"Sungmin-hyung…"

Kyuhyun mengucapkan nama dari namja yang dia cintai itu dengan begitu lirih. Sosok yang biasanya penuh percaya diri itu tidak lebih dari seorang namja rapuh yang kini sedang memeluk lututnya sendiri, dengan wajah yang menekuk dan tersembunyi di kedua lututnya tersebut. Suasana apartemen yang temaram, karena memang semua dinding di tutup, lampu tidak dinyalakan, dan pintu depan yang sengaja tidak dikunci. Apakah Sungmin sefrustasi itu?

"Sungmin-hyung…" Panggil Kyuhyun lagi, dia semakin mendekat ke arah Sungmin, merasa tidak ada sahutan, dia mendudukkan dirinya di sofa tepat di samping Sungmin, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"…Apakah Siwon sudah kembali?" Tanya Sungmin dengan nada sangat lirih. Suaranya bergetar dan Kyuhyun tidak suka itu. Kenapa yang selalu ada di pikiran Sungmin selalu Siwon, Siwon dan Siwon saja!

"…Tidak…" Sahut Kyuhyun setelah terdiam cukup lama. Dia memandang Sungmin yang masih menunduk dan mempertahankan posisi awal. Jemari tangannya menggenggam menahan marah.

"Ne, Kyuhyun-ah. Padahal aku sengaja tidak mengunci pintu, aku tahu dia pasti akan kembali. Betul, kan? Kyuhyun-ah?"

Mendengar itu Kyuhyun hanya menggigit bibir bawahnya dengan raut wajah mendung. Dia kembali mengepalkan kedua tangannya hingga buku-buku tangannya memutih, iris matanya yang segelap malam berkilat terluka, ada sebersit kemarahan di sana yang dia tujukan untuk seorang namja bernama Siwon. Apa Siwon itu bodoh? Kenapa malah menyia-nyiakan seseorang yang mencintainya dengan begitu besarnya? Sedangkan dia saja tidak bisa mendapatkan orang yang dia cintai dengan sebesar-besarnya? Namun Kyuhyun kembali terdiam, dia rasa, dialah yang paling bodoh di sini.


ACTOR

"Sauriva Angelast"

Disclaimer : SUJU adalah milik Tuhan, Elfs dan diri mereka sendiri…. Hehehehe

Warning : AU, OOC, Alur mungkin sulit dimengerti, banyak typo(s) dan miss typo(s). Saya membuat banyak sekali perbedaan. Hehehe… Ini Yaoi! BXB! BOY'S LOVE! Sehingga yang tidak suka, sudah saya peringatkan dan segera menekan tombol back.

Don't like don't read …

Summary : Sosoknya bagai seorang Dewa dalam hidupku. Namun pada kenyataannya dewa itu justru mempermainkan aku, aku hilang arah, aku jatuh dalam kegelapan, aku hilang dalam lautan keputusasaan. Aku merasa tidak sanggup memandang wajah sang malaikat, tapi entah kenapa genggamannya hangat, menarikku pada sebuah cahaya baru. Tapi bagiku, dewaku itu sangat penting, seperti apapun dia mempermainkan aku, aku tidak bisa membencinya. Aku masih mengharapkannya. Apa yang harus aku lakukan?

Rate : T

HAPPY READING ^^


Seorang namja manis berdiri di pinggir jalan berseberangan dengan sebuah gedung yang sejak tadi menjadi tempat ramai karena banyaknya pengunjung mendatanginya, sebuah gedung kesenian tempat diadakan seuah pentas piano yang memang ingin sekali namja manis itu kunjungi. Malam telah datang dan menunjukkan hampir pukul delapan, senyuman merekah di bibirnya yang tipis, sebentar lagi pentas akan dimulai, dan suara dentingan piano akan memenuhi indera pendengarnya. Namja manis itu terlihat berbunga-bunga, dia memandang tiket untuk memasuki gedung tersebut di tangan kanannya. Namun dia kemudian menatap ke ujung jalan, berharap jika orang yang dia tunggu akan datang. Tapi tidak ada tanda-tanda kemunculan dari orang itu.

