My First Love Story

By Ishikawa Ayica

Naruto miliknya Masashi Kishimoto

This story is Mine.

Rated : T

Warning : AU, OOC, Abal, Nyesek, bikin emosi, kesal dsb

Jangan di baca jika tak berkenan, tetap review jika berkenan. ^_^

Dan sekali lagi, Kisah ini murni imajinasi author, segala kesamaan yang terdapat di dalamnya dengan cerita lainnya adalah kebetulan semata.

Selamat Membaca.

Aku tak ingin kehilangan dia tapi aku tak ingin seperti ini. Sudah cukup bagiku menegaskan bahwa aku sangat menyayanginya, aku akan berhenti untuk menariknya hatinya secara paksa padaku, kali ini Sakura, kau yang harus menentukan kau akan menyambutku atau akan tetap seperti itu, berdiri menatap masa lalu dan memunggungiku yang selalu berlari mengejarmu yang jauh dan tak tersentuh.

/

/

Sudah sejam lamanya Sasuke pergi meninggalkanku termenung diruang tamu. Sudah selama itu masih tak kutemui pesan atau panggilan dari dirinya. Hal yang jarang kutemukan bahkan walau hanya semenit. Dulu saat ia melakukannya, mengirimiku pesan dan menelponku hal itu membuatku marah karena terdengar begitu bising di telingaku, namun saat ia tak melakukannya aku merasa tertinggal didunia yang hening, tidak mungkin ini bukan keheningan, ini sebuah kesepian.

Aku mengambil ponselku dan mengiriminya pesan.

Sasuke, kau marah? Maaf.

Kulihat datar layar ponsel yang kupegang, dan pesan yang baru saja ku tulis telah terkirim untuk Sasuke. Aku menunggu, dan masih menunggu.

5 menit berlalu dan Sasuke tetap membisu, padahal Sasuke tak pernah membuatku menunggu selama ini balasan pesan darinya. Merasa tak mendapat tanggapan kuputuskan untuk menelponnya saja.

Nomor yang ada tuju sedang sibuk.

Pip.

Aku mematikan sambungan teleponku saat tak kudengar nomornya tak bisa kuhubungi.

"Nanti saja." Gumamku menatap ponsel datar kemudian pergi menutup pintu rumah dan beranjak kekamarku.

/

/

/

"Nanti saja." Gumam Sakura menatap layar ponselnya datar kemudian beranjak pergi kekamarnya setelah menutup pintu rumahnya.

Sakura kemudian merebahkan dirinya di kasur miliknya dan mulai menenggelamkan dirinya dalam mimpi indahnya mungkin juga buruk baginya.

Esok hari datang dengan cepat, namun masih belum Sakura temui kabar tentang Sasuke. Sakura bangun dari tempat tidurnya dan mengecek ponselnya, namun tak ada pesan apapun, apalagi panggilan tak terjawab. Sakura mengucek matanya kemudian melempar asal ponsel miliknya, dan menuju kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.

/

/

"Ohayou Sakura." Ucap beberapa teman yang menyambut kedatangan Sakura.

"Ya, selamat pagi." Ucap sakura balik sambil tersenyum tipis.

"Tak bersama Sasuke?" tanya salah seorang sahabat Sakura mengernyit menatap Sakura yang didapatinya tanpa Sasuke. Tentu saja hal ini aneh bagi mereka karena setau mereka Sasuke selalu ada dimanapun Sakura berada, bahkan Sasuke sering mengantar Sakura yang berbeda kelas dengannya.

"Ehm, ya begitulah. Oh ya Hinata, apa kau melihat Naruto?" tanya Sakura menatap Hinata dengan agak canggung. Sementara tatapan Hinata menjadi sendu saat Sakura menanyakan Naruto.

"Mungkin di kantin." Jawab Hinata memaksakan senyum di wajahnya.

"Ok. Thanks." Ucap Sakura tersenyum kemudian menuju kantin. Dalam perjalanannya Sakura melewati kelas Sasuke, dilihatnya Sasuke sedang duduk termenung. Sakura berhenti dan menatap Sasuke lama, beberapa saat kemudian Sasuke yang tidak sadar sedang di perhatikan itu secara tak sengaja menatap arah pintu kelas dan mendapati kekasihnya menatap dirinya dari luar. Sasuke ingin berdiri menghampiri Sakura namun egonya menahan dia untuk tidak bergerak dari tempat duduknya sehingga yang terjadi hanya saling menatap.

