruangannya untuk bekerja seperti biasa.

Rasa sakit kepala yang terasa menampar kepalanya dengan keras membuat pandangannya buram. Dan berjalan tak tentu arah. Pandangannya mulai menghitam , tetapi indera perasanya masih berfungsi, menunggu tubuhnya menghantam lantai ubin dengan keras.

Tapi, hal itu tidak kunjung terjadi.

Sasuke yang duduk menunggu didekat toilet perempuan itu langsung menangkap tubuh ringkih Naruto yang tiba-tiba keluar dari toilet dengan jalan sempoyongan, dan nyaris membentur tanah yang didepannya kalau saja Sasuke tidak segera menahan tubuhnya.

Tanpa menunggu lebih lama, Sasuke langsung menarik tubuh Naruto kegendongan bridal style-nya. Rasa panas dari tubuh Naruto langsung terasa dikulitnya. Sasuke memandangnya datar. 'Kau ini memaksakan diri sekali. Bagaimana anak kita kalau kau sakit ?'

Sasuke merebahkan Naruto disofa besar yang ada diruangannya, tidak berniat membawa wanita itu ke ruang kesehatan, entah kenapa. Wanita itu meringkuk dalam tidurnya. Sasuke mengikuti instingnya yang berjalan dan mengambil selimut tebal untuk menyelimuti tubuh Naruto.

"Ngh.." Naruto melenguh kecil sambil memiringkan posisi tidurnya yang awalnya berbaring rata menyadi menyamping dan memeluk lengan Sasuke, entah menjadikannya guling atau apa, yang pasti itu membuat Sasuke terdiam ditempatnya, sambil terus menatap datar Naruto yang sedang tertidur lelap.

"Lepas." kata Sasuke datar, berharap Naruto mendengarnya dan melepas pelukan itu. Namun, yang terjadi malah sebaliknya, Naruto memeluk tangan itu lebih erat dan menyembunyikan kepalanya ditangan Sasuke. Sasuke ingin menyentakannya dengan kasar,

Namun

Dia sedikit terdiam saat menyadari bibir Naruto mengenai tangannya yang dijadikan guling ketika kepala Naruto bersembunyi disana. Sasuke menghela nafas , dan menarik tangannya dengan sedikit kuat. Naruto melenguh tidak suka , dan semakin mengeratkan pelukannya pada lengan Sasuke.

Karena kepalanya yang tidak bisa diam, bibir Naruto jadi terus bergesekan dengan lengan Sasuke, membuat Sasuke merasa geli dan menatap Naruto dengan pandangan yang sulit diartikan.

Dipagi hari yang masih menunjukan pukul setengah tujuh pagi, dimana keadaan kantor masih sangatlah sepi mengingat kantor baru aktif oleh pekerjanya pada pukul setengah delapan pagi. Sasuke sendiri pergi lekas karena ingin mengambil berkas yang tertinggal dan membawanya kerumah.

Sasuke tidak melepaskan pandangannya sedikitpun dari wajah Naruto yang nampak terganggu tidurnya. Terbukti dari kernyitan di kedua alisnya dan bibir bawahnya yang dimajukan, membuatnya nampak imut. Sasuke menarik tangannya dengan kekuatan hingga terlepas, sehingga Naruto terbangun.

Naruto tidak yakin apa yang terjadi. Pandangannya masih gelap dan kepala belakangnya masih berdenyut sakit. Awalnya pandangannya masih remang dan kelabu, dia berkedip beberapa kali, mengambil cahaya dari sana untuk melihat keadaan sekitar, sampai akhirnya ia dapat melihat langit-langit ruangan dengan jelas.

"Aku dimana ?" gumamnya pelan dan mencoba untuk duduk dengan perlahan. Namun , baru saja dia berhasil mengangkat kepalanya, tenaganya seolah terhempas dan langsung berbaring kembali. Kepalanya masih sakit dan berdenyut. Dan tenggorokannya terasa sakit.

