Kami berhenti di depan sebuah konbini. Aku dan niisan turun dari mobil, kami segera masuk ke dalam.
"Ah, Hinata-chan!" Aku menoleh, aku tak tahu hari ini aku sedang kejatuhan durian runtuh atau apa. Naruto!
"Naruto?" Eh —niisan kenal Naruto?
.
.
.
.
.
.
M. Kishimoto own Naruto & all the characters
Au , typos dan mungkin ada beberapa bahasa non-baku yang terselip
I tried my best to minimize the ooc-ness
.
.
.
.
.
.
Author pov
Tak ada pengunjung, suasana konbini sepi. Hanya ada satu orang penjaga perempuan yang sikap kikuknya sama saja dengan Hinata.
"Naruto— ?" Neji mengernyitkan dahinya, tak menyangka kalau 'cowok itu' yang benar-benar ada di hadapannya sekarang.
Naruto yang tak kalah kagetnya melebarkan matanya, "Kau! Neji!" Naruto menunjukkan raut wajah tak suka saat melihat cowok itu berdiri tepat di belakang Hinata, "H-Hinata-chan! Sini! kau sedang apa ? jangan dekat-dekat dengannya!"
Hinata terbelalak, dalam hati ia menerka-nerka bagaimana keduanya bisa saling kenal —dalam artian tidak baik? "U-uzumaki-san… E-eh— "
"Kau yang sedang apa bocah abnormal, dia ini adikku!"
Naruto yang kaget benar-benar tak bisa lagi menyembunyikan keterkejutannya. Ia tahu Hinata memang bermarga Hyuuga, tapi dari sekian banyak orang bermarga Hyuuga di Jepang, kenapa pula Hinatalah yang merupakan adik dari Neji?
Masa bodoh, Naruto yang amarahnya sudah di unjung tanduk masih belum puas melampiaskan dendamnya pada seseorang yang ternyata merupakan kakak kandung dari Hinata Hyuuga. Ia berjalan mendekat ke arahnya tanpa mempedulikan pandangan ketakutan Hinata. Neji yang tetap diam di tempat menunggu apa yang akan di lakukan Naruto.
"Arghh!" Tanpa disangka-sangka, Naruto menginjak kaki kiri Neji dengan kakinya yang masih berbalut sepatu futsal. Neji yang kaget spontan mencengkeram bagian atas jersey bola yang di pakai Naruto, "Sialan kau!" Neji meradang.
"Kau yang sial! Minggir," Naruto melepas cengkeraman Neji di jersey-nya dengan mudah, "huh, jangan pegang-pegang!" Naruto melewatinya dan hendak pergi keluar konbini. Dengan posisinya yang menguntungkan, Neji yang berdiri dekat rak makanan instan meraih kaleng ikan sarden dengan sebelah tangannya dan melemparkannya ke punggung cowok berambut kuning itu.
Buk.
"Arggh!" Kaleng itu sukses mendarat di punggung Naruto. Neji kelepasan tertawa.
Hinata yang menyaksikan kejadian itu memekik ngeri, menyadarkan petugas konbini yang sedang asik dengan gadget-nya di balik counter.
Naruto yang sudah habis rasa sabarnya menghampiri Neji dengan botol mineral di tangan kirinya, ia dengan sadis mencucukkan ujung botol minum tersebut ke hidung Neji.
Sayang sekali sebelum perseteruan mereka berubah menjadi hujan darah, petugas konbini datang menghampiri keduanya, "T-tuan, tolong jangan bertengkar disini," nadanya memelas, meminta kasihan. Tentu saja ia yang akan kena semprot pemilik toko kalau sampai toko mereka dijadikan arena gulat, meskipun oleh cowok-cowok ganteng.
