A/N: Yaaaaahooooooo~ minnaaaaaa~~~~~~ TsukiRin balik lagi dengan cerita di fandom yang sangaaaaaaaaaaaaaaat Tsuki sayang~ #plaak! *gak ada yang nanya* (pundung) Forget it! Kali ini TsukiRin collaboration dengan adik yang lainnya, Natsuki! #plaak! O.k gak usah banyak cincong lagi, mari kita nista- eh, salah! Mari kita mulai cerita abal nan gaje satu ini! XD
XD Beauty Competition XD
Pagi yang cerah di Sanctuary, seluruh saint dari berbagai abad dan era menikmati waktu santai mereka di kuil masing - masing. Namun, kesantaian mereka berhasil dikacaukan oleh sebuah ledakan bom asap yang dengan sukses membuat beberapa diantara mereka menyumpah – nyumpah dengan berbagai serapah yang amat sangat elok untuk didengar telinga siapapun dari kuil masing - masing.
Seorang saint berambut ungu dengan master berambut hijau memandang ke arah ledakan asap yang kebetulan terjadi di depan halaman kuil Aries "Siapa?" seorang gadis berambut dark mint panjang yang diikat twin tail menatapnya sambil nyengir ala Naruto (di-rasengan Naruto) "Huuuaaaaaaloooow~ Mu-chan~ Shion dimana?"
Dengan ekspresi amat sangat ajaib, Mu memandang gadis itu dengan pandangan aneh bin ajaib. Bagai melihat nona ajaib yang tinggal di jalan ajaib dan punya rumah ajaib yang ajaibnya amat sangat dan amat sangatnya luar biasa ajaib (#plaak! *dilempar cloth sama Mu & batu sama minna*) "Siapa kau? Kenapa kau kenal dengan master?"
Gadis itu sama sekali tidak memperdulikan ucapan saint aries cantik satu itu (#plaak!) sebagai gantinya dia malah melenggang masuk ke kuil aries untuk menyeret Shion keluar. Selama beberapa saat, setelah terdengar berbagai suara plak! Bruk! Duak! Prang! Jdeeer!(?) Sreng!(?) Ciat!(?) Hiaaat!(?) Miaow!(?) dan sebagainya, kemudian gadis itu keluar dengan menyeret rambut Shion dengan cara yang mampu membuat Mu jawdrop + sweetdrop di saat yang bersamaan.
'Ini... apaan coba?'
Shion memegang rambutnya sambil men-death glare gadis itu "Hei, lepaskan!" Gadis itu cemberut dengan cara yang amat sangat imut dan mampu membuat Mu dan Shion berlari keliling Sanctuary sebanyak 15 x 3 putaran (author kena Starlight Extinction Mu dan Shion)... o.k back to the story!
"Nitsuki! Lepaskan rambutku!"
Gadis itu segera melepaskan rambut Shion yang saat itu masih berada di puncak tangga, sementara gadis itu telah menuruni beberapa anak tangga. Dan coba tebak saudara – saudara~ apa yang terjadi kepada master aries kesayangan kita yang satu ini~?
Yaap~! Benar sekali~ dia jatuh berguling – guling dengan seluruh keanggunan dan kecantikan gaya gravitasi yang dimiliki oleh bumi. Dan teriakan indah(?) Shion beserta Mu mewarnai langit Sanctuary huehehehe~
~(_~) ~(_)~ (~_)~
"Nitsuki, apa – apaan kau? Datang – datang langsung membuat kekacauan di kuilku, aku sedang istirahat!"
Gadis yang dipanggil Nitsuki itu nyengir tanpa dosa sambil mengobati beberapa lebam dan luka kecil master aries satu itu "Gomen~ Gomen~ hehehe... sebenarnya aku mau ngasi sesuatu ke Mu-chan dan Shion" Mu segera menyemburkan air minumnya dan terbatuk sambil menatap gadis berambut panjang itu "A- apa?! Apa aku tidak salah dengar?"
Nitsuki hanya tertawa kecil "Kau tidak salah dengar kok, Mu-chan~" dan dalam sekejab terdengar suara tawa dari master aries berambut hijau kita yang selalu memasang wajah serius dan madesu (#plaak!) "Mu, aku tahu kau memang kawaii tapi dipanggil dengan surfiks '-chan'?"
