Kuro dorobo

Disc Masashi Kishimoto

Pairing : NaruOc

Rated : T

Genre : Mystery, action, family, dll

Warning : OOC typo(s), Miss Typo(S), bahasa amburadul, alur acak-acakan

(adinda d'vermouth present)

Fuma menatap Naruto yang kini tengah terlelap, wajahnya masih dipenuhi keringat, dan seolah menahan rasa sakit. Luka tusuk dari Suigetsu memang sudah diobati Iruka, bahkan Iruka sendiri yang menjahitnya. Jangan tanya darimana alat-alat steril atau keterampilan Iruka itu berasal. Karena itu hal yang cukup rumit dijelaskan, dan akan makan banyak waktu.

"Fuma –sama, Maaf mengganggu, hanya saja ini sudah terlalu malam. Anda mungkin akan dicari oleh keluarga Anda, juga Anda bahkan belum istirahat sama sekali," Iruka datang mengingatkan jika Fuma harus segera pulang.

"A-ah iya, Aku akan pulang," ujar Fuma yang merasa tak enak.

"Sopir Namikaze akan mengantarkan Anda, Dia sudah menunggu diluar," Iruka mengantar Fuma sampai pintu kamar Naruto dan menutupnya lagi.

"Fuma, Dia sudah pulang Iruka-sana?" tanya Naruto membuka matanya saat mendengar pintu kamarnya ditutup.

"Ha'i, Dia sepertinya menunggu Anda sadar, jika Saya tak menegurnya mungkin Dia masih tetap disini." Jawab Iruka, Dia menuangkan teh untuk sang Tuan muda.

"Aku tahu, Aku tak tidur Iruka-san. Dia ingin mendengar alasan dari mulutku sendiri kenapa Aku memilih jalan seperti ini." Naruto meringis saat mencoba mendudukan diri.

"Ha'i. Dia terus menemani Anda saat Anda mulai tak sadarkan diri saat di festival tadi. Lalu apa yang akan Anda lakukan?" tanya Iruka, memberikan cangkir berisi teh pada Naruto.

"Aku sudah pergi sejauh ini. Tak ada alasan untukku kembali, dan Aku merasa Aku semakin dekat dengan apa yang kucari. Karenanya Iruka-san, Aku membutuhkan bantuanmu. Cari tahu orang yang bernama Suigetsu, dari cara bicara, cara tersenyum, Dia tahu sesuatu, Dia kunci satu-satunya yang bisa membuka kotak pandora."

"Ha'i, Saya akan selalu ada disamping Anda, sekarang sudah cukup malam, silahkan Anda beristirahat." Iruka pamit dari kamar Naruto.

"Apa Anda sudah puas dengan jawaban Naruto-kun, Fuma-sama?" Iruka menatap Fuma yang tengah berdiri disamping pintu kamar Naruto, menutup mulutnya menahan tangis.

"Ha'i." Jawab Fuma pelan, Dia berlari menuruni tangga, Iruka membuka pintu kamar Naruto kembali, dan membungkuk penuh makna. Naruto mengangguk mengerti.

"Kau memang tak seharusnya berdekatan dengan seorang kriminal Fuma. Kau bisa hidup normal, sekarang Kau bisa menjalani hidup dengan melupakan cintamu padaku. Bukan Aku tak peka, hanya saja, Kau akan tersakiti jika ada disampingku," bisik Naruto

(flashback on)

Naruto yang masih terguncang atas kematian sang Kakak hanya duduk disudut ruangan kediaman Namkaze, Tak ada yang dapat membujuknya, sekalipun Iruka yang sudah Naruto anggap sebagai orangtua keduanya.

"Ini," Naruto menatap gadis kecil yang mengulurkan sebuah permen coklat padanya, senyum polos terukir disana, senyum tanpa dibuat-buat layaknya orang-orang dewasa.

"Pergi," ujar Naruto dingin.

Gadis kecil itu tertawa cekikikan merasa lucu, "Naru-nii seperti Sasuke-nii, Tapi Fuma sekarang tak takut dengan Sasu-nii, kata Ayah Sasuke-nii melakukan itu untuk melindungi diri. Naru-nii juga bukan? Yaa.. meski Fuma tak tahu apa maksud Ayah,"

Deg.