Neji kembali menarik bagian atas jersey Naruto dan berancang-ancang akan memukul wajah cowok berambut kuning itu ketika Hinata memekik, "Aargh! Cukup, berhenti!" Cewek itu tak sanggup lagi melihat kakak laki-laki satu-satunya yang ia miliki dan cowok yang ia sukai saling menyerang satu sama lain. Tanpa sempat di tahan oleh sebelah tangan Neji, Hinata bersama petugas itu keburu lari keluar konbini. "tolong!" Sepertinya cewek itu lupa akan karakternya yang selalu gugup, ia berteriak dengan lantang. Ini semua demi masa depannya. Ia tak mungkin bisa menikahi Naruto, kalau hubungan antara ia dan kakaknya saja seperti ini.
Naruto yang kerah bajunya masih di tahan oleh Neji berteriak, "Hi-hinata-chan!" Ia berusaha melepaskan diri, tapi kali ini tak semudah tadi, "lepasin!"
"Tidak akan!" Balas Neji sengit. "Lihat itu adikmu! Kita akan digerebek!"
Neji terdiam, ia melepaskan pegangannya pada kerah Naruto yang sebenarnya tidak ada kerahnya.
Naruto dengan pride-nya yang tinggi menunjukkan raut wajah jijik sambil mengibas-ngibaskan tangannya pada kerahnya yang habis di tarik oleh Neji. Seolah-olah akan tumbuh bakteri Eschericia Coli disitu.
Tak lama, Hinata datang dengan petugas keamanan sekitar, "dimana keributannya?" laki-laki paruh baya yang merupakan petugas sekitar menyapukan pandangannya ke sekeliling toko, tapi ia tak mendapat apapun selain Neji yang pura-pura sibuk di bagian rak makanan instan dan Naruto yang mengunyah manji rasa kacang merah favoritnya.
Petugas itu merasa dipermainkan, "tidak ada keributan disini." Hinata dan petugas konbini itu diam, keduanya merasa di permainkan. "Jangan main-main dengan tugas sekuriti." Oh, ternyata petugas itu juga merasa dipermainkan. Padahal yang jelas-jelas jadi korban disini adalah Hinata dan petugas perempuan itu.
Petugas itu pergi dari konbini. Neji berjalan ke arah Hinata dan menarik lengannya, "kita pulang."
Keduanya berjalan ke arah pintu keluar ketika Hinata berbalik ke belakang dan mencoba membaca ekspresi Naruto, "U-uzumaki— s-san… " Neji yang mendengar Hinata menarik lengannya lebih kencang. Naruto yang sempat menyaksikan keduanya keluar konbini kemudian membuang muka.
Neji dan Hinata telah berada di mobil.
Hinata mengguncang-guncang bahu niisannya, "niisan! Niisan! Kau kenapa sih?" Hinata yang seumur-umur hidup dengan Neji tak pernah sekalipun menyaksikan niisannya yang meradang seperti tadi. Buat Hinata, kejadian tadi sungguh mengejutkan. Biasanya Neji tidak pernah membentak siapapun, dia akan diam saja kalau sedang marah.
"Kau punya hubungan apa dengan Uzumaki-san?" Neji diam, tak kunjung menjawab. "Yakin ingin tahu?" Hinata mengangguk.
Cowok berambut panjang itu menghela napas.
.
.
.
.
Flashback
"Sasuke.. please?" Sasuke memandang datar wajah sahabatnya yang sedang memelas. Sasuke menjawab, "Kau kan tahu aku pemain basket."
"Iya-iya aku tahu. Tapi terakhir kali kita sparring kau kan jago futsal juga, satu Konoha JHS juga tahu kau itu dewa olahraga." Cowok berambut kuning itu keringat dingin, ia sudah tak tahu lagi bagaimana cara membujuk Sasuke untuk ikut pertandingan kali ini.
"Kumohon, Sasuke. kita masih kekurangan dua orang."
Sasuke mendengus, "memang yang lain kemana? Anggota tim futsal kan banyak."
