What Happen With My Life?
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : NarutoX?
Rate : T
Genre : Adventure and Crime
Summary : Uzumaki Naruto, seorang pemuda yang hidup serba sederhana. Kedua orang tuanya menghilang secara misterius ketika dia masih kecil. Tapi siapa sangka kehidupannya berubah drastis ketika dia diculik oleh sekelompok anggota mafia dan mengetahui sebuah hal yang mengejutkannya.
WARNING : AU, OOC(maybe), gaje, abal, pemilihan kata yang kurang tepat dan typo(s)
Terinspirasi dari sebuah novel berjudul "The Luckiest Man"
DON'T LIKE DON'T READ
.
.
.
THIS IS IT
Konoha, salah satu kota di negara Jepang, kota yang tingkat polusinya tidak tinggi dan tingkat populasinya pun tak terlalu tinggi.
KRINGGG
Suara itu berasal dari salah satu kamar dalam sebuah apartemen yang ditempati tokoh utama kita. Dengan posisi yang tidak elite akibat suara weker yang menyebabkan pemuda bersurai jabrik ini terjatuh dari ranjangnya, dilihatnya jam weker itu. Dalam hitungan detik dia sudah berdiri dan langsung menyambar handuk lalu berlari menuju kamar mandi sambil teriak,
"AKUU TERLAMBATTT!"
BLAMM
"Kuso! Padahal sudah aku atur jam wekernya agar tidak bangun terlambat."
Pemuda jabrik tadi yang diketahui bernama Uzumaki Naruto sedang berlari menuju sekolahnya, Konoha Senior High School sambil mengumpat tidak jelas karena jam wekernya. Dia memang tinggal sendirian di apartemen itu sehingga hanya mengandalkan jam weker untuk membangunkannya. Kedua orangtuanya menghilang secara misterius ketika Naruto masih berumur 1 tahun. Untungnya ada sahabat orang tuanya yang mau membiayai semua kebutuhan hidupnya. Tapi karena dia merasa terlalu banyak merepotkan mereka, pemuda jabrik itu mulai mencari pekerjaan part time ketika awal masuk KSHS.
Tepat ketika dia sampai di gerbang, bel sekolah berbunyi. Dengan tampang lega dia memelankan laju larinya ketika sudah masuk area sekolah dan langsung menuju kelasnya, kelas 2-C.
"OHAYOU MINNA-SAN!"
Teriakan Naruto yang baru masuk kelas mengalihkan perhatian semua penghuni kelas, tapi beberapa detik kemudian mereka kembali ke aktivitas mereka karena sudah biasa mendengar sapaan selamat pagi dari pemuda dengan tanda lahir berupa 3 pasang garis di masing-masing pipinya yg menyerupai kumis kucing itu.
"Yo, ohayou Naruto." balas Inuzuka Kiba, pemuda dengan sifat yang tidak berbeda jauh dengan Naruto.
"Ohayou Naruto." kali ini dua orang gadis dengan warna rambut berbeda yang menjawab. Yang satu berambut pirang, Yamanaka Ino. Satu lagi berambut pink, Haruno Sakura.
"(krauk)ohayou(krauk)." kali ini pemuda dengan tubuh tambun, Akimichi Chouji menjawab sambil makan snack kesukaannya.
Setelah menerima sapaan teman-temannya, Naruto berjalan menuju bangkunya yang berada di sebelah Uchiha Sasuke, sahabatnya sejak kecil dan juga merupakan putra bungsu Uchiha Fugaku dan Uchiha Mikoto yang telah membiayai kehidupannya setelah kedua orang tuanya menghilang.
"Ohayou teme." ucapnya ketika sampai di bangkunya.
"Hn. Ohayou dobe." jawab Sasuke datar.
Berselang beberapa menit, Hatake Kakashi sang guru sejarah memasuki kelas dan mulai pelajaran.
TETT TETT TETT
Bunyi bel pulang khas KSHS berbunyi nyaring.
Semua siswa-siswi langsung berkemas dan bersiap pulang ke rumah masing-masing.
Tak terkecuali Naruto. Dia baru akan keluar kelas setelah berkemas jika tak mendengar suara Sasuke.
"Dobe." ucap pemuda dengan style rambut pantat ayam itu.
Naruto menoleh. Jarang-jarang sahabatnya itu memanggilnya duluan kecuali ada urusan penting.
"Ada apa?" tanya pemuda itu.
"Kaa-san mengundangmu makan siang." Sasuke menjawab dingin. Andai itu bukan Naruto, pasti yang mendengar jawaban Sasuke akan kesal.
"Nani? Aku sepertinya tid-
"Tak ada penolakan."
Naruto hanya melongo mendengar ajakan putra Uchiha yang lebih ke perintah itu. Bukannya dia tidak mau, hanya dia takut merepotkan keluarga Uchiha itu.
