A Genderswitch Fanfiction

Tittle : My Story with (Y)Our Baby

Genre : GS, GaJe always, Sad but Happy end, angst dan lain sebagainya.

Length : Unknown

Disclaim : Semua cast itu milik Tuhan. Ipech Cuma pinjem nama. Tapi jangan lupa Fanfiction ini punya Ipech seorang.

KyuMin and Others (My beloved OTP)

.

~o0o~

.

The story begin…

My Story with Your Baby | KyuMin Fanfiction | GS

Pagi menyingsing di ufuk timur. Menghantarkan kehangatan di seluruh belahan bumi yang terkena sinarnya. Seoul, pagi ini terlihat cerah dengan sinar matahari yang begitu menenangkan meski terasa panas. Sungmin, yeoja manis berisi itu tegah asyik di dapur membantu sang ibu memasak. Menyiapkan sarapan untuknya serta anggota keluarganya yang lain. Ayah, serta satu adik perempuan nya Taemin.

Setelah semuanya selesai, tampak Sungmin duduk di kursi nya dan menatap puas hasil karyanya pagi ini bersama ibu.

"Selamat makan~" ujar nya senang yang di ikuti adik perempuan nya sementara ayah dan ibu hanya tersenyum.

"Aaahh… YA!" wajah manisnya berubah kesal. Bibirnya mengerucut imut begitu saja saat dengan tiba-tiba seseorang datang dan menyerobot sendok penuh omelet nya, membuatnya gagal mencicipi masakan pertama nya pagi ini.

"Pagi semua…" sosok itu dengan acuh mendudukkan dirinya di kursi samping Sungmin yang memang kosong.

"Pagi, Kyu." Sapa ayah Sungmin. Kangin.

"Pagi." Umma Sungmin.

"Pagi oppaa!" jawab Taemin penuh semangat. Gadis manis itu tersenyum senang saat Kyuhyun berhasil menggoda eonnie kesayangannya.

"Aigo~ cha! Aku tak setega itu mengambilnya tuan puteri." Kyuhyun mengalah dan memberikan kembali sendok rampasannya tadi kepada Sungmin. Membuat gadis manis itu tersenyum dan melahap tanpa dosa makanan di piring nya.

"Umma dan Appa mu sudah pergi?" Tanya Leeteuk, umma Sungmin sambil menyiapkan makanan lagi untuk Kyuhyun.

"Dia bisa ambil sendiri umma…" rajuk Sungmin.

"Diam dan makan dengan baik makanan mu. Jangan bicara sambil makan." Sungmin diam saat perkataan Kyuhyun menusuk di telinga nya. Bersyukur karena Sungmin sudah terbiasa mendengar nya setiap hari.

"Ne, ahjumma. Tadi pagi-pagi sekali. Gomawo." Ucapnya bersamaan dengan sepiring sarapan yang ia terima di tangannya.

Suasana sarapan pun seperti biasanya. Sungmin dan Kyuhyun lah yang aktif meramaikan meja makan persegi itu dengan godaan yang Kyuhyun berikan pada Sungmin juga tawaan melengking Taemin di sela-sela nya.

~o0o~

"Umma, appa aku berangkat! Taeminnie, kau berangkat bersama appa eoh? Eonnie terburu-buru, takut terlambat gara-gara maniak game ini." Masih sibuk memakai sepatu Sungmin sempat-sempat nya menoyor sedikit lengan Kyuhyun yang juga berdiri memakai sepatu di sebelahnya.

"Ne, eonnie. Aku bersama appa saja." Taemin berteriak dari ruang makan. Mereka tadi bercanda hingga tak sadar bahwa jam berangkat mereka sudah terlampaui sekitar lima belas menit.

"Kenapa kau menyalahkan ku?" Kyuhyun tak terima.

"Habisnya kau itu cerewet dan selalu saja menggodaku. Aneh, kenapa Seohyun yang cantik itu mau denganmu?" Sungmin mendumal. Meski dalam hati ada rasa sakit yang menggebu.

Ya, Seohyun. Gadis cantik berambut lurus itu adalah kekasih Kyuhyun semenjak awal kelas tiga lalu. Dan sekarang sudah hampir mencapai akhir kelas tiga.

"Ya! Kenapa kau membawa-bawa Seohyun?" Protes pemuda itu tak terima.

"Sudahlah! Kajja berangkat.!" Sungmin agak setengah berlari keluar rumah. Masuk mobil lebih dulu dan Kyuhyun menyusul nya kemudian. Pemuda itu lalu menjalankan mobil dengan kecepatan agak tinggi agar mereka tidak benar-benar terlambat.