"Begini. hari ini sebenarnya sudah jadwal liburku. Setengah senpai sedang ikut lomba nasional, dan setengahnya lagi sedang training camp di gunung. Karena aku sudah ikut training camp bersama senpai-senpai yang hari ini sedang ikut lomba nasional, jadi sekarang ini hari liburku. Kita semua sudah mengecek ulang jadwal musim panas, aku yakin betul terakhir kali meninggalkan ruang ganti, di sana di tempel kalau lomba berikutnya itu tanggal 23, bukan 13." Jelas Naruto panjang lebar.
"Hn," Wajah Naruto berbinar mendengar 'Hn' legendaris Sasuke Uchiha.
Sasuke melepas kausnya, "aku ada seorang lagi." Cowok berambut kuning itu tak mengerti, "hah? Maksudmu?"
"Ada seorang lagi di mobilku, teman aniki." Wajah Naruto benar-benar bersinar sekarang. Ia baru sadar perlombaan ini tadi pagi-pagi ketika seorang cp lomba menghubunginya. Jangan tanya bagaimana ekspresinya saat itu yang terkejut bukan main. Naruto bertanya hati-hati apakah ia bisa tetap mengikuti lomba walau timnnya hanya dua orang, —yang artinya ia hanya bertiga dan harus melawan lima orang. Ternyata diperbolehkan. Walaupun begitu, Suna JHS-FC cukup kuat dan terkenal, Naruto tak mau melewatkan pertandingan ini. Ia tak mungkin nekad mengorbankan harga diri sekolahnya yang sudah di kenal di kancah nasional.
Hari ini Itachi di rawat di rumah sakit. maag-nya kumat. Beruntungnya, saat Sasuke menjenguk, ada seorang teman dekat Itachi yang tidak bawa mobil, Neji Hyuuga. Itachi memaksa Sasuke mengantarnya pulang, walau sebenarnya Neji tak ingin dan Sasuke buru-buru mau pergi ke Suna JHS untuk mengantar game yang ia pinjam dari Naruto. Lagipula, dulu Suna JHS merupakan sekolahnya dan ia ingin melihat bagaimana keadaan sekolah itu setelah ditinggal empat tahun.
Tapi akhirnya Sasuke tidak enak juga. Apalagi di luar hujan. Untung Neji tidak keberatan menunggu Sasuke sebentar yang masuk ke dalam lapangan futsal indoor sekolah itu.
"Ya, akan kutanya dulu dia mau main atau tidak." Dua orang rekan setim Naruto yang merupakan Kiba Inuzuka dan Rock Lee kegirangan, mereka sedang hoki hari ini.
Sasuke melangkah keluar dari lapangan indoor menuju mobilnya. Ia membuka pintu dan mendapati Neji yang sedang sibuk dengan telepon genggamnya, "Neji-san, bisakah kau membantuku?" Neji merespon, "hmm?"
"Sekolahku kurang orang untuk main. Kalau kau mau ikut main bersama kami, itu akan menutupi lubang yang ditinggalkan dua orang." Jelas Sasuke.
Neji yang saat itu sedang dalam kondisi fit merasa tidak masalah bermain untuk match ini. Ia hanya cukup mengenakan jersey sekolah Konoha JHS dan bermain dua puluh menit. "Aku akan senang jika bisa membantu."
Sasuke tersenyum,"kalau begitu ayo."
Setelah perkenalan singakat antara Neji dengan Naruto dan Kiba dan Lee, mereka menerapkan strategi secara singkat yang biasa Naruto gunakan. Mereka bermain dengan baik, —bahkan sangat baik, sampai membuat kewalahan tim Suna FC. Lagipula, di luar dugaan Naruto, ternyata Suna FC juga sepertinya sedang kekurangan orang. Terbukti dengan pemain mereka yang bukan starter —tidak ada Kankurou dan teman-temannya yang terkenal cukup jago.
