Bentar. Author mau curcol sedikit.

Lama gak update! Aduh pemirsah! Akhirnya ujian praktek di sekolah yang menyebabkan timbulnyajerawatsepertiorangIndiaacaaca sudah selesai! Author gak peduli hasilnya, yang penting author udah berusaha! #ya gak?

Udah berbulan bulan ini fic gak diupdate... tapi kan sekarang udah (?) author pikir "Yea santai aja... toh ini fic gak ada yang nungguin" TERNYATA SALAH PEMIRSA! saking lamanya ini fic gak diupdate, author sampe ditagih! Ternyata fic ini ada yang nungguin :')

Oke, jangan sungkan untuk menagih update fic kesayangan kalian ya! (kalo bisa mah nagihnya jangan di review... gak kebaca ^^'. Apalagi di PM)

Selamat membaca!

Pairing : Jellal F. & Erza S.

Genre : Humor/Romance

Disclaimer : Hiro Mashima

Warning : Alur kecepetan, OOC, Typo(s), Cerita gak jelas, ah, pokoknya banyak sampe saya lupa mau nulis apa.

Kelas XII-II

"Pagi."

"Pagi..."

Seperti yang biasa ia lakukan, Erza menggeser pintu, berjalan dengan wajah datar, menaruh tasnya di atas meja, dan duduk.

"KAU NGAPAIN DUDUK DI SITU?!" Teriak Erza sambil menggebrak meja. Natsu yang lagi enak-enak duduk di atas meja Erza langsung melompat dan melakukan sesuatu dengan telinganya.

"Erza. Kau tidak tau? Ada anak baru yang se-per-ti-nya akan masuk ke kelas kita..." Jawab Natsu sambil mencondongkan wajahnya.

"Anak baru? Kenapa kelas kita? Kan kelas yang lain ada..." Sepertinya hari ini Erza agak berbeda dari biasanya karena dia tidak melakukan rutinitasnya dengan baik. Ya, seperti bangun pagi, mandi bersama Karen, sarapan dengan Karen, dan pergi ke tempat penitipan hewan bersama Karen. Kalian ingat? Karena masih menginap di kamar apartemen seorang laki-laki berambut biru dengan anjing bulldog kesayangannya.

"Kau kan tau... anak di kelas kita inilah yang paling sedikit... cuz murid-murid di sini kan murid murid pilihan~" Bisik Lucy dengan wajah bangga.

"Jadi dia murid pilihan juga?" Erza menaikkan sebelah alisnya. "Hey, tidak juga... murid di sini juga ada yang bukan pilihan.. dalam arti.." Natsu membentuk peace di kedua tangannya dan mengangguk-anggukan kedua jarinya sambil melihat ke arah sekelompok murid unpopuler yang sedang berkumpul di belakang.

"Sepertinya perbedaan di kelas kita kelihatan sekali..." Lucy menepuk wajahnya.

"Anak barunya laki-laki atau perempuan?" Tanya Erza. Baik Lucy maupun Natsu sama-sama menaikkan bahu mereka, tanda tidak tau. "Mungkin kau bisa tanyakan ke ahli gosip kita.. atau pusat pemberitaan sekolah... maksudku klub mading sekolah..." Jawab Lucy sambil menunjuk siswa dan siswi yang baru masuk ke kelas mereka.

"Oh, masih 10 menit? Jam di kelasku sepertinya lebih cepat..." Ujar Gray.

"Kenapa Gray?" Tanya Natsu.

"Eh. Kalian sudah tau kan ada anak baru yang mungkin masuk ke kelas ini?" Tanya Gray to the point, mengingat waktu yang terbatas.

Lucy dan Natsu mengangguk ragu-ragu. "Kami minta tolong agar kalian memperhatikan anak itu jika memang benar dia masuk ke kelas ini. Kalau bisa tanyakan bio datanya." Jelas Juvia.

"Ooh... buat majalah sekolah minggu ini ya?" Tanya Lucy. Juvia mengangguk.

Erza terlihat malas dan menopang dagunya. "Bahas anak baru?" Gumamnya.

Semuanya menengok ke arah Erza. "Kecewa karena tidak bahas kucing lagi?" Tanya Lucy yakin. Erza terdiam.

"Ternyata benar." Batin mereka.

"Oke! Aku mohon kerja samanya ya! Paling tidak pulang sekolah ini kalian sudah harus dapat minimal bio datanya!" Dan sekian kunjungan Gray dan Juvia untuk pagi ini.

"5 menit lagi... mau ngapain ya?" Gumam Natsu sambil meletakkan kepalanya di atas meja menghadap Erza.

Erza mengeluarkan buku dari dalam tasnya. "Sebaiknya kau mulai dengan mempersiapkan buku pelajaran jam pertama." Natsu berpaling ke Lucy di depannya.