Sasuke berjalan melewati Naruto dengan santai setelah menyampaikan ajakan atau bisa dibilang perintah. Walaupun Naruto sahabatnya dari kecil, sebenarnya dia agak gengsi mengajak seseorang ke rumahnya apalagi laki-laki. Tetapi karena dia dapat ancaman dari Mikoto jika dia gagal mengajak Naruto ke rumah untuk makan siang, dia tidak mendapat jatah tomat dan uang saku selama 1 minggu.
Pemuda Uzumaki itu hanya mendelik sesaat lalu berjalan mengikuti Sasuke menuju parkiran.
CKITTT
Sebuah mobil berwarna dark blue berhenti di depan sebuah rumah bergaya Eropa. Pintu mobil terbuka, menampakkan 2 orang pemuda dengan warna rambut yang sangat kontras. Yang satu berwarna biru donker, satu lagi berwarna kuning.
Mereka berdua berjalan masuk ke dalam rumah dengan papan nama `Uchiha` di gerbangnya.
CKLEKK
Seorang wanita dewasa mengalihkan perhatiannya dari kegiatan memotong sayur ketika mendengar suara pintu terbuka. Disusul suara yang sangat dikenalnya.
"Tadaima."
Wanita itu langsung menghentikan aktivitasnya dan berjalan menuju pintu untuk menyambut putra bungsunya.
"Okaeri." jawab wanita itu dibarengi dengan senyumnya.
"Halo Mikoto ba-san." sapa pemuda berambut kuning a.k.a Naruto kepada Uchiha Mikoto, wanita tadi tak lupa dengan cengiran khasnya.
"Ah, halo Naruto-kun. Ne, Sasu-chan ku kira kau tidak jadi mengajak Naruto-kun." ucap wanita itu sambil melihat dan tersenyum ke arah putranya.
`aku tidak mau kehilangan tomat` batin Sasuke. Tak lupa mukanya sedikit memerah karena panggilan ibunya.
Sedangkan Naruto berusaha keras menahan tawanya ketika mendengar panggilan ibu Sasuke. Dan mendapat deathglare gratis dari pemuda raven itu.
"Ayo Naruto-kun masuk dulu. Dan kau Sasu-chan langsung ganti baju." sambung Mikoto.
Sasuke mendengus mendengar panggilan ibunya dan langsung melengos ke kamarnya setelah menjawab `hn`.
Mikoto hanya terkekeh melihat raut kesal putranya karena dipanggil dengan sufix `-chan` yang dulu dipakainya ketika Sasuke masih kecil. Onyxnya lalu beralih ke arah Naruto yang juga ikut tertawa.
"Nah, Naruto-kun. Masuklah dulu. Aku mau memasak lagi." ucap Mikoto dengan senyum keibuannya.
"Ah, Ba-san. Aku mau ke taman belakang saja." jawab Naruto tak lupa dengan cengirannya. Wanita itu hanya mengangguk dan berjalan menuju dapur. Sedangkan pemuda dengan iris sapphire itu berjalan menuju taman belakang.
Mikoto dan Fugaku memang sudah menganggap Naruto seperti anak mereka sendiri. Mereka begitu menyukai sifat Naruto yang ceria, mandiri, dan tidak pantang menyerah. Tak heran, pemuda itu sering diundang ke kediaman Uchiha bahkan beberapa kali menginap. Makanya dia sudah hafal semua tempat yang ada di rumah tersebut.
Ketika di taman belakang, Naruto melihat sesosok pemuda dengan rambut hitam panjangnya yang diikat hanya bagian paling bawah. Tanpa menunggu lama dia menyapa pemuda itu.
"Yo. Itachi-nii." sapanya.
Yang disapa menoleh dan tersenyum tipis.
"Hn. Hai Naruto." balasnya.
Pemuda jabrik itu lalu mendudukkan dirinya di samping Uchiha Itachi, putra sulung pasangan Uchiha.
"Bagaimana sekolahmu Naruto?" Itachi bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang dibacanya.
"Ya begitulah. Tidak ada yang istimewa." jawab si Uzumaki.
"Kudengar kau dan tim basketmu akan mengikuti pertandingan." kali ini dia menatap Naruto.
"Ya, turnamen antar sekolah di seluruh Jepang."
"Otouto ikut?" Itachi menanyakan keikutsertaan adiknya yang merupakan salah satu pemain inti seperti Naruto di tim basket KSHS.
"Dia tidak ikut. Dia dipilih untuk mewakili sekolah dalam olimpiade Sains." Itachi hanya tersenyum tipis.
Suara panggilan dari Mikoto menghentikan obrolan mereka.
"Terima kasih atas makan siangnya ba-san."