"Kau diruanganku." safir Naruto terbelalak dan langsung menolehkan kepalanya kearah Sasuke yang duduk dimeja ruangannya dengan santai sambil mengerjakan beberapa berkas yang nampak penting. "Istirahatlah. Kau mau apa ?" tanya Sasuke tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas yang sedang dikerjakannya.

Naruto membuka mulutnya yang terasa kering dan berbicara lemah, "Dimana air mineral ? aku minta segelas." Naruto berusaha bangkit dari sofa tempat tidurnya. Namun, belum sampai setengah detik ia berhasil berdiri, dia kembali sempoyongan dan menjatuhkan dirinya kembali ke atas sofa. Sasuke menghela nafas dan bangkit dari kursi kerjanya menuju kotak dus air mineral dan memberikannya pada Naruto.

"Jangan memaksakan diri begitu. Kau akan kuantar pulang setelah aku menyelesaikan tugasku sebentar. Istirahat dan banyak minumlah, itu bisa mengurangi panas badanmu." Jelas Sasuke panjang, dan Naruto bersumpah bahwa itu kalimat terbaik yang pernah didengarnya dari Sasuke.

Naruto yang tidak tahu harus menjawab apa hanya terdiam, tetapi tidak lama ia berbicara lagi dengan nada lemah, "Arigatou. Aku selalu merepotkanmu akhir-akhir ini." Katanya. Sasuke menarik nafas sebelum akhirnya menyahut, "Tak apa." Jawabnya santai.

Hening..

Naruto sendiri masih memfokuskan pandangannya yang terasa kembali bergoyang. Sementara Sasuke menyibukkan dirinya dengan mengerjakan tugasnya. Tak lama, Naruto mulai merasa mengantuk dan akhirnya kembali terlelap disofa ruangan itu.

30 menit kemudian..

Sasuke menutup map berkasnya dan melepas kacamata yang digunakannya untuk bekerja, wajahnya nampak menunjukan gurat lelah, lalu memijit ujung-ujung matanya dengan jari telunjuk dan jempol. Dia juga kehujanan kemarin. Tetapi daya tahan tubuhnya jauh lebih kuat dari Naruto menjadikannya biasa saja. Namun efek air hujan tersebut tetap ada.

Dia melirik Naruto disebelahnya yang tertidur lelap, menyembunyikan ujung kaki hingga ujung lehernya dipelukan selimut. Dengan dengkuran kecil, ia terlihat lucu dan imut, wajah anak-anaknya masih menunjukan dia adalah seorang yang muda.

Sasuke melirik arlojinya , 07.15, lima belas menit lagi kantor akan memulai aktivitasnya dan sangat aneh kalau mereka mengetahuinya membawa Naruto kedalam ruangannya yang terkunci dan kedap suara. Akhirnya Sasuke bangkit dan kembali membawa Naruto kegendongannya dan berinisiatif membawanya pulang.

Naruto melenguh tidak nyaman saat berada digendongan Sasuke, Sasuke sendiri merasa tangannya sangat panas bersentuhan langsung dengan kulit Naruto yang sedang terkena demam. Dia sedang demam tinggi. Sasuke menarik tangan Naruto untuk melingkari lehernya dan berjalan keluar ruangan.

"Hey bangun." Sasuke menepuk pelan pipi Naruto yang tidak kunjung melepas pelukannya pada leher Sasuke. Naruto yang tidak kunjung bangun membuat Sasuke kesal sendiri, dan menggeliat-geliat pada gendongan Sasuke, sehingga wajahnya bergesekan dengan dada bidang Sasuke.

"Dia ini." Sasuke menggeram kecil lalu menarik tangan Naruto untuk melepaskannya. Sejenak ia memandang wajah damai itu. Bibir tipisnya sedikit terbuka untuk mengambil udara panas dari dalam mobil. Membuatnya berkeringat. Sasuke mulai tergoda dan mulai mendekati bibir Naruto.

