Reproduk Murni
By: FloZhaKi
(Collaboration of Floral White, zhaErza/Cherry Philein and Kiyuchire)
Naruto Belong Masashi Kishimoto
Haruno Sakura & Uchiha Sasuke
Rate: M
.
.
.
Sebelumnya, saya zhaErza meminta maaf kepada para pembaca sekalian karena tidak menyambung fic collab ini selama lebih dari sepuluh bulan (soalnya sekarang giliran saya untuk menulis chap 6), dikarenakan ada kendala RL seperti KKN, Magang dan pembuatan Skripsi.
.
.
.
Chapter 6
Selamat menikmati
Don't Like? Don't Read!
.
.
.
Matanya masih menatap bingung kepada mata pelajaran biologi itu yang ada di meja belajarnya. Ia kemarin sudah mendapatkan penjelasan tentang sel telur dan sperma, tetapi ia masih tidak mengerti dalam beberapa hal.
Sepertinya ia harus menanyakan hal itu kepada Sasuke. Tapi, lelaki arogan itu menyebalkan dan selalu membuatnya naik darah.
Seperti yang dikatakan Tsunade-sama, ia harus belajar bersama Sasuke mengenai reproduksi manusia.
Sakura mulai bergerak dan keluar dari kamarnya. Ia ingin menemui Sasuke untuk menanyakan sesuatu.
Terlalu penasaran dengan apa yang ada di dalam penjelasan biologi itu, tetapi ia tidak terlalu mengerti apa maksud yang tertera di dalam pelajaran biologi yang digemarinya itu. Ia hanya membacanya.
Langkah demi langkah ia lewati, dan pandangannya menangkap Sasuke yang sedang duduk di sofa. Ia kemudian mendekatinya dan duduk tepat di sebelah Sasuke yang sedang bersantai.
"Apa?"
Bibirnya langsung mengerucut sebal saat sambutan pasangannya itu sangat-sangat sinis kepadanya.
Sasuke kembali memandang seseorang berambut merah jambu yang duduk di sampingnya. Matanya langsung memicing curiga saat ia menangkap wajah Sakura yang kelihatan ingin menanyakan sesuatu.
"Aku tidak akan menjawab pertanyaan bodoh darimu!" tukasnya dengan sinis saat ia melihat mulut Sakura terbuka untuk menyuarakan sesuatu.
Bibir kecil itu kembali terkatup dengan guratan sebal yang tersemat di wajahnya.
Sakura menggeram rendah karena melihat reaksi Sasuke.
"Aku kan belum bicara!"
"Hn."
"Apa kau sudah diajari oleh pria bertopeng itu? Apa saja yang kau pelajari?"
Sasuke menatap sekilas ke arah Sakura sebelum mendesah pasrah. Kemudian, ia menghadapkan dirinya ke arah Sakura untuk berbicara.
"Tentu saja masalah bereproduksi, Bodoh." Ucapnya santai sambil terkekeh kecil karena melihat Sakura yang bersungut-sungut.
"Kenapa kau tidak ajari aku, aku juga ingin bertanya mengenai rangsangan, itu bagaimana? Aku tidak mengerti?"
Sasuke menaikkan sebelah alisnya bertanda ia cukup tertarik mengenai pertanyaan Sakura.
Jujur saja, ia mengerti mengenai pertanyaan yang telah ditanyakan Sakura karena sudah dijelaskan oleh Kakashi. Tapi, apa benar ia harus menjelaskannya juga atau mencontohkannya kepada gadis seperti Sakura?
Ya, walaupun gadis berambut unik itu adalah mantan seorang rakyat rendahan, tetapi tetap saja sekarang gadis itu adalah seorang Reproduk Murni sama seperti dirinya.
Dan lagi, sekarang Sakura adalah pasangan reproduknya. Seperti yang telah dijelaskan, gadis itu dan dirinya sudah diikat bagai pasangan suami dan istri.
