Disclaimer: Aoyama Gosho

Pair: Shinichi-Shiho

warning: OOC, Plot berantakan, Alur ngebut


Ku mohon

Prolog


Akhirnya riwayat organisasi hitam tamat, setelah penggerebekan oleh FBI dan CIA dengan bantuan Shinichi Kudo dan Shiho Miyano serta beberapa detektif lainnya. Namun kemenangan itu harus dibayar dengan tertembaknya Shinichi di bagian vital membuat dirinya harus dirawat secara intensif di rumah sakit.

Sementara itu Shiho masih tetap tinggal di rumah Hakase, karena dia tak tahu lagi harus pergi kemana. Mungkin lebih baik baginya untuk menjadi anak angkat Agasa Hakase dengan nama Shiho Miyano, karena kini dia dan Shinichi sudah bukan anak-anak lagi sejak dirinya menemukan penawar dari APTX 4869 milik organisasi hitam.

Dan kini Shinichi masih tergolek lemas di umah sakit. Meski sudah bisa berbicara dan sedikit bergerak, namun dia masih belum diperbolehkan untuk pulang, sedangkan hanya sedikit orang yang diizinkan untuk menjenguknya, Shiho salah satunya.

'KREET'

Suara pintu terbuka, ternyata hari ini Shiho datang menjenguknya sendirian, tanpa ditemani siapapun. Dengan tatapan sendu ia menatap wajah Shinichi yang sedang tertidur pulas di ranjangnya. "Kudo-kun, gomen, karena aku kau jadi seperti ini." lirihnya.

Dan Shiho langsung menaruh bunga mawar kuning di vas yang ada di meja sambi duduk di samping ranjang Shinichi hingga akhirnya tertidur juga.

~oOo~

'Sudah sore ya?' tanya Shinichi dalam hati setelah terbangun dari tidurnya. Dan dia terkejut begitu melihat Shiho tertidur di sampingnya, Shinichi pun tersenyum malas sambil berkata, "oi,,oi,, dasar, walau tubuhnya sudah berubah tetap saja dia putri pemalas."

"Dasar tuan detective payah, kau kira aku tidak dengar ucapanmu haaah?" tanya Shiho sengit dengan tatapan deathgalre tentunya, karena Shinichi sudah berani mengusik tidur cantiknya.

Shinichi dengan wajah penuh ketakutan berujar, "maaf, lagipula aku kan sudah membantumu menumpas organisasi itu.". Seketika ekspresi Shiho berubah dan ia menundukan wajahnya.

"Ma-maafkan aku jika aku salah bicara." tampak raut wajah Shinichi mulai memelas.

"Justru aku yang harus minta maaf Kudo-kun, karena akulah penyebab kau jadi terluka begini." ujar Shiho dengan wajah masih tertunduk. Dan tangan yang mulai bergetar, menampakkan raut kesedihan pada dirinya.

Mendengar ucapan Shiho tadi membuat Shinichi diam sejenak untuk mencari kalimat yang cocok untuk menenangkan partnernya ini.

"Toh mereka juga sudah hancur, kini sudah tak ada lagi yang berusaha menerormu. Jadi jangan takut lagi." ucap Shinichi sambil tersenyum. Selagi mereka berdua asyik mengobrol, ternyata ada yang datang ke ke kamar Shinichi, yang tak lain adalah Yusaku Kudo dan Yukiko Kudo kedua orang tua Shinichi beserta Ran Mouri teman Shinichi sedari kecil yang kini hubungan mereka masih tak jelas apakah sudah berpacaran atau belum.

"Shin-chan, dokter mengabarkan kami bahwa besok kau sudah boleh pulang." ucap Yukiko dengan tersenyum.

"Shinichi, aku sudah dengar semua dari orangtuamu. Ternyata selama ini kau mengurusi kasus sebuah organisasi, kau tidak tahu selama ini aku merindukanmu, selalu mencemaskanmu...hiks...hiks.." ucap Ran yang sangat bersemangat saat mendengar kabar kepulangan Shinichi.

Shinichi susah bernapas karena saking eratnya pelukan Ran. Sementara Shiho yang merasa diabaikan lebih memilih untuk segera keluar dari kamar.

"Tunggu, Miyano!"

Mendengar Shinichi memanggilnya, maka ia menoleh ke belakang.

