Tittle : Untittle
Author : Ardiana Cassiopeia II
Cast : Kim Jaejoong
Jung Yunho
Go Ahra
Park Kyurei
Other Cast : Park Yoochun
Kim Junsu
Shim Changmin
Shim Chaekyoung
Song Soo Byung
Genre : Romance, Hurt, and Sad
Warning : Cerita ini murni keluar dari kepalaku. Ini FF pertamaku, jika ada yang tidak suka diperbolehkan untuk meninggalkan FF ini, Masih banyak typo yang bertebaran kayak nyamuk.
NB : No Bash tapi kritik dan saran diterima. Jika ingin meneruskan baca warning dulu dan mantapkan hati, Ukey...? :p
.
.
DongBang Univercity adalah sebuah universitas internasional yang dibangun oleh Keluarga Park. Di dalam Universitas tersebut terdapat lima orang namja populer keturunan keluarga kaya raya yang sangat disegani. Mereka tidak lain, Jung Yunho anak tunggal dari keluarga Jung yang ayahnya pemilik salah satu pusat perbelajaan terbesar di Seoul, Yunho sosok namja yang memiliki mata setajam musang dan kadar ketampanan yang bisa dikatakan mendekati sempurna. Kim Jaejoong seorang namja cantik yang memiliki berbagai keahlian dan terlahir dari keluarga Kim yang memiliki sebagian Rumah Sakit di Seoul. Park Yoochun anak pertama dari keluarga Park si pemilik Universitas dan ayahnya yang seorang Menteri Pendidikan, Yoochun sosok namja yang perhatian dan penyayang. Kim Junsu namja imut yang sangat ceria dan memiliki suara yang unik, Junsu adalah salah satu pewaris Hotel ternama di Seoul, Shim Changmin anak pertama dari keluarga Shim dan memiliki namdongsaeng yang bernama Shim Chaekyoung, Changmin sosok evil yang memiliki hoby makan diatas rata-rata, tapi bagi keluarga Shim hal itu bukanlah masalah karena mereka memilik beberapa restaurant ternama di Seoul.
.
.
Mereka berlima adalah sahabat yang telah terikat benang merah, dan tak satu manusia pun yang mampu memutuskan tali persahabatan itu. Mereka saling berbagi, membantu, dan selalu ada disaat suka maupun duka. Meskipun mereka terlahir di keluarga terpandang namun mereka tidak menyombongkan diri dan memiliki sosialisasi yang besar.
"Hyung...!" panggil Changmin dengan suara tenor yang membuat empat namja dan penghuni universitas menutup telinga mereka rapat-rapat.
"Yah! Bisakah kau pelankan suaramu? Kami tidak tuli Minnie." Seru Jaejoong kesal.
"Hehehe... Mianhae hyung..." Changmin membalas seruan hyung cantiknya dengan cengiran khasnya.
"Kenapa kau berteriak Minnie...?" tanya Yoochun.
" Apa ada sesuatu yang gawat...?" timpal Junsu.
"Pasti karena dia ingin bertemu dengan kekasihnya." Kata Yunho dengan nada datar.
"Hyung... Kau benar sekali." jawaban Changmin mampu membuat syok ketiga namja di depannya kecuali Yunho yang hapal betul tentang kelakuan Changmin.
.
.
Changmin melangkah menuju kantin dengan semangat diikuti keempat sahabatnya. Namun setelah duduk banyak penghuni universitas yang berteriak-teriak histeris melihat kedatangan YunJaeYooSuMin.
"Berisik." teriak Changmin yang membuat para yeoja semakin berteriak histeris.
"Bisakah kalian diam!" bentak Yunho yang langsung membuat para yeoja diam membisu.
"Yun, Kau tidak boleh seperti itu." kata Jaejoong.
"Maafkan perkataan Yunho ne...?" kata Yoochun yang dibalas anggukan.
"Annyeong..." sapa Junsu. "Kami ingin makan dengan tenang jadi jangan berisik ne...?" lanjutnya.
.
.