Dengan wajah memerah Mu memalingkan wajahnya, sementara Shion menatap Nitsuki dengan tenang "Kau mau memberikan apa?" Nitsuki memberikan sebuah kertas violet dengan hiasan ukiran dari tinta emas menghiasi pinggirannya "Ini~ satu untuk Shion, satunya lagi untuk Mu-chan~"
Mu menatap Nitsuki dengan jengkel "Jangan panggil aku dengan surfiks '–chan'!" Nitsuki tertawa kecil sambil berdiri "Habis Mu-chan kawaii banget sih, apalagi kalau senyum" kemudian gadis itu menuju kuil selanjutnya "Dadah Mu-chan~ Shion~ kuharap kalian berdua dapat berpatisipasi"
Mu memandang kepergian gadis itu dengan bingung, sementara Shion membaca kertas itu, kemudian dengan sebuah cengiran aneh bin ajaib yang pasti tidak pernah dilihat siapapun dia menatap Mu "Mu, kau harus jadi peserta dalam acara ini" mendengar ucapan sang master, Mu jadi sedikit terkejut "Apa? Peserta apa?" Shion hanya menyeringai usil "Jalani saja tugas yang kuberikan padamu" kemudian dia pergi meninggalkan Mu sendirian.
"Eh? S- Shion-sama! Tunggu! Peserta apa? Gadis itu..." namun sayangnya Shion telah kembali ke dalam kuil mereka dan kembali beristirahat. Sementara itu, dari bawah datang seorang pemuda berambut coklat "Mu-sama ada apa? Tadi kulihat ada bom asap, terus suara Mu-sama dan Shion-sama"
"A- ah... tidak ada apa – apa kok, Kiki. Ayo kita latihan lagi"
"Hai'! tapi... ini latihan betulin cloth atau latihan bertarung?"
"Lihat saja nanti"
"Aah~ aku mau latihan bertarung~"
Poor Kiki, keseringan latihan betulin cloth ya? #DilemparCloth
~(_~) ~(_)~ (~_)~
Seorang gadis berambut biru langit menatap kuil Taurus dengan tenang, kemudian dia menaiki tangga itu dengan tenang. Namun, langkahnya terhenti oleh seseorang "Berhenti di sana" gadis itu menatap pria itu dengan tenang, sementara pria itu mendekatinya "Siapa kau?"
Gadis itu menatapnya sambil tersenyum lembut "Saint Taurus Aldebaran?" pria itu jelas terkejut "Kenapa kau tahu namaku?" gadis itu masih mempertahankan senyum lembutnya "Siapa yang tidak kenal dengan anda? Aku datang untuk memberikan undangan ini..."
Gadis itu menyerahkan kertas violet dengan hiasan tinta emas di pinggir kertasnya "My lady berharap seluruh Saint Taurus dapat ikut berpartisipasi" kemudian dia meninggalkan pria itu terdiam seorang diri, sementara dia masuk dan menuju kuil selanjutnya.
"My lady? Siapa gadis itu?" perlahan wajah pria itu sedikit memerah saat mengingat mata gadis itu yang sangat tenang dan sedikit 'menghanyutkan' dia melihat ke arah gadis itu pergi.
~(_~) ~(_)~ (~_)~
Kemudian terlihat seorang gadis berambut ungu menghampiri kuil Gemini bersama Nitsuki "Aneki, kau akan baik – baik saja di kuil ini kan..." Nitsuki hanya tersenyum "Hati-hati aja, kuil ini paling ngejebak..." gadis berambut dark mint itu kembali mengangguk "Aku mengerti, imouto"
Mereka berdua berjalan menuju kuil itu dengan tenang, kemudian dua orang pria berambut biru menghadang mereka "Berhenti kalian berdua! Kalian dilarang melewati kuil ini!" Nitsuki menatap kedua pria itu dengan baik "Saint Gemini Kanon-Saga?"