Benarkah Dia melakukan ini untuk melindungi diri. Ya tentu saja, Dia tak ingin orang yang disayanginya tersakiti karenanya seperti mendiang Kakaknya, karena Dia Kakakknya meninggal, daripada melihat orang lain menderita, aka lebih baik dirinya saja yang menderita, kesepian, asal semuanya baik-baik saja.

"Tapi Naru-nii tak cocok dengan sifat seperti Sasu-nii. Naru-nii harus ceria, karena Fuma mau suami yang ceria, biar bisa diajak main, tak seperti Sasu-nii." Ujar Fuma kecil dengan polosnya.

"Ahh.. jika Naru-nii ceria lagi, Fuma akan menikah dengan Nii-san," Fuma berlari, menyimpan coklatnya didekat Naruto yang masih cengo mendengar penuturan adik sahabatnya itu.

(flashback off)

Pagi harinya Naruto memaksakan diri masuk sekolah, meski Iruka sudah mencegahnya namun kekeras kepalaan sang Tuan muda memang tak ada duanya.

"Aku tak bisa tidur terus, waktuku semakin sempit, Aku yakin darahku kini tengah dianalisa, dan kemungkinan besar Paman Shikaku tahu indentitasku, Dia sudah curiga saat dikediaman Ino waktu itu, cepat atau lambat Polisi akan datang kesini. Karenanya sebelum polisi datang menjemput, Aku akan menuntaskan dendamku." Itu yang dikatakan sang Tuan muda sebelum pergi menuju sekolahnya.

"Ohayou Minna..!" teriak Naruto ceria, meski ada sedikit rasa sakit dilukannya saat Dia berteriak, namun Dia harus berprilaku seperti biasanya.

"Ohayou Naruto, hey wajahmu terlihat pucat." Ujar Kiba membalas sapaan Naruto.

"Benarkah? Hmm Aku memang kurang tidur tadi malam, dan badanku pegal-pegal semua." Naruto memijat lehernya, berakting seolah merasa pegal.

"Psstt.. Ino, mungkinkah Dia kelelahan, pasalnya Kita tak memeberi jatah istirahat saat festival kemarin." Bisik Sakura.

"Sepertinya Iya," balas Ino berbisik, memperhatikan Naruto yang kini menenggelamkan wajahnya dibalik meja seolah tidur namun sebenarnya Naruto tengah menahan sakit, obat penghilang rasa sakitnya tak sepenuhnya menahan rasa sakit.

'Ingat Naruto-kun. Jangan melakukan pergerakan yang membuat luka jahitnya terbuka lagi, bisa-bisa lukamu tak cepat kering,' nasehat Iruka saat Dia akan berangkat sekolah.

(1412)

Istirahat makan siang. Naruto masih menenggelamkan wajahnya, kini bukan menahan rasa sakit, Dia tengah tertidur dan itu asli.

"Na-Naruto-kun..." suara halus Hinata membangunkan Naruto.

"Ya Hinata, ada apa?" tanya Naruto menatap wajah Hinata yang terlihat memerah, bento yang dibawa gadis itu dipegang erat.

"A-Aku membuatkan be-bento untukmu, tolong terimalah." Hinata menyodorkan bento yang sedari tadi dipegangnya.

"Waa.. Arigataou," Naruto menerimas penuh antusias.

"Hinata, Ayo makan bersama," ajak Naruto. Bukan tanpa alasan Dia mengajak gadis Hyuuga ini makan bersama. Dia dapat melihat Fuma yang ada dipintu masuk, Dia melihat dari ekor matanya Fuma yang memegang bento dan berlari menjauh, dan sepertinya Dia ... menangis.

"Na-Naruto-kun?"

"A-ah ya... ayo makan bersama." Ujar Naruto.

Dia memanfaatkan kebaikan Hinata, Dia mempermainkan perasaan dua orang wanita. Ibunya pasti kecewa, tapi, jika Dia tak melakukan itu, Fuma tak akan menjauh, namun sebagai bayarannya Hinata akan tersakiti karena hanya diberi harapan palsu.

Drrt. Drrt.

Naruto membuka handphonenya, melihat siapa yang mengirimi Dia e-mail.

'Naru-kun, tentang orang yang bernama Suigetsu, Dia adalah sepupu dari Zabuza. Tidak seperti Zabuza yang memilih menjadi pemahat es, Suigetsu menjalankan bisnis pembuatan Katana, Dia orang yang cukup misterius, Saya bahkan sulit untuk mencari info lebih dalam darinya.'