Kondisi ini tentu saja menguntungkan Naruto CS. Di menit ke-18, tim Suna semakin tumbang. Mereka benar-benar terlihat kelelahan, dan rupanya hal itu mengundang simpati Neji. Rupanya cowok itu tak tega melihat adik-adik kelasnya lantaran kehabisan tenaga. Meskipun skor seri 1-1, Suna benar-benar sudah di ambang batas, salah satu strikernya bahkan sudah tak kuat lari. Entah setan apa yang merasuki neji, saat itu bola belum di oper dan masih berada di bawah kendalinya, tiba-tiba Neji berbalik arah ke gawang yang di jaga oleh Kiba! Kiba yang saat itu bingung apa maksud Neji berusaha menghalangi gawanya sendiri tetapi—
Priiiit —gol!
Suasana senyap. Tim lawan tak tahu harus memasang ekspresi yang bagaimana —jelas sekali mereka sedang berusaha menutupi rasa senang akan menang. Kiba, Naruto, Sasuke, dan Lee shock hingga tetap diam di tempat.
Neji… melakukan gol bunuh diri!
Naruto menatap Neji tak percaya —ia tak tahu harus menjawab bagaimana ketika diinterogasi senpai-nya meinggu depan. Kejadian hari ini benar-benar mencoreng reputasi Konoha JHS-FC!
Semua keluar dari lapangan dengan kemenangan di tangan Suna. Naruto menarik bagian atas jersey Konoha yang dikenakan Neji, "Kau! Apa maksudmu?" Naruto tak peduli lagi dengan aturan hormat-menghormati karena Neji lebih tua.
"Maaf aku—"
Sasuke memotong perkataan Neji, "Kau tidak perlu menyetujui permintaan kami tadi kalau kau hanya menjadikan ini bahan becandamu,"
Naruto meradang, "sialan!"
"Brengsek!" —Kiba ikut menghujat, menurutnya ini salah satu pertandingan penting.
Lee yang dari tadi diam saja pun ikut angkat bicara, "sebenarnya apa maumu?"
Neji membela diri, "Aku alumni Suna. Siapa yang tega melihat wajah kelelahan mereka tadi?"
Naruto meradang "Seharusnya kau katakan itu sejak awal! Kau tidak perlu ikut bertanding—"
Duak
Sasuke memukul wajah Neji, "Sudah cukup kan, Naruto? Aku yang salah karena membawanya kemari." Sasuke terdiam, kemudian melanjutkan, "maaf."
Naruto diam. Ia bangun dari bangku bench dan berjalan ke hadapan Neji.
Duak
Satu pukulan lagi dari Naruto untuk wajah Neji. Tadinya, Neji akan diam saja dan menerima kemarahan Naruto, tetapi ia membatalkan hal itu ketika ia dengar kata-kata Naruto berikutnya,"sejak awal aku ragu kau akan membantu. Lagipula kau terlihat seperti banci."
Neji bangkit dari bench dengan wajah memerah karena kesal, ia tahu ia salah. Tapi dengan tubuh atletis yang ia jaga dengan rajin pergi ke gym dan wajah yang cukup maskulin —apa memang benar ia terlihat seperti banci?
"Untung aku membantu mereka, sial kau." Neji sudah memasang ancang-ancang akan memukul balik Naruto ketika petugas sekolah dan panita berdatangan melerai mereka. Tanpa mereka sadari, ternyata perseteruan mereka menarik perhatian.
Naruto, Sasuke, Kiba dan Lee mengganti baju mereka dan pulang di antar Sasuke.
Atas insiden tadi, Sasuke tentu saja —tidak jadi mengantar Neji pulang.
End of flashback
.
.
.
.
Hinata menahan napas setelah mendengar seluruh cerita niisan-nya. Ini benar-benar diluar dugaannya.
Dan tentu saja, Hinata tahu Neji-lah yang salah. Kalau saja ia tidak melakukan gol bunuh diri itu, ia dan Naruto sudah pasti jadi teman baik. Menurut Hinata, Naruto sama sekali tidak salah. Karena ia telah mengamati, dan tahu pasti seberapa kerasnya Naruto berlatih. Kekalahan seperti tak mungkin bisa diterima olehnya.
