Aku tak mampu bergerak dalam kegelapan ini

Tak lagi mampu merasakan apapun bahkan saat air mataku mengalir sekalipun.
Kurasa aku akan mati jika kehilanganmu...
Kumohon... Selamatkan aku dengan cahayamu.

(B.A.P~Coma)

.

Love Blind

TaoRis Fanfiction

Kris x Tao/ Chanyeol x Tao/ Kris x Lay

Hurt /Comfort/ Drama

Yaoi/ Thypo's/makin gak jelas.

No flame or Bash!

Note author : Karena ada banyak yang menanyakan sebelumnya tentang cast ending dari ff ini,ChanTao or KrisTao?

OF course! Ini KrisTao ff!-meskipun saya gak memungkiri jika ternyata disini justru Chantao momentslah yang mendominasi.

Tapi ini tetap KrisTao/Taoris ff dan endingnya pun official pair. Oke?

Don't like...

Don't read!

TaoRis Present .

.

.

.

FLASHBACK

BRAKK!

Suara pintu yang dibanting dengan keras membuat keempat orang yang duduk diruang tengah itu terkejut setengah mati.

Terlebih saat mengetahui bahwa Chanyeol-sang pemilik kamar-lah pelakunya.
Belum sempat mereka membuka mulut untuk bertanya,mereka kembali dikejutkan saat namja itu menyambar jaket dan kunci mobilnya dengan cepat tanpa mengucapkan satu katapun. Namun satu hal yang mereka ketahui,bahwa wajah Chanyeol merah padam dan itu menandakan jika saat ini namja itu sedang marah.
Selebihnya mereka hanya bisa menebak jika ada yang tak beres dengan sang sahabat.

Dan tanpa dikomando,Sehun segera berlari menyusulnya, mengabaikan Luhan yang berteriak memanggilnya.

" Tenanglah hyung,Sehun akan segera memberi kabar apa yang sebenarnya terjadi pada Chanyeol hyung."ucap Kai menepuk pundak Luhan pelan. Luhan menghela nafas panjangnya lalu ia menatap Kai dan Kyungsoo secara bergantian. " Kuharap begitu Kai. Baiklah,aku akan pulang dengan membawa mobil Sehun,kau juga segera antar Kyungsoo pulang."jawab Luhan sembari bangkit dari duduknya yang kemudian diikuti oleh Kai dan Kyungsoo.

"Aku ikut denganmu saja Luhan hyung,kurasa Kai juga perlu menyusul mereka. Aku khawatir pada Chanyeol hyung."timpal Kyungsoo sambil berjalan mengekori Luhan.

Kai hanya mengangguk menyetujui ucapan kekasihnya itu.

.

.

.

.

.

" Argghhh...Brengsek! Aku benar benar akan membunuhnya!"teriak Chanyeol mengepalkan tangannya kuat.

" Tsk! Kau ini kenapa sih hyung? Siapa yang akan kau bunuh heh? Ish,apa yang sebenarnya terjadi huh?"gerutu Sehun kesal karena sejak masuk kedalam mobil itu yang didengarnya hanyalah umpatan umpatan Chanyeol yang tak jelas apa maksudnya. Sedangkan saat ditanya ada apa, namja yang lebih tua darinya itu tak menjawab.

.

.

.

" Bodoh,bodoh bodoh! Kenapa aku tak menyadarinya lebih awal hah? Oh Tuhaaaannn..."lagi namja tampan itu terus meracau.

" Yakk! Bisakah kau jawab pertanyaanku sekali saja hyung! Dan kau marah marah tak jelas seperti ini. Apa dengan semua ini masalahmu akan selesai hah?"bentak Sehun akhirnya.
Ia benar benar kesal pada Chanyeol yang kini justru terdiam. Sementara mobil yang dikendarainya melaju dengan kecepatan diatas rata rata. Beruntung ini sudah hampir tengah malam,jadi jalanan yang mereka lewati sudah tergolong sepi.

" Tao."jawab Chanyeol akhirnya,membuat Sehun mengerjap tak mengerti.

" Tao? Ada apa dengannya hyung? Kalian bertengkar? Tapi bukankah kau sendiri yang mengijinkannya untuk pulang tadi?" tanya Sehun penasaran.

"Bahkan saat dia hendak pulang tadi kalian semp-

SRAKK!

Sehun menghentikan ucapannya saat tiba tiba Chanyeol meletakkan selembar kertas yang sedari tadi dicengkramnya dengan kasar diatas dashboard.

"Ini apa Chanyeol hyung?"tanyanya sambil membuka kertas itu dengan beribu pertanyaan dibenaknya. Sebuah surat.
Dan matanya langsung menelusuri bait demi bait isi dari surat itu.

.
.

.

Chanyeol hyung...

Aku tahu aku tak pantas untuk sekedar meminta maafmu...
Dan aku tahu jika ini sudah sangatlah terlambat untuk menjelaskannya,tapi aku juga tahu jika aku tak selamanya bisa terus menyembunyikan kebohongan ini darimu.
Maaf...

Maafkan aku Chanyeol hyung... Bukan niatku membodohimu selama ini.
Bukan karena aku hanya ingin mempermainkan perasaanmu.

Tidak! Itu tidaklah benar. Karena aku benar benar mencintaimu.