Naruto membaca e-mail dari Iruka.

"Ada apa Naruto-kun?' tanya Hinata melihat wajah Naruto yang tak biasanya tegang.

"Tidak apa-apa. Ayo makan lagi."

(1412)

Shikaku menatap dokumen yang dipegangnya, dokumen hasil tes DNA dan juga dokumen milik Kuro dorobo, juga data-data lengkap dari Naruto.

"Ayah, Ibu sudah menyiapkan makan malam." Shikamaru masuk kedalam ruang kerja milik sang Ayah, dengan cepat Shikaku menyembunyikan dokumennya.

"Bisakah Kau mengetuk pintu dulu, Shika?" tegur Shikaku menatap Shikamaru yang sepertinya penasaran dengan apa yang Dia sembunyikan.

"Ha'i. Ayo turun Kita makan malam," ajak Shikamaru.

"Shika, IQ-mu kalau tak salah 180 bukan?" tanya Sang Ayah disela-sela makannya,

"Hah? Ayah kenapa Kau tiba-tiba menanyakan IQ-ku?" tanya Shikamaru.

"Tidak. Dengan IQ seperti itu, jika Kau tak belajar dengan serius, dan hanya membaca buku apa Kau bisa mendapat nilai sempurna?" tanya Shikaku.

"Jika Aku berusaha mungkin Iya, namun selama ini Aku tak pernah belajar karenannya Aku selalu diperingkat kedua." Jawab Shikamaru dengan wajah tenang, tak tahu Ibunya sudah mengeluarkan aura hitam.

"Sekarang Aku tahu kenapa Kau selalu kalah dari Sasuke-kun, dasar anak nakal, jadi selama ini Kau tak pernah belajar." Yoshino menjewer telinga puteranya.

"Adududu Ibu sakit. Maaf," Shikamaru mengaduh kesakitan.

"Ayah sih. Kenapa pula membahas hal itu," Shikamaru menatap sang Ayah menyalahkannya.

"Hahaha Gomen. Berarti jika ada orang dengan IQ lebih tinggi darimu, tanpa berusaha keraspun Dia bisa memliki nilai yang tinggi, bukan begitu?" tanya Shikaku.

"Mungkin, IQ tak menentukan segalanya, namun jika benar ada, Dia seorang Jenius." Jawab Shikamaru.

Shikaku mengangguk mengerti, melanjutkan makan malamnya dengan penuh keheningan.

"Ah, setelah ini Ayah akan keluar sebentar, ada seseorang yang ingin Ayah temui,"

"Ini sudah malam Ayaah. Kau bisa melakukan lagi besok,"

"Tidak bisa, Ayah harus memastikannya malam ini." Ujar Shikaku.

(1412)

Naruto yang sekarang ini sudah kembali ke apartemen sederhananya kini tengah menatap dokumen yang diambilnya dari kepolisian, menatap layar laptopnya, Naruto terus membaca semua hal tetang Suigetsu, bukan hanya dari kepolisian yang Dia ambil, melainkan dari catatan kependudukan juga Dia ambil, dan benar, catatan milik Suigetsu seolah telah dimanipulasi oleh seorang hacker.

Tok. Tok. Tok.

"Uzumaki Naruto-kun? Ahh... Namikaze Naruto-kun? Atau kupanggil Kuro dorobo-kun."

Naruto menatap siapa yang bertamu dimalam seperti ini, "Paman Shikaku,"

"Kau sedang sibuk Naruto-kun?" tanya Shikaku melihat laptop Naruto yang tengah menyala.

Naruto keluar apartemennya dan menutup pintunya.

"Ada apa Paman malam-malam seperti ini menemuiku?" tanya Naruto dengan wajah ramah.

"Ada sesuatu yang ingin kutanyakan,"

Keduanya sekarang ini duduk di Cafe dekat apartemen Naruto, Shikaku menatap wajah Naruto serius sedangkan Naruto dengan poker facenya yang terlihat ramah.

"Aku akan menceritakan sebuah kisah," Shikaku membuka pembicaraan.

