Terima kasih buat yang udah kasih review, chapter kemarin sangat aneh yah, saya terima itu. Tapi mungkin chapter ini akan lebih aneh lagi dari pada yang sebelumnya :-D. Tapi itu sih tergantung pemikiran kalian masing-masing. Saya hanya menulis apa yang ada dalam pikiran saya jadi wajar jika kalian tidak sependatap.. hehe
Riview kalian beri saya banyak pelajaran buat ngoreksi mana yang harus saya perbaiki. jadi terima kasih yang sebesar-besarnya.
Tapi maksih banget buat riview kalian, banyak darikalian yang memberi masukkan buat saya. Jadi jangan bosen-bosen yah kasih saran dan masukkan buat saya yang msinh dalam masa belajar ini. Saya bilang kalian semua luar biasa. Yo, semangat terus buat para pembaca fic gak jelas saya ini.
Alasan kenapa Naruto tidak bisa menggunakan chakra saat melawan Kokabiel karena dia sedang munggunakan kekuatan shinigami, jika Naruto memenksakannya maka tubuhnya akan menerima rasa sakit seperti di cabik-cabik. Karena saya buat Naruto tidak bisa mengunakan dua kekuatan yang yang berbeda dalam waktu yang sama, untuk saaat ini. Tapi di chapter ini Naruto bakal bisa mengunakan keduanya setelah menerima suatu benda kalo penasaran baca ajah ok.
Disclamer : Saya tida mengakui semua karakter yang berada dalam anime Naruto, Bleach, High school dxd dan Kekkaishi. Meraka semua milik pengarangnya masing-masing, saya hanya meminjam hal-hal yang berkaitan dengan anime tersebut.
WARNING : Gaje, aba-abal, gak jelas, alur acak-acakkan dan banyak kesalaha dari tanda baca. Pokoknya banyak typo. Jadi mohon di maafkan karena saya masih baru, ini cerita pertama saya. Semoga kalian menyukainya.
Summary : Madara member hadiah pada Naruto karena telah berhasil mengalahkannya, begitu pula dengan Hashirama dan Minata. Setalah pulih Naruto keluar dari desa untuk berlatih selama empat tahun, tapi bukan di dunia shinobi melainkan di dimensi lain dengan menggunakan jutsu ruang dan waktu milik ayahnya. Bagaimana perjalanan Naruto selama berlatih, suka duka apa saja yang Naruto alami. Pantengin ajah fic gaje ini.
By : Batrix danger
Rete : T
Genre : Adventure, Romance
Pairing : Naruhina
A/N : Semi crossover
Chapter : 15
"Fufufu.. Apa kalian pikir, kalian bisa mengalahkan ku dengan menggabungkan kekuatan kalian. Sangat naif? Tidak, pengertian kata kekuatan ku dengan kalian mungkin berbeda, aku beritahu saat aku bicara dengan kekuatan-."Ucap Kokabiel memberi jeda pada kalimatnya.
"Ini yang ku maksud"Lanjut Kokabiel maju dengan sangat cepat serta kekuatan besar terancar dari tubuhnya.
Rias dan Akeno segera mengambil posisi siaga. Meskipun dalam hati mereka yang paling dalam, meraka sangat takut akan kekuatan yang Kokabiel pancarkan.
Boomm..
"Akneo?"Ucap Rias
Akeno yang menahan Hantaman pedang dari Kokabiel dengan pedang zanpakutou Naruto terseret kebalakang dengan sangat cepat, Akeno terus berusaha menghentikan laju tubuhnya yang terseret dengan susah payah . Akeno menancapkan pedang zanpakutou Naruto ketanah dan memegang gagang tersebut dengan dua tangannya, mencoba menghentikan laju tubuhnya.
Berbeda dengan Rias, ia langsung terbang keatas dengan sayap di pungungnya dan kembali menembakkan power of destruction kapada Kokabiel yang berada di bawah.
Blaaaarrr..
Tak sampai satu menit Kokabiel sudah kembali, ia keluar dari ledakkan tersebut tanpa luka sedikit pun.
Kachiiin..
Belum sampat mencapai Rias yang melayang di atas, muncul Akeno yang sebelumnya serserat akibat menahan tebasan pedang dari Kokabiel, kini mereka berdua tengah bertarung dengan pedang di masing-masing lengannya. Terlihat jelas permainan pedang Akeno sangat jauh berbeda di bandingkan Kokabiel, Akeno hanya mampu menahan serangan Kokabiel dengan tubuh yang terombang-ambing karena kakuatan besar yang Kokabiel miliki dan permainan pedang yang sangat baik di miliki oleh Kokabiel.
"Tenaganya sangat kuat aku tidak mampu menahannya dengan baik"Batin Akeno.
Rias langsung maju untuk membantu Akeno. Pertarungan pun terus berlanjut, jual beli serangan tersaji namun Kokabiel tetap mendominasi pertarungan meskipun dia melawan dua orang sekaligus. Kerja sama yang baik antara Rias dan Akeno tidak tampak menyulitkan Kokabiel, malah sebaliknya mereka berdua yang kewalahan meladeni gaya bertarung Kokabiel yang sangat baik setelah tubuhnya kembali pulih.
Suara ledakkam tergengar beberapa kali saat Rias dan Kokabiel menembakkan energy sihir untuk mencoba saling melumpuhkan, begitu juga dengan halilintar yang di keluarkan oleh Akeno membuat pertarungan menjadi semakin sengit.
Sementara itu, Naruto masih bisa mendengar pertarungan yang sedang terjadi, karena meskipun matanya terpejam, namun telinganya masih berpungsi meskipun tidak sebaik saat dia sadar.
Boom..
Boom..
Tubuh Rias serta Akeno terjatuh dan menghantam permukaan tanah dengan sangat keras setelah mereka berdua menerima hantaman keras dari Kokabiel. Dua lubang tercipta di tanah, keduanya perlaha bangkit dengan luka di sekujur tubunya. Dengan posisi setengah berdiri serta napas yang terengah-engah mereka memandang Kokabiel yang berada di atas.
Kokabiel yang melayang dengan semua sayap di punggungnya nampak angkuh, Kokabiel menghilangkan pedang di lengan kanannya. Tak berselang lama setelah Kokabiel meghilangkan pedang di lengannya bulu-buli dari sayap Kokabiel nampa terlepas dan melayang di udara, kemudian semua bulu itu berubah menjadi proyektil tajam yang siap menembus tubuh Rias dan Akeno. Sebuah seringai kejam Kokabiel ukir di wajah mengeriknnya.
Swiffthh..
Swiffthh..
Swiffth..
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun yang keluar dari mulut Kokabiel, Semua proyektil yang terbuat dari bulu itu melesat dengan kecepatan tinggi karah Rias dan Akneo berdiri, kedunya nampak tak bisa menghindar karena tubunya belum bisa di gerakkan secara bebas setelah menerima hantaman keras dari Kokabiel.
Hadou 33 soukatsui
Belum sempat mengenai tubuh Rias dan Akeno, sebuah api berwarna biru meghancurkan semua proyektil tajam yang di buat Kokabiel untuk melukai Rias dan Akeno. Rias dan Akeno terlihat terkejut melihat api biru itu melintas serta menghalau semua serangan proyektl tajam Kokabiel. Berbeda dengan Kokabiel yang wajahnya terlihat kesal karena serangannya di gagalkan.
Pandangan Kokabiel terus mentap tajam ketempat orang yang mengeluarkan api berwarna biri tersebut. Rias dan Akeno juga ikut memandang kearah yang di pandang oleh Kokabeil.
"Naruto-kun.."
Gumam dua gadis cantik itu memandang Naruto yang kini sudah salam posisi tengkurap dengan telapak tangan yang masih terbuka, karena Naruto baru saja menglurkan hadou tingkat 33 untuk menyelamatkan Ris dan Akeno. Mereka berduapun secara perlahan berjalan untuk mencoba mendekat pada Naruto.
"Sial, bocah itu lagi. Dia masih saja bisa betahan setelah menerima pukulanku, ini sungguh mustahil untuk ukuran seorang manusia"Batin Kokabie.