~o0o~

Dia… bukankah dia tampan? Pemuda idaman setiap gadis dan dialah Cho Kyuhyun. Tubuh tinggi yang ideal, wajah tampan serta otak yang cerdas ada pada nya. Sangat munafik dan berupa kebohongan besar jika seorang gadis normal sepertiku tak mencintai sosok Kyuhyun. Ya, aku mencintai nya. Lebih dari dia tahu aku mencintai nya, lebih dari dia mencintai Seohyun dan lebih dari dia menyakitiku bersama Seohyun. Aku? Bukankah aku begitu menyedihkan?

Tak berani mengungkapkan perasaanku padanya hingga dia menjadi milik orang lain.

Tapi setidaknya aku masih bisa menatapi wajahnya setiap hari, mendapatkan godaan seperti tadi setiap pagi dan bisa mendengar suara nya sebelum tidur juga tak lupa dengan teriakan nya setiap bagun tidurku. Meskipun aku tak bisa mendapatkan hatinya secara utuh, tapi ijinkan aku memiliki hatinya separuh saja tanpa dia tahu.

Setahun? Tidak! Dua tahun? Bukan, tapi hampir 17 tahun hidup ku terus saja diganggu oleh makhluk tampan yang kini sibuk menyetir disebelah ku.

Kami… ya boleh kan jika aku memanggil kami? Sejak kecil memang selalu bersama. Orangtua kami bersahabat dan kami bertetangga. Kamar Kyuhyun yang berada tepat di seberang balkon kamarku kadang membuat kami terbangun hampir bersamaan.

Sejak pertama kali masuk sekolah dasar kami selalu berangkat dan pulang bersama. Bahkan hingga High School pun kami masih berangkat dan pulang bersama. Jangan lupakan bahwa kami selalu sekelas sejak dulu. Entah itu disengaja atau tidak tapi bolehkah aku bersyukur?

Cinta ku dan hatiku berbanding lurus dengan sakit ku.

Sakit ketika pertama kali dia bercerita bahwa dia menyukai Seohyun. Menyukai gadis cantik itu. Terlalu sakit hingga membuatku terpaksa memasang topeng ceria ku. Setiap malam kalian tahu? Aku bahkan tak bisa tidur nyenyak saat teringat kata-kata nya ketika membanggakan Seohyun.

Bahkan aku… gadis yang mencintainya dan berharap ia menyatakan cinta nya padaku rela menjadi penghubung mereka. Rela setiap hari dekat dengan gadis kecintaan pemuda kecintaan ku. Rela memasang topeng ceria ku dan membuang semua sakit ku seharian demi pemuda ini.

Dan saat itu tiba, Kyuhyun pemuda ini mengatakan bahwa dia berhasil menyatakan cinta nya pada Seohyun. Dan aku? Terpaksa berteriak bahagia karena dia bilang Seohyun mau menjadi kekasihnya. Pukulan telak dan aku hanya bisa menunggu keajaiban datang dengan kedua orang yang sedang pacaran itu putus. Kejam? Tidak. Aku mencintai Kyuhyun.

Sakit itu juga menumpuk. Meyesaki hatiku hingga sepertinya tak ada tempat tersisa untukku bahagia. Setidaknya bahagia bersama Kyuhyun.

~o0o~

"Mau sampai kapan kau terus duduk Ming? Sudah sampai, kajja turun." Sungmin tersentak saat Kyuhyun melepaskan seatbelt nya tiba-tiba.

"Iya, aku turun!" jawab Sungmin sewot. Dapat gadis itu lihat jika Kyuhyun tersenyum sekilas pada nya, mengacak poni nya sebentar lalu turun.

Siapa yang harus disalahkan jika cinta itu tumbuh di hati Sungmin? Bahkan perlakuan Kyuhyun terhadap Sungmin seperti kekasih. Jadi salahkah jika Sungmin menyimpan cinta untuk pemuda itu? Salahkah jika ia berharap Kyuhyun mempunyai rasa yang sama dengan dirinya?

Sungmin turun dari mobil dan menghampiri Kyuhyun yang masih setia bersandar di kap mobil nya. Memainkan kunci mobil nya dan menatap sekeliling.

"Aku duluan…" Tidak sebelum tangan Kyuhyun mencekal lengan nya. Ia berbalik, mendapati wajah tersenyum Kyuhyun.

"Temani aku menunggu Seohyun." Ucapan itu, Sungmin menyesal kenapa harus pamit pada Kyuhyun untuk ke kelas terlebih dulu. Seharusnya ia mengingat satu hal bahwa jangan pernah berpamitan pada Kyuhyun jika barusaja turun dari mobil.

