What Happen With My Life?

Disclaimer : Naruto dan Tohka bukan punya saya

Pairing : Namikaze Naruto X Yatogami Tohka

Rate : T

Genre : Adventure, Fantasy and Crime

Summary : Uzumaki Naruto, seorang pemuda yatim piatu yang hidup serba sederhana. Tapi siapa sangka kehidupannya berubah drastis ketika dia diculik oleh sekelompok anggota mafia.

WARNING : AU, OOC(maybe), gaje, abal, pemilihan kata yang kurang tepat dan typo(s), crossover with chara from Date a Live.

Terinspirasi dari sebuah novel berjudul "The Luckiest Man" dan film WANTED

DON'T LIKE DON'T READ

.

.

.

THIS IS IT

Chapter 4

FLASHBACK ON

Gadis dengan surai berwarna ungu gelap itu berjalan sembari membawa kantung belanja di tangan kanannya. Gadis itu memakai dress selutut berwarna ungu dengan flat shoes. Rambutnya yang diikat dengan pita menyerupai kupu-kupu bergoyang pelan tertiup angin.

Iris matanya yang berwarna ungu itu terarah lurus ke depan. Tampaknya Dia sedang senang karena senyumannya masih setia menempel di wajah gadis itu.

TAP TAP TAP

Ketika dia berbelok arah mendadak kakinya berhenti melangkah. Beberapa meter di depannya terlihat seorang pemuda pirang yang berdiri dengan tubuh sedikit gemetar.

"Minato-sensei?" gumam gadis itu, 'ah, bukan. Minato-sensei punya rambut yang lebih panjang' lanjutnya dalam hati.

Diarahkannya lagi pandangannya lebih ke depan. Iris ungunya langsung melebar ketika mendapati pemandangan dimana ada sorang laki-laki dengan jubah berwarna hitam bercorak awan merah sedang mengarahkan sebuah pistol ke arah pemuda pirang tadi. Wajah lelaki itu tertutup tudung jubahnya.

Gadis itu melihat di sekelilingnya.

'pantas saja, di sekitar sini tidak ada orang sama sekali'

"Slow Mode, activated."

Setelah mengucapkan kata itu tiba-tiba lingkaran berwarna putih muncul di iris mata gadis itu.

Gadis itu langsung mengambil dua buah pistol di masing-masing sisi pahanya yang tertutupi dress. Tepat setelah gadis itu mengambil pistol, suara tembakan terdengar.

DOR

Di penglihatan gadis itu, peluru bergerak slowmotion. Gadis itu langsung mengayunkan tangan kanannya ke arah kiri dan menembak. Dilanjutkan dengan mengayunkan tangan kirinya ke arah kanan.

DOR DOR

FLASHBACK OFF

DOR DOR

Dua buah peluru timah melewati kedua sisi kepala Naruto.

TRANGG

Kedua timah beradu. Sedangkan timah satu lagi langsung mengarah ke kepala pria itu. Tanpa sempat menghindar peluru langsung bersarang di kepalanya.

CRATT

Naruto masih dalam keadaan shock padahal orang yang mau menembaknya sudah tewas. Keterkejutannya menghilang ketika mendengar suara seorang gadis dari arah belakangnya.

"Hei. Kau baik-baik saja?"

Pemuda pirang itu langsung berusaha menghilangkan rasa shocknya dan menoleh ke belakang. Seketika itu pula dia terdiam. Rasa shocknya hilang entah ke mana. Yang dilihatnya sekarang adalah seorang gadis dengan rambut ungu gelapa dan mata berwarna ungu sedang menatapnya.

'cantik'

"A-ah. A-a-aku baik-baik s-saja." Entah mengapa dia menjadi gugup di depan gadis itu. Siapa sangka reaksi itu keluar dari seorang pemuda yang nyaris kehilangan nyawanya beberapa saat yang lalu.