Kedua pria itu langsung menatap Nitsuki dengan waspada, gadis itu hanya menghela nafas, dicurigai seperti itu sudah biasa baginya "Aku bukan Specter" datang seorang pria berambut biru yang lainnya, kemudian dia mendengus saat melihat Nitsuki "Ternyata kau, mau apa kau kemari?"
Nitsuki tersenyum lembut sambil berjalan ke depan pria itu dan memberikan kertas yang sama "Aku datang kemari untuk memberikan undangan" pria itu menatapnya dengan curiga sambil menerima kertas itu "Undangan? Kuharap ini adalah undangan upacara kematianmu, Nona Immortal"
Nitsuki berusaha mempertahankan senyumannya "Sayangnya harapanmu tidak terkabul Tuan Sarkastik" dia melihat seorang pria bersandar di tiang dekat mereka berdua berdiri "Ne, Defteros? Apa kau tidak bisa melatih kakakmu ini agar... ehem... sedikit tidak menyebalkan?" pria yang dipanggil Defteros oleh Nitsuki sedikit kaget.
"Apa kita pernah bertemu?"
Gadis itu menghela nafas "Tidak, tapi aku sering melihatmu bersama Natsuki" kemudian dia masuk ke dalam kuil itu, Defteros menahan tangannya "Tunggu! Kuil ini berbahaya!"
"Tenang saja Defteros, aku tidak memasang labirin saat ini" kata Cain yang baru muncul dengan Abel, Paradox, dan Integra. Nitsuki dan Natsuki bertukar pandangan mata lega, kemudian di belakang mereka menyusul gadis berambut biru yang baru datang dari kuil Taurus.
"My lady!"
Dalam sekejab death glare terbaik Nitsuki menusuk gadis itu "Sekali lagi kau panggil aku seperti itu Ringo. Kau akan terkena akibatnya" Natsuki tertawa kecil mendengar ucapan yang telah ribuan kali keluar dari bibir gadis berambut dark mint itu, gadis berambut biru itu tersenyum lembut "Hai' hai' aneki~"
"Apa aku tidak salah dengar?"
Nitsuki menatap pria yang dia panggil 'Tuan Sarkastik' itu dengan pandangan sebal "Sama sekali tidak, Aspros" Natsuki dan Ringo saling bertukar pandangan mata, mereka dapat merasakan hawa di sekitar mereka amat sangat tidak nyaman. Kemudian Ringo menarik tangan Nitsuki yang sudah bersiap mengeluarkan cosmo dark-nya.
"Kelihatannya My Lady sudah memberikan undangan itu..." gadis itu menatap surat undangan yang dipegang Aspros "...harap semua Saint Gemini bisa berpartisipasi dalam acara ini..." ucapnya lembut, kemudian dia menarik Nitsuki memasuki kuil Gemini bersama Natsuki dan meninggalkan seluruh saint yang menatap kepergian mereka.
Setelah mereka semua menghilang dalam kegelapan kuil itu, Aspros mendengus melihat ke arah mereka semua pergi "... bocah..." dia membaca undangan itu sambil mendengus sekali lagi "Undangan bodoh, aku tidak mau berpartisipasi" ucapnya sambil memberikan undangan itu kepada Defteros dan meninggalkan seluruh saint Gemini.
~(_~) ~(_)~ (~_)~
Nitsuki dan Natsuki memutuskan untuk melewatkan kuil Cancer, sebagai gantinya mereka mendorong Ringo untuk memberikan undangan itu kepada saint manapun yang sedang menjaga kuil itu. Dengan agak malas Ringo menatap kuil Cancer, kemudian dia melangkah pelan menaiki tangga itu. Tiba – tiba seorang pria menghadangnya "Mau apa kau kemari?" gadis itu sedikit terkejut hingga dia terpelaset jatuh "Kyaa!"
"Awas!"
Sebelum Ringo jatuh, pria itu sudah menahannya. Wajah gadis itu sedikit memerah "M- maaf..." pria itu mengangguk "Apa tujuanmu kemari?" Ringo memberikan surat undangan yang sama dengan surat – surat sebelumnya. Pria itu menatapnya dengan agak ragu, kemudian dia mengambil surat itu "Surat apa ini?" Ringo menatapnya dengan wajah semerah namanya (Ringo: apel) "Ini, undangan untuk seluruh Saint Cancer. K- kuharap kalian semua bisa datang"
Selesai berkata seperti itu, Ringo langsung membungkukkan badannya dan pergi meninggalkan pria itu. Beberapa saat kemudian, Defteros mendatangi pria itu "Hoi Deathmask!"