"Kyuhyunnie lama sekali… Acara hampir dimulai," Ucap namja itu dengan nada takut, dia menatap ke arah pintu gedung yang sudah mulai sepi, penonton rupanya sudah memasuki gedung semuanya. Hanya tinggal dirinya di luar sini.

Leeteuk mengarahkan pandangannya pada arloji yang berada di pergelangan tangan kirinya. Sudah hampir pukul setengah sembilan, namun Kyuhyun tidak juga memunculkan batang hidungnya. Keresahan menyerang hatinya. Apa terjadi sesuatu? Atau jangan-jangan Kyuhyun sedang dalam masalah? Dia bahkan sudah mencoba untuk menghubungi anak dari keluarga Cho itu, namun hasilnya nihil. Tidak ada jawaban sama sekali dari Kyuhyun, hal itu jelas membuat Leeteuk serba salah.

Iris mata Leeteuk terbelalak saat suara piano mulai terdengar dari dalam gedung. Acaranya telah dimulai, dan Kyuhyun sama sekali tidak tampak. Leeteuk menggigit bibir bawahnya dan menunduk. Dia mengeratkan pegangannya pada handphone miliknya yang tengah berusaha menghubungi Kyuhyun, namun setelah beberapa lama yang menyahut hanya suara operator yang mengatakan jika orang yang dia coba hubungi tidak bisa menjawab panggilannya.

'Pembohong…' Leeteuk bergumam dengan lirih kepada dirinya sendiri.

"Tuan, apakah anda ingin masuk? Acara sudah dimulai sepuluh menit lalu." Penjaga pintu gedung menghampiri Leeteuk dan bertanya dengan sopan. Dia memang sudah memerhatikan Leeteuk dari awal dan merasa kasihan dengan namja yang sepertinya tengah menunggu seseorang itu.

"…Tidak, aku sedang menunggu temanku. Aku akan menunggunya di bangku seberang sana." Sahut Leeteuk dengan nada yang dia coba untuk tetap tegar. Dengan langkah tergesa-gesa dia menuju bangku tepat di bawah pohon dekat gedung, wajahnya menunduk. Penjaga pintu gedung hanya diam kemudian melanjutkan tugasnya.

"Kyuhyunnie…Apa yang sedang kau lakukan?" Ujar Leeteuk pada dirinya sendiri. Dia melihat ke arah langit yang penuh dengan bintang bertaburan, padahal cuaca sedang baik, dan mood Leeteuk juga sedang bagus, setidaknya sebelum ini. Dia memandang arlojinya, satu jam setengah, dan Kyuhyun juga tidak muncul, sepertinya memang tidak akan datang.

'Tidak datang ya?' Ucap Leeteuk dalam hatinya dan kembali menunduk. Haah, padahal dia sudah ingin sekali mendengarkan alunan piano di dalam sana. Padahal namja bersurai hitam legam itu sudah berjanji padanya untuk datang, tapi ternyata. Tahu begini seharusnya dia memaksa Yesung untuk menemaninya saja tadi. Ini sama sekali bukan kencan, itulah yang ada di dalam pikiran Teukie saat ini.

Suara tepukan dari dalam gedung kembali terdengar untuk kesekian kalinya oleh telinga Teukie, dia tersenyum miris. Hah, sepertinya sebentar lagi akan berakhir, ah, pentas yang sangat ingin dia tonton dan yang tengah dia tunggu ternyata sia-sia. Namja manis ini memang sangat suka jika melihat anak-anak tengah memainkan piano, masih begitu polos dan murni, dia suka itu. Dan kali ini rasanya sia-sia saja dia datang kemari jika tokoh utama yang dia tunggu-tunggu tidak juga datang.

"Mau es krim?"

Sebuah suara baritone terdengar dari samping Leeteuk, sebuah tangan kekar menyodorkannya sebuah es krim cangkir, toping coklat dan sirup merah muda berada di atas es krim tersebut. Iris mata Leeteuk memandang ke arah orang yang memberinya es krim tersebut. Pipinya merona, di depannya ada seorang namja tegap berpakaian rapi, dia malu karena dia merasa telah menjatuhkan air mata pertamanya setelah beberapa saat lalu berhasil dia pendam.

"…Gomawo…" Sahut Leeteuk dengan sangat pelan, tangannya meyambut es krim tersebut.