Gadis itu mengerutkan keningnya melihat pemuda di depannya. Pandangannya kemudian beralih ke arah lelaki tadi. Lalu dia mengobservasi seluruh area di sekitarnya. Pandangannya kemudian berhenti di satu titik dimana tampak seseorang yang berdiri di sana. Gadis itu menggeram.

"A-ano. Kau baik-baik saja?" tanya Naruto balik. Gadis tadi langsung tersenyum.

"Ya. Sebaiknya kita pergi dari sini." Tanpa aba-aba, perempuan itu langsung menarik tangn Naruto dan berlari dari area itu.

Setelah mereka berdua pergi, orang yang dilihat gadis tadi tampak menelpon seseorang.

"Misi gagal. Orang suruhan kita tewas. Target diselamatkan oleh seorang gadis dan tampaknya gadis itu melihatku."

Orang itu terdiam kemudian mengangguk.

"Ha'i" Dia lalu mematikan ponselnya dan pergi dari sana maninggalkan mayat pria tadi.

.

"A-ano. Arigatou"

Gadis berambut ungu itu menoleh lalu tersenyum ke pemuda yang duduk di sampingnya.

"Do-itashimashite. Kenapa kau sampai diincar?" tanya gadis itu.

"Entahlah. Aku baru pulang ekskul dan mendadak ada yang menodong pistol kepadaku." Jawab pemuda pirang itu.

Gadis itu hanya terdiam dengan wajah serius.

"Namikaze Naruto." Naruto mengulurkan tangannya. Gadis tadi yang masih sibuk dengan pikirannya tersentak kemudian menoleh ke arah pemuda itu.

'Namikaze? Dia siapanya Minato-sensei?'

"Ah, ya. Yatogami Tohka." Tohka menjabat tangan Naruto dan tersenyum.

"Ne, Namikaze-san. Tampaknya sudah hampir malam. Aku harus pulang." Ucap gadis dengan surai ungu itu.

"Ah. Mau kuantar?" tawar Naruto.

Tohka menggeleng, "tidak usah. Apartemenku dekat dari sini." Tolaknya.

"Baiklah. Hati-hati." Tohka mengangguk lalu beranjak dari bangku taman. Sedangkan Naruto juga ikut berdiri lalu berjalan ke arah yang berlawanan dari Tohka.

.

"Tadaima."

"Okaeri."

"Karin-nee? Kemana yang lain?" tanya Naruto ketika hanya mendapati kakaknya sendirian sedang menonton tv.

"Naruko di kamarnya. Kaa-san dan tou-san sepetinya mendapat panggilan darurat dari Sannin."

Naruto hanya mengangguk. Pemuda pirang itu lalu ikut duduk di samping Karin.

"Nee-san?"

"Hm?" Karin menjawab tanpa menoleh.

"Apakah pekerjaan tou-san dan kaa-san hanya sebagai anggota Sannin?" tanya pemuda itu.

"Tidak. Aku pernah menanyakannya ke kaa-san. Beliau bilang Sannin justru hanya pekerjaan sampingan mereka. Mereka sama-sama bekerja sebagai pegawai perusahaan swasta. Yah rumah ini dan semua fasilitasnya hasil dari jerih payah mereka sebagai anggota Sannin." Jawab Karin.

Naruto lagi-lagi hanya mengangguk. Setelah itu hanya suara televisi yang terdengar hingga Naruto mulai merasa lapar.

"Karin-nee, kaa-san masak?"

"Ya. Kalau lapar di dapur masih ada ramen. Tadi kaa-san sengaja memasaknya untukmu. Tapi kau mandi dulu. Bau keringatmu masih tercium." Mata Naruto langsung berbinar-binar. Dalam hitungan menit dia sudah menghilang dari sana dan menuju kamar mandi. Tampaknya dia sudah tak sabar mencicipi ramen buatan ibunya.

.

"Puahhh. Kenyang."

Naruto mengelus-ngelus perutnya. Di depannya tampak mangkuk kososng yang tadi dipakainya untuk makan ramen. Kelihatannya dia makan sekali, padahal dia sudah tambah hingga 5 kali. Panci yang berisi ramen sekarang hanya tinggal sedikit.