"Apa?" Defteros memandang pria itu "Apa kau terima undangan dari seorang gadis berambut dark mint dan berambut ungu?" dengan segera pria itu menggelengkan kepala "Tidak, yang mengantarkan undangannya seorang gadis berambut biru..." dia menarik nafas sedikit "Gadis yang ceroboh"
"Gadis berambut biru? Kalau aku tidak salah namanya 'Ringo', tapi..."
Pria itu hanya mengangguk asal - asalan sambil memperhatikan undangannya, sementara Defteros menatapnya dengan curiga "Kau tidak bermimpi kan, Deathmask? Apa bukan kau yang mengejutkan gadis itu?" saint Cancer itu menggelengkan kepalanya "Tentu saja tidak" kemudian seorang pria lain datang dengan santai.
"Yo, Deathmaask! Defteros! Ada angin apa kalian berkumpul di depan kuil?"
Defteros menghela nafas "Ada angin badai, Manigoldo"
~(_~) ~(_)~ (~_)~
Nitsuki berlari menaiki tangga menuju kuil Leo dengan penuh semangat, tidak jauh di depannya terlihat seorang saint yang sedang menarik seorang saint lainnya, gadis itu berteriak sambil melambaikan tangannya "Neee~~~~ Reguluuuus~~~~~"
Saint itu menatap ke arah Nitsuki, kemudian dia membalas lambaian gadis itu "Nitsuki! Ada apa? Kenapa kau kemari?" Nitsuki tertawa kecil sambil memberikan undangan yang sama "Datang ya~ aku mau semua Saint Leo datang dan turut berpartisipasi"
"Pasti!"
Kemudian saint yang selalu penuh semangat itu berlari ke dalam sambil mencari Aiolia. "Eh? Regulus, kenapa semangat gitu?" pertanyaan Ikki dilewatin begitu saja dan Regulus langsung menyeretnya ke dalam, mencari Aiolia bersama tanpa memperdulikan protes Ikki yang hendak mengunjungi Shun. Poor you huahahahaha...
~(_~) ~(_)~ (~_)~
Nitsuki memandang lemah kuil Virgo, ingin rasanya dia kembali dan menyeret Regulus bersamanya. Tidak lama kemudian terdengar suara seorang pemuda "Siapa di sana? Apa yang hendak kau lakukan di kuil ini?"
Nitsuki memandang kedalam kuil itu dengan ragu, antara ingin masuk dan tidak. Namun dia nekat untuk masuk dan menghadap seorang saint berambut emas panjang yang tengah bersemendi.
Dia bertanya lambat – lambat, takut salah orang "Saint Virgo Shaka?"
Saint di depannya sedikit mengangkat kepalanya "Benar, siapa kau? Apa tujuanmu kemari?" Nitsuki meletakkan sebuah kertas di dekat Shaka "Aku mengantarkan surat undangan, kuharap semua Saint Virgo bisa berpartisipasi"
Shaka merasakan kegelisahan gadis itu, kemudian dia menunjuk sebuah tempat di sampingnya "Bersemendilah, tenangkan fikiranmu dan kau akan mendapatkan jalan kebenaranmu" Nitsuki terkejut mendengar ucapan Shaka, sejenak wajahnya memerah "A... no... apa... eh..."
Shaka menanti gadis itu dengan tenang, kemudian Nitsuki membungkukkan badannya "T- terima kasih atas tawarannya, tapi aku harus segera pergi. Permisi" Shun yang dilewati Nitsuki menatap bingung Shaka "Ada apa, Shaka-san?" Shaka menyerahkan kertas undangan itu dan begitu Shun membacanya, dia langsung pasang ekspresi yang hanya bisa dimengerti DNSH "Andromeda, kau dalam bahaya yang lebih besar dari kebangkitanku" bisik Hades
~(_~) ~(_)~ (~_)~
Ringo menatap kuil Libra sambil tersenyum kecil, dengan tenang dia melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam kuil itu. Dia melihat seorang kakek – kakek sedang menatap langit "Saint Libra Dohko?" kakek itu menatap Ringo "Siapa?"