'Masuklah' batin Sasuke menatap Sakura datar. Berharap Sakura menghampirinya. Namun Sasuke hanya melihat Sakura masih menatapnya dari depan pintu.

'Sakura..' batin Sasuke menekankan, seperti ia sedang memanggil Sakura dengan suaranya, namun yang ia dapati Sakura hanya berkedip beberapa kali dengan wajah tanpa ekspresinya kemudian pergi melangkah meninggalkan Sasuke yang lemas di tempat duduknya.

'Harus menggunakan apa lagi untuk bisa meluluhkan keras hatimu.' Batin Sasuke kesal dan menatap langit marah.

Sakura berjalan menuju kantin dengan termenung, meskipun ia 100% sadar sedang berjalan bahkan mengangguk pada beberapa teman yang menyapanya.

"Naruto." Seru Sakura saat ia sampai dikantin dan mendapati Naruto sedang menyeruput jus jeruknya.

"Yo, Sakura." Sapa Naruto balik dan menyiratkan Sakura untuk duduk dengannya.

"Ramen lagi?" tanya Sakura mengernyit pada Naruto.

"Ya seperti yang kau lihat. Oh ya, kapan kau bisa main basket lagi? Kita kedatangan murid pindahan dan dia atlet basket. Aku sudah tak sabar mengajakmu untuk tanding melawan dia." Ucap Naruto bersemangat sambil melanjutkan minumnya.

"Dasar kau. Jangan sering makan ramen, sekali-sekali makanlah makanan yang bergizi. Dan soal basket, aku sedang dalam keadaan yang kurang baik saat ini, tak bisa berkonsentrasi dengan baik." Ucap Sakura tersenyum dan menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Kau tau sendiri aku tak bisa masak. Ya kecuali jika kau bersedia membuatkan beberapa makanan bergizi itu untukku. Dan soal basket, tenang saja. Murid barunya masih belum datang, kami hanya mendengar gosipnya saja karena dia adalah atlet basket paling berbakat." Ucap Naruto menyengir sambil menggigit sedotan minumannya.

"Cih, sejak kapan kau tertarik dengan gosip?" tanya Sakura mengernyit aneh pada Naruto.

"Ya bukannya suka sih, hanya tak sengaja mendengar." Kata Naruto menghabiskan minumannya.

"Oh." Ucap Sakura malas pada Naruto yang terlalu serius dengan kegiatannya.

"Kau mau pesan dulu atau?" tanya Naruto menawari Sakura sarapan.

"Tidak. Kita kekelas saja. Sudah hampir jam masuk." Kata Sakura menggeleng dan menatap arlojinya.

"Baiklah, tunggu aku di depan, aku akan membayar dulu." Ucap Naruto berdiri diikuti oleh Sakura.

"Jangan lama-lama atau ku tinggal." Ancam Sakura bercanda.

"Tak apa, aku bisa mengejarmu." Ucap Naruto iseng membuat Sakura akhirnya mengendikan bahu karena tak mengerti maksud ucapan Naruto.

Sakura dan naruto berjalan menuju kelas setelah Naruto pergi membayar tagihan makanannya . perjalanan singkat itu diisi oleh canda tawa seperti biasanya, meskipun Sakura tak banyak tertawa, hanya Naruto yang terlalu berlebihan dalam tertawa, namun meskipun demikian hal ini di lihat oleh Sasuke, dan semakin membuat Sasuke marah dan cemburu.

"Kau sedang bermasalah dengan Sasuke lagi?" tanya Naruto memandang Sakura yang tiba-tiba terdiam dan menunduk begitu melewati kelas Sasuke.

"Entahlah, menurutmu?" tanya Sakura serius namun bermaksud bercanda pada Naruto..

"Menurutku Ya, dan apapun itu, hal itu semakin membuat hubungan kalian merenggang." Ucap Naruto menyeringai tanpa menatap Sakura sementara Sakura menatap Naruto mengernyit.