Naruto baru menyelesaikan makan siangnya bersama keluarga Uchiha. Saat ini dia sedang pamit kepada Mikoto.
"Sama-sama Naruto-kun. Sering-seringlah mampir." jawab Mikoto tak lupa dibarengi senyuman.
"Baiklah. Aku pulang dulu ba-san." pamit Naruto.
"Tidak apa-apa kau pulang sendiri? Rumahmu kan jauh dari sini. Biar ba-san panggilkan Sasuke untuk mengantarmu." Mikoto terlihat agak cemas karena jarak kediaman Uchiha dengan rumah Naruto lumayan jauh.
"Tidak apa-apa ba-san. Aku takut merepotkan. Aku naik bis saja." jawab Naruto dengan cengirannya.
"Baiklah. Hati-hati di jalan ya."
"Ya."
Naruto lalu berjalan menuju halte bis.
"Hhhhh."
Naruto langsung rebahan di kasur kesayangannya. Dilihatnya jam. Pukul 17.00. Pemuda itu lalu bangun dan bergegas mandi untuk bersiap pergi ke tempat kerja part timenya.
"Hei, Naruto."
Naruto menoleh. Dilihatnya pemilik kedai ramen tempat dia kerja part time berjalan menghampirinya.
"Ada apa Teuchi Ji-san?" dia menyahut.
Teuchi tersenyum lalu menyodorkan bungkusan plastik.
"Ini ada sedikit ramen untukmu. Tadi pelanggan terakhir tidak jadi memakannya. Daripada dibuang lebih baik untukmu. Masih belum disentuh kok." jawab Teuchi seolah mengerti tatapan bingung Naruto.
"Eh? Untukku?" tanya pemuda pirang itu. Teuchi mengangguk. Naruto lalu tersenyum lebar dan menerimanya.
"Arigatou gozaimashu ji-san." ucap Naruto.
"Sama-sama Naruto." balas Teuchi.
"Aku pulang dulu ji-san."
"Hati-hati di jalan."
Naruto membereskan mangkuk bekas ramennya dan dicuci, tak lupa dimatikannya tv yang tadi menyala.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.00. Pemuda pirang itu langsung beranjak ke kamarnya setelah mencuci mangkuk.
Direbahkan badannya di kasur. Tak perlu menunggu lama sampai kelopak matanya tertutup dan mengucapkan selamat datang pada alam mimpi.
Pagi yang cerah di kota Konoha. Semua penghuninya kembali menjalankan aktivitasnya. Tak terkecuali tokoh utama kita yang sedang berjalan santai menuju sekolahnya.
CKITT
Sebuah mobil hitam berhenti tepat di belakang Naruto. Naruto menoleh sesaat. Tapi dia kemudian mengacuhkannya dan akan berjalan kembali andai tidak ada yang menepuk bahunya. Ditolehkannya kepalanya. Tampak di iris sapphirenya seorang pria dengan perawakan kulit pucat dengan rambut pendek berwarna hitam.
"Uzumaki Naruto?" tanya pria itu. Naruto hanya mengangguk sebagai jawaban.
Tak lama kemudian beberapa orang berbadan kekar berjalan mendekati Naruto. 2 orang memegangi tangan Naruto yang sontak membuatnya kaget dan berusaha berontak.
"Hei apa-apaan ini. Apa yang kal-
Belum sempat dia menyelesaikan perkataannya, sebuah pukulan menghantam tengkuknya sehingga dia pingsan.
Orang-orang itu memapah Naruto menaiki mobil hitam itu di ikuti pria yang menegurnya tadi.
BRRMMM
Mobil itu pun melaju dengan Naruto yang tidak sadarkan diri ke tempat yang tidak akan disangka pemuda itu.
TBC
Yo. Hikaru come back minna-san *duakk*.
Maaf ya baru aktif lagi setelah 7 bulan gak update-update. Kalau ada yang nunggu updatean Hanya Kau Yang Kucinta, sabar ya. Saya lagi kebingungan nyari idenya. Sebenarnya mau dipublish pas minggu kemaren sekalian sama fic ini. Tapi Filenya kedelete udah gitu saya juga lupa isi filenya -_-.
Saya kembali lagi dengan fic baru. Hehehehe.
Ini terinspirasi dari novel the luckiest man yang waktu itu secara gak sengaja saya temuin di perpus sekolah terus langsung dibaca.
Well, saya 7 bulan hiatus karena banyak urusan. Muehehehehhe :v
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam fic ini. Saya hanya manusia biasa yang tak mungkin luput dari kesalahan. Kritik dan saran diterima. Kritik alur diterima dengan alasan yang jelas.
Dan gambar fic ini bukan milik saya. Saya hanya ngambil di google.
Oke. See you next chap minna.. :)
RnR?