SEX because of Lemon fanfict

.

Author: hapkaido

Cast: Baekhyun & Chanyeol

Warning: GS/ Lemon/ Typo/ OOC/ No Plot/ DL DR

Kebetulan kelas hari ini sedang kosong sehari full jadi aku memilih untuk menghabiskan kesengganganku di atap sekolah dan oh lupa.. handphoneku. Benda satu ini tak boleh tertinggal.

Dengan santai aku melangkah menyusuri koridor kelas lalu menaiki anak tangga yang kotor untuk mencapai atap sekolah yang biasa digunakan siswa – siswi membolos tapi kali ini aku ke sana bukan untuk membolos, hanya membunuh rasa bosan. Itu berbeda.

Sebenarnya aku hanya bermodal nekat memilih menghabiskan waktu kosong ini di atap karena ada sesuatu yang ingin kulakukan di atas sana dan sesuatu itu sudah jadi kebiasaanku sejak setahun belakangan.

Kalian ingin tahu? Percuma saja kujelaskan. Aku bertaruh tidak ada yang percaya anak (yang kelihatannya) polos seperti aku, Byun Baekhyun, adalah sedikit mengerikan. Haha. Siapa peduli. Byun Baekhyun berwajah bayi yang dikenal akan kepolosannya ternyata... mesum? Baiklah, itu sebabnya Kyungsoo senang memanggilku Byunbaek (karena sedikit mirip dengan Byuntae).

Sesampainya di atap, aku mencari kursi dan menggeret kursi itu untuk mencari tempat aman.

Apa kalian berpikir yang tidak – tidak? Seperti sex atau hal mesum lainnya? Bisa kujawab ya tapi bisa kujawab tidak juga. Ya karena aku ke sini untuk membaca sebuah fanfict berate – M, tapi hanya sekedar membaca tidak sampai ke tahap praktek. Lagipula aku takut untuk sekedar bermain sendiri.

Biarpun mesum begini aku masih tahu diri untuk berusaha menyerahkan tahta berhargaku untuk suamiku kelak. Yeah walau aku penasaran dengan rasanya. Kalau menurut cerita yang kubaca sih rasanya nikmat sekali. Wow.

Aku melirik ke sekitaran sebelum mengkoneksi data dan membuka sebuah fanfict berate – M dari handphoneku, kalau bisa yang Lemon karena lebih fulgar. Grrr.. memikirkannya saja vaginaku langsung geli. Ya Tuhan maafkan Byun Baekhyun bersama keingintahuannya yang besar ini.

Belum sempat aku menyelesaikan paragraph pertama dari cerita yang kubaca, aku diusik suara menggema sepatu. Sepertinya seseorang ingin kemari juga. Ah masa bodoh. Lagipula aku kan sudah lebih dulu sampai sini.

Tap.

Tap.

Tap.

"Ternyata kau di sini nona."

Aku mendongak kemudian mendapati Park Chanyeol, ketua murid kelasku, dengan angkuhnya menghampiriku.

Mataku memutar malas dan mendesah diam – diam. Fanfictnya belum selesai kubaca dan ini sangat menyebalkan!

"Ada apa?" tanyaku ketus sambil menyelipkan anak rambut ke belakang telingaku. Chanyeol sudah berada beberapa langkah di depanku. "Kau tidak ada di bangkumu saat jam berlangsung jadi sebagai ketua murid yang baik aku harus mengawasi semua teman – teman di kelas termasuk kau."

"Tapi aku tidak membolos!" belaku tidak terima. Apa – apaan dia?

"Hm."

Cih.

Sok keren sekali gayanya itu.

Padahal saat aku mengenalnya dulu (kira – kira kami masih berumur delapan tahun), dia masih idiot, tertawa keras tidak tahu tempat dan jangan lupakan mata besarnya yang berkedut saat gugup.

Park Chanyeol sahabat kecilku dulu sudah berbeda dengan namja yang ada di hadapanku (namja yang tengik dan menyebalkan). Namja ini sudah tidak lagi suka tertawa lebar. Jangankan tertawa, melihatnya senyum saja sudah jarang.

"Terserah. tapi kuanggap kau sedang membolos."

Aku tidak tahu sejak kapan dia sudah duduk di sampingku dengan gaya khasnya.

Bau mint yang keluar dari tubuhnya membuat jantungku bergedup. Well, aku memang tidak tahan dengan si Park ini. Menyebalkan begini juga dia cinta pertamaku.