Hanya saja aku takut kau meninggalkanku saat tahu kenyataan ini,kenyataan bahwa orang yang selama ini aku sembunyikan darimu adalah salah satu dari sahabatmu.

Dan juga aku takut membayangkan bagaimana nantinya hubunganmu dengannya,aku tak ingin kalian berselisih,karena seperti yang pernah aku katakan padamu,aku menyayanginya dan juga mencintaimu.

Aku takut melihat kemarahanmu....

Aku tak siap menghadapi kebencianmu padaku....

Tapi sekali lagi,aku tak bisa lari dari kenyataan ini seberapapun kuat keinginanku untuk menyembunyikannya.

.
Hyung...
Aku tahu jika selama ini,tanpa sepengetahuanku kau mencari tahu tentang siapa aku sebenarnya.
Dan yang kau tahu adalah namaku adalah Huang Zi Tao...
Ya! Memang benar namaku adalah Huang Zi Tao... Tapi itu 12tahun yang lalu,sebelum aku diadopsi oleh keluarganya.
Dan sekarang namaku bukan Huang Zi Tao lagi,tapi Wu Zi Tao...

Jadi... sekarang kau bisa menebaknya bukan,siapa kakak angkatku itu?

.

.

.

Sekali lagi minta maaf,aku tahu kata maaf saja tak cukup untuk menebus semua perbuatanku.
Tapi sungguh,aku mencintaimu dan aku siap menerima segala konsekuensi atas segala yang telah aku perbuat.

Aku tahu memaafkanku adalah sebuah hal yang tak mungkin bagimu.

Walaupun aku masih berharap kau mau memaafkanku dan menjemputku sekarang.

Akan kubuktikan padamu jika aku tak pernah bohong tentang perasaanku.

.

.

.

Aku mencintaimu hyung...

Zi Tao .

.

.

.

Sehun menahan nafasnya membaca bait demi bait tulisan itu,sesekali ia melirik Chanyeol yang masih fokus pada jalanan.
Ia bahkan tak pernah menyangka jika masalahnya akan serumit ini.
Bagaimanapun mereka semua tahu siapa dan seperti apa sifat Kris,dia sosok yang sangat posesif pada apa yang sudah diklaim menjadi miliknya.

Dan juga Chanyeol yang takkan mau mengalah pada Kris jika itu sudah mengenai urusan hati. Apalagi mengingat bagaimana cerita Tao tentang pengkhianatan Kris padanya,tentu Chanyeol takkan melepas Tao begitu saja. Dia sangat mencintai Tao,Sehun tahu itu.

" Lalu apa yang akan kau lakukan begitu kau bertemu dengan Tao hyung?"tanyanya sambil mengetuk pesan yang kemudian ia kirim kepada Kai.

Chanyeol kembali menggeram,tangannya mengepal kuat, " Aku tak tahu Sehun. Aku hanya tahu bahwa aku harus membawa Tao pergi dari namja brengsek seperti Kris itu, sekarang juga! "jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.
Sehun menghela nafasnya berat,sudah ia duga ini takkan semudah yang dibayangkan,Chanyeol takkan mau mengalah pada Kris.

Karena ia juga tahu se-posesive apa Chanyeol pada orang orang yang dicintainya.

FLASHBACK END .

.

.

.

.

" Arrgghh! Sudah kuduga,ada yang tak beres dari namja panda itu hyung..."teriak Kai diteleponnya. Ia sedang menelpon Kyungsoo yang memutuskan ikut dengan Luhan.

" Oh Tuhan Kai! Lalu apa yang bisa kita lakukan sekarang? Aku khawatir pada Chanyeol hyung,dia pasti sangat kecewa pada Tao."jawab Kyungsoo disebrang sana.

Kai menggeleng," Tidak,bukan itu yang aku khawatirkan hyung,aku tahu betul seperti apa sifat Chanyeol hyung,dia takkan melepas Tao begitu saja,dia sangat mencintai Tao,hanya saja... Aku khawatir pada Kris."ucapnya penuh kecemasan.

" Kau benar Jong In,kita semua tahu seperti apa sifat Kris hyung,dia pasti juga tak melepaskan Tao. Baiklah kalau begitu kita bertemu diapartement Kris sekarang. Kita harus memastikan bahwa tak terjadi apa apa pada mereka." usul Luhan sebelum memutuskan sambungan telfon yang sengaja diloudspeaker oleh Kyungsoo. Kyungsoo mengangguk tanda setuju. .

.

.

.

.

Chanyeol membanting pintu mobilnya dengan keras sebelum berlari dengan cepat menuju lift.
Sehun hanya bisa menggeleng pasrah melihat sang sahabat yang sebegitu paniknya hingga bahkan tak sempat mencabut kunci mobilnya. Tak mau terlalu lama berfikir, Sehunpun segera turun dari mobil itu dan berlari menyusul Chanyeol yang hampir saja menutup pintu liftnya.

Sehun mengerutkan keningnya tak mengerti saat tiba tiba Chanyeol menahan tangannya yang hendak menekan bel apartement Kris,ia menatap Chanyeol dengan pandangan bertanya. Sementara Chanyeol tampak membuka smartphone miliknya. Lalu dengan cepat pemuda itu menekan angka password apartement itu.

" Darimana kau tahu passwordnya hyung?"tanya Sehun penasaran.