"Maafkan aku, tapi identitasku tidak penting. Yang penting aku bukan Specter..." kakek berkulit ungu itu menghela nafas "Apa tujuanmu kemari?" gadis itu memberikan sebuah undangan "Tolong datang bersama seluruh Saint Libra, dan saya harap Saint Libra bisa berpartisipasi, permisi"
Gadis itu membungkuk dan pergi meninggalkan Dohko, sementara yang ditinggal mengamati undangan itu dengan penuh tanda tanya.
~(_~) ~(_)~ (~_)~
Natsuki mulai kesal saat memasuki kuil Scorpio. Flow di sekelilingnya membuat temperamennya labil. "Milo-san, aru ka?" tanyanya. "Aku stand by terus di sini" seorang pria berambut emas panjang dan bergelombang muncul dari dalam sambil menyeret dua temannya. Seorang pria berambut biru yang sedang makan apel dan seorang gadis bertopeng dengan rambut pink. "Elu siapa? Ada urusan apa di sini?" tanya si rambut biru sambil memperhatikan Natsuki atas-bawah.
"Identitasku nggak penting, Kardia-san, dan aku datang untuk menyerahkan ini~ kalian bertiga ikutan ya, pliss~ demi Scorpio's Glory" kata Natsuki setengah memohon sambil menyerahkan kertas undangan "Uhm...oke deh—eh namamu Natsuki, kan?" tanya Milo memastikan. Natsuki hanya mengangguk dan melempar permen apel ke arah Milo, yang sialnya langsung direbut si gadis berambut pink lalu direbut lagi sama Kardia.
Sementara mereka bertiga berebut permen apel itu, Natsuki segera berlari meninggalkan mereka dan menuju kuil Sagittarius bersama Nitsuki dan Ringo yang telah menunggunya di ujung kuil.
~(_~) ~(_)~ (~_)~
Nitsuki berlari kencang ke arah kuil Sagittarius meninggalkan kedua adiknya yang berada di belakang, jelas gadis itu sangat bersemangat. Karena dia telah lama tidak bertemu dengan Aiolos (yang merupakan abang idaman adik manapun, sayang Nitsuki gak punya abang, adanya kakak cantik yg salah gender) #plaak!
Kemudian dia melihat seorang pria sedang berlatih memanah dengan tujuan seekor domba emas berkilauan di halaman kuil Aries "Aiolos-nii~" (Shion: Domba gw! #plaak!)
Gadis itu berhasil memecahkan konsentrasi Aiolos dengan sempurna, pria itu langsung melepaskan anak panahnya yang langsung mengarah ke kuil Leo dan jeritan salah satu saint Leo membahana dan menghiasi langit Sanctuary dengan sangat elok(?).
Aiolos menatap Nitsuki dengan agak pucat "Nitsuki!" gadis itu menatapnya dengan puppy eyes jutsu, seolah berkata 'maaf-aku-tidak-sengaja'
Mau tidak mau pria itu menghela nafas, kemudian dia menepuk pelan kepala Nitsuki "Lain kali jangan seperti itu lagi ya?" gadis itu mengangguk sambil menatap arah lain. Aiolos tertawa kecil "Tenang, tidak akan ada yang memarahkanmu"
"Nggak, paling nanti cuma kena ejek sama Aspros"
Mau tidak mau Aiolos tertawa kecil mendengar ucapan gadis itu, kemudian dia mengacak rambutnya "Kenapa kau kemari?" gadis itu tersenyum sambil memberikan suratnya kepada pria itu "Undangan show, datang ya? Nggak jadi peserta juga nggak apa kok~"
Aiolos mengerutkan dahinya, kemudian dia mengangguk "Baiklah, oh ya, apa Aiolia juga ikut?" gadis itu mengangkat bahunya "Enggak tau, kenapa? Pengen ngeliat Aiolia cross-dress ya?" pria itu tertawa sambil menepuk lembut kepala gadis itu.