"Kau membaca apa? Boleh kulihat ponselmu?"

Baca? Ponsel? Ahahaa. Hahaha. Ha. OH TUHAN APA DIA TAHU AKU SEDANG MEMBACA FANFICT GENRE HARD LEMON? APA DIA MELIHATNYA? IBUUU~~ BAGAIMANA INI?!

"Bukan!" aku refleks menjauhkan tubuhku dari Chanyeol bermaksud agar Chanyeol tidak kembali membaca tulisan di handphoneku.

Alih – alih mengiyakan, Chanyeol malah menyeringai ke arahku dan mendekat.

Byun Baekhyun yang polos, kau harus beraksi. Lakukan apapun agar Chanyeol ini pergi!

Berpikir. Berpikir.

"Apa ini?" suara beratnya menginterupsiku dari lamunan. Dia berbisik pelan tepat di telingaku sambil meraih tangan kananku yang sedang menggenggam handphone.

"Lemon? Dan ini...apa, Baekhyun?"

Nafasku tercekat begitu Chanyeol merampas handphoneku dan bodohnya kubiarkan saja dia membaca semua apa yang sudah kubaca.

"Fiuh." Aku berkedip polos melihat dia berlagak mengusap peluh di sekitar dahi dan balas menatap ke arahku sambil tersenyum. "Aku baru tahu ternyata Byun Baekhyun yang terkenal polos ini juga buas."

Aku membeku, bingung mengelak apa lagi. Aku tertangkap basah!

"Kalau begitu aku mau menemanimu bolos."

"Maksdumu?" aku menautkan alisku heran.

"Mau bagaimana lagi, adikku sudah berdiri." dengan santainya dia menyingkap rok milikku dan mengusap seduktif pahaku bagian dalam. Aku menggigit bibir bawahku menahan desahan tapi sulit karena si sialan Park Chanyeol ini berani sekali menggodaku.

"Akkhh.."

"Diamlah Baekhyun." Perintah Chanyeol. Dia menarik pinggangku untuk mendekat ke arah tubuhnya. Aku bisa merasakan sesuatu yang mengeras menyentuh perut bagian bawahku. Aku tidak sepolos itu untuk mengetahui benda apa itu. Ternyata penisnya memang sudah tegak berdiri. Apa dia akan memintaku melakukan itu di sini?

Sex dengan Chanyeol? Yang selama ini selalu kubayangkan ketika membaca fanfict lemon ataupun video dewasa? Ah.. tidak Baekhyun! Kau tidak boleh kelepasan!

"Apa yang kau lakukan?" aku berusaha mendorong tubuh Chanyeol. akal sehatku sedikit – demi sedikit mulai tergerus dengan nafsu. Terbukti dari nafasku yang tersengal.

"Maaf sejak puber aku jadi pervert."

APA?

Tangan yang semula memeluk pinggang dan mengelus pahaku beralih menangkup wajahku. Dia memiringkan kepalanya dan meraup bibirku dalam ciuman bergairah. Bisa kurasakan ketukan – ketukan lembut di bibirku.

Dengan amatir, aku membuka sedikit celah untuk lidah Chanyeol mengakses rongga mulutku.

Sialan. Dia handal sekali dalam berciuman. Beberapa kali lidahku disedot olehnya, setelahnya melumat bibir atasku sedangkan aku mencoba melumat bibir bawahnya.

Desiran darahku mengalir menuju selangkangan saat Chanyeol meremas dadaku dengan sebelah tangannya. Kami tetap berciuman hebat.

"Sepertinya dia tumbuh besar dengan cepat." Chanyeol memijat dadaku berirama.

"Akkhhh.."

"Diamlah Baekhyun. Atau nanti kau sendiri yang rugi." Ucap Chanyeol. Dia mengecupi sudut bibirku dan rahangku.

Gila!

Sensasinya lebih menyenangkan daripada ciuman bibir baru saja.

Aku memeluk punggungnya selagi dia sibuk bermain dengan dadaku dan membanjiri wajahku dengan saliva. Aku sedikit berjinjit, kutekuk kaki kananku dan kusentuh tonjolan di selangkangannya dengan lututku. Dia mendesah tertahan.

"Ssh. Kau nakal sekali."

Aku tersenyum senang. Kuulangi perbuatanku tadi membuat Chanyeol blingsatan dan meremas dadaku kasar. "Akh.. pphelan.. pelan. Akh ssh hh Chanyeollhh akh sakith ohh yessh."