Di DongBang Univercity tersebut Yunho, Junsu, dan Changmin berada di jurusan bisnis. Jaejoong memilih jurusan kedokteran sedangkan Yoochun memilih jurusan Psikolog.
"Boojae." Panggil Yunho sayang.
"Ne. Waeyo Yunnie..?" tanya Jaejoong. Ya, Yunho dan Jaejoong adalah sepasang kekasih yang paling fenomenal di DongBang Univercity.
"Apa nanti malam kau ada acara...?" tanya Yunho.
"Emm..."
"Boo..."
"Kurasa tidak ada. Waeyo Yunnie?"
"Nanti aku akan menjemputmu, Boo."
"Eh...? Maksud Yunnie...?" bingung Jaejoong.
"Nanti kau juga tahu Boo." Jawab Yunho dengan senyum yang tersungging di bibir hatinya.
.
.
Jaejoong sibuk memilih baju yang akan dipakainya nanti malam. Jaejoong menyiapkan segalanya agar nanti malam dia tampil menawan di depan Yunnie bearnya.
.
.
Ting Tong Ting Tong
"Annyeong."
"Oh. Rupanyanya kau Yunho-ah. Masuklah." kata Kim Heechul lbu Jaejoong.
"Jonggie dimana Ahjumma?" tanya Yunho.
"Joongie di kamarnya. Akan Ahjumma panggil. Kau duduklah dulu."
"Ne."
"Yunho-ah." sapa Kim Hanggeng ayah Kim Jae Joong.
"Annyeong Ahjussi." sapa Yunho.
"Duduklah." Perintah Hanggeng.
"Ne."
"Bagaimana kabar orang tuamu?"
"Mereka baik, Ahjussi."
"Yunnie.." panggil Jaejoong dari tangga seraya melangkah menuruni anak tangga bersama ibunya.
"..." Yunho terpana dengan penampilan JaeJoong yang mengenakan skiny jeans yang dipadukan sweater baby blue dan sepasang sepatu boot elegan yang membuat si empunya terlihat menawan dan cantik.
"Yunnie..." Jaejoong menggoyayang-goyangkan bahu Yunho.
"Boo..."
"Waeyo Yunnie...?"
"Kau... Kau terlihat cantik Joongie." kata-kata Yunho mampu membuat pipi Jaejoong bersemu merah.
"Gomawo..." kata Jaejoong malu.
.
.
Yunho membuat sebuah taman khusus yang ditanami ribuan bunga mawar disekeliling taman itu. Terdapat jalan setapak menuju pendopo yang sepanjang sisinya terdapat llilin merah yang menyala dengan indahnya. Disamping kiri jalan setapa terdapat ratusan bunga mawar merah yang membentuk sebuah bintang dan ditengahnya terdapat sebuah lampu berbentuk love. Di samping kiri jalan setapak terdapat sebuah air terjun buatan dengan kolam yana melingkari pendopo dan didalamnya hidup 100 ekor ikan koi. Ujung jalan setapak terhubung jempatan kayu menuju pendopo. Pendopo tersebut seluas 5X5 meter, bergaya arsitektur yunani, dindingnya yang berwarna putih dan terdapat banyak ukiran disetiap sisi dinding, disetiap sisi penyangga pendopo dihiasi balon berwarna merah berbentuk love. Meja bundar berwarna putih yang terlindungi kain putih. Di atasnya terdapat sebuah lilin yang menyala dan sebuah vas yang terdapat setangkai bunga mawar.
"Eotteokkhae Boojae?" tanya Yunho.
"Yunnie?" panggil Jaejoong.
"Ne. Waeyo Boo...?"
"Ba... Bagaimana..." Jaejoong tak sanggup melajutkan kata-katanya. Dia hanya mampu menangis dan menutup mulutnya dengan punggung tangannya.
"Apa maksudmu, Boo? Kenapa kau menangis...?" tanyanya dengan khawatir karena melihat sang kekasih yang tiba-tiba menangis.
"..."
"Apa kau tidak menyukai kejutan yang kubuat, Boo...?" Yunho memeluk Jaejoong dan mengusap punggungnya dengan lembut.
"..."
"Uljima ne..." pinta Yunho.