"Ke-kenapa kau memandangku seperti itu Kokabiel. Maaf aku belum siap untuk mati, karena jika aku mati, aku akan kehilangan semua yang telah ku perjuangkan selama ini"Ujar Naruto dengan sebuah seyuman mengejek karena Kokabiel terus memandannya dengan sangat tajam.
"Kau sungguh bodoh Naruto. Seharusnya kau tahu, semakin kau ingin melindungi mereka semua, semakin kau akan terluka"Balas Kokabiel.
"Semakin kuat lawan yang ku hadapi, maka semakin kuat pula perasaan yang akan tersampaikan. Dan untuk menjadi benar-benar hebat aku harus berdiri bersama teman-temanku. Seharusnya kau juga tahu itu Kokabiel"Balas Naruto mencoba bangkit sekaligus menguatkan tubuhnya agar tidak kehilangan kesadaran lagi.
"HAHAHAHA..!"
Kokabiel tertawa setelah mendengar apa yang baru saja di ucapkan oleh Naruto, berbeda dengan Rias serta Akeno yang sejak tadi diam dan terus memperhatikan Naruto yang sedang berbicara pada Kokabiel, meskipun mereka cukup jauh tapi suara Naruto masih bisa terdengar karena sunyinya malam yang masi menyelimuti daerah tersebut.
"Haha.. Kau masih saja naïf Naruto, aku tahu kau sudah sangat sulit untuk bergerak karena beberapa tulang di tubuhmu sudah patah. Tapi jika kau bisa menghindar, maka menghindarlah dari serangan ku ini. jika kau memang tak berniat untuk mati"Lanjut Kokabiel masih dengan tawanya sekaligus menatap tajam Naruto ketika ia selesai berbicara.
Kokabiel mengangkat satu tangannya untuk menciptakan puluhan tombak cahaya di udara. Naruto hanya menatapnya tanpa rasa takut sedikit pun, ia terlihat tenang padahal jika semua tombak cahaya itu mengenai tubuhnya, Naruto pasti akan mati.
"Ini bahaya, Naruto-kun pasti akan tewas jika terkena seranga sebanyak itu"Ucap Rias.
Swifft..
Akeno berlari setelah mendegar ucapan dari Rias menju kearah Naruto berada. Rias pun tak sempat mencegah Akeno yang berlari secara tiba-tiba berlari.
Saat sebelum Kokabiel meluncurkan semua tombak cahayannya, persisi tepat di depan Naruto Akeno muncul. Bahkan Rias yang berada dekat dengan Akneo tidak menaruh curiga bahwa Akeno akan melakukan hal senekat itu, meskipun Rias melihat Akeno yang berlari menjauhinya.
Wajah Naruto yang sebelumnya nampak santai, kini berubah menjadi takut sekaligus terkejut karena ada Akeno di depannya sambil merentangkan kedua lengannya berniat melindungi Naruto dari tombak cahaya Kokabiel. Sementara Kokabiel nampak tersenyum melihat Akeno.
"Akeno apa yang kau lakukan? Cepat pergi dari sini!"Ucap Naruto namun Akeno tak mengubrisnya sama sekali.
"Akeno jangan melakukan hal bodoh, cepat menyingkir!"Lanjut Naruto dengan suara dan intonasi yang cukup tinggi, namun lagi-lagi Akeno tidak menggubrisnya, ia masih sajah berdiri dengan merentangkan kedua tangannya di depan Naruto, selanjutnya ia berkata.
"Suatu hari aku bertemu dengannya, aku sudah langsung dapat mengenalinya pada pandangan pertama. Dia seorang pemuda yang bukaan hanya tampan, dia juga seorang pemuda yang sangat baik. Dia memberikan kebahagiaan padaku, dia bagaikan jantungku. Apa pun yang kau lakukan? Bagaimana pun hidup mu, aku tidak akan meninggalkanmu, karen aku seorang wanita yang takut kehilngan. Naruto-kun orang yang biasa dan sederahana, tapi menurutku dia orang yang menarik, Aku tidak tau sejak kapan perasaan ini, tapi aku tidak bisa hidup tanpamu. karena aku-.."
Akeno menggantungkan ucapannya, ia menolehkan pandangannya pada Naruto yang berada di belakang kemudian melanjutkan Kalimatnya sambil memberikan sebuah senyuman pada Naruto.
"Benar-benar mencintaimu Naruto-kun".
Deg..
Bagai petir menyambar di siang bolong Naruto tersentak kaget, mata Naruto membulat secara sempurna dan mulut Naruto terbuka karena terlalu kaget atas apa yang di ucapkan oleh Akeno. Naruto menatap lurus kearah Akeno, karena Naruto pernah mengalami situasi persisi seperti ini saat penyerangan pain dahulu, dimana seorang wanita melindungi sekaligus menyatakan cintanya tepat di depan Naruto.
Naruto menatap Akeno yang sudah menoleh kembali dan tanpa sadar terlihat bayangan Hinata di tapat di samping halnya dengan Rias yang nampak meneteskan air mata setelah mendengar pengakuan cinta dari Akeno, karena bagaimana pun tak bisa Rias pungkiri kalau dia menyukai Naruto. Ada sesuatu yang terasa sakit di hatinya saat Akeno mengungkapkan perasaanya pada Naruto hingga tak terasa air matanya menetes.
"Cinta yah, sungguh bodoh. Seorang gadis percaya dengan mengorbankan nyawanya akan bisa menyelamatkan mu Naruto, itu sungguh konyol. Tapi yang lebih konyol adalah mati demi cinta. HAHA"Ucap Kokabiel mengayunkan tangannya.
Semua tombak cahaya yang di buat oleh Kokabiel melaju dengan kecepatan tinggi kearah Akeno yang berniat melindungi Naruto menggunakan tubuhnya sendiri, ia berniat menerima semua tombak cahaya itu.
Boom..
Boom..
Boom..
Semua tombak cahaya menghujam ketempat Akeno dan Naruto berada, hinggai menimbulkan suara keras. Rias yang melihatnya hanya mampu tercengang, lain halnya dengan Kokabiel yang nampak senang. Air mata Rias kembali berlinang membasahi kedua pipinya karena menurutnya kesempatan Naruto untuk hidup sangatlah tipis meskipun Akeno sudah menggunkan tubuhnya untuk melindungi Naruto, bisa di pastikan Naruto akan terkena tombak cahaya sebanyak itu, terlebih lagi Akeno yang menggunakan tubuhnya sebagai pelindung Naruto. Akeno sudah pasti akan tewas.
Rias tercengang tubuhnya kaku, matanya menata lurus tanpa berkedip, keringat membasahi pelipisnya. Perasaan Rias kali ini benar-benar kacau, ia masih berharap Naruto dan Akeno bisa selamat dari serangan mematikan Kokabiel itu. Berbeda dengan Kokabiel yang terlihat senang, semua mata masih tertuju kearah kepulan debu yang menutupi tempat Akeno dan Naruto berada.
Swiifff..
Hembusan angin menyapu debu yang menutupi Akeno dan Naruto. Betapa terkejutnya Kokabiel, Freed bahkan Rias pun nampak ikut terkejut atas apa yang di lihatnya sekarang.
"Bo-bo-bodoh, kau sungguh bodoh Akeno"Bisik Naruto yang kini berdiri di belakang tubuh Akeno, ia nampak menyandarkan tubuhnya pada tubuh Akeno, dengan menaruh dagunya di bahu Akeno serta mata yang sudah berubah menjadi mangekyou sharingan. Nampak jelas kondisi Naruto sangatlah lemah dan hanya satu mata saja yang terbuka sementara satu matanya nampak tertutup, suara Naruto pun terdengar terputus-putus.
Akeno hanya terdiam mendengar bisikkan dari Naruto yang wajahnya tepat di samping kiri wajah Akeno, Akeno terlihat bingung dengan terus memandangan lurus kedepan. Akeno bingung karena tidak ada satu pun tombak cahaya yang mengenainya dan bingung karena ada aura biru mengelilingi tubuhnya.
"Ma-makhluk apa itu"Gumam Freed terkejut.