Tangan besar Chanyeol bergerak nakal ke vaginaku yang masih tertutup celana dalam. Dia meraba daerah itu. "Kau basah sekali."

Bagaimana tidak basah? Jelas – jelas Chanyeol menggodaku.

Chanyeol menekan – nekan mulut vaginaku dengan telunjuknya membuat cairanku kembali merembes.

Aku tidak bisa menahannya. Aku butuh Chanyeol di dalamku!

Kuhentikan pergerakan tangan Chanyeol dan mengecup bibirnya sekilas. Aku terkekeh melihat celana seragam Chanyeol di bagian selangkangan yang sudah sangat besar.

"Aku mau ini, bolehkah?"

"Tentu." Chanyeol tersenyum atau tepatnya menyeringai karena kedua matanya sudah ditutupi nafsu yang memandangku lapar.

Perlahan – lahan zipper celananya kuturunkan bersamaan dengan celana dalamnya. Tak sengaja jari – jariku menyentuh tonjolan di sana saat celananya belum terbuka sempurna.

"Cepatlah sedikit."

Aku mengangguk dan bersimpuh di hadapannya persis sekali menghadap penisnya yang berdiri tegak. Ukuran penisnya membuat tenggorokanku mendadakn sulit untuk dibasahi. "Ini besar sekali."

"Pasti akan nikmat saat memasuki vaginamu."

Seketika fantasiku mengudara. Membayangkan aku yang terlentang pasrah dengan paha terbuka lebar dan Chanyeol sedang menunggangiku dengan gagahnya. Tanpa sadar aku merapatkan kedua kakiku risih.

Dengan pengetahuan minim yang kudapat dari beberapa fanfict yang kubaca dan video dewasa yang sering kutonton diam - diam, aku memberanikan untuk menggenggam penisnya, ujungnya sedikit kutiup dan Chanyeol mendesis kesal karena mungkin aku mengulur waktu.

Aku mendekatkan wajahku dan langsung kuciumi batang penisnya secara menggoda, perlahan dan lembut. Jangan lupakan twinsball yang kupijat pelan dengan tangan kiriku. Setelah bosan, kukulum penisnya sambil memaju mundurkan kepalaku cepat.

"Ssh Baekhyun ahh ssh.. k– kau shh."

Demi Tuhan suara beratnya membuat kepalaku pusing ditambah mendesah seperti itu. Vaginaku semakin gatal.

"Cukup. Di sini aku yang berkuasa." Chanyeol menarik tanganku agar berdiri. Dia kembali menciumku dengan tangannya yang sibuk menarik rok dan celana dalamku.

"Chanyeollhh." Aku mendesah di antara kuluman bibirnya bermaksud menggoda. Tanganku bergerilya selagi Chanyeol yang kini membuka satu – persatu kancing kemejaku.

Setelah membuang asal kemejaku, tangannya meraba punggungku untuk mencari pengait bra. Dia melakukannya dengan terburu. Sudah tidak sabar ternyata.

Aku sudah telanjang bulat di hadapannya. Sedangkan Chanyeol berjongkok di hadapanku. Kami bertukar posisi.

Aku melebarkan pahaku dan menarik kepala Chanyeol. Seketika Chanyeol mencium bibir vaginaku dan menggigit kecil klitorisku secara terus - menerus dan nikmat. Chanyeol pasti sering melakukan sex dengan banyak perempuan, buktinya dia sangat tahu betul apa yang harus dilakukan untuk memuaskan partnernya.

"Akhh akhh Chan ohh ssh akkh yeollhh." Aku mendesah saat lidahnya menjilat di bawah sana. Dia mencoba menusuk – nusuk masuk ke dalam vaginaku walau sulit karena benda itu tidak bertulang.

Aku yakin sekali, di bawah sana pasti sangat basah dengan bau khas.

Setelah dua puluh menit melakukan pemanasan, Chanyeol menggendongku gaya panda. Aku memeluk lehernya sambil menciumnya. Kaki jenjangku sudah melingkar di pinggangnya dan itu membuat alat kelamin kami bersentuhan. Kesempatan ini kugunakan untuk menggerakan pinggulku, membuat yang di bawah sana bergesekkan.