Dilihatnya jam yang menempel di dinding dapur. Dia lalu bernajak dari sana dan berjalan menuju kamarnya.

.

"Yatogami Tohka"

Naruto bergumam sembari melihat langit-langit kamarnya. Ingatannya berputar kembali ke pertemuannya dengan Tohka.

"Cantik." Lagi-lagi dia bergumam sendiri. Selang beberapa detik mukanya langsung dihiasi semburat merah tipis.

"Apa yang kupikirkan? Aku harus tidur. Ya , tidur." Pemuda itu lalu memejamkan matanya.

Mungkin dia akan bermimpi bertemu dengan gadis bersurai ungu itu lagi.

.

SREGG

Suara pintu kelas yang terbuka langsung menghentikan semua kegiatan yang sedang berlangsung di kelas 2-C. Semua murid terdiam.

Kemudian masuklah seorang guru dengan luka melintang di hidungnya.

"Ohayou minna-san. Hari ini kalian akan kedatangan teman baru lagi. Silahkan masuk."

Kemudian masuk seorang gadis dengan seragam KSHS. Surai ungunya berhasil membuat sang tokoh utama kita terdiam memandangginya.

"Perkenalkan. Namaku Yatogami Tohka. Pindahan dari Kyoto. Mohon bantuannya."

"Cantik."

"Kawaii."

"Apakah sudah punya pacar?"

Semua gumaman itu sudah pasti berasal dari semua siswa yang ada di kelas. Tohka yang mendengar itu hanya tersenyum.

"Mohon diam semua. Yatogami-san silahkan duduk di sebelah Namikaze Naruko-san. Naruko-san bisa angkat tanganmu?"

Naruko langsung mengangkat pirang itu melemparkan senyum ke arah Tohka yang dibalas senyum pula.

Gadis beriris ungu itu lalu berjalan ke arah Naruko.

"Baiklah. Mari kita lanjutkan materi kemarin. Buka buku kalian halaman 130." Dan dengan itu pelajaran pun dimulai.

.

TENG TENG TENGG

Bel kemenangan bagi para siswa KSHS pun berbunyi. Seluruh siswa-siswi mulai mengemasi barang-barangnya.

"Naruko. Pulang duluan saja. Aku masih harus ikut latihan basket." Gadis pirang itu hanya mengangguk.

"Jangan terlalu larut pulangnya." Pesan Naruko.

"Ha'i, ha'i." Pemuda pirang itu lalu beranjak dari kelas dan berjalan menuju lapangan basket.

.

"Tadaima."

Tidak ada jawaban. Pemuda pirang itu bingung.

"Kemana semuanya?" dia bertanya sendiri. Dilangkahkannya kaki ke dalam rumah, tepatnya ruang tamu.

Disana dia melihat seluruh keluarganya sedang berkumpul. Ditambah sseorang gadis yang tampak familiar di matanya. Bukan keberadaan gadis itu yang membuatnya bingung tapi koper yang berada di dekat gadis itu.

"Ah Naruto."

Pemuda pirang itu lalu tersadar dari pikirannya ketika mendengar suara Minato memanggil.

"Kesini. Ada yang tou-san mau kenalkan." Naruto mengangguk lalu berjalan ke arah Minato dan duduk di sampingnya.

Irisnya langsung melebar ketika melihat dengan jelas siapa gadis di depannya.

"Yatogami-san?" serunya kaget.

DUAKK

"I-i-ittai." Namikaze muda itu mengelus kepalanya yang barusan jadi sasaran empuk pukulan penuh kasih sayang dari kakak tercintanya.

"Mana sopan santunmu Naruto? Dengan tamu jangan berteriak begitu." Ucap Karin kesal.

"Ha'i, ha'i. Tidak perlu memukul juga." Naruto hanya menggerutu pelan dan mengangguk. Tohka yang melihat itu hanya terkekeh pelan.