"Terimakasih telah menjengukku." ujar Shinichi sambil menyunggingkan bibirnya.

"Sama-sama." ucap Shiho pelan, bahkan hampir tak terdengar. Dan Shiho berlalu dengan senyum yang penuh tanda tanya.

~oOo~

Kini kamar tempat Shinichi dirawat menjadi agak berisik karena ulah orangtuanya beserta Ran. Shinichi dicecari banyak pertanyaan oleh mereka ibunya dan Ran.

"Tadi itu siapa Shinichi?" tanya Ran yang begitu ingin tahu.

Belum sempat Shinichi menjawab, sudah dijawab duluan oleh ayahnya, "tadi itu asisten Shinichi selama menangani kasus.". Namun Ran masih penasaran dan kemudian bertanya lagi, "tapi ia terasa familiar, dan lagipula kalian terlihat sangat akrab" oceh Ran.

"Ayolah Ran, aku masih perlu beristirahat, jadi jangan ganggu aku dulu!" omel Shinichi yang tidak tahu harus menjawab apa.

"Hnn...baiklah kalau itu maumu." ujar Ran dengan raut wajah penuh kekesalan.

...

Sementara itu di rumah Agasa Hakase..

"Tadaima." ucap Shiho dengan sopan.

"Okaeri. Ai-kun, kau darimana?" tanya Agasa Hakase.

"Aku habis menjenguk Shinichi, Hakase. Tolong jangan memanggilku Ai lagi, akan sangat merepotkan menjelaskannya bila ada orang lain yang mendengar." ujar Shiho.

"Kau benar juga. Jadi mulai sekarang aku akan memanggilmu Shiho-chan ya.." ujar Agasa Hakase sambil menahan tawanya. Shiho yang tak mau menanggapinya, hanya berkata, "terserah." dan dia langsung menuju laboratorium bawah tanahnya.

Di sana Shiho jarang melakukan penelitian lagi, bahkan hampir tak pernah. Karena menurutnya, apa yang harus dikerjakan lagi? bukankah dia telah selesai membuat penawar APTX 4869? bahkan kini utang-utangnya kepada orang yang selama ini melindunginya tuntas sudah. Bukankah kehidupan seorang Shinichi Kudo sekarang sudah kembali normal?

Kini Shiho hanya duduk di depan komputer tanpa tahu apa yang harus ia lakukan. Di sana ia hanya merenung sendiri tentang kehidupannya selama ini mulai dari saat ia masih kecil, kedua orangtuanya meninggal, lalu kakaknya Akemi Miyano juga ikut menyusul ayah ibunya, dan saat tubuhnya mengecil, bertemu dengan Shinichi, berpetualang bersama grup detective cilik, sampai pada akhirnya ia kembali normal. Dan Shiho baru menyadari bahwa sepanjang hidupnya selalu diwarnai oleh kesialan, dan berlanjut pada kesialan berikutnya, dan bahkan sampai sekarang pun dirinya tetap merasa sial. Ya, dia merasa kini ada di puncak kesialan karena dia sekarang telah merasakan yang namanya jatuh cinta. Dan sialnya dia telah jatuh cinta kepada sang detective bodoh yang selalu menjadi magnet bagi para mayat.

'18.19 pm'

Pikiran Shiho buyar seketika setelah melihat jam, "astaga! aku belum memasak untuk makan malam!" maka Shiho cepat langsung ke dapur untuk memnyiapkan makan malam untuk dirinya dan Hakase.

...

Kini makanan telah siap, terpaksa Shiho harus memanaskan kembali Kare kemarin malam untuk dimakan lagi karena dia tidak sempat berbelanja di minimarket.

"Maaf Hakase, aku tak sempat belanja." ucap Shiho menyesal.

"Tak apa. Begini juga enak." ucap Hakase tersenyum sambil menyuapkan nasi melalui sumpit.

"Jangan makan sambil berbicara Hakase!" Shiho memarahi Agasa Hakase.

Disaat mereka sedang makan malam ada tamu yang mendatangi rumah Hakase.