"Kau terlihat sangat senang." Ucap Sakura tak suka pada Naruto.

"Walau bagaimanapun aku orang yang menginginkanmu. Meskipun hal ini menguntungkanku tapi sudah kukatakan aku tak ingin menang tanpa perlawanan. Tapi tetap saja hal ini membuatku entah mengapa merasa senang" ucap Naruto tersenyum menatap Sakura, sedangkan Sakura menatapnya tak suka.

"Kau sahabat yang buruk Naruto." Ketus Sakura pada Naruto. Naruto yang tersenyum mendadak terdiam dan menatap Sakura serius.

"Kau juga kekasih yang buruk. Meskipun aku tetap menginginkanmu. Aku sudah sering mengalah Sakura, kau juga tau aku sudah menyukaimu jauh sebelum ada ikatan persahabatan diantara kita. Tapi kau seolah buta dan tak menyadarinya atau mungkin kau berpura-pura tuli dan buta. Hingga saat ini aku tak ingin mengetahui siapa saja kekasihmu, kecuali Sasuke. Karena Sasuke sekolah di tempat yang sama dengan kita membuatku mau tak mau harus mengetahui siapa itu Sasuke, dan sialnya aku mengakui bahwa dia lebih baik untukmu." Ucap Naruto berhenti beberapa langkah di belakang Sakura. Sedang Sakura berhenti melangkah tanpa menatap Naruto yang serius menatap punggungnya.

"Lalu kenapa kau tak berhenti menyukaiku jika kau mengetahui Sasuke lebih baik untukku dari pada dirimu atau siapapun. Kau tau? Kita sudah seperti saudara, aku menyayangimu tapi ini bukan cinta yang kau pikirkan." Ucap Sakura menunduk tanpa menatap Naruto. Naruto yang ada beberapa langkah di belakang Sakura kemudian maju dan menyamakan posisinya di samping Sakura. Naruto membungkuk posisi berbisik pada Sakura mengingat Sakura lebih pendek darinya.

"Karena aku tak bisa melupakanmu meski aku tau kau berada dipelukan orang yg tepat, karena aku mencintaimu meski kau telah termiliki, seperti kau yang mencintai cinta pertamamu. Meski cinta itu dibalut rasa sakit sekalipun kau masih menatapnya bahkan bila Sasuke sedang memelukmu. Sama sepertimu, kau adalah cinta pertamaku. Cinta pertamaku yang sangat menyakitkan." Ucap Naruto serius kemudian melangkah meninggalkan Sakura yang menunduk. Poninya menutupi wajahnya yang kaku dan ternganga dan air mata yang telah membentuk sungai kecil telah menghias wajahnya. Kata-kata Naruto benar-benar menusuk hati nuraninya, yang ia akui hal itu benar adanya. Itu benar bahwa ia mengabaikan Naruto, itu benar bahwa ia tak menanggapi pernyataan cinta Naruto, dan itu benar tentang cinta pertama yang menyakitkan.

Cinta pertama siapa yang tak menyakitkan? Ada banyak cinta pertama yang ingin mereka pertahankan namun bagi Sakura cinta pertamanya sangat ingin ia lupakan meskipun ia tak mampu untuk melakukan itu.

Sakura sesenggukan dan berjalan berbalik arah, ia memutuskan untuk membolos pelajaran pertama dan pergi ke toilet membasuh wajahnya. Namun alih-alih ke toilet langkah kakinya malah membawanya keatap sekolah. Ia terduduk dan bersandar sambil melihat langit dari sana, air matanya masih saja mengalir dan sering kali ia sesenggukan yang tak berhasil di tahannya keluar begitu saja. Ia hampir saja jatuh tertidur sebelum seseorang berjongkok di depan wajahnya dan menghalangi cahaya matahari menyinari langsung wajah Sakura yang basah. Dan hal itu membuat Sakura terbelalak kaget dan segera memperbaiki posisi duduknya yang tadinya bersandar. Ia berniat menghapus air matanya namun hal itu terhenti saat orang didepannya memeluknya.

"Apa yang membuatmu menangis? Kau tau air matamu mulai terlihat seperti sungai kecil?" tanya sang kekasih yang sedang memeluk Sakura.