"Ck, apa yang kulakukan." Seolah tersadar Sesuatu, Sasuke langsung menarik dirinya menjauh dari Naruto, dan membawanya pulang menuju ke apartemen. Cukup lama Sasuke mencaari kunci apartemen dari tas Naruto sebelum akhirnya masuk kedalam. Naruto sendiri terbangun dengan sendirinya sejak mereka tiba di parkiran.

Naruto memandang wajah Sasuke dari bawah –karena digendong bridal style- wajah datarnya dan rahang kuat dan tegasnya sangat khas dengan kulit putih pucat, Sasuke tiba-tiba menoleh kebawah ketika merasa ada mata yang menatapnya.

Benar saja, itu mata Naruto. Naruto yang menyadari Sasuke juga sadar akan tatapannya langsung menyembunyikan wajahnya ke dadang bidang Sasuke dengan wajah memerah. Dan pada akhirnya merebahkan Naruto di tempat tidur didepan televisi.

Sasuke menyalakan laptopnya dan mulai mengerjakan tugas kantornya disana, sementara Nauto kembali tertidur. Sehingga tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 10 , sebelum Sasuke mendengar langkah kecil dari pintu depan dan terdengar suara perempuan, "Tadaima !" itu Veelia.

"Lho, Jichan !?" katanya terkejut ketika melihat Sasuke yang tersenyum kecil kearahnya. Sebelum Sasuke menjawab perkataannya, ia lebih heboh lagi melihat Kaachannya yang sedang tertidur lelap dikasur itu. "Kaachan kenapa ?" tanyanya dengan nada pelan. Sangat ajaib menemui ibunya yang ada dirumah pada jam jam seperti ini.

"Dia sakit. El-chan jangan ribut, ya.. biarkan Kaachan mu beristirahat dulu." bisik Sasuke pelan. Veelia membentuk mulutnya menjadi o kecil dan mengangguk setuju. "Jichan baik deh. Eh El-chan ada pr. Aku mau kerjakan sekarang. Tolong lihat Kaachan , ya." katanya disambut anggukan Sasuke.

Naruto membuka matanya yang terasa berat, samar-samar ia masih dapat mendengar suara Veelia. Pandangannya kabur dan berputar-putar. Tetapi ia sudah merasa lebih baik dari yang tadi. Mungkin dia hanya butuh istirahat. Ia mengedip-ngedipkan matanya dengan cepat , agar penglihatannya kembali jelas.

Dia menoleh pada Sasuke yang nampak sibuk dengan laptopnya. Laki-laki itu entah kenapa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dia sedang sibuk mengetik sesuatu di laptopnya. Naruto memijit pelan pelipisnya sambil berusaha untuk duduk.

"Dimana Veelia ?"

Sasuke mengalihkan pandangannya kepada Naruto yang sudah duduk ditempat tidurnya. Suaranya masih lemah dan serak, namun bibirnya yang tidak sepucat tadi menunjukan dia sudah lebih baik dari sebelumnya. Sasuke menjawab "Diatas. Mengerjakan PR katanya."

Naruto menghela nafas pelan. "Maaf, aku merepotkan. Kau mau makan camilan dulu ? sejam lagi jam makan siangku dengan Veelia, jam 11." katanya sambil berdiri. Sasuke meliriknya dengan ujung mata, "Tidak. Kau istirahat saja." katanya tegas. Merasa ucapan Sasuke ada benarnya, Naruto kembali merebahkan diri.

"Tolong bangunkan setengah jam lagi. Aku harus memasak makan siang." ucap Naruto pelan.

"Hn."

...

"Jichan , jichan bisa masak tidak ?" tanya Veelia, berusaha menarik perhatian sang ayah yang nampak sedang berkutat dengan map yang dipegangnya. Sasuke melirik putri kecilnya dan tersenyum simpul. "Lumayan bisa. Memangnya kenapa ?" tanya Sasuke.

"Aku lapaar." kata Veelia sambil memegangi perutnya yang terasa keroncongan. "Hm, bagaimana kalau kita memasak bersama ? Jichan bisa masak sup miso dan daging panggang. Bagaimana ?" usul Sasuke. Mata onyx Veelia berbinar-binar kegirangan.