" Tao."jawab Chanyeol singkat yang kemudian langsung masuk begitu pintu apartement itu terbuka. Pemuda itu langsung berlari mencari kekamar Tao begitu mendengar teriakan Kris dari sana.

Dan pemandangan yang dilihatnya sangat mengejutkan.

Disana... Dipojok ruangan kamar itu Chanyeol melihat bagaimana tangan Kris masih mencengkram leher Tao yang sudah pucat pasi. Ia terdiam membeku ditempatnya hingga teriakan Sehun menyadarkannya.

" Tao!"Sehun segera berlari dengan cepat menangkap tubuh Tao yang terkulai lemas dan hampir saja membentur lantai akibat Kris yang tiba tiba melepas cengkramannya saat mendengar teriakannya tadi.

Dan seperti baru sadar dari mimpi buruknya Chanyeol berjalan mendekati Kris yang kini menyandarkan tubuhnya didinding dengan linglung.

BUGH!

Sebuah pukulan telak dari Chanyeol membuat Kris jatuh tersungkur dilantai. Namja tampan itu hanya diam, tak ada sedikitpun keinginannya untuk bangkit dan membalas pukulan itu. Dan itu membuat Chanyeol semakin geram.

" Apa yang kau lakukan padanya brengsek? Kau ingin membunuhnya hah? Jika terjadi apa apa padanya,aku benar benar akan membunuhmu Wu Yi Fan!" teriaknya dengan kemarahan yang memuncak. Ia mencengkram kerah kemeja yang dikenakan Kris dan menariknya agar lebih dekat padanya.

Kris hanya menatap Chanyeol dengan datar, " Jangan ikut campur urusanku Park Chanyeol. Tao adalah kekasihku,jadi dia harus bersamaku. Dia hanya milikku!"ucapnya dengan nada dingin.

Chanyeol terkekeh pelan," Kau membuatku ingin tertawa Kris. Siapa yang kau sebut sebagai kekasihmu? Tao? Apa kau sudah tuli,atau bahkan buta Kris? Aa kau tidak mendengar saat Tao mengatakan siapa yang dicintainya hah? Tidakkah kau melihat pada siapa dia memberikan cintanya sekarang Kris?"teriak Chanyeol semakin emosi.

" Sadarlah Kris bahwa kau sudah kalah oleh permainanmu sendiri. Kau terjebak oleh perangkap yang yang kau buat sendiri. Jadi jangan salahkan Tao jika kini ia meninggalkanmu."lanjut Chanyeol rendah yang kemudian membuat Kris menggeram marah.

Ketakutan yang sedari awal membelenggunya kini terasa semakin mencekiknya.
Takut akan kesendiriannya...
Takut akan ditinggalkan...
Takut diabaikan...

.

.

.

" Tidak! Dia mencintaiku Park Chanyeol,dan dia hanya menjadikanmu sebagai pelariannya saja, apa kau tak pernah berfikir untuk apa dia tak memberitahumu tentang hubungannya denganku hah?"ucap Kris sambil tersenyum sinis.

" Itu karna dia tak pernah benar-benar mencintaimu." lanjutnya kemudian.

Chanyeol terhenyak,dadanya terasa sesak seketika.

Ucapan Kris benar,Tao memang menyembunyikan hubungannya dengan Kris. Tapi apakah benar Tao menganggapnya sebagai pelarian dan hanya mempermainkan perasaannya?

Kekalutan melanda hatinya,namun ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri jika Tao benar benar mencintainya.

Sesaat kemudian ia balas tersenyum pada Kris," Ya! Kau benar Kris,Tao memang membohongiku tentangmu,tapi aku selalu percaya jika ia melakukannya karena takut aku akan meninggalkannya. Dan juga... Bukankah koper itu sudah cukup menunjukkan siapa yang dipilihnya heh?"ucap Chanyeol sambil menunjuk koper milik Tao.

Kris hanya diam terpaku.

" Dia memilihku Kris, dia mencintaiku! Sekarang aku disini untuk menjemputnya,dan setelah ini takkan kubiarkan kau menyentuh kekasihku sedikitpun. Camkan itu baik baik!"ucap Chanyeol ketus,nadanya penuh dengan ancaman yang membuat Kris semakin terpuruk.

" Dia kekasihku Chanyeol! Bukan kekasihmu. Kau yang harus-

" Yak! Bisakah kalian menunda pertengkaran kalian! Apa kalian ingin Tao benar benar mati hah!" teriak Sehun marah melihat kedua namja itu masih terus bersitegang.

Sementara Luhan dan Kyungsoo yang baru saja datang langsung menangis melihat kondisi Tao yang terkulai lemas dengan wajahnya yang pucat pasi. Namja manis itu tak bergerak sedikitpun,bahkan ia tak terlihat bernafas. Kyungsoo yang memeluk Tao tampak berkali kali mengecek denyut nadi namja itu dan memastikan bahwa dia masih hidup.

Chanyeol tersentak, ia merutuki dirinya yang terlalu larut oleh kemarahannya hingga ia melupakan keadaan Tao. Ia segera berlari menuju Tao yang masih berada dipelukan Kyungsoo,meraup tubuh sang kekasih dengan cepat dan mendekapnya erat. Ia menepuk pipi Tao berkali kali untuk membangunkan kekasihnya itu,namun sejauh ini tak ada tanda tanda Tao bergerak sedikitpun.