"Baekhyun tolong buka kemejaku dan kau ambil kondom di sakunya. Kita akan langsung ke intinya." Perintah Chanyeol. Aku mengangguk sambil membuka seragam kemejanya hingga dia sama telanjang sepertiku. Sebelum melempar kemeja tersebut, aku memeriksa saku kemeja itu dan mendapatkan kondom yang diminta. Apa dia selalu membawa kondom kemana – mana? Itu artinya Chanyeol selalu melakukan sex dengan siapapun?

Aku menyerahkan kondom beraroma strawberry itu kepadanya sambil mendengus kesal. Kesal karena aku yakin sex pertama Chanyeol bukanlah denganku dan lagi, Chanyeol menggunakan kondom yang artinya tidak ada sperma selama permainan? Menyedihkan!

Aku turun dari gendongan selagi Chanyeol memasangkan kondom ke penisnya. Dia mengocok penisnya sebentar dan kembali membawaku ke dalam gendongannya.

"Ku ajari kau gaya piston."

"Dengan senang hati aku mau menerimanya." Aku berbisik pelan di telinganya sambil menyeringai.

Aku memeluk tubuhnya erat – erat sedangkan Chanyeol memegang penisnya untuk membantu kemudahan memasuki veginaku. Dia mencoba menggodaku dengan membelai bibir vaginaku dengan kepala penisnya.

Dengan sedikit sulit, penisnya perlahan tenggelam ke dalam vaginaku. Rasanya perih dan sakit. "Akh.. sa– sakitthh."

"Ahh kau nikmathh– ssshhh.. ini pasti yang.. ssh pertama.. ohh yessh." Chanyeol mendesis nikmat begitu seluruh batang penisnya masuk di lubang vaginaku. Aku meraup bibirnya untuk memulai ciuman panjang bertujuan mengalihkan rasa sakitku.

Tak berapa lama, Chanyeol mengangkat pantatku dan menurunkannya pelan. Penisnya tenggelam bersamaan dengan itu dan terdengar bunyi becek dari kelamin kami.

"Akhh.."

"assshh.."

Gerakan itu dilakukannya berkali – kali dengan tempo sedang.

"Akhhh."

"sshh uhh."

Aku masih merintih sedangkan Chanyeol mendesis nikmat.

Rintihanku berangsur berubah menjadi desahan saat tusukan yang Chanyeol lakukan sedikit lebih dalam dan menyentuh sweet spotku. Dia meremas dadaku dan juga menaik – turunkan tubuhku.

"Akh. Akhh.. akh akhh chan yeoolllhh akh akh nikmathh ohh akhh."

Demi Tuhan! Chanyeol bisa membuatku mati!

"Chanyeeooollllhh!" sial belum – belum aku sudah orgasme tapi si keparat Chanyeol belum juga menunjukkan tanda akan klimaks. Dia masih menyetubuhiku dengan gerakan kasar membuatku terangsang dan mau tak mau kembali mendesah.

Aku baru tahu rasanya bercinta akan seperti ini. Tahu begini sudah kubeli sex toys dari dulu dan bermain sendiri di rumah.

"Fasterrrr Chanyeollhh ahh ahh akhh sodokk terusshh ahh kau payahh ssshh aakh akhh ahhh ah." Begitu aku mengejeknya di sela desahanku, dia mempercepat gerakan penisnya di vaginaku. Di gerakan pinggulnya dan aku berinisiatif menggerakan pinggulku juga secara berlawanan agar tusukannya semakin intens. Rasa nikmat yang menjalar bertambah menjadi berkali – kali lipat.

Kami mendesah bersamaan. Peluh sudah membajiri dan menyatu membalur tubuh polos kami. Suara becek dan bau khas bercinta – pun tak luput memenuhi sudut atap sekolah yang gelap dan pengap.

Chanyeol menggeram saat aku memainkan otot vaginaku. Kuciumi dada bidangnya selagi dia terus mencoba menambah kecepatan tusukannya. Berkali – kali penisnya menyentuh sweet spotku. "Yess ohh yessh ahh sshh shh baekhyunnhh kauhh uhh sempithh sialan vaginamu ohh yess.."

"Ahh akkh ahh ahh."

"Diam sialan ohh sshh."

"Terusss yeollhh ohh ahh akhh ahh." Punggungku melengkung saat Chanyeol menarik pinggangku, aku merasakan penisnya sedikit berkedut. Dia menenggelamkan penisnya ke rahimku sangat dalam seakan – akan dia sedang membajirinya dengan sperma.