"Tck~ kau bisa menunggu nya sendiri kan? Aku ada tugas yang belum ku selesaikan Kyu!" bibir Sungmin mengerucut sebal. Ia menghentakkan kaki nya ke atas rerumputan yang ia pijak. Ia tak ingin lagi mendapati kemesraan itu. Ia hanya berharap jika Kyuhyun tak menyiksa hatinya lagi dengan kedekatannya bersama Seohyun.

"Ming~ ayolah, sebentar saja…" Rengek pemuda itu makin erat menggelayut di lengan Sungmin.

Lagi-lagi Sungmin merasa menyesal kenapa dirinya selalu tak bisa menolak semua kemauan Kyuhyun.

Dan pemandangan itu begitu menyiksa mata nya. Seohyun berlari mendekat, mencium pipi Kyuhyun sekilas dan lalu bergelayut manja di lengan pemuda jangkung itu membuat pegangan Kyuhyun di lengan Sungmin terlepas begitu saja.

"Pagi, Kyu!" sapa nya. "Eoh? Pagi Sungmin…" lanjutnya setelah melihat Sungmin disebelah Kyuhyun.

"Nah, ayo ke kelas." Kyuhyun berjalan terlebih dulu dan meninggalkan Sungmin di belakang. Sungmin tahu ia hanya akan terlihat menyedihkan saat berjalan seperti ini. Mengekori Kyuhyun serta Seohyun adalah bencana menyakitkan tersendiri untuk nya.

~o0o~

"Hufht…"

"Eoh? Kau baru datang? mana pasangan Romeo dan Juliet gagal itu?" Lee Hyukjae atau Eunhyuk mengedar ke jendela kaca di kelasnya. Tak melihat sepasang Romeo Juliet gagal menurutnya lewat disana itu membuatnya heran. Pasalnya setiap hari Kyuhyun akan selalu mengantar Seohyun ke kelas gadis itu yang kebetulan terletak di sebelah kelas nya.

"Entahlah, Romeo bilang ingin menemani Juliet makan. Dan kau tahu Hyukkie sayang? Jatah makan siang untuk kita berdua diambil!" Sungmin menghempaskan buku pelajarannya di meja dengan kesal. Kesal karena masakannya harus dengan tak rela ia berikan pada Seohyun. Tak rela jika masakan yang ia masak dengan penuh hati untuk nya serta Hyukjae makan siang diambil begitu saja.

"Mwo? Diambil? YA!" Eunhyuk menggebrak meja tak terima. "Ish! Menyebalkan! Padahal aku juga belum sarapan Ming," rajuk nya.

"Tak apa, minta bekal pada Donghae sana, untuk mengganjal perut sementara." Kata Sungmin menunjuk Donghae yang baru datang dengan dagu nya.

"Andwae! Dia selalu bawa bekal saudaranya. Sashimi, dan aku benci ikan mentah." Katanya memicing.

"Pagi sayang~ sapa Donghae. "Pagi Ming…"

"Pagi Hae~" sapa Sungmin dengan senang.

"Kau kenapa eoh?" Donghae, namja tampan dengan mata berbinar indah itu mendudukkan dirinya di kursi depan Eunhyuk. Menatap heran kekasih nya yang cemberut.

Eunhyuk tak menjawab.

"Jatah makan nya di ambil Kyuhyun." Sungmin yang menjawab. Gadis itu kemudian mengambil ponsel yang ada di dalam tas nya saat merasa ada getaran dari benda datar berbentuk persegi milik nya

| Ming~ bisa kau ambil kotak bekal mu di kantin? Seohyun sepertinya sedang sakit, aku mengantar nya pulang… cepatlah kesini. |

Gadis itu menghela nafasnya sejenak."Aku pergi dulu…" lalu berdiri dari duduk nya dan mulai menjauh dari tempat duduk itu. Ia ingin sekali berteriak dan menangis bahwa tak selalu dirinya yang menjadi kacung Kyuhyun. Apa namja itu tak punya perasaan? Tapi tidak bisa, dari kecil bahkan Sungmin begitu patuh dan menyayangi Kyuhyun, kata penolakan sama sekali tak pernah bisa ia lontarkan pada perintah Kyuhyun.

"Ya! Ming, mau kemana?" sungmin hanya melambaikan tangannya sekilas tanpa mau menjawab pertanyaan yang dilontarkan Eunhyuk.

"Hyuk… kau merasa sesuatu?" Donghae memelankan suara nya pada Eunhyuk setelah Sungmin tak terlihat di kelas. Ada sesuatu dalam dirinya yang seperti memberontak rasa ingin tahu nya agar keluar mengenai Sungmin dan… Kyuhyun.

"Sesuatu apa?"