" Peach! Bangun Peach,kumohon Baby..."

Dan untuk pertama kalinya,Chanyeol meratap penuh kesedihan dan juga ketakutan. Ia lalu menatap Kris yang masih terduduk dilantai dengan tatapan penuh kebencian.

" Kau bilang kau mencintainya Kris? Tapi lihat,apa yang kau lakukan padanya? Kau membunuhnya Kris! Kau yang membunuhnya brengsek!" Chanyeol meraung keras sebelum kemudian ia bangkit dengan susah payah dan menggendong tubuh Tao keluar dari apartement itu.

" Kau temani Kris hyung disini Kai hyung, aku akan mengantar Chanyeol hyung,aku tak yakin dengan keadaannya saat ini jika ia menyetir."ucap Sehun lalu berlari menyusul Chanyeol yang diikuti oleh Luhan. Sementara Kai dan Kyungsoo hanya bisa saling pandang melihat keadaan Kris yang tak kalah mengenaskan.

Namja tampan berambut pirang itu kini terduduk lemas dilantai dengan beberapa luka memar diwajahnya akibat pukulan dari Chanyeol barusan,ia menunduk menatap kedua telapak tangannya dengan tatapan tak percaya.

" Apa yang telah aku lakukan padanya? Aku membunuhnya, aku mencelakainya."gumamnya pelan lalu menatap kedua sahabatnya itu dengan pandangan kosong.

Kai berjalan mendekat dan mensejajarkan tubuhnya dengan namja yang lebih tua darinya itu. " Sudahlah hyung, kita berdo'a saja semoga Tao tak apa apa."ucapnya sambil membantu Kris untuk bangkit dan mengajaknya duduk diranjang milik Tao.

Sementara Kyungsoo menyodorkan segelas air hangat padanya. Kris lalu meneguk air putih itu hingga habis," Aku mencintainya Jong In,aku hanya tak ingin kehilangannya."balas Kris lirih.

Kai menepuk pundak sang sahabat pelan," Tak selamanya apa yang kita inginkan bisa tercapai hyung. Biarkan kini Tao yang memilih kebahagiaannya,bagaimanapun kau sudah terlalu dalam menyakitinya. Apa kau masih ingin melukai perasaannya lagi heum? " jelas Kai hati hati.
Ia tahu betapa rapuhnya hati Kris saat ini,dan sebisa mungkin ia menenangkan namja pirang itu agar tak hilang kendali lagi.

Kris menggeleng lemah, " Tapi aku sangat mencintainya Jong In,dan aku tak yakin apa yang dapat aku lakukan tanpanya disampingku."ucapnya penuh kehancuran.

Kai dan Kyungsoo menghela nafas beratnya,mereka hanya bisa saling pandang lalu menatap Kris dengan iba.

Benar bukan? Sering kali sebuah kesalahan membawa kita pada jurang penyesalan yang dalam. Dan parahnya kita baru menyesalinya saat tak lagi ada kesempatan kedua.

.

.

.

.

.

.

Chanyeol masih saja berjalan mondar mandir didepan unit gawat darurat itu,sudah setengah jam berlalu tapi dokter yang memeriksa keadaan Tao belum juga keluar.
Cemas dan rasa takut menggelayuti itu kembali merutuki betapa bodohnya dia hingga tak menyadari sedari awal jika orang yang Tao maksud sebagai kekasih dan juga kakak angkatnya adalah Kris. Padahal jelas jelas apa yang Tao ceritakan sebelumnya sama persis dengan keadaan keluarga Kris.

Dan juga bukankah mestinya mereka semua termasuk dirinya pernah bertemu dengan Tao,mengingat hubungan persahabatannya dengan Kris tergolong sangat akrab?

Ya,jawabannya adalah tidak!

Karena Kris tak pernah mengenalkan Tao pada mereka. Dan sebagai sahabat, mereka-termasuk juga Chanyeol- cukup menghargai apa yang menjadi privasi dari Kris.

Tak berapa lama kemudian,seorang dokter muda berwajah tampan tampak keluar dari ruangan dimana Tao dirawat. Chanyeol yang melihat itu langsung menghampiri sang dokter.
" Siwon hyung, bagaimana keadaannya? Apa dia baik baik saja? Dia tak apa apa kan?"tanyanya bertubi tubi.

Siwon- sang dokter muda itu,tersenyum melihat kepanikan Chanyeol,ia lalu menepuk pundak namja itu pelan," Tenanglah Chanyeol,dia sudah tak apa apa sekarang. Dia hanya perlu sedikit istirahat untuk memulihkan kondisinya. Tapi..." Siwon menghentikan ucapannya lalu menatap sekelilingnya,seperti sedang mencari seseorang.

" Tapi apa hyung?" Chanyeol bertanya dengan tak sabar.

" Tapi kemana Kris? Kenapa sejak tadi aku tak melihatnya? Apa kalian tak memberitahunya?" Siwon justru balik bertanya. Sekali lagi ia megedarkan pandangannya mencari sosok Kris,namun yang dilihatnya hanyalah Sehun dan Luhan yang kini saling pandang mendengar pertanyaannya.

Chanyeol menggeram pelan,"Jadi kau tahu jika Tao adalah adik Kris,hyung?"tanyanya dingin.