"Jadi kenapa ada Yatogami-san?"

"Ah kau sudah mengenalnya Naruto?"

"Kan sudah kubilang tou-san. Dia teman sekelasku. Berarti teman sekelas Naruto juga." Bukan Naruto melainkan kembarannya yang menjawab.

"Ya ya. Nah Naruto. Tohka-chan dulu murid tou-san ketika jadi anggota Sannin cabang Kyoto. Kedua orangtuanya sudah meninggal. Dan mereka menitipkan Tohka-chan agar tinggal bersama kita." Ucap Minato.

"Memangnya Sannin punya cabang?" tanya Naruto. Minato mengangguk.

"Apa tidak apa-apa sensei aku tinggal di sini?" kali Tohka mengeluarkan suaranya.

"Tenang saja. Kedua orangtuamu adalah sahabat baikku di Kyoto. Aku sudah menganggapmu juga anak sendiri. Mereka juga sudah setuju. Iya kan, Naruto?" jawab Minato sekaligus bertanya kepada Naruto.

"Tentu saja, ttebayo! Aku tidak keberatan." Ucap pemuda itu dengan cengiran lebar.

"Nah kalau begitu, bisa kau antarkan Tohka-chan ke kamar yang ada di depan kamarmu Naruto?" ucap Kushina tiba-tiba. Naruto langsung mengangguk antusias dan beranjak dari ruang tamu diikuti Tohka.

Kushina entah mengapa terkikik senang. Sedangkan Minato dan anak-anaknya hanya memandang heran wanita berambut merah itu.

.

"Ne, Yatogami-san? Jadi tou-san pelatihmu di Kyoto?"

"Panggil aku Tohka saja Naruto-san. Ya Minato-sensei juga sahabat kedua orang tuaku di Kyoto." Naruto hanya maggut-manggut mengerti.

"Baiklah aku akan memanggilmu Tohka-chan. Dan panggil aku Naruto." Ucap Naruto dengan cengiran lebarnya.

"Ha'i Naruto." Tohka menjawab dengan senyumannya yang langsung memunculkan semburat merah di pipi tan milik Naruto.

'sial. Dia cantik sekali' batin pemuda itu.

"Kau akan bergabung dengan Sannin di sini?" tanya Naruto.

"Ya. Minato-sensei menyarankanku untuk ikut bergabung. Beliau juga yang mendaftarkanku tadi di KSHS."

"Err. Maaf Tohka-chan. Kalau aku boleh tahu kapan orang tuamu meninggal?" tanya Naruto hati-hati. Takut menyinggung perasaan gadis di sampingnya.

"Satu tahun yang lalu. Mereka meninggal karena kecelakaan." Jawab Tohka dengan raut wajah sedih.

"Gomen ne." Ucap Naruto sedih.

"Ah tidak apa-apa." Tohka menjawab dengan tersenyum.

Langkah mereka terhenti di depan sebuah kamar.

"Nah Tohka-chan. Ini adalah kamarmu mulai sekarang. Semoga kau betah tinggal disini." Ucap Naruto dengan senyumnya.

"Ha'i. Arigatou Naruto." Jawab gadis bersurai ungu gelap itu.

"Ah iya. Kamarku ada di depan kamarmu dan di sebelah kamarku ada kamar Karin-nee. Di sebelah kamarmu adalah kamar Naruko. Kalau ada yang mau kau tanyakan silahkan tanya saja pada kami."

"Baiklah." Jawab Tohka dengan senyumnya.

"Oyasuminasai. Tohka-chan."

"Oyasuminasai, Naruto." Mereka lalu masuk ke kamarnya masing-masing. Dan tak lupa rona bahagia yang mewarnai wajah tokoh utama kita.

.

Yah kalau boleh jujur Naruto tidak masalah kalau jadi pusat perhatian. Tapi bukan menjadi pusat perhatian karena dia berjalan bersama seorang gadis cantik di sebelahnya.