"Sama-sama. Jangan bersedih hati. Kau manis jika sedang tersenyum." Namja tegap itu tertawa renyah kala bibirnya repleks mengucapkan hal tersebut. Namun itu tidak lama, karena setelah dia melihat arlojinya, namja tegap itu langsung gelagapan.

"Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa!"

Leeteuk hanya memandang punggung namja itu dalam diam, dia kemudian tersenyum kecil. Ada-ada saja orang yang ingin menghiburnya itu. Lalu dia kembali melihat ke arah es krim yang berada di tangannya dan belum dia sentuh sama sekali. Ini sama sekali tidak bisa membuat hatinya menjadi lebih baik. Dengan pelan, Teukie meletakkan es krim tersebut di samping tubuhnya. Iris matanya yang masih berawan menatap ke arah pintu gedung, sejak tadi tidak ada terlihat tanda-tanda Kyuhyun akan muncul.

Leeteuk hanya memandang nanar kala orang-orang mulai keluar dari gedung kesenian itu, acara rupanya sudah selesai, dan Leeteuk hanya dapat diam kala orang-orang melewati dirinya dengan wajah puas dan saling bercanda tawa atau sekedar bertukar pikiran tentang pentas kali ini. Leeteuk kembali mengigit bibir bawahnya dan terdiam. Dia menunduk, sudahlah. Inilah akibatnya karena terlalu berharap akan sesuatu, rasanya sakit sekali.

Lampu gedung sudah dimatikan dari dalam, kini yang berada di hamparan pandangan Leeteuk hanya kegelapan. Dia berdiri dengan wajah yang masih menunduk hingga poni depannya sendiri menutupi kedua matanya, hingga tidak bisa ditebak bagaimana ekspresinya kini. Tapi yang pasti, ada sebuah luka di sana.

Jalanan masih ramai meski sudah menunjukkan pukul 11 malam. Namja manis bersurai pirang kecoklatan itu merapatkan mantel yang dia kenakan saat udara dingin berhasil menembus pertahannya, bibirnya berusaha menyunggingkan senyuman kala anak-anak kecil menyapa dirinya. Dia kembali berjalan dengan sangat pelan hingga tiba-tiba langkahnya terhenti, tepat di depan sebuah café. Dari sini dia dapat melihat semua pengunjung di dalam sana. Dan iris matanya menangkap seseorang yang dia kenal.

"Begitu ya?" Ujar Leeteuk miris. Dia berbalik dan kembali berjalan mengikuti arus, dia ingin pulang. Dia ingin berteriak sekeras yang dia bisa. Ini benar-benar menyebalkan dan sangat menyakitkan.

"Jadi kau sedang bersenang-senang ya, Kyuhyunnie?" Ucap Leeteuk lagi, untuk terakhir kalinya dia menoleh ke belakang, tepat ke arah meja paling kanan. Di sana Kyuhyun terlihat tengah bercengkrama dengan seorang namja yang dia kenali sebagai Sungmin. Leeteuk tersenyum kecil, entah apa makna dari senyumannya tersebut.

# # #

"Sungmin-hyung, kurasa kita harus pulang sekarang." Ucap Kyuhyun dengan nada kecil, dia prihatin melihat orang yang dia cintai ini terlihat tidak bersemangat sama sekali dan lesu. Apa segitu berharganya seorang Siwon untuk Sungmin hingga membuat namja itu terlihat frustasi seperti sekarang?

"Ne, Kyuhyun-ah! Aku tidak mau pulang sebelum bertemu dengan Siwon!" Sungmin merengut sambil menepis tangan Kyuhyun yang terjulur di hadapannya, namja itu sama sekali tidak memerhatikan raut wajah Kyuhyun yang terlihat terluka. Dengan angkuh Sungmin kembali duduk di bangkunya, tangannya melipat di dada dengan kaki yang melipat ala angka empat. Dengan acuh dia memandang Kyuhyun.