Siwon menatapnya dengan tatapan tak mengerti." Kau ini aneh Chanyeol,tentu saja aku tahu. Apa kau lupa jika aku adalah dokter pribadi keluarga Wu heum?"lagi Siwon menjawab pertanyaan Chanyeol dengan pertanyaan,membuat Chanyeol menatapnya dengan tatapan tak percaya.

" Sudah,sekarang cepat hubungi Kris, dia pasti akan sangat khawatir jika Tao tak pulang tepat waktu."perintah Siwon yang ditanggapi dengan dengusan kesal Chanyeol.

" Tak akan! Dan aku tak mengijinkan siapapun untuk mengabarinya hyung,mendengar namanya saja aku sudah muak!"jawab Chanyeol ketus sambil berjalan masuk kedalam ruangan tempat Tao dirawat.

Siwon semakin bingung pada sikap Chanyeol yang menurutnya aneh itu,ia lalu mengalihkan pandangannya pada kedua namja yang berada tak jauh darinya,Sehun dan Luhan.

" Bisa kalian jelaskan apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku tak boleh menghubungi Kris? Dan apa hubungan Chanyeol dengan pingsannya Tao?"tanyanya bertubi tubi pada kedua orang itu.

.

.

.

Namja itu mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan kafe tempat mereka duduk saat ini. Ya,setelah pertemuan mereka ditaman tadi,Lay dan namja itu memutuskan untuk pergi kesebuah kafe yang terletak tak jauh dari taman itu untuk sekedar berbincang.

"Lama sekali kita tak bertemu Yixing-ah,bagaimana kabarmu heum? Apa sekarang kau sudah bekerja?"tanya namja itu sambil menyesap Latte miliknya. Sementara Lay-namja yang dipanggil Yixing- oleh namja itu mengangguk pelan.

"Aku baik baik saja hyung? Dan aku juga sudah bekerja."jawabnya sambil mengalihkan pandangannya dari namja itu. Wajah cantik itu bersemu tipis saat pandangan mereka bertemu. Sementara namja didepannya itu hanya tersenyum kalem.

" Kau sendiri bagaimana Joon Myeon hyung? Kau kesini untuk bekerja atau sekedar berlibur heum?"lanjutnya lagi.

Namja yang dipanggilnya Joon Myeon itu kembali tersenyum," Kau masih saja memanggilku dengan nama asliku Lay. Panggil saja aku Suho seperti yang lainnya,itu akan terlihat lebih baik bukan?."ucapnya kemudian.

Lay tersenyum dan kembali mengangguk pelan," Euhm, baiklah Su-Suho hyung..."ucapnya gugup,wajahnya semakin merona merah saat menyebut nama namja didepannya itu.

Suho mendesah pelan," Hhhh...Sayang sekali kau sudah bekerja,padahal sebelumnya aku berharap bisa mengajakmu bekerja ditempatku bekerja saat ini."ucapnya sambil menyamankan posisi duduknya.

Lay mengerjap," Ne?"tanyanya seprti tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Membuat Suho terkekeh pelan olehnya, " Kenapa heum? Kau tak percaya? "tanyanya menggoda yang membuat Lay menjadi salah tingkah,ia tak tahu harus menjawab apa.

" Euhm... Bukan begitu hyung,hanya saja kupikir kau masih tinggal di Berlin."jawabnya dengan gugup.

Suho meletakkan gelas Latte yang baru saja disesapnya itu,lalu mengalihkan pandangannya kearah jendela besar di ruangan itu.

Diluar jalanan sudah lengang. Ya tentu saja,ini sudah lewat tengah malam.

" Appa menugaskanku untuk menghandle perusahaannya yang berada disini, dan aku juga baru dua minggu berada di Korea ini Lay."jawabnya kemudian.

Lay mengangguk mengerti, "Lalu, alamat yang kau cari barusan itu alamat siapa hyung? " tanyanya penasaran yang pada akhirnya membuat Suho jadi teringat akan tujuan awalnya berada ditempat itu.

" Ah itu,aish kenapa aku sampai lupa. Aku sedang mencari seseorang. Seseorang yang sangat penting dalam hidupku Lay. Euhm... Jika kau tak keberatan bisakah kau menolongku untuk mencari tahu alamat ini? "ucap Suho sambil menyodorkan kertas yang berisikan alamat yang dicarinya itu kepada Lay.

Lay menerima kertas itu dan matanya membelalak lebar saat membaca alamat yang tertera di kertas itu. Ia menatap Suho dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Kenapa 'dia'? Haruskah ini terjadi lagi?"

" Hhhh... Sebenarnya Mommynya sudah memberiku nomor telefon dan alamat barunya disini,tapi alamat itu hilang. Dan karena untuk saat ini aku benar benar sibuk dan tak punya waktu yang cukup untuk mencarinya lebih detail,jadi... Bisakah kau menolongku Lay? Please..."jelasnya Suho panjang lebar tanpa memperhatikan raut wajah Lay yang berubah sendu.

" Kenapa hyung? Kenapa harus kau ulangi lagi? Sebegitu berartikah dia bagimu? Hingga kau tak mampu untuk melihat keberadaanku?"

Lay mengepalkan tangannya keras,ia hanya mampu terdiam menatap Suho yang kini tengah menatapnya penuh harap,memintanya menemukan alamat itu.