Bagaimana tidak? Tidak merasa kesal dengan tatapan para siswa terhadapnya yang seolah mengatakan 'jauhi Tohka-chan'.

Dia hanya menyeringai. Andai saja mereka tahu kalau anak baru primadona sekolah ini tinggal bersama dengannya.

Tunggu? Kenapa dia harus merasa senang? Dia bertanya pada dirinya sendiri. Dia langsung memegang dadanya.

'kenapa berdetak kencang seperti ini.'

Dia lalu mengalihkan pandangan ke arah gadis bersurai ungu gelap di sampingnya. Senyum gadis itu masih terpatri di bibirnya meskipun senyum kecil. Dan itu berhasil membuat pemuda pirang ini sedikit merona.

'Kaa-san, Tou-san. Tampaknya aku jatuh cinta pada pandangan pertama' batinnya. Tak terasa kaki mereka telah sampai di depan kelas. Mereka berdua langsung masuk ke kelas. Sebenarnya mereka berangkat bertiga bersama Naruko, tapi kembaran Naruto itu kataya ada urusan sehingga harus berpisah di lobby.

Tak lama setelah Naruto duduk, sahabat Uchihanya juga datang. Tentu saja sebagai sahabat yang baik dia harus menyapa sahabat sekaligus rivalnya itu.

"Yo. Ohayou Teme." Sapa Naruto.

"Hn. Ohayou." Balas Sasuke datar seperti biasanya. Pemuda berambut raven itu melihat Naruto tersenyum sendiri.

"Ada denganmu, dobe? Entah mengapa aku merasa kau lebih bodoh hari ini." Yap. Kata-kata pedas dari seorang Uchiha. Tentu saja dia merasa heran dengan kelakuan Naruto yang terus tersenyum sendiri.

"Aku jatuh cinta, teme." Kata-kata itu meluncur mulus dari mulut pemuda pirang itu. Sesaat setelah dia menyadari perkataannya, Naruto lagsung menutup mulut.

Sasuke menyeringai, "gadis mana yang mampu membuat Naruto-dobe menjadi seperti ini ,eh?" tanya pemuda itu.

"Heh. Tidak akan kuberitahu." Ucap Naruto kesal.

Sasuke tersenyum tipis lalu mengalihkan pandangannya ke arah gadis berambut ungu gelap yang saat ini sedang mengobrol dengan Naruko. Dia menyeringai lalu duduk di sebelah Naruto.

"Yatogami Tohka." Dan dengan itu sekelebat bayangan senyuman gadis berambut ungu muncul di benak Naruto. Yang langsung membuat semburat merah muncul di pipinya.

"Heh. Kau mudah ditebak, dobe. Kudengar dari Kaa-san kalau Kushina-basan mengajak seorang gadis tinggal di rumah kalian tadi pagi ketika mereka telpon-telponan." Naruto hanya mengangguk.

"Dan itu adalah Yatogami Tohka, eh?" Naruto mengangguk lagi. Tapi kali ini dia menyeringai.

"Dan nampaknya kau sendiri sedang jatuh cinta, eh?" Sasuke langsung menoleh.

"Jatuh cinta? Jangan bercanda. Dengan siapa?" Sasuke tersenyum meremehkan.

"Dengan kakak kembarku." Naruto nyengir lebar ketika melihat ekspresi Sasuke yang kaget. Tapi langsung kembali tenang.

"Bukan urusanmu." Yap, dengan itu, pertengkaran tidak penting dua orang berbeda sifat itu pun terjadi.

.

"Naruto, kau pulang duluan saja dengan Tohka-chan. Aku ada kegiatan klub." Ucap Naruko ketika mereka sedang berjalan bersama pulang sekolah.

"Hmm. Baiklah. Ayo Tohka-chan." Tohka mengangguk lalu berjalan bersama Naruto meninggalkan sekolah. Ketika di jalan Tohka memanggil Naruto.

"Naruto?"

"Hmm?"

"Tadi aku sudah menelpon Minato-sensei ketika istirahat."