"Sasuke aku—

"Apa aku menyakitimu?" tanya Sasuke memotong perkataan Sakura kemudian melepas pelukannya dan menghapus air mata Sakura. Sedangkan Sakura hanya menatap Sasuke sendu tanpa menjawab.

"Ya atau tidak. Jika bukan aku siapa yang melakukannya?" tanya Sasuke serius yang masih berjongkok di depan Sakura.

"Kau tak marah padaku?" tanya Sakura menatap Sasuke sendu tanpa menjawab pertanyaan Sasuke. Sasuke hanya menatapnya dalam kemudian menutup kedua matanya dan menghembuskan nafas berat.

"Hhhh... sudah kuduga aku tak bisa mengacuhkanmu." Ucap Sasuke membuka matanya dan mengacak rambut Sakura sayang.

"Maaf." Ucap Sakura menunduk dan menghindari tatapan Sasuke. Sasuke mengubah posisi jongkoknya didepan Sakura menjadi duduk di samping Sakura.

"Kau menyadarinya?" tanya Sasuke menatap langit luas.

"Aku menyakitimu dan orang lain " ucap Sakura pelan sambil menunuduk.

"Dan kau menyakiti dirimu sendiri." Ucap Sasuke lagi pada Sakura dan membuat Sakura terdiam.

"Apa dia sangat memahamimu? Seberapa besar ia memahamimu?" tanya Sasuke menatap Sakura sambil tersenyum.

"Siapa?" tanya Sakura tak mengerti.

"Sahabatmu. Kufikir dia hanya bisa membuatmu tertawa tapi ternyata dia bahkan bisa membuatmu menangis." Ucap Sasuke sarkastik.

"Tapi aku juga menyakitinya. Pada akhirnya aku selalu saja menyakiti orang lain, hanya karena orang lain lebih dulu menyakitiku." Ucap Sakura tersenyum miris pada dirinya sendiri.

"Kau tau? Aku tak bisa mengatakan perasaanku yang sejujurnya padamu, kau juga sudah tau tanpa kukatakan karena kau pernah berdiri di posisi yang sama sepertiku. Tapi aku tak ingin memaksamu, meski aku tak bisa melepasmu namun jika hubungan ini semakin menyakitimu maka aku akan mundur beberapa langkah dan menatapmu dari jauh." Ucap Sasuke panjang lebar serius tanpa menatap Sakura, meskipun ia mengepalkan tangannya kuat-kuat akan keputusan yang dibuatnya ini.

"Kau tidak akan apa-apa?" tanya Sakura menatap Sasuke penuh harap.

"Bohong jika aku baik-baik saja. Selama inipun aku tak baik-baik saja." Kata Sasuke jujur menatap Sakura. Sakura kemudian mendengus menahan tawa kemudian menyenderkan kepalanya di bahu Sasuke.

"Apa kau tau melepaskan hal yang ingin kita genggam itu sulit? Dan kau bersedia melakukannya untukku?! Cih, jangan bercanda Sasuke, aku tau sakitnya, dan aku tak ingin kau merasa hal yang sama. Tapi aku juga tak ingin memaksakan cinta." Ucap Sakura masih menyenderkan kepalanya di bahu Sasuke.

"Semua keputusan kini ada padamu, aku akan mengikuti jalan yang kau pilihkan untukku." Ucap Sasuke menutup matanya. Nafasnya jadi berat dan tak beraturan, perasaannya tak menentu. Sedangkan Sakura menatap tangan Sasuke yang ia tautkan dengan tangannya.

"Aku ingin minta maaf karena kau selalu berjalan sendiri selama ini, aku ingin berterima kasih karena kau selalu bisa menemukanku, meski aku tau hal ini tak akan sepadan tapi untuk sekali lagi berikan aku kesempatan untuk menjadi kekasih yang terbaik untukmu. Aku ingin menjadi cinta pertamamu yang indah. Aku ingin memberikanmu cinta pertama yang manis meski tak seorangpun yang melakukannya untukku." Ucap Sakura dengan air mata yang berlinang dari matanya.

"Aku mungkin bukan cinta pertamamu, tapi aku ingin jadi cinta terakhirmu, jika hal itu memungkinkan." Ucap Sasuke mendengus.