Ya,Lay memang tahu alamat itu,sangat tahu.
Karena alamat itu adalah alamat apartement yang ditempatinya saat ini.

- Bukankah mestinya ia bahagia saat Suho mengatakan bahwa pemilik alamat yang dicarinya itu orang yang sangat berarti untuknya?

-Bukankah itu berarti orang yang dimaksud Suho adalah dirinya?

-Lalu kenapa ia mesti bersedih dan terluka karenanya?

Jelas,karena permasalahannya adalah apartement yang ditempatinya saat ini adalah apartement yang dulu ditempati oleh Kris dan Tao.

" Sampai saat inipun aku masih tak mampu mengalahkanmu Huang..."batinnya menggeram.

.

.

.

_oooo000oooo_

Perlahan sepasang black pearl itu mengerjap,memperlihatkan betapa indah anugrah Tuhan itu meski dalam keadaan sayu sekalipun.
Dan yang dilihatnya pertama kali adalah sang kekasih yang tengah tertidur disampingnya dengan berbantalkan sebelah lengannya,sementara satu tangan lainnya ia gunakan untuk memegang tangan miliknya. Menyatukan jari jari mereka,seolah ia tak ingin ikatan itu terurai walau hanya seinci saja. Dan dalam keadaan tak sadar sekalipun, wajah itu masih mampu menunjukkan sisa sisa kecemasannya.

Ia-Tao- menghela nafas panjangnya,ia tahu betul seperti apa sifat Chanyeol,namja itu akan selalu saja cemas dan panik saat Tao sedang tak enak badan seperti saat ini.

Ia tersenyum memandang wajah tampan sang kekasih.

" Selalu saja begini heuh?"gumamnya pelan sembari mengulurkan sebelah tangannya bermaksud untuk membelai paras indah itu. Namun gerakannya terhenti sebelum tangannya menyentuh pipi sang kekasih. Dan sejenak kemudian senyumnya lenyap,berganti dengan wajahnya yang mendadak yang pucat pasi begitu ia ingat hal apa yang membuatnya berada ditempat ini.

" Cha-Chanyeol hyung? "ucap Tao dengan lirih dan gugup. Serasa ia kehilangan oksigen untuknya bernafas.
Ia takut dan juga tak percaya jika saat ini Chanyeol ada disampingnya. Dan juga...Sudah pasti Chanyeol tahu semuanya.

Begitu takutnya Tao hingga tanpa sadar ia menarik kasar tangannya yang masih tertaut dengan tangan sang kekasih. Dan justru membuat Chanyeol terbangun oleh gerakannya itu.
Namja itu mengerjap pelan kearah Tao yang kini membuang pandangannya kearah lain.

" Baby,kau sudah bangun heum? Apa kau sudah merasa lebih baik? Apa masih ada yang sakit?"tanyanya bertubi tubi seraya bangkit dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa keadaan sang kekasih. Dan bukannya jawaban yang didapatnya,justru kini Chanyeol terkejut bukan main saat tiba tiba Tao menepis tangannya dengan keras,bahkan sebelum ia sampai menyentuh wajah namja manis itu.

" P-Peach... Ada apa denganmu baby? "tanyanya diliputi rasa penasaran. Tao tak menjawab bahkan kini ia merubah posisi berbaringnya membelakangi Chanyeol. Akhirnya Chanyeolpun bangkit dari duduknya,tangannya terulur meraih bahu sang kekasih dan membalikkannya menghadap dirinya lagi,tak ada perlawanan apa apa dari Tao,pemuda manis itu hanya diam dan menurut.

Namun tetap saja ia tak mau menatap kearah Chanyeol.

Dan Chanyeol tahu alasan apa yang membuat kekasihnya itu tak mau menatap kearahnya.

Namja tampan itu lalu tersenyum lembut dan kembali mengulurkan tangannya untuk membelai pipi sang kekasih.

" Apa kau sudah merasa lebih baik heum? Atau masih ada yang sakit Baby?"tanyanya lagi dengan sabar.

Dan Tao tetap tak menjawab pertanyaannya,namun pemuda itu kini menatap tajam kearah Chanyeol dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.

" Kenapa hyung? Kenapa kau masih baik padaku? Bukankah mestinya kau marah atau bahkan memukulku setelah tahu siapa aku sebenarnya? Kenapa kau tak marah? Kenapa kau bersikap seolah olah tak terjadi apa apa hyung? "gumamnya pelan.

Chanyeol menghela nafasnya berat,sungguh ia tak ingin membahas hal ini sekarang,terlebih dalam keadaan Tao yang masih belum pulih. Dan ia sangat mengkhawatirkan kesehatan kekasihnya itu.
Namun saat ini Tao lah yang memulainya, memulai membahas hal yang sangat tak ingin didengarnya itu.

" Ya,aku memang sudah tahu semuanya Tao, dan aku meminta maaf atas kebodohanku selama ini,yang tak pernah menyadari bahwa si brengsek itu adalah kakakmu. Maafkan aku yang tak mampu menjagamu seperti janjiku Peach..."ucap Chanyeol pada akhirnya.

DEG!

DEG!

Tao meremas dadanya kuat,sakit... Sangat sakit mendengar semua ucapan Chanyeol barusan. Ucapan yang membuat hatinya terasa disayat oleh rasa bersalah.
Begitu tulus ia mengatakannya,dan penuh dengan rasa penyesalan.