'TINGTONG'

"Biar aku saja yang membukakan pintunya." ujar Shiho sambil bergegas untuk membukakan pintu. Dan ternyata yang datang ke rumah Hakase adalah orangtua Shinichi. Entah ada urusan apa mereka datang kesini, Shiho tak tahu. "Kudo-san? ada apa?" tanya Shiho sopan. "Miyano-san, kami berdua ingin bertemu denganmu dan Hakase juga." ucap Yusaku datar. Dan akhirnya Shiho menyuruh mereka berdua untuk duduk di ruang tamu sementara dirinya memanggil Hakase dan menyiapkan minum.

Dan setelah Hakase datang, mereka berempat berkumpul untuk berbincang-bincang.

"Jadi, Yusaku dan Yukiko. Apa kesehatan Shinichi sudah ada perkembangan?" tanya Hakase serius.

"Justru itu, kami akan mengabarkannya kepada kalian berdua." jawab Yukiko sewot.

"Ya, jadi rencananya besok Shinichi sudah diperbolehkan pulang, dan rencananya juga besok kami akan mengadakan pesta kecil-kecilan untuk menyambut kepulangannya." ujar Yusaku yang walaupun santai tetap terliat serius.

Setelah menengguk sedikit air, ia melanjutkan kalimatnya, "dan aku mengajak kalian ikut berpartisipasi dalam pesta tersebut, jadi apakah kalian berdua mau?" tanya Yusaku.

"Tentu saja aku mau, Shinichi dan aku kan sudah sangat dekat. Bagaimana denganmu Shiho?" Hakase setuju dengan adanya pesta itu.

"Kalau aku terserah Hakase saja." jawab Shiho acuh tak acuh.

"Kalau begitu, pestanya akan diadakan besok mulai dari Shinichi datang sampai selesai. Tapi masalahnya gaun pestaku tertinggal di New York, dan aku malas ke butik bersama suamiku, karena dia tidak mempunyai selera fashion." keluh Yukiko yang sedang kebingungan.

"Bagaimana kalau bersamaku Kudo-san. Kebetulan besok aku tidak kemana-mana." Shiho mengajukan dirinya untuk membantu Yukiko.

"Waah... terimakasih Shiho-chan." ujar Yukiko, hatinya kini berbunga-bunga karena ada yang menemaninya untuk shopping.

~oOo~

Keesokan harinya..

"Ayo cepat Shiho-chan." ujar Yukiko dengan tergesa-gesa. Tak mau kehabisan gaun, dan Shiho yang tangannya digandeng oleh ibu Shinichi mau tak mau harus menyelaraskan gerak langkah kakinya. Hingga akhirnya sampai juga di butik yang dituju, kemudian mereka masuk dan memilih-milih pakaian yang akan mereka beli.

...

Setelah selesai membeli gaun untuk nanti malam, kini mereka berada di foodcourt. Selagi menunggu pesana datang, Yukiko mengajak Shiho untuk mengobrol, "ternyata kau memiliki selera fashion yang baik juga ya Shiho-chan." puji Yukiko dengan tulus. "Tidak juga, aku hanya banyak membaca majalah fashion dan sering melihat artikel tentang brand-brand ternama yang sedang ngetrend saat ini." sanggah Shiho yang tidak ingin dipuji.

"Ngomong-ngomong, kemarin saat menjenguk Shin-chan kau terlihat akrab sekali dengannya, apa kau memiliki sedikit perasaan dengannya?" tanya Yukiko sedikit memancing.

"Anda salah sangka Kudo-san. Aku tidak mempunyai perasaan apapun terhadap Kudo-kun." jawab Shiho datar yang kita tahu dia berbohong.

"Ohh, begitu... tak apa, umm Shiho-can jangan memanggilku Kudo-san, aku terdengar tua kalau dipanggil dengan nama itu. Lebih baik kau memanggilku Yukiko-nee saja." ujar Yukiko tersenyum, senyum penuh makna tentunya.

Dan akhirnya makanan datang, pembicaraan dihentikan untuk sementara sampai mereka selesai makan.

...

Kini mereka berada di dalam mobil. Yang menyetir mobilnya adalah Yukiko, mereka berjalan dengan kecepatan yang kencang. Mereka berdua diselimuti keheningan sampai Yukiko mencairkan suasana.

"Jadi Shiho-chan, aku sangat berterimakasih kepadamu karena telah membuat normal anakku kembali." ujar Yukiko penuh dengan rasa terimakasih.