Setelah angin menyapu bersih debu yang menutupi Naruto dan Akeno hilang, terlihat sosok berwarna biru dalam wujud kerangka setengah badan, dan secara perlahan kerangka itu di balut oleh otot dan kulit untuk melangkapi struktur kerangka. Sosok makhluk yang berwujud seperti dua wajah yang saling membelakangi dan sosok tersebut melindungi Akeno serta Naruto dari serangan Kokabiel. Tak ada satu pun tombak cahaya Kokabiel yang mampu menembus susano'o yang di keluarkan oleh Naruto untuk melindungi Akeno dan dirinya.
"Jangan lakukan itu lagi, karena aku tidak ingin peristiwa yang sama terulang kembali"Ucap Naruto mengangkat dagu yang ia letakkan di pundak Akeno lalu berjalan kedepan Akeno.
Akeno masih diam, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya, ia hanya mampu menatap Naruto tanpa berkedip. Dari lengan susano'o Naruto tercipta sebuah senjata berbentuk sebuah keris. Entah kenapa Kokabiel terlihat bergetar apa karena ia baru pertama kalinya melihat susano'o yang memancarkan aura gelap yang menakutkan, tak jauh berbeda dengan Kokabiel, Rias dan Freed pun merasakan hal yang sama terlebih Akeno yang berada di dalamnya.
"Heh.. heh.. heh..!"
Naruto berjalan dengan susah payah, nafasnya pun sudah tidak beraturan. Naruto sudah sangat kelelahan akibat pertarungan panjang, k ini tubuhnya sudah sangat sulit di gerakkan, ia berjalan terus dengan terus terhuyung. Yang Naruto rasakan hanya rasa sakit di sekujur tubuhnya. Namun pertarungan belum selesai, jadi Naruto harus terus berjuang sampai akhir, meskipun ia sudah dalam keadaan yang sangat buruk.
Naruto yang terus berjalan mendekati Kokabiel hingga Akeno keluar dari perlindungan sunaso'o, setelah jaraknya cukup dekat dengan Kokabiel, Naruto berhenti dengan posisi yang tidak tegak, dimana kedua lengannya menyentuh lutut kaki serta nafasnya yang terus memburu.
"A-a-apa-apaan manusia itu"Gumam Kokabiel berkedip dalam kekagetan
Kokabiel semakin terkejut saat Naruto mentap dengan mata enternal mangekyou sharingannya, hingga tak menyadari susano'o Naruto mengayunkan senjata berbentuk keris kearahnya. Nafas Kokabiel tercekat tubuhnya beku sama sekali tidak bisa bergeraak saat senjata susano'o mengarah padanya.
Ohok..
Ohok.
Bruk..
Naruto terbatuk hingga mengeluarkan darah dan berlutut di tanah, tepat sebelum mahluk besar itu menggoreskan senjatanya ke tubuh Kokabiel, susano'o Naruto menghilang seiring kondisi Naruto yang semakin memburuk. Nafas Kokabiel tak beraturan, matanya tak berkedip, ia masih syok karena dia baru saja selamat dari tebasan pedang dari mahluk yang melindungi Naruto. Mungkin jika kondisi Naruto tidak memburuk, tamat sudah riwayat Kokabiel dan tubuhnya sudah pasti terbelah menjadi dua bagian
Berbeda dengan Naruto yang masih berlutut ditanah, dengan lengan kirinya yang menutup mulutnya untuk menahan darah yang terus keluar. Melihat Kokndisi Naruto yang seperti itu, Akeno langsung menghmpiri untuk mendekat.
Ini akibat dari Naruto yang memaksakan diri untuk mengeluarkan susano'o dalam bentuk bankai, sehingga kondisinya semakin memburuk.
"Naruto-kun"Ucap Akeno yang sudah berada di dekat Naruto sambil memegang pundak Naruto yang masih dalam posisi berlutut.
"Sakit, tubuh ku sangat amat sakit. Ini resiko karena aku menggunakan chakra dalam bentuk bankai, terlebih aku mengeluarkan susano'o"Batin Naruto sama sekali tidak merespon ucapan Akeno yang ada di dekatnya.
"Naruto-kun"Ucap Akeno kembali sambil memandang Naruto dengan wajah yang mengisaratkan bahwa dia sangat khawatir dengan keadaan Naruto yang sekarang.
"A-aku ba-ba-ik-baik saja, kau tak perlu khawatir"Balas Naruto dengan terbata-bata.
Akeno tau bahwa Naruto berbohong, ia bisa melihat kondisi Naruto yang semakin buruk hingga tak terasa air mata Akeno menetes karena ia tak kuasa melihat keadaan Naruto.
Greb..
Akeno langsung memeluk Naruto dari belakang dengan wajah yang ia tempelkan di punggung Naruto sambil menangis tersedu-sedu, sepontan itu membuat Naruto tersentak kaget.
"Sudah cukup Naruto-kun hiks hiks..!"Ucap Akeno sambil menangis.
Naruto belum merespon, ia masih diam dalam keterkejutannya. Beberapa saat kemudian wajah Naruto berubah, ekpresi Naruto nampak melembut kemudian memegang lengan Akeno yang melingkar di perutnya dengan lengan kanan yang tidak ternodai darah dari mulutnya. Sementara itu Rias yang menyaksikan apa yang di lakukan oleh Akeno nampak diam, hatinya sangat sakit seperti di tusuk oleh ribuan jarum.
Belum sempat menjawab ucapan Akeno, Naruto kemballi terkejut, tapi bukan karena Akeno melainkan karena melihat Kokabiel menembakkan energi sihir dalam jumlah besar kearahnya. Dengan gerakkan cepat Naruto melepaskan lengan Akeno yang melingkar di tubuhnya, dengan sekali dorongan dari Naruto tubuh Akeno terlempar beberapa meter kesamping Naruto. Akeno sempat bingung atas apa yang di perbuat oleh Naruto namun semua itu terjawab tepat di depan matanya, Naruto menerima telak energi sihir dalam volume besar.
"Ma-af"..
Tubuh Naruto terseret oleh tembakkan energi sihir itu, hanya kata maaf yang bisa Akeno dengar sebelum tubuh Naruto menghilang dari pandangannya.
Blaaaaarrrrr…
Ledakkan maha dahyat tercipta hingga membuat guncangan serta hembusan angin yang sangat kuat. Akeno dan Rias membeku di tempat merek berada saat ini, dari kedua mata mereka terlihat cahaya dari ledak tersebut.
Tes..
Sacara bersamaan air mata Rias dan Akeno jatuh ketanah, mata meraka tak berkedip untuk beberapa saat dan terus menyasikan ledakkan di depannya. Rias dan Akeno tak bereaksi untuk beberapa saat atas peristiwa di depannya.
"NARUTO-KUN!"Terik keduanya secara bersamaan sambil menyaksikan ledakkan yang belum mereda sepenuhnya.
"Seharusnya kau berterimakasih pada ku karena aku telah mengeluarkan mu dari batas lingkaran yang selalu membawa duka.. Haha"Ujar Kokabiel tertawa sambil menatap Akeno yang tengah menangis.
Akeno hanya diam meskipun ia mendengar semua ucapan Kokabiel padanya, ia terus menatap kearah ledakkan dimana ia sudah tidak merasakan aura kehidupan dari Naruto. Lain halnya dengan Rias, ia mengusap iar matanya dengan kasar lalu berlari kearah Akeno.
"Ini bukan saatnya meratapi kematian Naruto, Akeno. Jangan sia-siakan pengorbanan Naruto-kun untuk mu!"Ucap Rias melewati Akeno yang masih bersimpuh ditanah.
Setelah melewati Akeno dan berbicara padanya ia langsung mengepakan sayap di punggungnnya terbang kearah Kokabiel untuk menyerang. Tersadar atas ucapan Rias, Akeno mulai berpikir namun belum melakukan pergerakkan apa pun.
Sementara itu Rias kembali bertarung dengan Kokabiel di udara meskipun Kokabiel tampak mempermainkan Rias yang menyerang secara membabi buta.
DI ALAM BAWAH SADAR NARUTO
Di suatu tempat, dimana hanya terlihat padang rumput yang luas dengan semilir angin yang berhembus secara perlahan, terbaringlah seorang pemuda dengan mata terpejam. ia adalah Naruto yang tengah terbaring dengan mata terpejam serta rambut pirangnya yang nampak melambai-lambai tertiup oleh angin yang berhembus.
"Naruto-kun..?"