"Sshhh." Desahan panjang menandakan Chanyeol yang klimaks.

Aku segera turun dari gendongannya dan menarik tubuhku agar tautan bawah kami terlepas selagi Chanyeol mengatur nafasnya sambil bersandar di dinding. Aku merasa ini sangat menjijikan saat bunyi 'plop' tercipta dari kelamin kami yang terlepas.

Begitu kakiku menapak mendekati pakaianku yang berceceran, aku meringis sakit memegangi vaginaku. Darah keperawanan meluber dengan cairan orgasme di bibir vagina. Semua rasa sakit itu tak kuindahkan, aku tetap berjalan ke arah pakaianku karena ingin segera pergi membersihkan diri.

Tapi saat aku membungkuk untuk mengambil celana dalamku, sebuah penis yang sudah mengeras dengan mudahnya kembali masuk ke vaginaku.

"Akkh." Aku terpekik kaget. Kutopangkan tanganku di lututku menunggu gerakan Chanyeol di belakang. Sepertinya satu ronde bukanlah gaya Chanyeol. Ronde ke dua akan dimulai dengan gaya doggie style.

Dia dengan bertenaga melepas nafsu buas seperti binatang. Menggenjotku kasar dan dalam membuat tubuhku terhentak mengikuti irama gerakan.

"Akhh pelan.. pelan ohh akhh akhh akhh."

Bukannya memperlambat sodokkannya, Chanyeol malah menambah intensitas kecepatan menembus vaginaku. Aku melirik ke arah selakanganku dan terlihat pergerakan penis Chanyeol yang benar – benar seperti akan membobol vaginaku.

Chanyeol menciumi punggungku dan meninggalkan banyak kissmark selagi pinggulnya terus bekerja, memberiku kenikmatan dengan menggesekkan penisnya yang keras di dinding vaginaku.

"Sakitthhh oh akkh akhh."

Sebenarnya yang sakit bukanlah vaginaku, justru rasa nikmat di bawah sana sulit untuk di gambarkan. Sakit yang kurasakan berada di dadaku yang bergoyang.

Aku meremas lembut ke dua dadaku setelah mengarahkan jemari Chanyeol untuk mengusap klitorisku.

"Ssshh Baekhyunn ohh yess."

Tempo gerakan pinggul Chanyeol sulit kuimbangi. Chanyeol sangat perkasa dan kuat sekali. Bahkan kini aku merasa akan kembali orgasme.

"Chanyeeeol lebihh cepatthh akh ah ahhh akhh aku hampir ah akkh sampai oh akkh ahh ahh."

Hingga pada tusukan dalam yang ke tiga, aku kembali orgasme. Aku mendorong tubuh Chanyeol untuk melepas penisnya yang enggan untuk keluar.

Aku duduk berselonjor sambil melebarkan pahaku untuk melihat kondisi vaginaku yang sepertinya lecet.

"Pasti karena kau menggunakan kondom!"

Chanyeol tidak menjawabku. Dia sendiri duduk di hadapanku sambil memainkan kondomnya. Aku tidak tahu apa tujuan dia. Mungkin untuk mencapai orgasmenya? Aneh sekali!

"Seumur – umur baru kau yang mengeluh setelah bercinta denganku. Kebanyakan wanita di luar sana akan menciumku setelah aku masuki lubangnya dan kubuat orgasme." Jelas Chanyeol kembali dengan gaya angkuhnya. Dia melepas kondomnya yang berisi penuh dengan sperma dan membuangnya ke pojok ruangan.

Spermanya sebanyak itu? kenapa tidak dikeluarkan di dalam vaginaku saja? Pasti menyenangkan saat cairan hangat itu memasuki rahimku dan meluber sedikit setelah bercampur cairanku sendiri.

Ya Tuhan kau berpikiran apa, Baekhyun? Aku menggelengkan kepalaku untuk menghilangkan pemikiran tersebut. Kupalingkan wajahku menghindari benda yang ada di selakangannya yang sedaritadi kupandangi.

"Apa kau sedang masa subur?"

Aku menggeleng sekenanya. "Tidak."

"Ku harap kau tidak banyak mendesah untuk yang ini."

Chanyeol kembali mengocok penisnya agar kembali tegak. Dia merebahkanku dan membuka pahaku lebar. Dia memposisikan tubuhnya di antara sela kakiku dan menopang tubuhnya dengan kukungan tangan yang ada di samping tubuhku.