"Tapi Hyung… Kita sudah berada di sini berjam-jam…" Sahut Kyuhyun dengan nada selembut mungkin, dia akui jika dia keras kepala, hanya saja dia tidak bisa keras terhadap Sungmin yang terlihat rapuh di hadapannya ini, "Siwon tidak ingin menemuimu lagi, Hyung…"

"Kau sendiri… selalu bersama dengan namja murahan itu, bukan? Siapa dia? Salah satu targetmu? Apa sudah kau buang?" Sahut Sungmin dengan geram. Dia menghardik Kyuhyun dan menepis udara di depannya, pertanda dia kesal. Ini sangat menyebalkan? Apa Kyuhyun tidak paham akan keadaan dirinya? Apa Kyuhyun tidak menyukai dirinya bersama dengan Siwon?

"…" Mendengar perkataan dari Sungmin, Kyuhyun hanya diam, ada sesuatu yang menusuk hatinya kala Teukie disebut kurang mengenakkan oleh Sungmin.

"Kenapa diam saja? Aku benar, bukan? Namja sok manis itu hanya targetmu yang sudah kau buang, bukan? Apa dia itu? Bersikap sok manis dan sok tegar di hadapanmu. Apa yang kau lihat darinya, hah? Kyuhyun-ah?" Mulut Sungmin berujar dengan santai. Tangannya menengadah ke depan, seakan meremehkan.

"…Bisakah…jangan mengatakan hal buruk tentang Teukie, Hyung?" Sahut Kyuhyun dengan nada datar, ada kilat terluka yang tidak Sungmin sadari di sana.

"Jadi kau sekarang membelanya? Sekarang kau sudah tidak mencintaiku lagi, begitu?" Ujar Sungmin, dia meracau sesukanya, dia kalap, dan tidak memikirkan bagaimana reaksi Kyuhyun sesudah dan sebelum ini. Dia memang sangat mencintai Siwon, setelah Siwon meninggalkannya setidaknya dia masih memiliki seseorang yang akan mendengarkan keluh kesahnya dan berada di sampingnya untuk menggantikan Siwon untuk sementara waktu.

"Aku mencintaimu!" Sahut Kyuhyun keras. Dia menggebrak meja dengan lumayan bertenaga, dia memandang tajam pada Sungmin, dia bahkan tidak peduli jika kini mereka berdua menjadi bahan tontonan sekitar.

"Lalu kenapa kau tidak mendengarkan aku!?" Sungmin balas membentak, wajahnya merah padam antara marah dan panas, dia mengigit bibir bawahnya sendiri kala menyadari jika pandangan Kyuhyun terlihat berbeda kepada dirinya.

"…Mian… Kita tunggu sebentar lagi. Jika Siwon tidak terlihat, kita pulang, ne?" Kyuhyun mengalah. Dia menyunggingkan senyuman sedih kepada Sungmin.

Sungmin mendengus kemudian tersenyum ketus, dia kembali duduk dengan santai di kursinya, wajahnya memiring ke samping, tidak memandang kepada Kyuhyun yang duduk di hadapannya. Sedangkan Kyuhyun memandang ke luar, melihat ke atas, langit malam yang hitam terlihat lebih gelap dari biasanya, mendung, bahkan Kyuhyun dapat melihat cahaya putih kilat membelah gelapnya langit tersebut. Jika begini terus, hujan akan turun sebentar lagi. Dan entah kenapa, Kyuhyun merasakan sebuah firasat buruk.

# # #

Benar adanya. Hujan kini sudah turun menuruni bumi. Para pejalan kaki membuka payung mereka dan ada yang menjadikan mantel atau jaket mereka sebagai payung, dan bagi para pekerja kantoran yang baru pulang karena lembur menjadikan tas tangan mereka sebagai pengganti payung. Suasana menjadi sedikit ribut kala pejalan kaki masing-masing saling menambah kecepatan langkah mereka. Semua orang melupakan sosok namja yang duduk sambil hujan-hujanan di sisi jalan di bawah sebuah pohon yang tidak bisa melindunginya dari guyuran hujan tersebut.

"Pembohong…"

Bibir membiru sang namja berujar dengan sangat pelan. Merintis suara dalam semerbak hujan yang turun menerjang tubuhnya yang kecil. Mantel yang dia kenakan juga sudah basah, rambutnya lepek, dengan wajah menunduk giginya gemelutuk.

"Padahal jika kau jujur Kyuhyunnie… aku tidak akan terlalu berharap seperti ini…" Bibirnya kembali beruajr dengan sendu, "Dan aku tidak akan merasa sesakit ini," Lanjutnya lagi.