"Kita coba saja. Kau mau membantuku?" tanya Sakura tersenyum tulus pada Sasuke.

"Aku akan membuatmu melupakan cinta pertamamu itu, asal kau mau berjanji apapun yang terjadi jangan lepaskan tanganku." Ucap Sasuke serius pada Sakura. Sakura tersenyum dan mengangguk pada Sasuke.

"Itu sudah cukup bagiku." Ucap Sasuke senang kemudian mengulurkan tangan membantu Sakura berdiri. Sedangkan Sakura menerima uluran tangan itu di ikuti tatapan bingung.

"Aku harus kekelas. Akan ada ujian dari Kakashi -Sensei." Ucap Sasuke tersenyum pada Sakura.

"Uhm. Semoga sukses." Ucap Sakura bangkit dan mencium pipi Sasuke singkat.

"Apa itu sebuah jimat?" tanya Sasuke bercanda pada Sakura.

"Hmm bisa dibilang begitu." Kata Sakura acuh tak acuh dan mulai berjalan didepan Sasuke.

"Entahlah, kau tau orang jenius tak membutuhkan jimat keberuntungan." Ucap Sasuke percaya diri sementara Sakura menatap Sasuke sangat malas.

"Kau mulai terlihat mirip seperti Shikamaru." Kata Sasuke setengah tertawa pada Sakura.

"Kalau jeniusnya yang mirip sih aku tak keberatan." kata Sakura memutar bola matanya bosan.

"Hahah, ya, ya, ya.. sampai nanti." Ucap Sasuke yang hampir dekat dengan kelasnya.

"Sampai nanti, Sasuke-kun." Kata Sakura tersenyum kecil sementara Sasuke berhenti berjalan dan menatap Sakura sungguh-sungguh.

"Apa?" tanya Sasuke menyeringai pada Sakura.

"Good luck Sasuke-kun!" seru Sakura memutar matanya bosan kemudian berlari cepat meninggalkan Sasuke yang tertinggal di belakangnya. Sasuke hanya tersenyum kecil menanggapi sifat Sakura padanya, meski dalam hatinya ia benar-benar senang. Mungkin ini akan menjadi awal yang baru bagi mereka, dan tentu saja akan menjadi awal yang baru pula bagi beberapa orang yang terlibat dalam perputaran cinta pertama ini.

~TSUDZUKU~

Yey~ oh my god! Akhirnya selesai juga chap ini. Hari ini benar-benar ngebut banget nulis 3 fanfict sekaligus. Syukurlah selesai. Sebelumnya permohonan maaf saya sampaikan kepada semuanya karena keterlambatan update dari saya. Memang sih saya sudah memasuki masa libur namun ternyata hal itu hanya sementara saja. Membuat orang depresi saja. *Lebay* ok tak banyak kata lagi ini dia balasan review minna sekalian.

TERIMA KASIH SUDAH MENGUNJUNGI DAN BERPARTISIPASI!
Minyak tanah : Entah apa yang kau tuliskan, jangankan mengerti bacapun saya kesulitan. Tapi terserahlah apapun yang anda katakan saya ucapkan terima Kasih.

Guest : Ok terima Kasih sudah mereview. Saya sudah lanjutkan kok.

Lukireichan : Anda nyesek? Sama saya juga. *Heheheheeh* Terima kasih sudah mereview.

Sofi asat : Ia sofi yang baik. Semoga saja, soalnya sepertinya saya mulai bosan membuat happy ending. Heheheh, tapi semoga happy ending deh. Makashi dah review.

.7 : Ok, saya lanjutkan. Terima kasih sudah mereview.

Namishey : Ya, saya usahakan. Terima kasih sudah mereview.

Eysha'Cherryblossom : Sip..sip.. maaf juga saya telat update baru selesai masa ujian soalnya. Hehehe, Thanks dah review.

Poo : Lah, ketemu lagi nih. Kemana aja? Maen ngilang aja :D hehehehe.. sip saya lanjutkan. Mungkin terjawab di next mentalist ekh maksudnya di next chapter pertanyaanmu. Hehe, thanks dah review.

Ya, itulah balasan reviewnya, terima kasih sudah meluangkan waktunya, tetap review jika berkenan, dan sampai jumpa lagi.