"Baiklaah, ayo !" katanya sambil mengikat rambut pirangnya tinggi-tinggi dan berlari menuju dapur lalu membuka kulkasnya. Sasuke mengambil beberapa jenis sayur, telur dan daging mentah. Dengan cekatan dia mencuci daging dengan air jeruk dan melumurinya dengan cincangan bawang putih, garam dan sedikit lada, lalu menyiapkan panggangan.

Sementara Veelia memotong sayur dengan pelan dan penuh kehati-hatian. Memang lambat, tetapi rapih dengan bentuk yang lucu. Akhirnya setelah sangat sangat sangat mengotori dapur, kedua masakan itu sudah tersaji dengan hangat diatas meja makan. Veelia memandang makanan itu dengan lapar.

"El-chan mau makan dulu ?" tanya Sasuke.

"Hah memangnya kenapa ?" tanya Veelia.

"Kaachan mu juga harus makan." kata Sasuke.

"Oh ya. Panggil saja dulu. Aku tunggu." kata Veelia.

Sasuke mangangguk dan berjalan santai menuju tengah rumah, dimana seorang perempuan pirang sedang tertidur nyenyak di kasur didepan televisi. Sasuke mengguncang pelan bahunya. "Naruto." panggilnya.

Naruto bergeming. Samasekali tidak menunjukan ciri-ciri untuk bangun. Lagi, Sasuke mengguncang bahunya , tetapi sedikit lebih kuat. "Narutooo." bisiknya dengan nada seduktif ditelinga Naruto sambil meniup-niup udara hangat ketelinganya. Tapi Naruto malah menepis Sasuke.

Tak kunjung bangun, Sasuke tidak kehabisan akal. Dia menatap wajah damai Naruto dengan seringai kecil. Lalu menempelkan bibirnya pada bibir Naruto. Hanya menempel memang, tapi cukup membuat Sasuke merasa hawa panas berkat demam Naruto. Setelah beberapa saat ..

Tidak tahan hanya menempelkan bibir, Sasuke mulai mengecup beberapa kali dan melumat bibir itu dengan pelan. Naruto mulai bergerak gelisah dalam tidurnya, ada rasa menempel dimulutnya dan nafasnya mulai terasa sesak. Sampai akhirnya ia membuka mata dan melihat wajah Sasuke yang tidak sampai sejengkal dari wajahnya.

Karena ingin berteriak tetapi tidak bisa, Naruto hanya menganga dan menjadi akses Sasuke untuk memasukan lidah nakalnya. Rasa panas demam Naruto sangat terasa dibibir Sasuke. Naruto hanya dapat terdiam dengan wajah memerah , sampai akhirnya Sasuke mengakhiri ciuman itu.

"Ap-"

"Kau susah sekali dibangunkan." dengus Sasuke sambil bangkit dengan seringai kecil melihat wajah merah Naruto. "A-aku kan malu, aaa.." Kata Naruto pelan. "Makan siang sudah siap. Dan Veelia sudah menunggu." kata Sasuke. "Kenapa tidak membangunkanku untuk memasak ?" protes Naruto.

"Tak apa, kami berdua El-chan hanya ingin memasak bersama." jawab Sasuke cuek sambil berjalan duluan meninggalkan Naruto duluan, Naruto langsung menuruni tempat tidurnya dan mengikuti Sasuke didepannya.

...

Setelah makan siang, Naruto memutuskan untuk membaringkan diri didepan televisi sambil menonton, berusaha mengurangi sepi Sasuke yang masih sibuk dengan beberapa map dan laptop mililknya. Meskipun sudah bekerja dari pagi, tidak ada gurat lelah diwajah laki-laki itu.

Veelia ?

Tentu saja dia sedang tidur siang, perjanjian yang dilakukannya dengan Naruto kalau ingin pergi bermain pada sore harinya. Awalnya gadis kecil itu menolak dan ingin menonton televisi saja, tetapi lama kelamaan ia mulai terbiasa untuk tidur siang, sehingga tanpa disuruh pun, matanya otomatis mengantuk.