"Aku mengantar undangan ke kuil – kuil lain dulu, pastikan nanti Nii-san datang ya?" pria itu mengangguk, memperhatikan gadis itu berlari masuk ke dalam kuil.
~(_~) ~(_)~ (~_)~
Ringo dan Nitsuki berlari sambil menarik Natsuki ke kuil Capricorn, kedua gadis itu berhenti mendadak saat melihat seseorang yang sangat mereka kenal "Master~" Nitsuki melambai kepada pria itu dengan penuh semangat, sementara pria itu menatapnya dengan terkejut.
"Nitsuki? Natsuki?! Kenapa kalian ada di sini?!"
Natsuki tersenyum sambil berlari ke samping pria itu "Tou-san, kami mau memberi kalian undangan" pria itu mengerutkan dahinya "Undangan apa?" Ringo memberikan secarik kertas berwarna violet yang sama dengan kertas lainnya kepada El Cid "Undangan show..."
El Cid berkedip beberapa kali saat menatap gadis itu dan menerima kertas undangannya, wajah gadis itu mirip dengan Nitsuki. Namun warna rambut dan matanya sangat berbeda dengan gadis itu "Nitsuki, dia siapamu?" Nitsuki menarik tangan Ringo "Dia kembaranku" pria itu menatapnya dengan sedikit terkejut "Ap-"
"Itu benar, tou-san. Ringo adalah adik kembar Nitsuki"
El Cid mengangguk kecil, dia masih tidak terlalu paham dengan hubungan kedua gadis yang memiliki cirri fisik yang lumayan berbeda itu. Tapi dia memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh. Kemudian ketiga gadis itu pamit meninggalkan El Cid dan menuju kuil selanjutnya.
~(_~) ~(_)~ (~_)~
Nitsuki tertawa kecil saat mendengar cerita Ringo saat gadis itu berkunjung ke kuil Cancer, kemudian mereka sampai di depan kuil Aquarius. Gadis itu memberi isyarat agar hanya dia yang bergerak. Natsuki yang tidak begitu tertarik untuk berjalan lebih jauh (dengan alasan kaki-nya mulai sakit) dan Ringo yang lebih memilih menemani Natsuki hanya mengangguk. Mereka membiarkan gadis itu pergi sendirian ke kuil Aquarius.
Nitsuki berjalan sampai di depan kuil itu, terlihat seorang saint berkacamata yang sedang membaca buku. Dia tertawa kecil sambil menatap pria itu.
Sementara itu, Degel menghela nafas saat merasakan sebuah cosmo yang telah lama tidak dia rasakan, dia sedikit terbelalak saat melihat seorang gadis berambut dark mint yang sangat mirip dengan seseorang yang pernah dia temui sewaktu masih kecil, sementara gadis itu tersenyum sambil berjalan dan berdiri di sampingnya "Lama tidak berjumpa, Degel. Kau sudah dewasa ya"
Pria itu sedikit terkejut melihat gadis berambut dark mint itu "Nitsuki-san?" Gadis itu mengangguk "Ya, ini aku. Senang melihatmu sehat. Terlebih..." gadis itu memandang buku pria itu dengan senang "... kelihatannya kau menjadi orang yang sangat diandalkan" mendengar ucapan gadis itu membuat Degel sedikit tersenyum kecil.
Pria itu mengamati dengan lebih cermat, gadis itu masih sama dengan yang dulu. Rambut panjangnya, tubuh mungilnya, dan hal lainnya. "Apa yang terjadi denganmu? Seharusnya sekarang usiamu sudah sekitar 30-an kan?"
Nitsuki tertawa kecil "Entahlah, yang aku tahu umurku hampir 17 tahun" Degel menahan tawanya yang nyaris meledak, kemudian dia menatap Nitsuki lagi, kali ini dengan pandangan penuh tanda tanya, sambil melepas kacamata-nya dia menutup bukunya "Kenapa kau kemari, Nitsuki-san?"