Beberapa saat kemudian namja itu berdiri dari posisi duduknya, wajahnya yang masih menunduk dia tepuk dengan kedua tangannya keras hingga menimbulkan bunyi 'BUK' yang keras. Seketika senyuman lebar terlukis di bibirnya yang tipis, tubuhnya yang basah dia lupakan, dengan ringan dia kembali melangkah, senandung mewarnai jalan yang dia ambil, dia bahkan menghiraukan pandangan orang yang menatapnya penuh tanya.

"Sudahlah, Teukie! Jangan terlalu dipikirkan! Kau kuat, Park Jung Soo!" Dalam hati namja itu berujar seperti itu berulang-ulang.

Sementara di balkon apartemen, seorang namja tengah berdiri tegak, dia menatap hujan yang turun, malam telah larut sekali. Iris matanya yang segelap malam memandang ke dalam apartemen, di sofa sedang tidur orang yang sangat dia cintai, Sungmin. Namun meski sedekat ini dia merasa begitu jauh dengan namja itu. Meski dirinya dapat menyentuh Sungmin, tapi rasanya tidak bisa menggapai hati namja yang lebih tua beberapa tahun darinya itu. Iris matanya beralih dan kembali memandang ke luar, tepat kepada hujan yang masih turun dengan begitu derasnya.

Kyuhyun dan Sungmin memang memutuskan untuk pulang sebelum hujan turun, dan karena lelah hati dan pikiran, Sungmin langsung tertidur di sofa, sedangkan Kyuhyun tidak jua bisa memejamkan matanya. Seakan ada sesuatu yang membuatnya tidak tenang, seakan ada yang terlupakan olehnya, entah apa. Telapak tangannya lalu merogoh ponselnya yang berada di saku celana yang sejak awal tidak dia periksa.

"Ha!" Kyuhyun tersungkur dan secepat kilat Kyuhyun memukul lantai yang tengah dia pijaki. Hatinya merenyuh sakit. Astaga! Dia melupakan janjinya kepada Teukie malam ini, padahal namja bersurai kecoklatan itu sangat bersemangat tentang pentas itu. Dan kenapa dengan bodohnya dia malah lupa? Kyuhyun, kau memang tidak berguna!

Dengan gerakan tangan yang sangat cepat, Kyuhyun balas menghubungi Teukie. Dia terkejut melihat banyaknya panggilan masuk dari Teukie yang dia abaikan, dan pesan dari Teukie yang tidak dia jawab, ini membuatnya frustasi, dan semakin bertambah kala Teukie tidak menjawab panggilannya. Sial. Kyuhyun memerhatikan jam yang ada di ponselnya tersebut, pukul 12 lewat, dan mungkin saja Teukie sudah tertidur.

"Besok aku harus minta maaf padanya…"

Begitu bergumam hal tersebut, Kyuhyun kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku. Dia menatap ke arah depan, hujan masih belum berhenti. Wajah namja manis bersurai kecoklatan langsung muncul dalam ingatannya, namja yang selalu tersenyum lembut padanya itu benar-benar memberinya ketenangan. Sebenarnya siapa yang lebih dia cinta? Sungmin atau Leeteuk?

# # #

Matahari sudah tinggi di ufuk timur berjalan dengan pelan, merangkak naik lebih tinggi. Jalanan di kota Seoul telah ramai kini, baik oleh pejalan kaki atau pengguna jalan raya. Salah seorang namja bersurai hitam kecoklatan paling bersinar di trotoar jalan, wajahnya yang manis jelas membuatnya berkilau, dirinya tengah menunggu lampu hijau untuk menyeberang jalan bersama pejalan kaki lainnya. Di wajahnya ada seberkas senyuman tipis yang manis, lesung pipi di sebelah kirinya jelas menjadi nilai plus yang membuat dirinya tampak sempurna.

Namja itu mengeratkan syal putih yang dia kenakan hingga bawah hidungnya kala angin dingin menerpa wajahnya. Tangannya dia masukkan ke dalam saku celana, bibirnya yang tertutup oleh syal pasti kini berubah sedikit pucat akibat udara ini, namun kecerahan di kedua iris matanya membuat sosoknya terlihat tak tersentuh oleh udara dingin. Lampu berubah hijau kini, dengan riang namja itu berjalan mengikuti arus. Dia melihat pada jam tangan putih miliknya, dia harus cepat jika tidak ingin terlambat masuk jam pertama.