"Uchiha-san" tidak tahu kenapa, Naruto tiba-tiba memanggil Sasuke. Sasuke terdiam sebelum menjawab pelan.

"Hn ?"

"A-arigatou." kata Naruto pelan. Matanya memandang Sasuke yang tidak mengalihkan perhatiannya dari laptopnya. Sasuke menghela nafas dan menoleh juga pada Naruto. "Hn, sama-sama." jawabnya sambil meneruskan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda.

"Kaachan !" Veelia turun dengan terburu-buru dari lantai atas. Sasuke yang sudah menyelesaikan pekerjaannya ikut mengalihkan perhatiannya ke Veelia. "Iya ?" Naruto terkejut ternyata putrinya itu hanya tidur setengah jam saja. "Aku mau minta ajarkan pr matematika yang ini !" Naruto menyodorkan buku pr nya.

Naruto melihat soal-soal yang tidak dimengerti putrinya itu. "Kok yang ini sampai tidak bisa ? 2-6 itu soal yang mudah." Naruto tersenyum kecil melihat wajah kebingungan putrinya. "Bayangkan , ya.. El-chan punya uang dua dollar." Naruto membuat jarinya berbentuk v, angka dua.

Veelia mengangguk dengan serius sambil membayangkan dirinya mempunyai uang dua dollar. "Nah, El-chan membeli es krim dengan harga enam dollar. Apakah uang El-chan cukup ?" tanyanya.

Sasuke memandang kedua orang itu dalam diam dengan pandangan yang sulit diartikan. Dia juga kurang memahami dirinya sendiri yang bersikap aneh akhir-akhir ini. Dia jadi senang mampir kerumah Naruto dan ada rasa aneh didalam hatinya. Mungkin..

Rasa memiliki keluarga ?

Entahlah, Sasuke memilih untuk tidak memikirkannya lebih lanjut.

"Kaachan gimana, sih. Kalau gitu kan uang-ku kurang empat dollar." gerutu Veelia. Naruto tersenyum keibuan. "Nah, itu adalah jawabannya. Untuk tanda kurang, El-chan harus menuliskan tanda – didepan angka 4 itu. Jadi jawabannya adalah -4." jelas Naruto sambil menuliskan angka -4 pada buku Veelia.

"Ah begitu. Arigatou Kaachan !" Dengan semangat, Veelia mengerjakan 3 soal terakhir dengan cepat. Wajah lucunya sangat menggemaskan ketika ia sedang menghitung dengan wajah seriusnya. Kadang Naruto memprotes kalau anaknya menuliskan angka dengan tidak benar.

"Selesai !" Veelia berputar-putar sambil memasukan buku itu kedalam tas strawberry miliknya. "En, Jichan ?" dia bingung saat melihat Sasuke yang sedang memandanginya. "Hn ?" jawab Sasuke. "Bagaimana kalau ajari aku untuk menggiring bola dengan cepat ?"

"Bagaimana, ya ?" Sasuke memasang wajah menyebalkan yang membuatnya mendapat tinju pelan dari anaknya itu. Veelia tertawa lepas ketika melihat Sasuke memasang wajah tidak terima atas pukulannya. Dilain tempat, Naruto memandang anaknya dan Sasuke dengan mata berkaca-kaca.

Kalau saja ia tidak bercerai ..

Mungkinkah keluarga kecilnya akan sebahagia ini ?

..