Bukankah yang pantas meminta maaf disini adalah dirinya?
Kenapa justru Chanyeol yang mengatakannya?

Air matanya pun turun tanpa mampu ditahan,ia menangis menatap Chanyeol yang kini menatapnya penuh kecemasan.

" Peach,maafkan aku... Maaf jika kata kataku menyakitimu baby,ma-

"Hiks,bodoh! Kau bodoh hyung! Kenapa kau tak marah setelah aku membohongimu hah? Bahkan aku tak pantas untuk mendapat maafmu hyung..."seru Tao memotong ucapan Chanyeol.
Air matanya semakin deras mengalir dan nafasnya memburu penuh emosi.

Ya,Tao memang marah,tepatnya ia marah pada dirinya sendiri.

Chanyeol langsung menarik tubuhnya untuk bangun dan mendekapnya erat,seolah ia takut Tao akan lari darinya.

" Ya,aku memang bodoh Peach... Aku memang bodoh karena tak mampu marah padamu. Tapi apa kau tak pernah merasa jika kau jauh lebih bodoh dariku huh?"ucapnya sambil membenamkan wajahnya diceruk leher pemuda panda itu.
Tao terdiam,ia tak mampu membalas apa apa, bahkan untuk sekedar membalas pelukan itu sekalipun.

" Kau bodoh karena kau tak mau berterus terang padaku. Dan juga, kau bodoh karena kau mengira aku akan meninggalkanmu. Bukankah aku pernah bilang jika aku tak peduli pada masa lalumu huh? Apakah sesulit itu bagimu untuk mempercayaiku Peach?"lanjutnya tetap memeluk pemuda itu.

" Tapi kenapa kau memaafkanku hyung?"lagi,Tao masih tak percaya jika Chanyeol akan memaafkannya dengan semudah itu.

Chanyeol melepaskan pelukannya,lalu tangannya bergerak menangkup wajah kekasihnya itu.

" Karena aku mencintaimu Peach,dan aku percaya jika kau tetaplah kekasihku. Kau adalah milikku,Baby Peachku. Dan kita akan selalu bersama. Sekarang ataupun nanti."jawab Chanyeol dengan sinar mata penuh harapan.

Tao menunduk,hatinya dipenuhi rasa bersalah dan juga terharu,sungguh ia merasa menjadi orang yang paling beruntung karena memiliki kekasih setulus Chanyeol.

" Hey,kenapa melamun heum? " tanya Chanyeol yang membuat Tao sontak mendongak kearahnya. Dan belum sempat ia menjawab pertanyaan Chanyeol,bibirnya sudah tertutup oleh ciuman hangat yang menyalurkan seluruh perasaan mereka.

Saling berbagi dan saling menikmati. Lembut dan sedikit memburu.

Ya, Chanyeol memang selalu seperti itu,selalu memberikan yang terbaik kepadanya,dan ia menyukainya...

Ciuman itu masih berlangsung, dan masing masing dari mereka seolah enggan untuk melepasnya.
Meski untuk Tao, ia harus menahan rasa sesak yang mulai menjalari paru parunya karena nafasnya yang mulai menipis. Wajahnya memerah sempurna,dan tangannya meremas pelan ujung kemeja yang dikenakan Chanyeol.

Tanpa menyadari jika sedari tadi tiga orang yang berada didepan pintu kamar itu memperhatikan aktivitas itu.

.

.

" Bisakah kau tak membuat kondisi pasienku semakin buruk Park Chanyeol?"dan interupsi itu membuat Tao melepas ciuman itu dengan cepat dan menoleh kearah sumber suara. Didapatinya Siwon-dokter muda yang juga berprofesi sebagai dokter pribadi 'Wu family'. Dan juga Sehun dan Luhan yang wajahnya merah padam akibat melihat adegan barusan.

Tao menunduk malu,ia menyembunyikan wajahnya yang merona sempurna dibalik punggung Chanyeol. Sementara Chanyeol sendiri hanya bisa mendengus kesal saat aktivitasnya diganggu barusan.

"Jika kau terus saja menciumnya seperti itu,bisa bisa pasienku mati karena kehabisan nafas,huh!" ucap Siwon mulai menggoda,membuat wajah Tao semakin merah karena malu.

" I-itu... Euhm... I-itu tak seperti yang kau fikirkan Wonnie hyung.." ucap Tao dengan gugup,bahkan ia tak berani menatap Siwon yang kini tengah bersmirk evil.

" Benarkah tak seperti yang kufikirkan? Memangnya menurutmu apa yang sedang kufikirkan panda?" lagi,Siwon masih dengan jahil menggoda pemuda panda itu.
Sementara ketiga namja lainnya hanya bisa tersenyum geli.

" Ya-yakk! Wonnie hyung... Jangan terus menggodaku huh! Aku dan Chanyeol hyung... Kami-

"Tak perlu lagi menutupinya dariku Panda, Sehun sudah menceritakan semuanya. Hhh... Mestinya kau tak memendam semua ini sendiri. Bukankah kau pernah berjanji padaku untuk selalu jujur heum?"potong Siwon sambil berjalan mendekat kearah Tao. Lalu menarik tubuh pemuda manis itu dan memeluknya penuh sayang.
Tao hanya menurut dan bahkan balas memeluk Siwon,membuat Chanyeol melotot dan kembali mendengus kesal.