"Teukiee!"

Sebuah sapaan dari seorang namja yang sudah berdiri di gerbang sekolah membuat Teukie beku. Namja yang menyapanya itu adalah orang terakhir yang ingin dia temui hari ini. Cho Kyuhyun.

"Ada apa?" Sahut Leeteuk dengan tenang. Dia berujar layaknya tak terjadi apa-apa, lebih parahnya, seakan-akan keduanya hanya sekedar teman saling sapa, tidak ada kehangatan dalam nada suara Teukie yang biasanya dia tunjukkan untuk Kyuhyun. Kyuhyun sekarang merasa sangat merindukan bagaimana sosok namja di hadapannya ini.

Kyuhyun terdiam untuk beberapa saat. Dia tahu jika namja yang berdiri tak jauh darinya tengah marah. Dengan penuh perhatian, Kyuhyun mengacak rambut kecoklatan milik Leeteuk hingga berantakan, namun tidak ada reaksi dari namja yang menjadi korban, membuat Kyuhyun salah tingkah dan serba salah.

"…Mianhae, Teukie… Aku-"

"Tidak apa-apa, aku sudah melupakannya…" Teukie memotong perkataan Kyuhyun, dengan cepat dia beranjak menjauh, namun itu tidak berlangsung lama kala sebuah tangan kekar menangkap pergelangan tangannya, membuat gerakannya terhenti dan langkahnya terkunci. Dengan pandangan tidak suka, Teukie menatap ke arah Kyuhyun. Pandangan mereka terkunci satu sama lain.

"MIAN! Aku sungguh-sungguh minta maaf. Aku akan merasa lebih baik kalau kau memukulku atau menendangku. Tapi jangan diamkan aku seolah tak terjadi apapun! Kau berhak marah…" Kyuhyun mengguncang bahu Teukie dengan keras. Betapa dia frustasi karena ini. Dia tidak mengerti.

Melihat bagaimana raut wajah Kyuhyun yang terlihat terluka karena tingkahnya. Betapa sungguh-sungguh iris mata sehitam malam itu menatap kedua matanya. Teukie merasa hatinya luluh. Dengan lembut dia menggenggam lengan Kyuhyun yang masih menggenggam erat pergelangan tangannya. Dengan pelan dia lepas genggaman Kyuhyun tersebut. Senyuman manis yang sangat disukai oleh Kyuhyun tercipta di wajah manis Leeteuk.

"Kyu…aku-"

PLAAKK!

Teukie membelalakkan matanya saat merasakan sengatan sakit di pipi kirinya. Dengan iris mata sedikit berair dia menatap ke depannya. Tidak jauh beda dengan Kyuhyun, Teukie melihat pada Kyuhyun yang dengan kaget menatap ke sampingnya, di mana sosok namja yang selama ini dia cintai tengah berdiri dengan angkuhnya, tangan kanannya melayang dan mendarat di pipi kiri Teukie dengan sangat keras.

"Sungmin-hyung?"

PLAK!

Sekali lagi, Sungmin dengan ringan tangan mendaratkan tamparan ke pipi Teukie dengan begitu keras. Iris matanya menatap Teukie dengan pandangan berkilat marah, dia menghiraukan Kyuhyun yang menatapnya terkejut.

"Dasar murahan! Apa yang kau lakukan? Kyuhyun itu milikku, dia tak pantas bersamamu!" Hardik Sungmin dengan keras dan kasar, dia mundur beberapa langkah dengan wajah yang mencondong ke arah Leeteuk, memperlihatkan jika dia tengah menatap rendah namja itu.

Leeteuk yang diperlakukan begitu hanya diam dan menunduk, tangan kirinya memegang sebelah pipinya yang tampak memerah keduanya, membuktikan betapa keras tamparan yang dilayangkan kepadanya. Yang membuat Leeteuk tambah sakit hati adalah Kyuhyun yang hanya diam saja dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Di mana Kyuhyun yang keras kepala dan keras hati itu? Apa hanya demi Sungmin dia memang rela melakukan apa saja dan tak berdaya? Jika memang begitu adanya sudahlah… Leeteuk tersenyum kecil kemudian dia menegakkan kepalanya, menatap lurus ke arah Sungmin yang kini melihatnya dengan terkejut.