Gadis berambut blonde itu baru saja memasukkan hp-nya ke dalam saku ketika Aries-sensei datang. Ya, pelajaran pertama, Biologi. Pelajaran wali kelas mereka.

Natsu mengela nafas. Dalam nafasnya yang terbuang itu, ada rasa malas, kecewa, ngantuk, dan bosan akan sekolah yang begitu-gitu saja. Tapi saat matanya menangkap sesosok laki-laki yang mengikuti Aries-sensei, pupil matanya langsung mengecil. Dengan cepat Natsu mengangkat kepalanya untuk melihat laki-laki itu.

"Semuanya, harap tenang!" Walaupun dengan suaranya yang kecil itu, dia dapat membuat seisi kelas diam. Karena suaranya yang imut, telinga para siswa seakan-akan hanya mendengarkan suaranya. Ya boleh dikata biang keributannya adalah para anak lelaki. Bosnya ya Natsu Dragneel.

"Hari ini kalian ke datangan teman baru. Memang masuknya agak tanggung sedikit, di kelas XII ini... tapi apa boleh buat, ini karena tuntutan orang tuanya... " Aries-sensei berpaling ke arah laki-laki itu. "Silahkan perkenalkan dirimu." Katanya sambil tersenyum.

"Namaku Jellal Fernandes. Usiaku 17 tahun. Pindahan dari London. Salam kenal, mohon bantuannya selama satu tahun ini." Kemudian laki-laki itu membungkuk.

Bisikan-bisikan gaib mulai terdengar dari kaum hawa. Dan pada akhirnya sampai di telinga Erza.

"Jellal Fernandes namanya!"

Erza yang tadinya cuma menopang dagu sambil melihat keluar jendela langsung melihat ke arah murid baru itu. Pupilnya mengecil begitu matanya menangkap wajah laki-laki yang tidak asing untuknya. Ia langsung memalingkan wajahnya agar laki-laki itu tidak melihatnya. Tapi ayolah... selain Natsu, rambutmu itu juga mencolok untuk menarik perhatian orang.

Aries-sensei mulai melihat ke sekeliling kelas untuk mencarikan kursi kosong untuk Jellal. Wajahnya berubah pucat ketika melihat hanya ada satu kursi kosong di kelas itu, dan tepatnya berada di sebelah Natsu.

"E-ehem!" Aries-sensei berdehem. "H-Heartfilia-san, silahkan bertukar tempat duduk dengan Dragneel-kun."

Lucy dan Natsu saling bertatap-tatapan. "Cepat!" Tegas Aries-sensei. Dia memang berusaha tegas, tapi tidak bisa.

Lucy dan Natsu pun bertukar tempat duduk. Sekarang, kursi kosong itu tepat berada di sebelah Lucy. "Fernandes-kun bisa duduk di sebelah Heartfilia-san." Sekarang, Aries-sensei bisa tersenyum lega. Jellal pun berjalan ke arah kursi kosong di sebelah Lucy, dan duduk di sana. Sementara Erza masih memalingkan wajahnya.

"Untuk hari ini, buka pekerjaan yang kalian kerjakan kemarin!" Perintah Aries-sensei.

Bisikkan-bisikkan gaib mulai terdengar kembali. Entah dari siswa maupun siswi, semua membicarakan hal yang berbeda. Ada yang masih membicarakan Jellal si Murid Baru, ada yang saling bertukar jawaban, ada juga yang sibuk dengan topiknya masing-masing.

"Jadi namamu Jellal Fernandes? Kenalkan, namaku Lucy Heartfilia, kau bisa memanggilku Lucy!" Sapa Lucy sambil tersenyum manis. Natsu langsung berbalik menghadap Jellal. "Aku Natsu Dragneel! Pacarnya Lucy!" Sapanya ketus.

"Salam kenal..." Jawab Jellal agak ragu-ragu.

"Natsu! Bersikaplah ramah sedikit!" Tegur Lucy. "Sepertinya aku tau kenapa Aries-sensei memindahkanmu..."

Natsu melihat Lucy yang duduk di belakangnya. "Dragneel-kun! Hadap depan!" Tegur Aries-sensei.

Di tengah keributan yang tengah terjadi, seorang Erza Scarlet masih memalingkan wajahnya sambil mengerjakan tugasnya yang belum selesai. Rasanya ia ingin pindah kelas sekarang juga. Jangan, itu terlalu berlebihan. Paling tidak untuk hari ini, dia berharap Jellal jangan bicara padanya. Apalagi soal Karen.

Apa jadinya jika seisi kelas tau kalau mereka sudah saling mengenal? Bahkan Erza pernah berkunjung ke apartemennya. Bisa jadi wajahnya akan tercetak di majalah mingguan sekolah minggu depan. Dan itu berarti, gosip.