Sebuah suara dengan nada lembut memasuki indera pendengaran Naruto yang tengah terbaring, Naruto merasa tidak asing dengan suara yang di dengarnya, namun Naruto belum membuka matanya sehingga ia belum mengetahui siapa yang memanggilanya.
"Siapa itu? Apakah itu kau"Batin Naruto.
"Naruto-kun, kenapa kau terbaring dan bersantai di tempat ini?".
Mendengar suara yang sama untuk yang kedua kalinya membuat Naruto membuka matanya. Secara perlahan Naruto membuka matanya dan melihat seorang wanita dengan rambut panjangnya nampak melambai-lambai tertiup angin, wanita itu tengah membelakanginya. Naruto belum menjawab, ia masih memastikan siapa wanita yang berdiri memungunginya itu.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku Naruto-kun?"Lanjut wanita yang berada di hadapan Naruto.
"Maafkan aku, sepertinya ini akhir dari perjalan ku. Maaf, karena tidak bisa menepati janji kepadamu HInata-chan"Balas Naruto dengan raut wajah yang nampak putus asa. Semua semangat yang selalu terpancar dari dalam diri Naruto sudah tak tampak lagi, Naruto benar-benar dalam keputus asaan karena ia harus menerima kenyataan bahwa ia sudah kalah dari Kokabiel.
Wanita yang Naruto sebut dengan nama Hinata membalikkan tubuhnya dan tersenyum manis pada Naruto yang terbaring di rerumputan.
"Ini belum berakhir Naruto-kun. Yakinlah pada diri mu sendiri, itu adalah kunci utama. Kau masih mempunyai kesempatan, meskipun itu kecil. Namun jika kau memanfaatkan sesempatan kecil itu, bisa jadi itu adalah awal mula kesempatan besar yang akan datang. Dengan tekad dan keyakinan dalam hati mu, kau akan mendapatkan kekuatan yang lebih dari pada kukuatan yang kau miliki saat ini"Ucap Hinata mengulurkan tangannya dengan tubuh yang sedikit membungkuk pada Naruto yang nampak tertegun, namun ia masih belum menyambut uluran tangan Hinata. Naruto langsung terbayang semua teman-temannya yang ada di konoha, dimana mereka biasa bekumpul menghabiskan waktu bersama. Senyum, tawa dan canda teman-temannya langsung terbayang di dalam pikiran Naruto.
"Semuanya terserah padamu Naruto-kun, namun kami semua masih membutuhkan mu, ini belum berakhir Naruto-kun"Ujar Hinata kembali dengan sebuah senyuman yang membuat wajah Naruto berubah.
sebuah senyuman yang membuat hati Naruto tenang, serta semua kalimat yang di ucapkan Hinata membuat semangat api yang ada dalam diri Naruto kembali berkobar setelah mengingat dan mendengar semua itu.
Dengan sebuah senyuman, secara perlahan Naruto mengulurkan tangannya untuk menyambut uluran tangan Hinata. Tepat ketika lengan Naruto bersentuhan dengan lengan Hinata tercipta sebuah cahaya yang menyilaukan mata Naruto, sekaligus suasana berubah dengan sangat cepat, padang rumput yang luas sudah lenyap, yang terakhir Naruto lihat adalah senyum manis dari Hinata sebelum Hinata yang juga ikut lenyap. Naruto nampak kaget sekaligus bingung, atas apa yang terjadi.
"Apakah itu hanya ilusi yang mengantarkan ku kealam kematian"Ucap Naruto namun kali ini dengan sebuah senyuman seolah dia sudah menerima bahwa di sudah mati.
Kini Naruto berdiri dimana sejauh mata memandang hanya ada warna putih.
"Kau belum mati Naruto".
Naruto kembali terentak karena mendengar suara yang kembali memasukki indera pendengarannya namun wujudnya tak tampak.
"Kau siapa? Apa kau hantu? Malaikat? Atau jagan-jangan kau tuhan?. Ahh.. tidak-tidak tuhan sudah tewas"Ucap Naruto bertanya bertubi pada sosok yang tak tampak tersebuat dengan bertingkah konyol.
"Tidak penting siapa aku ini, yang pasti aku tahu apa yang kau butuhkan".
"Yang aku butuhkan? Tunggu dulu kau bilang aku belum mati lantas di mana aku sekarang, tadi aku bertemu Hinata-chan, jadi sebenarnya tempat apa ini"Balas Naruto bingung.
Tentu saja Naruto bingung seingatnya ia terkena serangan dari Kokabiel, dan yang ia pikirka bahwa ia sudah mati, tapi ia baru saja bertemu dengan Hinta dan bahkan berbincang dagannya. Tapi sekarang ia ada di tempat yang semunya hanya ada warna putih serta seseorang yang berbicara pada dirinya namun tak berwujud. Itu sudah membuat otak Naruto yang tidak terlalu pintar itu harus berkerjakeras menerima semua itu.
"Kau berada di dimensi hidup dan mati, sehingga kau belum sepenuhnya mati. Kau memang di takdirkan untuk menaggung hal-hal berat sehingga kau berada di tingkat ini"Ujar suara tersebut yang membuat Naruto menaikkan satu alisnya karena tak mengerti.
"Sudahlah jagan banyak basa-basi, jika kau mau menolongku cepat keluarkan aku dari tempat ini karena teman-temanku sekarang sedang dalam bahaya"Ucap Naruto dengan tatapan bahwa ia serius.
"Ya, aku tahu soal itu, bahkan aku tahu kau tidak bisa mengunakan dua kekuatanyang berada di tubuhmu, namun kau memaksakannya sehingga akhirnya kau kalah karena kecerobohan mu sendiri!"
Mata Naruto langsung membulat karena suara tanpa sosok itu tau apa yang menjadi masalahnya, sehingga ia kalah dan tidak berhasil menolong teman-temannya dari Kokabiel. Wajah Naruto kembali murung ketika mengingat semua itu.
"Kau tak perlu khawatir, karena kau yang akan menyelamtakan mereka. Aku akan memberikan mu sesuatu, tapi sebagai imbalannya kau harus melakukan satu hal untukku"Lanjtu suara tersebut.
tak lama sebuah cahaya menghampiri lalu masuk kedalam tubuh Naruto. Sempat kaget, namun Naruto langsung merasakan tubuhnya menghangat ketika cahaya itu memasuki kedalam tubuhnya.
"Cahaya apa ini, ini terasa hangat"Batin Naruto sambil memejamkan matanya menikmati sensasi hangat itu.
"Dengan benda itu tertanam di dalam tubuhmu, kau bisa menggunakan dua kekuatan berbeda yang kau miliki secara bersamaan tanpa ada efek apa pun kepada tubuhmu. Dengan benda itu pula kau bisa mendapatkan kekutaan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya Naruto. Nama benda itu adalah sacred gear. Dan nama sacred gear mu adalah"Ujar sosok tersebut menggantungkan kalimatnya, sementara Naruto menunggunya dengan penasaran.
"UNIFYING. Sacred gear mu bertipe penyatu dengan kata lain ini sangat cocok untuk mu yang memiliki dua kekuatan yang berbeda. Dengan sacred gear itu kau akan dapat mencapai blance breker, maka gunakanlah dengan biak kekuatanmu itu"Lanjtunya.
"Benarkah? Dengan apa yang kau berikan ini, aku akan dapat menggunakan kekuatan shinigami dan ninja ku secara bersaan tanpa harus menerima rasa sakit ditubuhku?"Tanya Naruto antusias.
"Ya.. Namun semua itu tidak geratis, kau harus melakukan sesuatu untukku"Jawab sosok itu, Naruto nampak senang mendengar jawaban dari sosok tersebut.
"Blance break, aku pernah mendengarnya ketika aku melawan Vali. Apa blance break adalah kekuatan yang luar biasa. Lantas apa yang harus aku lakukan untukmu?"Ucap Naruto sambil mengingat-ngingat saat pertarungannya bersama Vali.
"Kau akan tahu setelah berada dalam bentuk blance bereak. Sekarang kembalilah selamatkan teman-temanmu dan lindungi apa yang menurutmu patut kau lindungi, kita akan betemu lagi jika waktunya telah tiba, diwaktu itu lah aku akan memberitahu mu, apa yang harus kau lakukan sebagai imbalan atas pemberianku itu".