" Ya ya! Boleh saja kalian akrab,tapi tidak perlu ada acara peluk peluk juga hyung."seru Chanyeol tak terima.

" Ingat Panda,tak hanya Kris yang bertanggung jawab disini,tapi hyung juga. Karena Mommymu juga menitipkanmu pada hyung..."ucap Siwon lagi tanpa menghiraukan protes Chanyeol.

Dan tiba tiba Tao mendorong tubuh Siwon pelan dan mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan itu.

" Kris ge? Dimana Kris ge,hyung? Apa yang terjadi padanya? Dia baik baik saja kan?" tanyanya bertubi tubi. Wajahnya terlihat cemas dan panik. Membuat Chanyeol -untuk pertama kali-menatapnya dengan tatapan tak suka.

" Kau masih saja memikirkan namja brengsek itu setelah semua yang dia lakukan padamu huh?" reaksi Chanyeol dengan ketus.
Melihat Tao yang tetap peduli pada Kris membuat darahnya serasa mendidih.

" Chanyeol hyung... Aku hanya mengkhawatirkan keadaannya saja hyung... Kris ge... Di-dimana dia?"jawab Tao yang justru membuat Chanyeol semakin emosi. Sementara Siwon,Sehun dan Luhan hanya bisa terdiam melihat kemarahan Chanyeol.
Tentu saja,karena mereka dapat memahami bagaimana kondisi hati Chanyeol saat ini. Suasana diruangan itupun mendadak jadi tegang.

" Dia tak pantas untuk kau khawatirkan Peach!"timpal Chanyeol dengan tegas.

" Tapi hyung,aku-

" Apa menurutmu Kris pantas menyebut dirinya mencintaimu setelah pengkhianatannya selama ini hah? Apa ia juga masih bisa disebut seorang kakak setelah dengan sadar ia ingin membunuhmu Tao?"teriak Chanyeol tak dapat lagi menahan kemarahannya.

Tao terkesiap,sungguh, selama mengenal Chanyeol,baru kali ini pemuda itu berbicara keras kepadanya.

Ia memang bisa memahami sikap kekasihnya itu,tapi tetap saja itu membuat dadanya terasa sesak. Ia mendongak menatap Chanyeol dengan tak percaya, matanya yang sayu semakin memerah menahan tangis.
Siwon yang berada disampingnya hanya bisa menghela nafasnya berat,tangannya terulur mengusap bahu pemuda manis itu penuh sayang.

Sementara Chanyeol, pemuda itu juga terlihat tak percaya jika ia baru saja membentak Tao. Satu hal yang tak pernah ia lakukan pada orang sangat dicintainya itu. Ia menatap Tao dengan tatapan bersalah.

" P-Peach, maafkan aku... Aku tak bermaksud untuk membentakmu Baby... Aku hanya tak ingin kau masih peduli pada namja brengsek seperti Kris. Aku..."Chanyeol menghentikan ucapannya saat melihat mulai Tao menangis. Ia meraih tubuh kekasihnya itu dan memeluknya erat. Bibirnya tak henti hentinya merapalkan kata kata maaf pada sang kekasih.

" Aku mengerti Chanyeol hyung. Tapi... Bagaimanapun juga Kris ge tetaplah kakakku. Seburuk apapun dia tetaplah kakakku."balas Tao pelan.
Chanyeol hanya terdiam, tak ingin membalas apapun ucapan Tao jika itu menyangkut tentang Kris.

" Kris masih berada di apartement kalian Tao,dia ditemani oleh Kyungsoo dan Kai. Dan dia baik baik saja,jadi kau jangan khawatir..."ucap Luhan pada akhirnya.

Tao melepas pelukan Chanyeol dan mendongak menatap Luhan dan Sehun secara bergantian yang kemudian dibalas oleh anggukan mantap dari kedua namja itu.

" Nah kau sudah mendengar jika Kris baik baik saja bukan? Jadi kau tak perlu cemas lagi Panda. Sekarang yang terpenting adalah memulihkan kondisimu agar cepat sehat. "ucap Siwon berusaha menenangkan Tao yang terlihat masih gelisah.

Tao melirik jam tangan yang dikenakan oleh Chanyeol, pukul 02.43.

" Wonnie hyung... Aku mau pulang. Sekarang..!"ucap Tao tiba tiba pada Siwon.

" Tapi Panda,kondisimu-

" Aku tak peduli hyung. Aku hanya ingin bertemu Kris ge dan memastikan jika ia baik baik saja! "

"Apa?"

.

.

TBC

.

.

Annyeoong...
Hmm...Gak tahu mau nulis apa buat meminta maaf atas ketidak konsisten'an aq.

Maaaaaaaaafff banget low teramat sangat lambat(?) update nich ff. Moga aja masih ada yang inget eaaa...
Dan juga semoga chap ini gak terlalu mengecewakan. [gak yakin]

Coz jujur ini maksa banget feelsnya...
.

Maaf-lagi- karna gak bisa balas review kalian satu persatu. Tapi semua reviewnya aq baca kok.
Oke... Review lagi ea low masih suka ama nich ff dan uga gak keberatan...

.
.

Whatever I Love TaoRis!
Always