"Kau ingin tahu?" ucapnya dengan menyeringai kecil yang tidak diketahui oleh Sakura.
Sakura menganggukkan kepalanya, bertanda ia memang sangat penasaran dengan hal yang ditanyakannya itu.
"Baiklah, sekarang jawab pertanyaanku. Apa yang kau rasakan saat ini?"
Sasuke bertanya saat ia perlahan memegang pergelangan tangan Sakura dan menggenggamnya terlalu kuat.
"Sakit, Brengsek!" Sasuke kembali terkekeh kecil karena Sakura yang sekarang mencoba melepaskan genggamannya itu.
"Aku bercanda." Ucapnya sambil mengendikkan bahu dan mendapatkan pukulan Sakura di lengannya.
"Baiklah! Sekarang coba ceritakan apa yang kau rasakan? Tutup matamu!"
.
.
.
.
.
.
.
.
Sasuke yang telah melihat mata Sakura tertutup, lalu perlahan menggerakkan tangannya untuk membelai pelan wajah gadis yang masih memicingkan manik emerald yang dimilikinya.
Perlahan, tangan besar Sasuke memberi gerakan belaian lembut di pipi ranum pasangan reproduknya itu.
Sakura merasakan sesuatu dan itu aneh.
"Aku ... tentu saja merasakan tanganmu yang ada di pipiku." Ucap Sakura agak bingung dengan apa yang ia rasakan.
"Hn."
Sasuke lalu mendiamkan pelan jemarinya yang ada di wajah Sakura, lalu mengerakkan ibu jarinya untuk mengusap-usap lembuh rahang gadis itu dan lehernya. Membuat Sakura bergidik kecil.
"Ceritakan!" pinta Sasuke.
"A-aku merasa geli dan merinding."
"Hn."
Usapannya sekarang bukan hanya dengan satu tangan tetapi tangan Sasuke yang lainnya juga ikut membantunya. Sasuke sekarang menurunkan belaiannya ke arah pundak dan lengan Sakura.
Perlahan.
Dengan sangat pelan.
Sasuke lalu mengusap-usap sebatas bahu dengan kedua tangannya yang ada di kedua bahu Sakura, lalu membelainya dengan gerakan lurus terus ke bawah sampai kepada lengan gadis itu. secara berulang-ulang.
"Jangan buka matamu! Tetap rasakan dan kemudian ceritakan!" bisik Sasuke di telinga Sakura sambil meniup sisi-sisi leher dan telinganya.
Sakura hanya mengangguk dengan perasaan berdebar-debar.
Ia merasa seperti habis berlari jauh. Apalagi, saat Sasuke berbisik di telinganya dan kemudian meniup bagian itu, membuat ia seketika menahan napasnya.
Sasuke, entah bagaimana, ia merasa sesuatu yang aneh kepada dirinya. Ia dan Sakura belum pernah dalam keadaan seperti sekarang ini sebelumnya, maksudnya mereka belum pernah dalam situasi 'rela' dan dengan sadar melakukan hal seperti ini tanpa pemaksaan ataupun pertengkaran.
Sasuke kembali membawa tangannya untuk membelai pelan bagian punggung Sakura. Ia melihat wajah Sakura memerah dan gadis itu sedikit terkejut saat ia menyentuh daerah belakangnya.
Setelahnya, Sasuke mendekatkan wajahnya kembali dan merasakan keharuman Sakura. Lelaki itu tanpa sadar menyentuhkan bibirnya ke daerah pipi Sakura. Dengan tangannya yang telah berada di pundak dan leher Sakura.
Memberikan kecupan-kecupan kepada Sakura, mulai dari pipi, dagu, garis rahang gadis itu, hingga ia mencium pelan ujung bibir Sakura dengan memejamkan matanya dan seringai yang tersemat di bibir tipisnya.
Sakura terkejut.