"Yunnie... Hiks... Hiks..." panggil Jaejoong dengan isak tangis yang semakin mereda.
"Ne. Waeyo Boo?" tanya yunho yang melonggarkan pelukan dan menatap doe eyes milik kekasihnya.
"Kapan Yunnie menyiapkan semua ini...?" tanya Jaejoong yang penasaran dengan ulah kekasihnya yang sangat romantis.
"Satu bulan yang lalu Boo. Tadi sore, semua dekorasi di taman ini selesai." jelas Yunho.
"Kenapa Yunnie membuatkan semua ini untuk Joongie...?"
"Biar nae Boojae tahu kalau Yunnie hanya mencintai Boojae seorang. Dan di hati Yunnie yang terdalam hanya ada nama Boojae yang tersimpan, bukan nama orang lain."
"Yunnie benar-benar mencintai Joongie seorang...?"
"Ne, Boo. Saranghae... Jeongmal saranghae nae Boojae..." ucap yunho tulus seraya mencium chery lips merekah milik Jaejoong.
"Nado saranghae Yunnie Bear..." balas Jaejoong disela ciuman mereka.
.
.
Yunho menggenggam tangan Jaejoong lembut dan membawanya berjalan menuju pendopo. Saat keduanya berada di depan meja Yunho mengambil sebuket bunga mawar di atas meja yang terdiri dari sepuluh tangkai mawar putih yang melambangkan kesucian, enam tangkai bunga mawar biru yang melambangkan kasih sayang yang tak terbatas, dan setangkai bunga mawar merah yang melambangkan cinta tulus hanya untuk satu orang.
"Boo. Aku hanya bisa memberikan sebuket bunga mawar ini. Aku memang bukanlah namja yang romantis, tapi aku hanya ingin kau tahu, hanya dirimu yang cintai." Yunho menyerahkan buket bunga itu yang diterima Jaejoong dengan haru.
"Yun... Apa kau tidak pernah menyadari setiap perlakuan dan kejutan yang kau beri sangatlah berarati untukku. Bagiku semua itu sudah lebih dari cukup."
"Jeongmalyeo...?" tanyaYunho tak percaya.
"Ne. Gomawo Yunnie bear." Jaejoong memberikan kecupan singkat di bibir hati itu.
"Boo, duduklah. Kita akan mulai acaranya." Yunho menarik sebuah kursi dan mempersilahkan Jaejoong untuk duduk. Yunho pun ikut mendudukkan dirinya dikursi depan Jaejoong.
Musik dimainkan, para pemusik mulai menggesek violin dan cello mereka. Hidangan satu persatu muncul berurutan. Suasana sangat romantis dan membuat siapapun iri untuk merasakannya juga. Ya. Benar kata pepatah, Cinta itu butuh tindakan bukan hanya buaalan semata. Yunho mampu membuktikan cintanya pada Jaejoong, sebuah tindakan yang baik tanpa menyalahi aturan.
.
.
Hari berganti hari, waktu terus berjalan tanpa henti, kehidupan terus berputar bagaikan roda. Percintaan antara Yunho dan Jaejoong berjalan dengan indahnya, membuat satu demi satu kenangan manis yang disimpan dalam memori hati. Persahabatan antara mereka dan ketiga temannya pun terjaga dengan terasa waktu telah terlewati begitu cepat, tahun ajaran telah berganti. Baik Yunho, Jaejoong, Yoochun, Junsu, maupun Changmin, sibuk memfokuskan diri meraih cita-cita mereka. Mereka yang telah lulus akhirnya memulai bekerja di bidang masing-masing. Yunho yang diangkat oleh ayahnya menjadi CEO di pusat perbelanjaan sang ayah, Jaejoong memulai bekerja sebagai dokter spesialis saraf, Yoochun yang menjadi psikolog ternama, Junsu yang melanjutkan usaha perhotelan milik keluarganya, dan Changmin juga meneruskan bisnis restaurant keluarga yang membuat dirinya mampu mencicipi setiap makanan yang ada disana. Bukankah ini sangat menakjubkan? Semua berjuang demi masa depan mereka.
.
.
TBC