"Erza, kau kenapa?" Tanya Lucy. Terkadang kepedulian seseorang datang di saat yang tidak tepat.

Erza menengok ke arah Lucy. "Kenapa? Aku biasa saja kok." Sebisa mungkin Erza memasang wajah sedatar, sebiasa, sebiasa-biasanya yang ia bisa. Lucy menatap Erza agak heran, tapi kemudian, ia kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Oh ya Erza, bagaimana dengan Karen?" Pertanyaan Lucy mengundang perhatian Jellal di sebelahnya. Erza terpekik kaget mendengar pertanyaan Lucy. Tanpa berbalik melihat sang Lawan Bicara, Erza menjawab "Dia baik-baik saja."

"Oh? Dia sudah kembali ke sisi mu?" Tentu saja setiap orang akan berpikir seperti itu. Erza menggeleng. Tidak. Harusnya dia mengangguk saja tadi. "Lalu? Darimana kau tau dia baik-baik saja?" Tanya Lucy lagi. Sebelum Erza mulai dengan alasannya, Lucy tersenyum jahil. "Dari laki-laki yang menemukan Karen ya~?"

Jellal menengok untuk yang kedua kalinya. Tentu saja ia menengok. Sekarang mereka membicarakan laki-laki asing yang merawat Karen.

"Sudah, sudah! Jangan tanya terus! Karen hanya seekor kucing, pasti dia baik-baik saja!" Jawab Erza. Lucy hanya tersenyum jahil ke arahnya.

SKIP TIME

"Sial betul guru-guru di sini. Tiap hari kasih pr terus!" Gerutu Natsu sembaring bangun dari kursinya yang sudah panas. "Ayo Lucy! Kita pergi ke kantin! Aku lapar!" Natsu dan Lucy pun keluar dari kelas. Jellal melihat sekeliling. Pada saat jam istirahat pertama kelas memang sepi. Hampir semua anak-anak pergi ke kantin untuk mengisi perut. Tapi tidak dengan Erza, dan Jellal.

Sepertinya mereka ada urusan sedikit. Kali ini, kelas benar-benar sepi.

"Kenapa? Sepertinya kau menghindariku..." Tanya Jellal sambil duduk di kursi Lucy.

"Hanya perasaanmu saja." Jawab Erza singkat sambil terus membaca bukunya. "Aku sudah titipkan kucingmu ke tempat penitipan hewan." Ujar Jellal. Erza menatap laki-laki itu sebentar, "Terima kasih." Lalu kembali menatap bukunya.

Jellal hendak kembali lagi ke kursinya, tapi sepertinya Erza ingin mengobrol lebih lama dengan laki-laki ini. Numpung kelas sepi.

"Aku tidak menyangka, tes masuk sekolah yang kau katakan kemarin adalah tes masuk ke sekolah ini..."

Jellal berbalik dan duduk kembali di tempat Lucy. "Bagaimana tanganmu? Apa sudah baikkan?" Tanya Jellal.

"Oh, ini," Erza melihat tangannya yang tercakar Karen kemarin. "Sudah, tidak papa..."

Jellal bangkit dan pergi ke kursinya. "Aku juga menitipkan Rippa di tempat penitipan hewan. Mau mengambilnya bersama?"

Erza terdiam sejenak sambil menatap Jellal. "H-huh! Apa boleh buat."

SKIP TIME

Murid-murid pulang ke rumahnya masing-masing, begitu pula matahari.

Selama perjalanan menuju tempat penitipan hewan, mereka tidak berbicara apa-apa. Bahkan Erza menjaga jaraknya dengan Jellal. Menyadari hal itu, Jellal memperlambat lajunya sehingga sekarang ia berada tepat di sebelah Erza.

"Kau kenapa sih?" Tanya Jellal.

Erza berhenti. "Jangan dekat-dekat aku!" Teriak Erza agak menekan. Jellal berhenti dan melihat ke arah Erza. "Kenapa? Apa aku terlihat seperti laki-laki mesum? Kau bahkan pernah masuk ke apartemenku saat aku—"

"KYAAA! Diam! Diam!" Erza melihat ke sekitar sambil menyuruh Jellal untuk diam. "Kenapa?" Tanya Jellal untuk yang ketiga kalinya.

"Sekarang masih banyak anak sekolah yang berkeliaran. Bagaimana kalau mereka melihat kita!?" Tanya Erza sinis.

"Kenapa khawatir? Kita kan teman. Wajar kan kalau kita pulang bersama." Jawab Jellal santai. Erza menarik nafasnya. "Pertama, kita memang teman, tapi kita laki-laki dan perempuan. Kedua, kita bukan pulang bersama, tapi mengambil hewan peliharaan... bersama." Tegas Erza.