"Sudah menjadi kewajibanku. Karena obat itu adalah hasil penelitian orangtuaku. Dan lagipula selama ini Shinichi selalu melindungiku sekuat tenaga. Dia adalah orang yang hebat, sementara aku hanyalah seorang penjahat." Shiho mencurahkan hatinya dengan air mata yang mulai mengalir di pelupuk matanya.

"Jangan selalu menyalahkan dirimu sendiri Shiho-chan. Tidak sepenuhnya salahmu kan?" ujar Yukiko, berusaha menegarkan hati Shiho.

Shiho berusaha menahan air matanya agar tidak keluar lagi, dan mengelap wajahnya, dia tak mau terlihat cengeng di depan Yukiko. Walaupun dia kelihatan tegar, namun di dalam lubuk hati terdalamnya ia menangis. Yukiko yang melihtnya menjadi mengerti bahwa sebenarnya Shiho adalah gadis yang rapuh dan membutuhkan seseorang yang bisa membantunya untuk tetap kuat dalam menjalani hidup.

Sementara itu mobil berhenti tepat di sebuah rumah besar yang menyeramkan, yang tak lain dan tak bukan adalah rumah milik keluarga Kudo. "Nah, sudah sampai Shiho. Terimakasih ya sudah mau menemaniku shopping. Sekarang bergegaslah, memoles diri. Nanti malam Shinichi akan pulang, kau harus siap-siap." ujar Yukiko dengan penuh semangat. Kemudian Shiho turun dan langsung mengucapkan salam dan terimakasih kemudian ia berlalu dan menuju rumah Hakase. Sementara Yukiko memarkirkan mobilnya ke dalam rumahnya.

~oOo~

Malam hari di kediaman Shinichi

Banyak orang yang sedang menyiapkan keperluan untuk pesta kecil-kecilan kepulangan Shinichi. Ada Heiji Hattori yang bertugas mengambilkan minuman, ada Kaito Kuroba yang bertugas merapikan meja, Yusaku yang bertugas menjemput Shinichi, dan masih banyak yang lainnya. Sementara itu Shiho baru datang sekarang karena ia beres-beres rumah terlebih dahulu.

"Hai dengar! sebentar lagi Shinichi akan sampai! kita harus mematikan semua lampu!" Yukiko menjelaskan.

"Baik!" ucap semua orang, terkecuali Shiho yang hanya diam mendengarkan.

...

Kini mobil sudah sampai di depan gerbang rumah mereka. Dan Shinichi turun dari mobil untuk membukakan pagar. Setelah pagarnya terbuka Yusaku membawa mobilnya masuk sementara Shinichi berjalan menuju pintu.

"Duluan saja Shinichi, aku akan memarkirkan ke bagasi dulu!" seru Yusaku.

"Baik tou-san." ujar Shinichi santai.

Dan Shinichi mulai membuka pintu rumahnya, 'sudah lama aku tidak ke rumahku sendiri. Sejak mengetahui bahwa Subaru Okiya ternyata adalah Shuichi Akai dan konfrontasi dengan organisasi hitam, itula saat terakhir aku kesini.' ucap Shinichi dalam Hati.

'KREET'

Pintu mulai terbuka, namun ternyata di dalam sangat gelap, "tadaima kaa-san." ucap Shinichi singkat, namun tidak ada jawaban. Dan sekarang Shinichi mendengar suara orang yang sedang berbisik-bisik.

'Jangan-jangan!'

'Aah.. jangan berpikiran yang tidak-tidak.' ucapnya dalam hati, berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Kemudian dia menuju stop kontak untuk berusaha menyalakan lampu, dan kemudian..

'TEEK'

"Kejutan!" sorak sorai teman-teman Shinichi mewarnai kedatangannya di rumahnya. Shinichi dengan senyuman malasnya hanya berdecak, sementara teman-temannya tertawa penuh kemenangan.

Dan dengan tiba-tiba Ran mendekati Shinichi dan langsung memeluknya, "aku senang akhirnya kau kembali pulang Shinichi, selama ini aku lelah manunggumu." ucap Ran penuh haru.

"Padahal Shinichi selalu berada didekatnya, bahkan pernah mandi bersamanya." ujar Heiji pelan, bahkan sangat pelan. Sementara Shiho hanya menatap heiji dengan malas.

Dan akhirnya pesta berlangsung dengan seru, dan nanti di puncak para lelaki akan disediakan sake untuk diminum sebanyak-banyaknya. Sementara Shiho hanya duduk bersama Hakase.