TBC ^^

Segini dulu chap 7 nya :3 hari ini aku bisa ngetik lho , soalnya aku jatuh ke dalam got waktu lagi otw sekolah , lagi hujan jalannya jadi licin -_- seragam basah, jadi aku memutuskan untuk pulang kerumah :v malu bgt waktu bbrpa org dri sekolahku ngeliatin aku dipinggir jalan sambil ngebenerin rantai sepeda ._. kaki penuh goresan putri malu, becek, aduh -_-

Oh, di chap depan Kyuubi udah muncul dan aku akan bikin persaingannya sama Sasuke =)

Balas Review ! ^^

Vicestering :

Ahahaha :v aku juga bingung , kenapa umurku baru 13 (?) coba kalau aku sudah ber umur 16 atau 17 B-) keren deh , pas umurnya buat jadi author xD

Yo makasih fav nya ^^

Titan-miauw :

Gabisa bikin adegan Sasu nangis -_- sulit banget deh , kasih dia karma juga susah nya itu lho T.T

Azura-AI-Rin :

Iya nih handphone Sasuke baka ! (Sasuke : elo yang bikin ngongol) xD soal keluarga, nanti di chap chap depan ada jawabannya kok ^^

Minyak tanah :

Sipp ...

BlackRose783 :

Sipp.. ^^

Neerval-Li :

Janggal yah ? tapi kan Naru nya di New York, Sasu nya di Jepang. Tapi nanti pasti tahu kok. Ada di chap chap depan, tunggu update nya yah ..

Yamashita Runa :

Semuannya udah terjawab di chap ini, kan ^^ thank you..

Axa Alisson G :

Hahaha tenang, Naruto kuat kok ^^

989Seohye :

Sipp ...

Kawaihina :

Ini udah lanjut hehe ^^

Nasyachoco :

Gomenne aku nggak bisa update kilat. Banyak sekali ulangan harian dan PR minggu ini, selain itu aku les 4x kali dalam seminggu, jadi punya sedikit jadwal ngetik, apalagi update.

Hanazawa kay :

Sama sama ^^

Vianycka Hime :

Ini lagi chap 664 nya nggak ngebahas Sasuke lho :v ih kesel deh , Uchiha nggak boleh mati ! eh kata temen ku Masashi ga mau bikin Naruto jadi Hokage di suatu wawancara, apa bener ?

Iya nih, dasar teme ! *dichidori* =w=

.777 :

Masa sih ? :'D arigatou gozaimasu ! ^^

Za Hime :

Yup ini udah lanjut kokk .. ^^

Tsumehaza-Arief :

Peletakan to be continued ku ga tepat, yah ? :o gomenne kadang kadang aku bingung mau bikin to be continued nya dimana -_-v haha lol :v

Gomenne chap ini nggak panjang-panjang amat. Makasih reviewnya ! ^^

Rein-chan :

Hahaha.. ini udah update ^^

Yuichi :

Sasuke cinta enggak sama Naru, lihat kedepannya aja ^^

Kalau Kyuunaru cuma sahabatan kok ^^ tapi kayaknya Kyuu ada hati khekhekhe. .

Chika :

Chap depan ada hadiah buat teme brengsek =) tunggu saja ya kelanjutannya, arigatou..

Guest :

Makasih makasih ! ini sudah update ^^

Guest :

Hehehe.. makasih yaa maaf lama update ^^

Amour-chan :

Masa sih ? :D tapi endingnya pasti udah ketebak , kan ? =w= badidea :')

Makasih ^^

Diyas :

Sipp ^^

Asianoyuri :

Iya sih :')

Makasih review nya yaah ^^ hehehehhehehe... Sasuke PHP ! mari kita bunuh pakai amaterasu, hyahh ! *gila, abaikan*

Guest :

Hehe nggak janji lho ya ^^'

Hyull :

Astagaa aku udah jadi tante ! =w= padahal ada kemungkinan kamu lebih tua lho dari pada aku -..-

Hehe , Matsuri akan dibuang secepatnya itu pasti xD

See you ^^

Ariata Amadisa :

Makasih yaa ^^ ini udah update :) gimana menurutmu ? biasa aja kan ? :')

Cha3 :

Kayaknya kalau ke sumur doang masih terlalu mudah *dichidori* mending kita bikin dia ke laut saja (?) :v

Shinshiho :

Makasih ini udah update ^^ review lagi ?

Ara Uchiha :

Ini udah lanjut hehe ^^

Gapapa baru nemu yg penting kamu review xD ahahahaa..

See you in the next chap minna ! (:

With Crazy,

Lolly-chan Namikaze

18