"Eh? Lalu apa keputusanmu?"

"Aku akan bergabung dengan Sannin. Dan satu lagi."

"Wah. Baguslah. Aku senang." Ucap Naruto dengan wajah senang, "apa itu?" lanjut Naruto.

"Aku yang akan jadi pelatihmu menggantikan Orochimaru-san dan Tsunade-san?" ucap Tohka.

"Eh? Baguslah." Respon Naruto santai dengan cengirannya.

'yosh. Kesempatan bagiku' batin pemuda itu sambil tersenyum misterius. Tentunya tanpa diketahui gadis di sebelahnya.

"Mohon bantuannya Tohka-chan."

"Ha'i" Tohka memberikan senyum lebarnya.

Kau tidak tahu apa yang akan terjadi, Naruto. Bersiaplah.

TBC

Holaaa. I'm come back.

Yak maaf banget kalau endingnya ngegantung ya. Akhir-akhir ini entah mengapa mendadak kesibukan saya nambah. Jadi saya gak bisa update cepat. Paling cepat satu minggu. Gomen ne. *ditendang*

Entah mengapa saya secara tidak sadar ngerasa udah ngubah Naruto jadi OOC -_-

Udah ditentukan! Pairingnya adalah Yatogami Tohka :D Selamat buat yang udah vote tohka. Maaf buat yang pilihannya gak kepilih. Kalah suara. hehehhehe

Oh iya. Saya memutuskan untuk memasukkan unsur Fantasy di fic saya ini. Karena itu mungkin chap ini akan sangat berbeda dari chap-chap sebelumnya Beberapa anggota Sannin punya kemampuan khusus yang hanya akan keluar ketika keadaan mereka terdesak. Tentunya semua keluarga Namikaze punya kemampuan itu.

Khusus untuk Tohka sendiri kemampuannya itu "Special Eye". Kemampuan di mana mata sang pengguna dapat melihat pergerakan suatu objek dalam gerakan lambat. Diaktifkan dengan perintah suara dan dihentikan dengan perintah batin. Kemampuan Tohka dapat digunakan kapan saja.

Pastinya semua kemampuan itu butuh tenaga.

Balasan Review :

Nasamaki4ever : terjawab di chapter ini. Gomen ne. Saya sedang mencoba memasangkan Naruto dengan karakter dari anime lain.

arrobeys. likeuzhyu : wah kalau update kilat saya gak janji. Sekarang lagi sibuk-sibuknya mau UAS. Arigatou

Naminamifrid : well, mungkin bisa saya pertimbangkan. Arigatou.

2nd silent reader : arigatou

mifta. cinya : sudah ada kok pairnya. Tapi dari anime lain.

Red. Dragon. Emperor97 : arigatou reviewnya.

A'Raion No Sun : Wah? Arigatou. Padahal saya berpikir fic ini biasa aja.

Redcas : hehehe tunggu saja kelanjutan chapternya.

Namikaze Sholkhan : arigatou

leontujuhempat : ini udah lanjut

Jims001 : Arigatou review dan votenya.

Dark Namikaze Ryu : heheh tunggu saja kelanjutannya. Arigatou

Daehyuk Shin : yak terjawab di chapter ini. Well di sini pain Cuma sebagai pelatih basket. Silahkan tebak siapa pemimpin Akatsuki. Hehehhe Arigatou

Luca Marvell : udah lanjut. Arigatou.

samsulae29 : ya arigatou

Mangekyooo JumawanBluez : ini udah lanjut arigatou

Dan sekali lagi saya mohon maaf buat yang minta update kilat. Sebagai pelajar saya juga punya kesibukan tersendiri. Jadi saya akan update fic disaat ada waktu. Paling cepat 1 minggu biasanya. Gomen ne.

Maaf kalau banyak kesalahan. Saya hanya manusia biasa yang gak akan pernah lepas dari kesalahan.

Kritik, saran, pertanyaan, dsb bisa melalui review atau PM.

See you next chap minna.

RnR?