"Untuk yang pertama, kita teman tapi kita laki-laki dan perempuan. Lalu kenapa?" Jellal mulai terlihat bodoh di mata Erza.

"Bukanlah hal yang wajar bagi seorang laki-laki dan perempuan untuk jalan bersama kalau mereka hanya seorang teman... apalagi baru kenal..." Erza menepuk wajahnya.

Jellal merangkul pundak Erza dan memaksanya berjalan.

"Di London, itu hal yang biasa."

"TAPI INI KAN BUKAN LONDON!"

Tempat penitipan hewan.

"Selamat datang—eh?" Kucing yang berada di gendongan Lisanna langsung melompat. "Kalian datang bersama?" Tanya Lisanna. "Jangan menyebar gosip." Erza langsung duduk di kursi tunggu.

Jellal menghampiri Lisanna. "Aku mau mengambil Rippa."

"Oh, Bulldog coklat itu ya? Tunggu sebentar ya." Lisanna pun hilang dari pandangan Jellal.

Jellal melihat keluar. "Sudah hampir gelap..." Kemudian ia melihat ke arah Erza. "Apa?" Tanya Erza sinis. "Rumahmu dimana?" Tanya Jellal sambil duduk di sebelah Erza. "Ngapain nanya-nanya?" Balas Erza sinis.

"Diluar sudah gelap. Tidak baik seorang gadis sepertimu pulang sendirian." Ujar Jellal dengan sabar. "Ada Karen." Jawab Erza singkat. "Kucing itu tidak bisa melindungimu..."

"Dia bisa mencakar."

Oke, Jellal menyerah.

Tak lama Lisanna kembali dengan seekor kucing dan anjing yang sangat akur. "Ini dia Rippa, dan ini dia Karen..." Ujar Lisanna sambil mengembalikan hewan-hewan itu ke pemiliknya.

"Karen, ayo pulang. Terima kasih ya Lisanna. Kami pulang dulu." Erza keluar terlebih dahulu sebelum Jellal. "Terima kasih telah menjaga Rippa selama aku tidak ada." Jellal pun menyusul Erza.

"Hey, jangan cepat cepat jalannya. Aku kan mau mengantarmu pulang..." Ujar Jellal sambil menggendong Rippa.

"Aku tidak langsung pulang ke rumah. Aku mau mampir dulu." Ujar Erza.

"Kemana?" Jellal menyamakan kecepatannya..

"Ke rumah sakit."

"Siapa yang sakit?" Tanya Jellal.

"Ayahku."

"Umm... sakit apa?" Jellal agak merasa ragu saat menanyakan hal itu. Tapi suaranya keluar dengan sendirinya.

"Stroke."

Mereka telah sampai di depan sebuah rumah sakit besar.

Jellal tau kalau Erza adalah anak seorang pengusaha anggur yang terkenal. Bahkan namanya sampai di kenal ke seluruh dunia, terutama Eropa. Jellal menyadarinya saat mendengar nama Scarlet. Dan dia tau. Perusahaan keluarganya adalah saingan terberat keluarga Scarlet. Mereka sama-sama memproduksi anggur dengan kualitas terbaik.

Meskipun ia heran saat melihat tidak adanya reaksi dari Erza saat mendengar nama Fernandes di depannya. Jellal diam saja dan tidak menanyakan hal itu.

Bukankah suatu kabar gembira jika mengetahui saingan keluarganya sedang mengalami stroke? Tapi Jellal tidak merasakan hal itu sedikit pun, saat ia mendengar ucapan Erza.

"Ayahku sakit, karena kami hampir bangkrut."

To Be Continued

Kayaknya chapter ini gak begitu bikin penasaran... tapi ya sudahlah... setelah hiatus yang cukup lama, author sempatkan waktu 2 hari untuk membuat fic ini

Balasan review :

Nnatsuki
Nana-chan! Lacie lagi bales review nih! ^^ kalau mau majalahnya minta sama Mira aja. Mungkin bakalan dikasih gratis :/ keajaiban bisa datang kapan dan dimana saja :D

Anaracchi
Wah, ganti penname ya? Syukurlah humornya kerasa ^^ iya, pasti sakit banget kuku Karen nancep gitu...

Himiki-chan
Wah, masa peliharaan galak sama pemiliknya? Kan dikasih makan terus XD di sayang lagi... LANJUT!

Ai Yugami
Aye! Makasih reviewnya~

adhessaTR
Makasih udah nungguin, dan reviewnya :D

Ayuzawa Yume
Wah, makasih reviewnya ^^ Inggrisku masih berantakan... jadi malu nih... X)

Sikuretto
Makasih dukungan dan reviewnya! :D

Guest
Makasih review dan semangatnya! Semoga chapter ini gak mengecewakan ya :D

Oke, sekian balasan kali ini,

Akhir kata,

Jangan lupa review! :D