"2 tahun ini kepolisian dibuat repot oleh seorang pencuri yang menyebut dirinya Kuro dorobo. Dia tak seperti pencuri lainnya, barang hasil curiannya selalu saja Dia buang, dan Dia hanya mencuri Katana. Namun ada beberapa Katana yang tak dikembalikannya, bahkan Dia juga menjadi tersangka pembunuhan dari seorang pembisnis bernama Hosigaki Kisame. Kepolisian cukup geram dengan ulahnya, dan pada kasus yang melibatkan mantan narapidan Momochi Zabuza, Aku tahu beberapa fakta yang cukup mengejutkan, Kuro dorobo Dia terikat kasus 10 tahun lalu. 10 tahun lalu sebuah kasus yang belum terpecahkan, seorang anak mati terbunuh oleh benda tajam tepat menusuk jantungnya, tak ditemukan senjata pembunuhnya, hanya ada seorang saksi yang Dia bahkan tak bisa bersaksi akibat syok, dan kasus itu ditutup. Hingga puteri dari Momochi Zabuza datang ke kantorku dan menceritakan apa yang Ayahnya ceritakan. Yang ternyata Zabuza adalah pembunuh dari anak 10 tahun lalu, dan Dia menggunakan sebuah katana untuk membunuhnya." Shikaku menyeruput teh yang dihidangkan pelayan, menatap Naruto yang masih memasang poker facenya.

"Dan tubuh Zabuza ditemukan disebuah sungai, Dia mati terbunuh, dan lukanya sama seperti 10 tahun lalu, ditusuk benda tajam tepat di jantung. Kau tahu, sebelum Zabuza meninggal Dia pernah melihat seorang pemuda yang mirip dengan anak yang dibunuhnya 10 tahun yang lalu,. Aku menyelidiki kasus itu ditemukan fakta bahwa anak itu bernama Namikaze Menma, sedangkan saksi mata berinisial N.N, Ya itu Kau Namikaze Naruto,

"Aku memang saksi dari kematian Kakakku, dan siapa tadi Momochi Zabuza adalah pembunuh Kakakku dan ditemukan tewas. Itu yang dinamakan hukum Tuhan," komentar Naruto tenang.

"Ini adalah dokumen hasil tes DNA dari darah Kuro dorobo yang tertinggal dikatana milik Suigetsu-san, di kepolisian hanya Aku yang mengetahui hasil tes ini. Darah ini cocok dengan DNAmu Naruto." Shikaku memperhatikan amplop cokelat yang digenggamnya.

"Hanya DNA Kau ingin menjeratku Paman?" tanya Naruto.

"Bukti yang kupunya bukan itu saja. Bukti yang kupunya dapat menjadikanmu tersangka. Kau pemuda jenius Naruto, Kau memiliki masa depan cerah, dendammu sudah tak berguna, Zabuza yang menjadi targetmu sudah mati.".

"Paman dengar, Aku tak mengerti apa yang paman katakan dari tadi. Aku memang memliki dendam, namun Aku tak memiliki keberanian untuk melakukan hal seperti Kuro dorobo yang penuh akan resiko, Aku hanya ingin menjalankan hidup seperti pemuda normal."

"10 tahun yang lalu, Kau tak bisa bersaksi akibat guncangan mental. Bukan hal yang tak mungkin jika Kau sekarang Kau ingat siapa yang membunuh Kakakmu dan apa senjata yang digunakan si pembunuh. Karenannya Kau terus mencari Katana yang mungkin memiliki ciri khusus. Dan akhirnya Kau menemukan Zabuza, Kau mengancam Zabuza dengan menyandra puterinya, dan saat itu Kau juga terluka karena hal yang tak terduga. Saat turnamen sepak bola tulang keringmu retak, karenanya saat itu Kuro dorobo hanya berlari dijalan yang aman, tanpa memanjat apapun yang mungkin bisa menciderai kakinya."

Naruto mengeratkan tangannya, buku-buku tangannya terlihat memutih, namun wajahnya tetap tak berubah, masih ramah.

"Kuro dorobo adalah pencuri yamg berani. Dengan strateginya yang rumit, Dia bisa melariakan diri dari kepungan polisi, Paman tak bisa membandingkan Aku dengannya. Aku ..."