Seiring berakhirnya ucapan sosok tersebut, tubuh Naruto nampak bercahaya lalu tubuh Naruto pun mulai memuda.
"Terserah kau saja asalkan tidak yang aneh-aneh. Terimakasih atas bantuannya"Ucap Naruto dengan sebuah senyuman.
"Terlalu dini untuk berterimakasih Uzumaki Naruto, karena beban berat akan kembali kau tanggung"Ucap sosok itu namun tubuh Naruto sudah benar-benar lenyap sehingga Naruto tidak mendengar apa yang di ucapkan sosok tersebut.
KEMBALI KE DUNIA NYATA
Akeno yang sejak tadi hanya diam karena terpukul atas kejadian yang menimpah Naruto tepat hadapannya, namun setelah mendengar ucapan dari Rias serta melihat Rias yang tengah bertarung dengan Kokabiel, ia tersadar bahwa ia harus bangkit untuk menyelesaikan pertarungan ini agar pengorbanan Naruto tidak sia-sia.
Tap..
Tap..
Akeno berjari menuju pedang zanpakutou Naruto yang tergeletak ditanah, pedang zanpakutou Naruto masih dalam wujud bankai, Akeno kemudian memegangnya lalu terbang menuju kearah Rias dan Kokabiel yang sedang bertarung. Sementara itu, Rias nampak terhempas kebelakang akibat menahan pukulan dari Kokabiel, tepat dari belakang Rias Akeno muncul menyerang dengan pedang di lengannya. Rias nampak senang melihat Akeno yang sudah tersadar.
Swiifhh..
Tebasan pedang Akeno hanya ditahan oleh dua jari dari lengan Kokabiel, persisi seperti saat Kiba menyerangnnya di awal-awal pertarungan.
"Benda tajam tidak cocok untuk wanita cantik"Ucap Kokabiel dengan senyum jahatnya.
Akeno menghiraukan ucapan Kokabiel, ia mencoba menarik pedangnya namun sangat sulit karena di tahan oleh jari-jari Kokebiel. Wajah Akeno nampak kesal kerena ucapan Kokabiel serta kesulitan menarik pedang yang di tahan hanya dengan dua jari saja.
Merasa tak akan mampu menarik pedangnya yang di tahan Kokabiel, Akeno melepaskan gagang pedang yang di genggamnya lalu mundur kebelakang sambil mengangkat lengannya untuk menciptakan petir.
Jlegeeerrrr..
Kokabiel kembali menerima serangan Akeno tanpa berniat menghindar sama sekali. Tahu apa yang di langkukannya sia-sai, Akeno mendekat pada Rias yang ada di belakangnnya. Yah benar saja Kokabiel tak terluka sedikit pun meskipun tubuhnya nampak mengeluarkan asap, pedang anpakutou yang sebelumnya Akeno gunakan untuk menyerang namun dapat ditahan oleh jari Kokabiel yang kini nampak terjatuh dan tertancap di tanah. Sementara Kokabiel hanya memperlihatkan wajah yang menyiratkan bahwa ia sangat bosan bertarung dengan dua wanita di hadapannya.
"Bagaimana Rias? Apa yang harus kita lakukan?"Tanya Akeno pada Rias tanpa embel-embel Buchou seprti biasanya.
"Tidak ada, tapi aku lebih baik mati dari pada harus merelakan keperawanan ku padanya"Jawab Rias. Dengan sebuah seringai Akeno kembali berkata.
"Aku setuju..!".
Keduanya maju secara bersamaan untuk melawan Kokabiel, sehingga pertarungan pun kembali terjadi jual beli serangan antara ketiganya begitu sengit namun Kokabiel masih tetap mendominasi mesipun ia melawan dua orang sekaligus.
Berbeda dengan Freed yang terus menyaksikan pertarungan tersebut dengan tampang aneh yang selalu ia pasasng di situasi apa pun.
"Fufu.. Ayo bos cepat lah aku sudah tidak tahan untuk menikmati tubuh gadis berambut hitam itu"Gumam Freed terus menyaksikan pertarungan yang terjadi di udara tersebut.
"Ngomong-ngomong situasi berubah derastis setelah manusia bernama Naruto itu di kalahkan. Andai saja tidak mengunakan cara licik itu. Bosku pasti sudah kalah, karena bagaimana pun manusia itu benar-benar hebat aku tidak menyangka ada seorang manusia yang mempu membuat seorang pemimpin melaikat jatuh kewalahan.. Haha"Lanjut Freed tertawa.
Bruak..
Bruak..
Rias dan Akeno terjatuh ketanah dengan sangat keras setelah menerima serangan dari Kokabiel. Rias dan Akeno mencoba untuk bangkit , kini mereka dalam posisi kedua lutut dan lelapak tangan mereka menyentuh tanah, baju yang mereka kenakan nempak robek di beberapa bagian serta beberapa luka yang berada di tubuh mereka nampak mengeluarkan darah. Keduanya menyeka darah yang keluar di masing-masin sisi mulutnya dengan nafas yang tak beraturan. Mereka berdua tau kalau mereka tak akan menang tapi apa boleh buat, Rias dan Akeno lebih baik mati dari pada kehormatanya di renggut secara hina oleh Kokabiel.
"Ka-.."
Dhuaaarrr…..
Ucapan Kokabiel terhenti setelah mendengar ledakkan di sertai dua buah cahaya yang menjulang tinggi hingga menciptakan sebuah lubang di langit, tak hanya Kokabiel yang terkejut Rias dan Akeno pun mengalami hal yang sama atas peristiwa di hadapannya. Hembusan angin kencang melanda area sekitar. Kokabiel, Freed, Rias dan juga Akeno nampak susah payah menahan tubuh meraka agar tidak terhempas oleh angin yang sangat kuat tersebut.
"Ti-ti-dak mungkin"Ucap Kokabiel terbata-bata dalam keterkejutannya di sertai mata yang membulat sempurna dan rasa takut yang mulai muncul dalam hatinya.
"Luar biasa dua pancaran kekuatan itu?".
"Tak bisa di percaya, jika ini berasalal dari Naruto?".
Rias dan Akeno membatin dengan raut wajah gembira karena mereka merasakan kalau itu adalah kekuatan yang berasal dari Naruto, yang sudah mereka kira telah tewas setelah menerima serangan dahysat dari Kokabiel.
Selain Kokabiel yang terkejut sekaligus ketakutan, Freed pun merasakan hal yang sama. Degup jantung Freed berpacu dengan sangat cepat ia pun berguman dengan terbata-bata sambil menatap kearah ledakkan degan dua cahaya yang menjulang tinggi di langit.
"A- aku ha-harus segera pergi dari tempat ini sebelum aku benar-benar di bunuhnya".
Secara perlahan dua cahaya itu menjadi satu seiring ukurannya yang semakin mengecil, lubang yang berada di langit pun mulai menutup kembali sairing hembusan angin yang perlahan mulai normal kembali. Yang tertinggal hanya kepulan debu di beberapa bagian, di wilayah pertarungan. Untuk beberapa saat tak ada yang mengucapkan sepatah katapun, situasi nampak hening setelah apa yang baru sajah terjadi, tak ada sedikit pun suara yang terdengar , semuanya membisu dalam keterkujutan meraka masing-masing.
Tap..
Tap..
Tap..
Suara langkah kaki terdengat dari kejauhan yang perlahan mulai mendekat di tandai dengaan sesosok yang berjalan keluar dari kepulan debu dengan mata merah yang menyala, Kokabiel nampak kembali tersentak. Secara perlahan suara langkah kaki itu mulai menampakkan sosoknya yaitu Naruto yang berjan mendekat kearah Kokabiel dan yang lain berada.
Deg..
Rias dan Akeno membeku saat Naruto berjalan melawatinya, tak ada satupun dari mereka yang berani menegur Naruto yang berjalan melewatinya. Mulut mereka berud tak mempu berkata karena kekuatan yang terpancar begitu kuat dari dalam tubuh Naruto, begitu pula Naruto yang tak menegur meraka dan hanya melewati meraka dengan wajah dingin tanpa ekspresi.
"Ma-mata yang bisa besinar dalam kegelapan, mata yang sungguh menakutkan"Batin Rias setelah melihat mata Naruto.