Hinata diam. Ia kesal dengan niisan-nya. Cewek berambut indigo itu kembali membuka percakapan, "niisan.." Neji meliriknya. "Kau tahu kan, kalau sebenarnya kau yang salah."
Neji berdehem, "Aku sudah minta maaf —lagi pula ia mengataiku banci. Lihat, memang niisan-mu ini seperti banci?
Hinata kembali diam. Ia harus meminta maaf pada Naruto atas nama Neji.
.
.
.
.
"O-o.. oshirase" Hinata berusaha mengatur napasnya, "Oinori oshite kudasai."
Kelas 2 Sains 1 dipimpin berdoa oleh Hinata. Cewek bermata lavender itu harus segera membiasakan diri dengan tugas-tugasnya sebagai ketua kelas. Setelah selesai mereka lalu mengucap salam pada Kurenai-sensei, "ohayou gozaimasu."
Guru Biologi itu tersenyum. "ohayou gozaimasu."
Kurenai-sensei kemudian menulis materi dan sedikit catatan di papan tulis. Hinata bertekad akan terus mempertahankan nilainya dan mengikuti pelajaran dengan baik. Namun rupanya tak bisa semudah itu, karena sekarang konsentrasinya akan sering terbagi untuk orang yang duduk di samping kirinya.
Dan mengenai kemarin, setelah mengetahui semuanya, Hinata akan mencari waktu yang tepat untuk meminta maaf atas nama niisan-nya.
"Hinata-chan.." Hinata menoleh ke arah sumber suara. Di sebelah kirinya, Naruto sedang menelungkupkan kedua tangannya di atas meja dengan kepala yang menyandar di atas lengannya, "pinjam pulpen dong.."
Wajah Hinata memerah melihat Naruto yang keren sekali di posisi seperti itu. "Ch-chotto matte Uzumaki-san.."
Dahi Naruto mengerut, " aku tidak suka di panggil Uzumaki-san seperti itu."
"G-gomen.. Na-Naruto.." Naruto tersenyum puas, "kau kenapa gemetaran seperti itu? kau kedinginan?"
"T-tidak kok," Hinata menjawab sembari memberikan pulpennya, "maaf, aku hanya punya warna pink."
Naruto tertawa, "manis sekali. Tidak apa-apa, hahaha," Naruto menatap Hinata dengan mata birunya. Hinata yang ditatap seperti itu semakin meleleh dan hanya bisa menundukan wajahnya.
"Sepertinya kau kedinginan," Naruto melepas jaket hitam Manchester United-nya dan memberikannya pada Hinata, "Ini, pakai."
"A-aa, tidak usah." Benar, ini musim semi yang dingin sekali. Masih ada sisa-sisa hawa musim dingin, dan Hinata lupa membawa sweater.
Naruto menggembungkan mulutnya, "ayolah, masa kau tega membiarkan tanganku terulur begini."
Hinata yang tak enak mengambil jaket itu dari tangan Naruto, "A-arigatou." Ia bingung. Akhirnya jaket itu hanya ia letakan di pangkuannya.
Naruto memandangnya, merasa di perhatikan, Hinata menoleh padanya, "a-ada apa?"
Naruto mengambil jaket dari pangkuan Hinata, "masa tidak tahu cara pakai jaket?" Jaket itu ia pasangkan pada tubuh Hinata, lalu tersenyum menatapnya.
Cewek itu —wajahnya benar-benar sudah merah semua.
Tanpa keduanya sadari, ternyata mereka yang sedang sibuk sendiri telah merebut perhatian sekelas dan —oh tidak! Kurenai-sensei berkacak pinggang menatap keduanya.
"Silakan keluar, Uzumaki-san dan.. Hyuuga-san." Hinata melemah, ia bangkit dari kursinya sebelum ia dengar suara Kiba berbisik pada Naruto, "oi, benar ya, ternyata si Hyuuga itu manis juga."