Dirinya merasa terkejut saat ia merasakan sesuatu yang lembut dan kenyal ada di pipinya.
Ia bingung.
Lalu, kembali ia merasakan sesuatu yang membuat jantungnya bekerja lebih cepat. Saat sesuatu itu terus bergerak berpindah-pindah di sisi-sisi wajahnya, napasnya tertahan dan dadanya seperti sesak. Sesuatu yang aneh mengelitiki perut bagian bawahnya, seperti ada kepakan kupu-kupu diperutnya saat ia merasakan Sasuke melakukan sesuatu kepada bibirnya.
Ia tahu, lelaki itu telah melakukan kegiatan seperti saat ia hampir mati kehabisan napas seperti waktu itu. badannya merinding seketika. Dan ia memutuskan untuk menghentikan aksi Sasuke dan membuka manik emeraldnya.
Sakura menggerakkan tangannya untuk mendorong pelan dada Sasuke yang masih memberi kecupan dan ciuaman pelan pada bibirnya.
Sasuke yang merasakan pergerakkan Sakura pun akhirnya menghentikan ciumannya dan menatap Sakura. Jarak mereka hanya beberapa senti.
"Stt... jangan menolakku. Ikuti saja!" ucapnya pelan dengan tatapan mata tajam ke arah mata Sakura.
Sakura bingung dan ingin berbicara. Tapi, Sasuke sudah memotong ucapannya.
"Biar aku ajari!" dengan suara yang masih berbisik kepada gadis berambut merah jambu pucat itu.
Sakura hanya membeku mendengar suara Sasuke. Dan ia kembali dikejutkan dengan Sasuke yang telam menciumnya dengan pelan dan hati-hati, tapi lelaki itu kelihatan menggeram dan gemas terhadapnya.
Gadis bermata emerald itu merasakan sesuatu yang berbeda, tidak seperti saat ia melakukan hal ini dengan Sasuke yang memaksanya seperti waktu itu. Ini berbeda, ia merasa sesuatu yang asing dan membuatnya merinding.
Entahlah, tetapi ia tidak bisa memungkiri kalau ada sesuatu yang membuatnya menyukai gerakan Sasuke yang lembut tetapi sangat meresapi dalam ciuman itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sasuke melepaskan ciumannya walaupun ia sebenarnya tidak rela dan masih ingin merasakan bibir Sakura yang membuatnya kecanduan itu. Tetapi, melihat Sakura yang sudah kehabisan napas, maka ia melepaskan ciuman panjangnya dan hanya menatap wajah Sakura yang sudah sangat memerah dengan napas terngah-engah.
Menggeretakkan gigi geram, ia kembali mencium Sakura dengan satu lumatan yang memangut bibir bawah sang gadis dengan gemas.
Menimbulkan bunyi kecupan dan membuat Sakura semakin memerah dan lemas.
Walah ciuman penutup itu singkat, tetapi ia merasakan sesuatu yang membuat tubuhnya merinding dan kembali berdebar.
Sakura hanya bisa bersandar pasrah karena masih menarik napas. Sedangkan Sasuke, ia kembali berbisik di telinga gadis itu.
"Bagaimana? bisa kau ceritakan?" ucapnya dengan bibir yang menyeringai.
Setelah lebih bisa mengatur pernapasan dan tubuhnya, Sakura pun menceritakan apa yang telah dirasakannya terhadap sentuhan-sentuhan Sasuke.
Awalnya ia bingung dalam menjelaskan apa yang dirasakannya, tetapi Sasuke akhirnya kembali menjelakan mengenai apa saja yang dirasakan Sakura. Dan membuat Sakura mengerti.
"Nah, itulah yang dinamakan bentuk rangsangan dalam sex." Ucapnya ringan.
Sakura hanya menganggukkan kepalanya.
"Lalu, apakah setelah melakukan rangsangan akan melakukan sex?" Sakura masih saja penasaran dan terus bertanya dengan Sasuke.