~oOo~

Setelah pesta berakhir...

Akhirnya pesta selesai dengan semestinya. Semua teman Shinichi sudah pada pulang, setelah mengikuti puncak acara, yaitu lomba terbanyak minum sake. Heiji hanya kuat 3 gelas, kaito juga paling kuat hanya 2 gelas karena Kaito menyetir, sementara Yusaku dan Yukiko sudah tidur di kamar mereka, dan Hakase tidak mengikuti lomba, dan Shinichi pun yang tak suka minum karena dipaksa mengikuti lombanya, maka dia pun menyerah di gelas kedua, dan dia pingsan. Sementara kedua temannya, Heiji dan Hattori yang masih sadar sudah pulang bersama teman-teman wanitanya, kecuali Shiho yang masih setia menemani Hakase, dan Ran juga sudah pulang karena ditelepon oleh ayahnya Kogoro Mouri.

Shiho yang tidak tega melihat Shinichi yang tertidur di sofa, namun ia juga tidak kuasa untuk mmbangunkan Shinichi yang tertidur lelap. Maka ia berusaha mengangkat tubuh Shinichi dan menggantungkan satu lengannya ke leher Shinichi sementara lengan lainnya memeluk erat perut Shinichi.

"Shiho, ayo pulang. Aku sudah mengantuk." ujar Hakase yang sedang mengucek-ngucek matanya.

"Duluan saja Hakase. Nanti aku menyusul." ujar Shiho yang sedang menahan berat tubuh Shinichi.

"Hnn baiklah." balas Hakase singkat.

Sementara Shiho menuju kamar Shinichi untuk mengantarkan orang yang sedang dibawanya ini. Stelah masuk ke kamar Shinichi, kemudian dia menaruh tubuh Shinichi ke kasurnya, membuat Shinichi tersetak dan membuka kedua matanya. Dengan setengah sadar ia mengigau dan langsung memeluk Shiho kedalam dekapannya, sementara Shiho yang kaget hanya diam mematung seolah tak bisa bergerak.

"Ooohh... Ran... Kau sangat terlihat cantik malam ini..." igau Shinichi sambil melumat bibir indah Shiho.

"Tidak! Kau salah Kudo! Aku Shiho bukan Mouri-san!" elak Shiho sambil berusaha melepaskan rangkulan Shinichi dan menjauhkan bibir Shinichi dari bibirnya.

Namun diluar dugaan, Shinichi malah makin menggila dan semakin dalam melumat bibir Shiho, lidahnya ia julurkan ke lidah Shiho, bahkan sampai rahang gigi juga, sementara kedua tangannya menyentuh pipi mulus Shiho, membuat Shiho ingin menjerit, namun ia tak bisa. Sekuat tenaga Shiho berusaha mendorong jauh tubuh Shinichi, namun tenaganya masih kala dengan tenaga Shinichi. Sampai pada puncaknya, Shinichi berusaha melepas paksa longdress yang dipakai Shiho hingga akhirnya robek, sementara Shinichi berusaha membuka pakaiannya.

'Kami-sama tolong aku.'

Hingga akhirnya

bersambung...


Author note's

Inilah debut pertamaku di fandom detective conan, mudah-mudahan banyak yang merespon, karena aku membuat fic ini semalaman, sampai meluangkan waktu tidurku. Selama ini aku hanya menjadi pembaca setia pairing Shinichi-Shiho, namun sekarang aku mencoba membuatnya, namun aku masih pemula di fandom ini, jadi jika masih ada kekurangan mohon maafkan aku. Dan aku tahu pasti menurut kalian jalan ceritanya terlalu cepat, mohon maklumi, dan bila perbendaharaan kataku masih kurang, karena sekarang aku sedang mempelajari tentang diksi-diksi indah dan juga kalimat baku. Aku juga penggemar Manga Conan, di manga online sekarang sedang membahas tentang adiknya Sera Masumi, siapa itu? entahah, hanya Aoyama Gosho dan Tuhan yang mampu menjawabnya, Sekian perkenalan dari saya, da atas review dari kalian saya ucapkan terimakasih.

p.s:jika tidak sesuai dengan jalan cerita asli di manga, maka mohon maafkan aku, dan pliss kalau ada kesalahan mohon maaafkan aku