Berbeda dengan Hinata yang berjalan gontai, Naruto merasa senang diberi kesempatan berduaan saja dengan Hinata. Wajahnya ceria dan sama sekali tidak kesal di keluarkan saat jam pelajaran.
Keduanya diam saja di depan pintu kelas.
Koridor sepi —tentu saja, karena ini sedang jam pelajaran!
Naruto membuka percakapan, "Hinata-chan, soal kemarin.. maaf ya."
"T-tidak.." Hinata diam, lalu melanjutkan, "maafkan niisan. Kemarin dan waktu itu."
Kedua alis Naruto terangkat, "waktu itu?"
Hinata buru-buru menjelaskan, "niisan sudah menceritakan semuanya. Jelas sekali niisan-ku lah yang salah. A-aku tahu Naruto berlatih keras tiap hari. Dan kekalahan seperti itu tak mungkin bisa diterima."
Naruto diam tertunduk, "aku sebenarnya sudah memaafkannya. Aku juga salah. Tapi entah kenapa, rasanya masih kesal,"
"Ti-tidak apa-apa kok.. Aku mengerti perasaanmu." Naruto tersenyum mendengar kata-kata Hinata. selain manis, cewek itu juga pengertian. Tipe Naruto banget.
"Eh, Naruto!" seorang cewek berambut merah muda datang menghampiri Naruto dan Hinata yang berdiri di depan pintu 2 Sains 1.
Cewek itu tiba-tiba memeluk Naruto, "ya ampun, kemana aja sih? Kangen deh!"
Hinata yang shock melihat pemandangan di sampingnya hanya bisa diam.
Cewek itu menoleh ke samping kanan Naruto, "Eh Naruto, siapa nih?"
.
.
.
.
つづく
Tsuzuku
.
.
.
.
Ya ampun Sakura… kamu jangan meluk tiba-tiba gitu dong -_-
Hai.. ini bener-bener update kilat karena ga ada kerjaan XD dan juga… karena reviewnya banyak jadi semangat hahaha.
Dari sekian reviewer ada 1 yang berhasil menebak: —anda sugoi sekali! Ya benar, Naruto emang musuh besarnya Neji. Selamat, hadiahnya makan-makan! Di rumah sendiri! XD
Terus yang bagian flashback, itu tuh pas smp. Waktu itu neji lebih tua 4 tahun, gampangnya, dia baru lulus sma tahun itu pas naruto sama yang lain masih kelas 3 smp.
Apa lagi ya? Oh iya, apapun dan gimanapun nanti ujungnya pasti naruhina, tenang ajaa yaaa, walaupun mungkin slight pair-slight pair kayaknya sih bakal bergentayangan (?) di fic ini.
Yang login bisa cek pm, yang ga login bales reviewnya dimana nih? Disini aja ya? (di bawah)
Karena saya lagi belajar nulis, tolong para readers sekalian yang baik hati ngoreksi tulisan saya. Kira-kira apa yang harus diperbaiki (dalam hal ini bukan typo) mungkin alurnya, atau ada bagian yang dirasa janggal, atau gaya penulisan. Saya menerima masukan dan kritik dengan senang hati pokoknya :D
Sekali lagi terima kasih ya sudah meluangkan waktu dan membaca fic ini!
,sacchan
.
.
.
.
Balesan review :
Guest, Mxxx, Manguni, Soputan, uzumaki-hime, N, guest : terima kasih banyak yaa! Ini udah lanjut, kilat kaan XD
Kazehaya Sakazuki : siaap! Ini udah dibanyakin wordnya
Me : terima kasih ya!
Kaname mizutani : jangan males log in ah hahaha -_- iya? Anime apa tuh? Belum pernah denger *emang jarang nonton anime* aihh makasih banyak XD siaap! Emang lagi seneng mampir di fandom naruhina sih, jadi jangan kaget aku akan mulai sering gentayangan disini XD