Aku melebarkan mataku.

Hah?

Lagi?

"Peluk lenganku. Biarkan aku yang bergerak dan kau hanya tinggal menikmati."

Dia kembali menggodaku. Bibir vaginaku kembali dibelai dengan penisnya. Hanya dibelai tanpa segera memasukkannya. Klitorisku juga tak luput dari sasaran kejahilannya. Kalau seperti ini terus, bisa – bisa aku yang menungganginya!

"Ahhh Chanyeoll hhh cepaaathh aah." Nafasku tersengal. Kugenggam penuh penisnya sambil mencengkeram pundaknya. Kucoba untuk mengarahkan penisnya menuju vaginaku tapi tak kunjung masuk.

"Sudah kubilang biar aku yang melakukannya. Kau hanya perlu mendesahkan namaku dari bawah." Setelah mengecup keningku, penis miliknya langsung dihentak masuk ke dalamku.

"Aahhh." Aku kembali mendesah. Kali ini desahan nikmat karena Chanyeol menggerakan penisnya dengan lembut. Sontak aku melingkarkan kakiku ke pinggangnya. Ku tekan pipi pantatnya saat dirasa aku menginginkan hentakan dalam.

"Sssh aahh ahhh." Tusukan pelan tersebut membuatku merasa seperti dilindungi di pelukannya. Terasa lebih intim tanpa ada nafsu.

"Akuhh ahh ahh mencintaimuuhh Chanyeolllh ahh ahh ssh."

Chanyeol tidak menjawab pernyataanku tapi malah menghisap nipleku membuat hatiku mencelos.

Sesuatu ingin keluar dari vaginaku membuat vaginaku berkedut memijat penisnya.

Mungkin karena tidak tahan akan sensai penis yang dipijat vaginaku, gerakan Chanyeol yang semula lembut berubah menjadi cepat namun tidak kasar.

"Akh akh akh akh Chanyeol akh akh ssh akhh ouh akhhh."

Chanyeol merubah posisi menyamping. Diangkatnya sebelah kakiku dan kakinya masuk ke celah sana lalu menghentak penisnya dalam. Tenaganya masih sama seperti ronde pertama. Bedanya sex ronde ke tiga ini terasa lebih intim karena Chanyeol tidak memakai kondom sehingga penis polosnya bisa merasakan kehangatan lubangku.

Bibir kissablenya melumat bibirku dari samping yang kubalas lumatan di bibir bawahnya.

Chanyeol mengerang di sela – sela ciuman lalu melepas ciuman tersebut. Penisnya berkedut – kedut di dalam sana di sertai gerakan yang tidak teratur. Mengehentakku dalam dan cepat. Nafasnya memburu mengenai tengkukku. Mungkin sebentar lagi dia akan klimaks.

Kubantu Chanyeol untuk mencapai klimaksnya dengan kukencangkan otot vaginaku menyempit. Chanyeol mendesis nikmat sambil terus menyodokku.

"Baekhyuun!"

Sebuah cairan hangat yang kental memasukiku. Aku memejamkan mataku menikmati sperma yang sudah kutunggu sejak tadi.

Chanyeol melepas penisnya lalu menindihku. Dia kembali menghentak penisnya ke vaginaku sambil menangkup wajahku.

"Bisa kuminta ciuman setelah orgasme?"

Tidak perlu kujawab lagi ucapannya langsung saja ku lumat lembut bibirnya. Aku tahu dia tersenyum dalam ciuman kami.

Aku lupa semalam bermimpi apa yang jelas aku merasa bahagia sudah bercinta dengan Chanyeol.

Rasanya sulit untuk dilupakan!

Oh Tuhan, semoga ini bukan mimpi!

Chanyeol melepas lumatan kami dan benang saliva terjalin memutus ciuman tersebut. Chanyeol memandangkan intens membuat wajahku memanas. Dia menggerakan pinggulnya beberapa kali dengan tempo pelan sekedar untuk merangsangku kembali. "Mau mencoba gaya lain?"

APA?

TBC or FIN?

Hai ini ff rate – M pertamaku. GS lagi =_= semoga memuaskan. Dosa tanggung sendiri – sendiri ya.. dan satu lagi, kritik dan saran dibutuhkan di kotak review. Kelanjutan ff lemon ini tergantung readers. Review banyak ya bakal kulanjut. Mian, soalnya aku cuma kepengin dihargai kalian.

Thanks^^