"Aku memang tidak pantas untuk Kyuhyun." Ungkapnya dengan tenang. Kemudian dia melepaskan kontak mata dengan namja bersurai pirang yang terlihat terguncang mendengar perkataannya itu ke arah pemuda yang ada di belakangnya. Pemuda yang sejak tadi diam saja dan tak sedikitpun ingin membelanya, pemuda bersurai hitam kelam yang sangat tampan namun hatinya buta.

"…Terima kasih telah memberiku banyak hal selama ini…" Ucap Leeteuk, dia menangkup wajah Kyuhyun dengan kedua tangannya, bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman yang sangat manis, namun tersimpan luka di sana. Kyuhyun ingin sekali merengkuh tubuh mungil di hadapannya. Namun tangannya tak bisa tergerak walau hanya sedikit, ada sebuah sihir yang seakan-akan menahan setiap gerakan yang ingin dia realisasikan.

"…Teukie…" Bibir Kyuhyun berhasil menyebut nama itu, namun sayang, Leeteuk sudah duluan berlalu dari hadapannya, menghilang dari pandangannya. Dan dirinya masih berdiri di tempat awal, dengan Sungmin yang merangkul tangannya dengan mesra. Kyuhyun merasa kosong.

# # #

Kaki-kaki namja bersurai pirang kecoklatan membawa namja itu ke belakang sekolah. Dia bersandar di tembok pembatas dan dengan pelan dia merosot, jatuh terduduk dengan wajah yang tertunduk, tak ada suara apa-apa, tak ada pergerakan apa-apa, hanya diam bagai sebuah boneka yang sudah tak dimainkan lagi. Suara bel tanda masuk kelas sudah tak dihiraukan lagi, suara ricuh para siswa yang lain juga tak membuat reaksi apa-apa pada Teukie, dia tetap kukuh dengan posisi awalnya, tak bergerak satu inchipun. Napasnya pun terlihat tenang, benar-benar tenang, seakan tak terjadi apapun. Hingga seorang pemuda bersurai hitam dengan iris mata meneduhkan berdiri di hadapannya dengan tegap, menjanjikan sebuah ketenangan. Yesung.

"Aku tau pasti akhirnya akan begini…" Ujarnya dengan pelan, dia merendahkan tubuhnya hingga sejajar dengan Leeteuk. Senyuman getir terukir di wajahnya yang biasanya riang tersebut. Namun Leeteuk tetap tidak menunjukkan reaksi apa-apa.

"Ketahuilah, Teukie… Aku akan tetap di sini apapun yang terjadi, aku akan dukung semua keputusanmu… Aku tetap di sini walau dunia menjauhimu… Kau tidak menanggung beban sendirian." Yesung merengkuh tubuh mungil di hadapannya dengan penuh sayang, hingga dia merasakan jika tangan-tangan mungil Teukie membalas pelukannya dengan erat. Isakkan mulai terdengar dari bibir Teukie, semakin keras dan keras, meluapkan semua emosi yang selama ini dia tahan.

"Pemuda Cho itu memang brengsek. Jika tahu begini tidak akan aku biarkan kau dekat dengannya. Keberadaannya hanya membuka luka lama bagimu! Tidak akan aku biarkan dia mendekatimu lagi!" Lanjut Yesung saat dia merasakan pelukan Teukie semakin erat kepadanya, dia juga merasa jika kemeja bagian depannya basah oleh air mata namja yang selama ini selalu dia lindungi. Yesung semakin mengeratkan pelukannya kepada namja yang masih tergetar, di bibirnya tersungging sebuah senyuman, namun bukan senyuman manis nan teduh yang biasa ditampilkan, melainkan sebuah senyuman penuh kemarahan dan diperuntukkan kepada namja yang telah membuat orang yang dia sayangi menangis.