Nitsuki memberi sebuah surat undangan sambil tersenyum "Kuharap kau mau berpatisipasi, Degel. Tidak harus jadi pesertanya kok" pria itu mengerutkan dahinya dengan bingung "Peserta?" Nitsuki tertawa kecil, kemudian dia berbisik di telinga pria itu "Pastikan semua saint aquarius yang lain juga ikut, terutama Hyoga" Kemudian gadis itu pergi meninggalkan pria itu sendirian.
Degel menatap heran kepergian gadis yang (seharusnya) lebih tua darinya, kemudian Camus datang mendekatinya "Ada apa?" pria itu hanya menggelengkan kepalanya dan kembali membaca, sementara Camus mengamati Degel dan dikejutkan oleh Hyoga yang mengajaknya mengunjungi kuil Scorpio... dan akhirnya jadi korban battle memperebutkan permen apel (masih berlanjut ternyata).
~(_~) ~(_)~ (~_)~
Mereka bertiga sampai di depan kuil yang dipenuhi dengan mawar – mawar yang sangat indah, Ringo terlihat senang saat melihat kebun mawar itu. Namun Natsuki malah melarangnya mendekati kuil itu, Ringo hanya bisa sedikit merengut kecewa. Sementara Nitsuki menatap sang adik dengan tatapan 'aku-sangat-tidak-terima'
"Aku mau mau ketemu Aphrodite-nii dan Fica-nee" *Kena Piranha Rose Albafica*
Sebuah nada yang luar biasa tegas meluncur dari bibir mungilnya, namun Natsuki malah menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Nitsuki mulai menunjukkan tanda – tanda hendak membantah, namun dia keburu pingsan karena ditendang Natsuki.
"Aaah~ my lady~!"
"Aneki tidak akan apa – apa kok, tendangan itu paling hanya berefek kurang dari 10 menit untuknya. Aku titip dia sebentar ya"
Natsuki datang ke kuil Pisces sambil berlari dan memeluk seorang pria "Albafica-nii-san!" pria itu sedikit gelagapan "Natsuki! Kenapa kau ada di sini? Sudah kubilang kan kalau kuil ini sangat berbahaya, beracun dan-" Natsuki dengan segera membekap mulut kakaknya yang sangat berisik itu "Tapi aku akan baik – baik saja, jadi jangan terlalu khawatir"
"Hmmmph—"
Natsuki tertawa kecil sambil melepaskan Albafica, lalu mata chocolate-nya terarah ke pria lain yang mirip dengan Albafica "Nee, Aphrodite-san..." ia menyerahkan sebuah kertas violet dengan ukiran emas di pinggirannya "Kuharap kalian berEMPAT bisa berpartisipasi... oh iya, tenang aja, aku gak lewat taman belakang kok" katanya sambil menuruni anak tangga di depan kuil. "Empat...?" Aphrodite membaca isi kertas itu dan menatap para Pisces yang lain 'Albafica, aku, Cardinale, Amor... dih amit-amit kalau Amor jadi peserta' gumamnya dalam hati.
Sementara itu terdengar suara tinggi nan berbahaya Nitsuki mengomeli Natsuki setengah mati di bawah tangga kuil Pisces, hm~ poor you Nitsuki-chan. Kali ini bukan jatahmu untuk bertemu dengan kakak kesayangannya dan si cantik Albafica. Hahaha...
~ To Be Continued ~
Nitsuki: "O.k... Ada yang mau tau kelanjutan fanfic nista ini?"
Ruri: "Amat sangat nista, kau keterlaluan" (ngebaca fic dari awal)
Nitsuki: "Jangan nyelip kesini! Kau itu budak khusus di fandom Inuyasha!" (dikutuk ke neraka terdalam sama Ruri, ditendang Natsuki & dilempar ke dalam jurang neraka sama Ringo)
Ruri: "Dasar kejam!" (ngelempar Nitsuki pake sabit berantanya)
Nitsuki: "Berisik! Kesini! Kita berantem!" (ngambil twin dagger-nya)
Ruri: "Ayo! Siapa takut!" (ambil ancang – ancang)
Ringo: "Lupain aja mereka..."
Natsuki: "Ada yang mau ngasih ide buat kelanjutannya?"
Ringo: "Apapun itu, please review minna~"