"Bentuk bola matanya berbeda dari sebelumnya"Guman Akeno dalam keterkejutannya.
Rias yang mendengar gumaman Akeno nampak mengalihkan pandangannya pada Akeno yang berada di sampingnnya. Sementara Naruto yang berjalan akhirnya berhenti tepat di depan Kokabiel dan membelakangi Rias serta Akeno yang masih terdiam, Naruto menatap Kokabiel dengan mata eternal mengekyou sharingan yang sudah aktif di kedua matanya.
"A-apa. Apa yang kau lihat"Ucap Kokabiel tak bisa menyembunyikan ketankutannya dengan detak jantung yang berpacu dengan sangat cepat, Naruto tak menjawab, ia hanya diam dan terus menatap Kokabiel.
"Apa-apaan mata itu, aku merasakan kegelapan yang sangat dalam dari kedua matanya"Lanjut Kokabiel membatin serta keringat yang terlihat turun dari pelipisnya.
"Apa kau takut?!"Tanya Naruto akhirnya buka suara.
"Cih, jagan bercanda. Sepertinya kau tampak percaya diri Uzumaki Naruto"Balas Kokabiel mencoba mengontrol dirinya untuk lebih tenang agar Naruto tidak melihat ketakutanya.
"Kata-kata mu sebelumnya diwarnai dengan ketakutan serta pahitnya kekalahan Kokabiel. Jadi jika kau berkata seperti itu, berarti aku melakukannya dengan sangat baik"Timpal Naruto.
Kokabiel menghentikan nafasnya untuk sejenak karena terkejut atas ucapan Naruto yang mengetahui dan menyadari ketakutanya.
"Jangan berlagak sok keren dan menebak senaknnya!"Teriak Kokabiel kemudian menciptakan puluhan tombak cahaya sekaligus proyekti-proyektil jatam dari bulu sayapnya dalam waktu yang bersamaan, berniat menghabisi Naruto.
Rias dan Akeno nampak khawatir melihat semua itu namun setelah melihat ekpresi Naruto yang nampak tenang, mereka berdua menyakinkan diri mereka bahwa Naruto sudah merencanakan sesuatu untuk bahaya yang sedang mengancamnya saat ini.
Swiifff…
Swiifff..
Swiifff..
Semua serangan yang terdiri dari puluhan proyektil serta tombak cahaya itu melesat dengan kecepatan tinggi membelah udara, semua itu Kokabiel arahkan pada Naruto yang berada di bawah.
Di saat yang bersamaan, bola mata Naruto yang sebelumnya dalam keadaan eternal mangekyou sharingan berubah dengan sangat cepat kebentuk rinegan. Naruto mengangkat satu tangannya yaitu tangan sebelah kiri, ia hadapkan telapak tangan sebelah kirinya itu kearah serangan yang melaju cepat kearahnya.
Secara serentak semua serangan yang tediri dari puluhan tombak cahaya dan puluhan proyektil yang terbuat dari bulu itu berhenti seketika tepat di depan telapak tangan kiri Naruto, tak satu pun dari semua serangan itu menyentuh Naruto. Proyektil serta tombak itu berhenti dan melayang di udara seolah meraka tertahan sesuatu yang kuat hingga menghentikan laju semua serangan itu.
"Mu-mu-mustahil, hanya dengan satu tangan ia mengtikan serangan itu"Ucap Freed yang belum pergi dari tempat pertarungan.
Sama halnya dengan Freed, kokabiel nampak tercengan. Matanya terlihat membulat dengan mulut yang menganga serta karingat yang nampak meluncur di wajahnya. Lengan Kokabiel nampak bergetar jantungnya kembali berdegup dengan sangat cepat. Begitu pula dengan Rias dan Akeno yang diam membeku sehingga suasana menjadi hening.
Shinra tensei..
Bruakk..
Semuanya tombak cahaya beserta proyektil itu hancur menjadi serpihan cahaya setelah dorongan yang sangat kuat, yang Naruto ciptakan dari lengannya. Kokabiel sangat syok ketika seranga yang ia buat hancur hingga tak tersisa, Naruto kembali menurunkan tangan kirinya dan kembali mentap Kokabiel.
Kokabiel semakin bingung akibat perubahan bola mata Naruto, ia sudah tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya lagi.
"Ini belum berakhir, jangan sombong hanya kerana kau berhasih mementahkan serangan ku tadi Uzumaki!"Teriak Kokabiel kembali membuat serangan dengan memngumpulkan energi sihir dalam sekala besar di lengannya.
Kokabiel menampakkan wajah yang sulit di jelaskan sambil terus mengumpulkan energi sihir di lengannya.
"Haha…!".
Wuusshhh…
Sambil tertawa gila Kokabiel menembakkan energi sihir lebih besar dari yang sebelumnya hingga mengeluarkan suara yang bergemuruh. Lengan kanan Naruto langsung di selimu oleh chakra berwarna kuning.
Doon..
Naruto menahannya dengan lengan kanannya yang sudah ia selimuti dengan chakra, namun Naruto terdorong kebelakang karena kuatnya dorongan dari kekuatan tersebut.
Burukkk..
Tubuh Naruto terus terdorong meskipun ia sudah mencoba sekuat tenaga menahannya. Tersadar ada Rias dan Akeno di belakangnnya, dan jarak mereka semakin dekat. Naruto langsung mengalihkan serangan tersebut keatas langit.
Boom..
Kumpulan energi sihir itu meledak di udara hingga menciptakan daya kejut yang dahsyat serta tekanan angin yang kuat. Sepertinya Kokabiel benar-benar mempertaruhkan semua energi yang ia punya untuk serangan tersebut.
"I-i-ni su-su-ngguh gila, pemuda itu menahan semua serangan mematikan itu dengan tangan kosong saja"Ucap Freed tergagap sambil menahan luju tubuhnya agar tidak tersapu karena efek ledakkan itu belum mereda.
Dengan perlahan tapi pasti efek ledakkan dahsyat itu mulai mereda. Terlihat juga Kokabiel yang nampak terengah-engah di udara.
"Kalian baik-baik saja"Ucap Naruto tanpa menoleh sedikit pun pada Rias dan Akeno yang berada di belakangnya, yang hanya berjarak satu meter saja, kemudian Naruto menghilangkan chakra yang menyelimuti tangan kanannya.
"I-I-Iya"Ucap Meraka gagap.
"Syukurlah"Lanjut Naruto sambil berjalan menjauhi mereka berdua.
Entah apa yang di pikirkan Kokabiel setelah semua serangannya di mentahkan Naruto dengan hanya tangan kosong. Saat ini mata Kokabiel tak sedikit pun teralihkan, ia terus memandang Naruto yang berjanan dengan santai mendekat kearahnya.
"Apa masih ada lagi Kokabiel? Ayo. Aku menunggunya"Ucap Naruto, namun tak ada balasan dari Kokabiel, ia hanya menatap Naruto dengan nafas yang terengah-engah.
"Aku rasa sudah tidak ada. Kalau begitu ini giliran ku, semoga kau bisa merasakan pergerakkan ku seperti sebelumnya"Lanjut Naruto mengarahkan lengannya pada Kokabiel.
Naruto mengangkat tangan kirinya dan mengarahkannya kedepan, dengan telapak tangan tepat mengarah dimana Kokabiel berada, denga mata rinegannya Naruto Nampak terlihat menakutkan di hadapan Kokabiel yang kini terlihat gemetar.
Bonsho Tenin..
Hanya dengan sebuah gumaman saja yang keluar dari mulut Naruto, tubuh Kokabiel langsung di tarik dengan sangat kuat, sehingga melayang mendekat kearah Naruto tanpa bisa menghentikan laju tubuhnya.
"Apa ini"Batin Kokabiel dengan tubuh yang terus melesat kearah Naruto.
Naruto yang berada dibawah segera menyiapkan sebuah rasengan berwarna orange(sama kaya di movie the last) pada lengan kanannya berniat menyambut tubuh Kokebiel dengan rasengan yang baru pertama kali ia gunakan di tempat yang kini ia singgahi.