"Tidak, sebenarnya masih banyak lagi bentuk rangsanan itu."
Bibir mungil yang kelihatan masih memerah karena ciuman Sasuke itu membentuk bulatan O bertanda ia mengerti.
"Sasuke, apa sebelum mengajarkanku, Kakashi juga melakukan hal ini kepadamu?" Sakura bertanya dengan wajah yang kelihatan polos dan penasaran.
Mata Sasuke terbelalak saat mendengarkan suara Sakura. Lalu, ia menyentil jidat dengan rambut pink itu dan membuat Sakura mengaduh.
Sakura mengusap-usap dahinya yang sakit karena perbuatan Sasuke.
"Bodoh, hal seperti itu hanya dilakukan kepada pasangan reproduk saja."
"Oh.. Jadi, kalian tidak melakukannya juga. Soalnya kalau melakukannya, kan pastinya kau bisa melihat wajah pria bertopeng itu!" gumaman Sakura yang masih dapat didengar oleh Sasuke.
"Ck, Baka."
.
.
.
.
.
Sasuke masih belum bisa memejamkan matanya untuk ke alam mimpi.
Pikirannya selalu saja berpusat kepada makhluk pink yang ada di kamar sebelah.
Entahlah, sejak ciuman itu mereka lakukan tanpa pemaksaan dan penolakan, ia tak berhenti memikirkannya. Dan yang lebih aneh lagi, setiap memikirkan hal itu, jantungnya pun mendadak berdebar lebih kencang dari batas kenormalan yang ada.
"Cinta... itu bagaimana?" lirihnya pelan sebelum ia menutupkan matanya agar bisa memenjarakan diri di alam mimpi.
.
.
.
.
.
Saat berada di sekolah, Sakura memisahkan diri dari Sasuke setelah mereka memasuki lorong untuk menuju ke kelas. Dengan beralasan untuk ke toilet, maka Sakura pun kini berjalan sendiri ke arah toilet yang letaknya tidak terlalu jauh dari lorong itu.
Langkah demi langkah ia berjalan menuju ke ruangan kelasnya. Dengan wajah yang cerah karena hari ini tentu saja Sasuke dan dirinya setidaknya tidak terlalu bertengkar atau memaki, ya mereka hanya saling ejek, tetapi itu tidak membuat mereka sampai memaki satu sama lain.
Tangannya terasa tertarik kuat saat ia berjalan.
Sakura memicingkan mata kesal karena tubuh bagian belakannya merasakan sakit akibat terbentur dinding lorong.
De javu.
Maniknya menatap galak pada apa yang sekarang terpampang di wajahnya. Seringai mencemooh lelaki yang telah memojokkannya seperti beberapa hari yang lalu.
Si panda merah sialan ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
A/N:
zhaErza: Hai haiiiii ... Gomen ya, updatenya lamaaa ... heheh ... gimana chap ini? Mudah-mudahan gak buat mata kalian sakit ya. Mudah-mudahan memuaskan kalian. Ok, thanks untuk yang RnR dan fave juga follow. Salam sayang dari Istrinya Itachikoi, zhaErza. :D
Kiyuchire: Ahh~ Shimatta~ Sebetulnya udah ada lama fic ini di laptop aku. Cuma daku gak sempet nge-beta-nya XD Puji Tuhan sekarang sempat. Padahal aku sedang Ujian Akhir Sekolah... Q-Q Doakan ya (Halah)
Floral White : Gomeeenn untuk semua riviewers, saya tidak bisa membalas ripiu kalian satu persatu di chap sekarang. Ini aja nyuri waktu begadang buat ol dan publish. Sekali lagi maaf. Terima kasih juga untuk kalian yg sudah repot-repot ngePM bua nanyain lanjutan penpik ini. ternyata masih ada yang inget #sesenggukandidadaembahMada