"Ayo kita akhiri semua ini, Teukie…"

TBC


Akhirnya bisa update juga setelah sekian lama. Saya fakum karena saya menyiapkan untuk segala hal yang berhubungan dengan masa depan saya. Hihihi …

Balasan review :

Nisca31tm-emerald : Yang akan dipilih oleh Kyu? Hihihihi tunggulah di chapter depan… wkwkwk makasih Nisca-chan sudah review dan bersedia untuk membagi kesan-kesannya, maaf banget saya sangat lama baru bisa update … Makasih udah review.

Guest1, Guest2, Guest3, Guest4 : Makasih udah review …

Jeremmy Kim : Iya ini udah lanjut, Makasih udah review …

ElfAngel Teukie : Hahahahha … Semua akan terjawab seiring dengan berjalannya waktu, wkwkkwkw Makasih udah review …

Lee seokie : Dulu itu Teukie emang gampang sakit dan tubuhnya lemah, tapi sekarang udah tidak lagi. Hyungnya Tukie itu seseorang, dan masih saya rahasiakan. Wkwkwkwk btw, Makasih udah review …

Yunitaelf : Hohoho hyungnya Teukie memang berhubungan dengan segala hal. Maaf ya ga bisa update kilat, Makasih udah review …

Tyateukieee : Wkwkwkwk diusahakan akan cepat update tapi gak janji. Makasih udah review …

Penpen Sugura : Awww aww emang manis sekali jika Kyu yang salting itu, kyu yang manis itu, dan segalanya, Sugura-chan! Hihihi erm, gimana? Pairing akhir masih saya simpan untuk diri saya sendiri, tunggu aja nee? Makasih udah review …

Angelika Park : Nee, Oennie … Silahkan Oennie berkepo-kepo ria, hohohoho… Saya emang sengaja bikin alurnya begitu, jadikan berasa gimana gitu, terlihat complicated padahal aslinya natural aja gitu, gak serumit itu. Siapa yang bakal Kyuu pilih? Kyuu bakal pilih aku Oennie … *smirk* wkwkwk Makasih udah review …

TeukTeukTeukie : Teukie udah ga sakit lagi kok, itu dulu, dulu saat Teukie masih kecil. Hohoho Hidung Oennie tajam sekali … Makasih udah review …

Elf : Hihihi makasih, tapi maaf ya ga bisa update kilat begitu … hehhehee Makasih udah review …

Scelf : Iya ini udah lanjut, hohoho makasih udah review ya … :D

Grey Orul : Hihihihi Siwon itu sebenarnya dia adalah salah satu sosok yang perannya masih saya rahasiakan, hohoho tunggulah kejelasannya di chapter mendatang … Makasih udah review …

Minyak Wangi : Hm hm hm, Anda memiliki pemikiran yang bagus, bisa saja demikian, wkwkwkwk Makasih udah review …

TeukieHae : Iya begitu, Kyuu jangan plin plan dong #plak! Eh oh? Leeteuk udah ga sakit lagi kok, tenang aja. Hihihi pairing di akhir masih saya rahasiakan, entah itu KyuuTeuk, YeeTeuk, atau WonTeuk. Wkwkwkwkwkwk tunggulah, Makasih udah review …

Haikal Kaichou : Makasih Haikal-san, saya senang anda bisa mereview fic saya ini dan saya sangat berterima kasih banyak kepada anda. Iya benar, kalau dinalar emang semuanya emang sudah jelas, namun saya gam au ceritanya berakhir dengan begitu cepat, hohoho Makasih udah review …

Nisya Hafi : Makasih udah review …

Yuyu : Iya, ini udah lanjut, Makasih udah review …

CloudsElf : Hohoho tunggu aja ya dan Makasih udah review …

4wiwi zordick : Emang saya akan menonjolkan Siwon kok di chapter mendatang, akan saya bongkar seluruh yang dia rahasiakan, siapa dia sesungguhnya dan apa peran yang dia dapatkan. Hohoho tunggulah dan Makasih udah review …

Yunitaelf : Ini udah lanjut,

Tama : Ini udah lanjut kok, Makasih udah review …

Fitri : Oenni … oennie … ini udah lanjut…

Tyateukie13 : Ini udah lanjut, Makasih udah review …

Ayu Rahayu 1004 : Iya ini udah lanjut, Makasih udah review …

101 WT Lover : Hihihi makasih udah review …