Lain halnya dengan Freed, Rias dan Akeno yang melihat semua yang di lakukan oleh Naruto hanya bisa diam dalam kegugupannya. Tak ada lagi yang bias mereka semua lakukan bahkan berbicara pun rasanya sudah sangat sulit, karena kekuatan yang Naruto keluarkan sudah di luar apa yang meraka pikirkan tentang Naruto yang hanya seorang manusia.
Doon..
"Ugh.."
Tubuh Kokabiel yang terus mendekat akibat di tarik Naruto akhirnya menerima rasengan Naruto tepat di perutnya. Untuk beberapa saat tubuh Kokabiel tertahan dengan cahaya yang memancar dari rasengan Naruto yang menghantam tubuhnya, namun detik berikutnya tubuh Kokabiel nampak berputar searah dengan putaran rasengan Naruto dan akhirnya terlempar.
Sebelum terlempar Kokabiel sempat mengeluarkan lenguhan serta darah dari mulutnya karena kuatnya rasengan Naruto yang menghantam tubuhnya, bahkan hingga tanah ikut hancur serta menghasilkan daya kejut udara yang cukup besar. Dengan sangat cepat mata Naruto kembali kebentuk normalnya setelah rasengannya berhasil mengenai tubuh Kokabiel.
Bruak..
Bruak..
Bruak..
Kokabiel yang terus terlempar meskipun sudah beberapa kali tubuhnya menghantam tanah namun laju tubuhnya terus saja semakin kencang tak ada tanda bahwa ia akan berhenti. Sementara itu Naruto masih berdiam di tempatnya semula.
Swiffthh..
Greb..
Tepat saat Naruto merentangkan lengan kanannya kesamping, pedang zanpakutou Naruto langsung melayang kearah Naruto lalu berhenti tepat di genggaman lengan Naruto.
Naruto langsung berdiri dengan posisi tegak dengan pendang di lengan kanannya, Naruto sempat melirik pedang di lengan Kanannya itu untuk beberapa saat.
Boom..
Hanya dengan sekali gibasan dari pedang di lengannya tanah di samping kanan Naruto nampak terangkat di sertai bunyi ledakkan yang cukup kuat.
Bruak..
Tak berselang lama Naruto sudah tidak ada di tempat ia berdiri, ia sudah menghilang hanya meninggalkan tanah yang nampak hancur dimana Naruto berdiri sebelumnya.
Kokabiel yang nampak masih memliki kesadaran meskipun tubuhnya masih belum berhenti mencoba mencari cara agar ia dapat menghentikan laju tubuhnya. Namun matanya kembali membulat saat ia merasakan lengan bagian kirinya di pegang dengan cukup kuat oleh seseorang, dan otomatis laju tubuh Kokabiel pun terhenti.
"Sepertinya insting mu sudah mulai memudar sering kekalahan mu yang akan segera terwujud"Ucap Naruto yang sedang memegang langan Kokabiel.
Jresss..
"Gyaaaa…!".
Terikkan Kokabiel menggema saat padang Naruto berhasil memisahkan lengan Kokabiel dari tubuhnnya, dengan tenaga yang masih tersisa di tubuhnya, Kokabiel lansung mengambil jarak dengan Naruto. Sementara itu Naruto masih memegang lengan Kokabiel dengan pedang yang masih berlumuran darah.
"Hos.. Hos.. Hoss… Beraninya dia memotong lenganku"Batin Kokabiel dengan nafas yang nampak memburu dan tubuh yang sudah nampak lemas kerena darah yang terus keluar dari lengan kirinya yang terpotong.
Bruk..
Naruto melemparkan lengan Koabiel yang di pegangnya kesembarang arah, namun mata Naruto terus tertuju pada Kokabiel yang sedang delam posisi berlutut, dengan satu lutut menyentuh tanah dan lengan kanan yang nampak menutupi pendarahan di lengan kirinya yang terputus. Tanpa menimpali ucapan Kokabiel Naruto memegang gagang pedangnya dengan kedua tangannya serta menempatkannya di depan dada bidangnya yang sudah tidak terbalut pakaian.
"Posisi itu?"Batin Kokabiel seolah mengatahui apa yang akan Naruto perbuat.
Naruto terus memusatkan tenaganya pada pedang yang ia pegang, dan tak butuh waktu lama seperti yang sebelumnya, telah terciptalah sesesok makhluk yang perlahan mulai menyerupai seekor naga dengan tubuh berbalut baju tempur serta dua bilah pedang di masing-masing lengannya.
Area perarungan Nampak bergemuruh disertai angin kencang yang terpusat pada Naruto, Kokabiel yang sudah mengetahui jika serangan yang sedang Naruto buat menganai dirinya, beresiko menghilangan nyawanya. Namun Kokabiel nampak tidak melakkkan pergerakkan kerena memang ia sudah tidak mampu memgerakkan tubunya secara bebas akibat serangan Naruto.
"Ini gawat jika terkena serangan itu, ia pasti mati"Gumam Freed bergegas berlari secepat yang ia bisa untuk menghampiri Kokebiel berniat melakukan sesuatu.
Naruto yang mengetahui Freed berlari mendekat pada Kokabiel tampak tak menghiraukannya. Malah sebaliknya, menurut Naruto ini suatu keberuntungan bisa membunuh mereka secara bersamaan.
Sementara itu Rias dan Akeno masih setia melihat dari kejauhan dengan rasa takut mengelayuti diri meraka berdua.
"Kita harus pergi dari sini, jika kekuatannya sebesar itu. Kita juga akan terkena dampaknya"Ucap Rias pada Akeno yang berada di sebelahnya tanpa menoleh sedikit pun karena matanya terus terpokus pada Naruto dengan seekor naga yang melayang di atasnya yang membawa dua bilah pedang di masing-masing lengannya serata tubuh besar yang dibalut baju perang.
Poof.
Poof.
Poof.
"Lakukan dengan cepat"Uap Narutp pada bunshin yang baru saja di buatnya tanpa melakukan segel.
Merasa sudah mengerti akan maksud Naruto, keempat bunshin itu langsung menghilang dan kembali terliat di tempat Issei, Kiba, Asia dan Keneko yang tergeletak ta ksadarkan diri di tanah. Dengan cepat mereka langsung membawa Issei dan yang lain ketempat Rias dan Akeno berada dengan cara kembali menghilang menggunakan hairaishin.
"Na-Naruto-kun"Ucap Rias dan Akeno secara bersamaan dengan rasa terkejut yang amat luar biasa melihat empat Naruto berada di depannnya dengan membawa tubuh teman-temannya.
satu persatu para bunshin Naruto meletakkan apa yang di bawanya di tanah tanpa satu pun dari mereka yang menimpali ucapan Rias atau pun Akeno.
Poff..
Poff
Pooff..
Bunshin NAruto itu menghilang dan hanya menyisakan satu bunshin saja setalah meletakkan tubuh Issei dan yang lain di tanah.
Sementara itu Naruto yang asli nampak membari respon setelah menerima pengalaman yang di alami oleh para bunshinnya yang sudah menghilang.
"Apa yang akan kau lakukan Freed?"Tanya Kokabiel ketika Freed sudah berada di dekatnya.
"Aku tau ini kedengarannya memalukan, tapi pengecutlah yang selalu bertahan hidup"Balas Freed dengan senyum gilannya yang selalu ia pasang dalam keadaan apa pun sambil merogoh saku bajunya.
"Cih..!"
Koabiel hanya mendecih mengagapi ucapan Freed.
"Bagus lah kalian berkumpul, jadi aku tidak perlu repot-repot menebaskan pedang ku untuk yang kedua kalinya agar bisa membunuh mu"Ucap Naruto yang dengan seringai ketika melihat Free berada di dekat Kokabiel.
"Ini dia"Gumam Freed setelah mendapatkan selembar kertas dimana terdapat tulisan sepeeti mantera yang ia dapat dari dalam sakunya.
"Matilah kalian dalam keputus asaan!"Lanjut Naruto mengyunkan pedangnnya.
Ryuusykai…
"Goooorrrr".
Naga itu melesat sambil mengeluarakan suara keras, laju dari naga itu membelah udara dingi yang masih menyelimuti area pertempuran.