"Pemenang olimpiade Sains, Pemengang ban hitam karate, mengikuti klub kendo. Dalam sebuah tes diketahui bahwa IQnya mencapai 200. Itu adalah beberapa yang kuketahui dari seorang anak bernama Namikaze Naruto saat SMP, anakku bahkan kalah. Dan anehnya saat memasuki SMA Dia tak mengikuti kegiatan apapun, bahkan prestasinya menurun, hanya menonjol dalam bidang olahraga sepak bola, dan juga mengganti namanya menjadi Uzumaki Naruto," Shikaku membacakan salah satu dokumen yang dipegangnya, dan menatap Naruto setelah selesai membacakan dokumennya.

Naruto memakan cakenya dengan santai,"Memangnya ada masalh jika Aku tak mengikuti kegiatan apapun, IQku 200 , itu hanya sebuah angka, karena jika ingin meraih sesuatu harus menggunakan usaha, Paman terlalu berlebihan menyelidiki sesuatu," komentar Naruto.

"Shikamaru tak berusaha saat belajar, namun Dia mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, peringkat dua di sekolah. Harusnya Kau juga bisa seperti Shikamaru, namun Kau seolah sengaja menjawab jawaban yang salah saat ujian,."

"Aku tak akan memaksamu mengakui bahwa Kau adalah Kuro dorobo. Hanya saja, balas dendammu sudah selesai, dan balas dendammu tak akan membuatmu bahagia. Atau tujuanmu sebenarnya bukan balas dendam pada pembunuh Kakakmu, Kau dendam pada dirimu, Kau benci pada dirimu yang tak bisa apa-apa saat Kakakmu terbunuh. Dalam hatimu pasti Kau menyalahkan dirimu sendiri. Kau tak salah Naru, Kau korban, karenanya serahkan dirimu, Aku akan menunggumu dikantorku." Shikaku berdiri, pergi dari cafe.

"Paman tak tahu apa-apa, Paman, Hati-hati," bsisk Naruto menatap Shikaku yang berjalan menjauh,namun Naruto tahu Shikaku mendengar kata-katanya.

(1412)

Shikaku menatap 3 dokumen yang dipegangnya dan menghela nafas. Sebenarnya Dia juga tahu masih banyak misteri tentang Kuro dorobo. Salah satunya jika alasan Naruto adalah balas dendam harusnya Dia berhenti saat tahu Zabuza ditemukan mati terbunuh, dan tadi ada apa dengan ekspresi Naruto yang terlihat kosong itu, mungkinkah Naruto memang punya niat untuk membunuh siapa yang menyebabkan Kakaknya meninggal, jika seperti itu, Naruto harus dihentikan, Dia bisa saja membunuh siapun yang mencoba menghalangi jalannya.

"Aku harus mencari lebih banyak bukti," gumamnya dan memasuki mobil yang terparkir tak jauh disana.

Dan apa maksud Naruto dengan hati-hati?

Lampu merah di perempatan jalan menyala. Shikaku menginjak remmnya.

Deg.

Remnya bloong, "Tetap tenang," bisknya. Jalanan kini sepi, jika Dia menabrakkan mobil pada area yang tak berbahaya kemungkinan Dia selamat besar,

Teeeettt...

Sebuah mobil tronton arah kanan membunyikan klaksonnya keras Shikaku terbelalak, mencoba menghindar namun sia-sia, teronton itu melaju dengan cepat.

Brraakk..

Mobil Shikaku terseret beberapa meter hingga akhirnya berhenti. Si pengemudi teronton turun, membuka pintu mobil yang penyok dengan paksa.

"Kau terlalu banyak tahu detektif, jangan salahkan Aku, salahkan rasa keadilan dan keingintahuanmu itu," ujar Sang pengemudi, mengambil dokumen milik Shikaku dan meninggalkan Shikaku yang tengah berada dalam batas ambang kesadaran.

"Ka-Kau..."

TBC

A/N :Minna-saaannnnn! Konichiwa. EHEHEHE! Sudah berapa lamakah Saya menelantarkan fanfic ini? 1 tahun 2 tahun atau 3 tahun. Oke yang pasti lama banget. Maaf atas ketidak kompetenan Saya. Namun Saya akan memulai kembali apa yang sudah Saya mulai, Saya tidak mau disebut author tak bertanggung jawab, meski memang saya tak bertanggung jawab hehe.. doakan saja Saya supaya Fanfic ini berjalan terus, dan fanfic lainnya juga. Oke segitu aja, jangan bully saya karena fanficnya gaje. Sya juga minta pendapat, enaknya Shikaku mati atau selamet yaaa.. Oke Jaa matta...