Dhuuaaarrrrr…
Tanah di seluruh area pertempuran terangkat kemudian hancur menjadi debu, tak hanya itu daya kejut dari ledakkan itu menggema serta memberikan daya guncang yang amat sangat dahsyat hingga terasa ke daerah di mana para penduduk berada. Namun tak banyak yang merasakannya karena kebanyakkan dari para penduduk masih terlelap dalan tidurnya, meskipun watu sudah hampir menjelang pagi.
Ledakkan yang berdurasi lumayan panjang itu perlahan mulai mereda, cahaya yang menerangi langit mulai menghilang serta angin yang mulai kembali berhembus secara normal, kini yang tersisa hanya kepulan asap yang menyelimuti di sekitar ledakkan.
Secara perlahan terlihat dua buah sosok yang pertama adalah sebuah sosok besar yang tengah merunduk melindungi sasuatu, serta dua buah sayap cahaya yang nampak tertutup.
Sayap yang nampak menutup itu dengan perlahan terbuka dan merentang kokoh di punggung Naruto yang tengah berdiri menatap kesatu titik.
"Tak ku sangka tehnik ini benar-benar dahsyat"Batin Naruto sambil menghilangkan sayap naga di punggungnya..
Sementara itu Rias, Akeno dan yang lain kini berada dalam lindungan susano o dari bunshin Naruto, mereka nampak belum bisa mencerna apa yang baru saja terjadi di depannya terlebih kini ia berada di dalam lindungan sosok yang baru pertama kali ia jumpai meskipun sebelumnya sudah melihat susano o Naruto dalam bentuk biasasebelumnya. Namun kali ini nampak berbeda, karena yang bunshin Naruto keluarkan untuk melindungi Rias dan yang lain adalah susano'o yang berada dalam bentuk sempurna dengan aura yang sangat kuat.
Rias yang bingung nampak melirik Akeno yang berada di sampingnya, namun ia tidak berbicara apa pun karena Rias melihat Akeno yang juga nampak sangat terkejut sekaligus bingung.
Berbeda dengan bunshin Naruto yang nampak tidak perduli akan keterkejutan dua gadis cantik itu, ia langsung menghilangkan susano'o kemudian mengganti bola mata yang sebelumnya dalam mode eternal mangekyou saharingan ke bentuk bola mata biasa. Setelah susano'o itu benar-benar menghilanga bunsin Naruto pun ikut menghilang.
Poff..
"Apa kau bisa mencerna semua ini dengan otak mu Buchou?"Tahya Akeno yang akhirnya buka suara dengan pandangan terus tertuju kedapan dimana area sekitar sudah lulu lanta.
"Tidak Akeno"Jawab Rias dengan mengelangkan kepala.
Tidak ada lagi yang tersisa, sejauh mata memandang hanya hamparan tanah luas tanpa satu pun tumbuhan atau pun bebatuan berada di atasnya, apa lagi tebing-tebing yang sebelumnya tinggi menjulang keatas, sudah tak satupun terlihat. Meskipun sebelumnya tempat ini sudah hancur akibat pertarungan Naruto dan Kokabiel, namun daya hancur dari tehnik andalan Naruto, area yang hancur menjadi meluas hingga sejauh mata memandang hanya terlihat tanah yang hancur serta kepulan asap di bebarapa bagian.
"Dengan begini kalian tidak akan pernah berurusan lagi dengan malikat jatuh menjijikan itu lagi, syukurlah sekarang aku bisa sedikit tenang jika aku meninggalkan kalian"Batin Naruto menyunggingkan sebuah senyuman karena berhasil mengalahkan Kokabiel dan Freed. Sehingga teman-temannya tidak akan berurusan lagi dengan mereka berdua.
"Namun pada akhirnya saat matahari terbit pertarungan ini benar-benar berakhir. Terima kasih Hinata-chan, kau selalu ada di saat aku membutuhkan mu"Lanjut Naruto terseyum seiring wajahnya di sinari mentari pagi yang mulai tampak memancarkan cahayanya dari kejauhan.
"Kau berhasil Naruto"Ucap Kyuubi dari dalam diri Naruto dengan mengembangkan senyumnya, dengan posisi berbaring dimana dua kaki depannya di gunakan sebagai penopang rahang kuatnya.
"Ya. Tak ku sangka, aku dapat melakukannya. Kurasa ini sebuah keajaiban".
"Aku tidak tau apa yang terjadi tapi keadaan mu tadi membuat ku sangat cemas"Ucap Kyuubi lagi menanggapi ucapn Naruto.
Hanya sebuah senyuman yang Naruto berikan untuk membalas apa yang di ucapkan kyuubi, bukan tanpa alasan Naruto tersenyum seperti itu, senyum Naruto itu menunjukkan bahwa ia sangat senang karena biju seganas Kyuubi sangat menghawatirkannya. Meskipun bukan sekali ini Naruto mendegar kalimat yang terucap dari mulut kyuubi, bahwa ia sangat menghawatirkan diri Naruto. Namun setiap itu pula Naruto selalu tersenyum ketika Kyuubi menunjukkan kekehawatirannya pada dirinya.
"Naruto-kun….?!".
"Naruto-kun….?!".
"Naruto-kun….?!".
Naruto langsung memutar tubuhnya untuk melihat dua wanita cantik yang berlari mendekat untuk menghampirinya dengan raut wajah yang nampak senang di iringi dengan teriakkan memenggil nama Naruto, dan Naruto pun kembali tersenyum.
Namun pandangan Naruto perlahan mulai memudar bahkan pendengarannya pun mulai tak jelas ketika Rias dan Akeno berteriak padanya.
Bruukk..
"Naruto-kun….?!".
Naruto pun terjatuh menghantam tanah, detik itu pula wujud bankai Naruto menghilang sehingga rambutnya kembali berwarna kuning. Rias dan Akeno berteriak panik melihat Naruto y ang tergeletak di tanah kemudian mereka berduapun mempercepat langkah kakinya.
Sementara itu Naruto yang masih setengah sadar mengarahkan pandangannya kearah pedang yang berada di sampinngnya, wajahnya nampak heran karena bentuk pedangnya tidak kembali ke bentuk biasa yaitu katana berwarna putih. Naruto mencoba meraih pedang besar yang ada di sampingnya namun tak sempat karena Rias dan Akeno sudah ada di dekatnya.
"Naruto-kun..!"Ucap Rias panik dan langsung merai tubuh Naruto dan menggunakan pahanya sebagai bantalan kepala Naruto.
Naruto mencoba sekuat tenaga agar kesadarannya tak menghilang, ia mencoba mengatur nafasnya sambil berbaring di pangkuan Rias. Terlihat Akeno dan Rias yang nampak berkaca-kaca.
"Ka-kalian tak perlu khawatir aku hanya kelelahan. Yang terpenting semua ini sudah berakhir"Ucap Naruto sambil mengangkat kedua tangannya untuk meraih pipi Rias dan Akeno, mencoba untuk menenangkan mereka berdua. Namun belum sampai meraih pipi masing-masing darigadis cantik itu, Naruto sudah kehilangan kesadaran sepenuhnya dan lengannya pun kembali terjatuh.
"Naruto-Kun!"Ucap kompak kedua gadis cantik itu.
"Ayo buchou kita harus segera menolong Naruto-kun"Ucap Akeno dengan nada yang menunjukan kepanikkan yang amat luar biasa.
"Ya.."Balas Rias singkat.
Akeno pun segera berdiri dan dengan cepat merapal mantera untuk membuat lingkaran sihir pemindah utnuk memindahkan dirinya, Naruto dan juga Rias. Sementara yang lainnya sudah berada di ruang penelitian ilmu gaib karena sebelumnya Rias dan dan Akeno sudah memindahankan mereka, meskipun mereka masih dalam keadaan tak sadarkan diri.
Pertarungan panjang akhirnya berakhir dengan Naruto keluar sebagai pemenang, bagaimana kelanjutan kisahnya? Dan bagaimana bentuk blance breaker dari Naruto? Pantengin ajah cerita gaje ini.
TBC
Hehe.. Maaf kalau kurang memuaskan dan masih banyak typonya ditambah updatenya lama. Terimakasih yang sebesar-besarnya buat yang udah ngasih review dan masukkan nya jadi jangan bosen- bosen yah . Dan untuk pertanyaan kalian bias PM langsung ajah insyallah saya bales karena saya bisa bales lewat Hp.