"Ah, lupakan!" wajah tampan Donghae berubah ceria. Tangan panjang nya segera melepaskan tas dari punggung nya dan meletakkan nya di meja Eunhyuk. Membuka zipper tas hitam milik nya dan mengambil satu kotak bening dari sana. "Cha~ Sungmin bilang kau belum sarapan. Mau ku suapi?" Tanya nya kemudian.

Eunhyuk menyelidik. Ia sedikt menunduk untuk melihat apa yang ada di kotak bening yang dibawa kekasih nya.

"Sashimi?" pekik nya. "Terimakasih, Donghae sayang. Tapi aku akan kenyang jika kau memakannya sendiri. Jauhkan itu dariku Hae!" pekik nya kemudian membuat namja tampan itu menarik kotak sashimi nya dan merangkul nya erat.

~o0o~

Sungmin tersenyum miris. lagi lagi inikah yang harus ia dapati? Ia bersumpah jika ada toko yang menjual stok hati ingin sekali ia membeli sebanyak-banyak nya dan setelah nya ia rela melihat pemandangan yang seperti ini setiap hari tanpa takut hatinya akan sakit berkelanjutan. Setidaknya saat hati itu terasa sakit ia bisa mengganti nya. Tapi, Tuhan belum mau sebaik itu dengan memberi kita banyak organ yang bisa di perjual belikan. Tuhan hanya mengijinkan kita mempunyai satu hati untuk menyimpan satu nama yang kita cintai? Apakah Tuhan itu jahat?

Sebelum melangkah, gadis itu menekan kuat-kuat dada sebelah kiri nya. Rasanya sakit sekali, rasanya juga tubuhnya lemas dan ia hanya ingin berbaring, mengeluh sakit juga seperti apa yang Seohyun lakukan terhadap Kyuhyun saat ini.

Sungmin melangkah perlahan. Berusaha meredam kesakitan hatinya yang seperti berteriak ingin disembuhkan.

"Ya! Wae? Seohyunnie waeyo?" Tanya nya panik lalu duduk tepat didepan Kyuhyun.

Dua sosok yang baru menyadari kedatangan Sungmin karena gadis ini berteriak pun menolehkan kepala nya.

"Ah, kau sudah datang? Aku pulang dulu mengantar Seohyun ya, nanti tolong ijinkan pada Kim Sonsaengnim." Dengan tanpa terimakasih sedikitpun ataupun menjawab pertanyaan Sungmin, Kyuhyun beranjak dari duduk nya. Memeluk erat pinggang Seohyun dan menuntun gadis cantik itu melangkah jauh.

Sungmin terhenyak ketika Kyuhyun berhenti dan menoleh kea rah nya. Ia berharap Kyuhyun memberinya senyuman manis dan mengatakan terimakasih padanya.

"Ah, itu bekal mu masih ada Ming, kau bisa memakan nya." Sungmin kecewa bukan main. Hatinya sakit sekali, namun begitu masih saja dipaksakan senyuman manis di bibir M nya. Ia mengangguk cepat sebelum Kyuhyun mulai berbalik dan pergi meninggalkan nya. Setidaknya ia memberi senyuman untuk namja itu.

"Ne, Semoga Seohyun cepat sembuh eoh. Hati-hati…" ucapan Sungmi melemah bersamaan denagn butiran kesedihan yang melesak turun ke permukaan pipi halus nya. Kyuhyun tak memperdulikan apa kata nya?

Gadis itu kembali menghela nafasnya berat. Rasnya terlalu sesak di kerongkongan. Ia mendongak dan mengusap airmata nya berharap dengan begitu tak ada lagi tangisan hari ini. Setidaknya disekolah.

Dengan langkah lemas gadis bermarga Lee ini melangkah menelusuri panjang koridor sekolahan yang sebentar lagi akan ia tinggalkan. Memandangi setiap pepohonan yang pasti akan sangat ia rindukan. Kotak bekal yang ia beresi dari kantin tadi ia dekap sedemikian erat kemudian ia hempas ke tong sampah. Ini sisa bukan? Berarti sampah. Biarpun terkesan keji tapi Sungmin tak mau memakan sisa dari orang lain untuk pengecualian yang ia putuskan sendiri.

Sungmin tersenyum saat pandangannya menemukan bangku taman yang ada di bawah pohon besar tak jauh dari nya. Tempat biasanya ia, Donghae, Eunhyuk dan… Kyuhyun menghabiskan waktu untuk belajar ataupun bersendau gurau.

Ia masih mengingat nya, apa yang teman-teman nya katakan saat melihat kedekatannya bersama Kyuhyun. Semenjak tahun pertama, Eunhyuk dan Donghae sudah resmi menjadi kekasih, sementara dirinya dan Kyuhyun? Tidak. Mereka hanya sahabat. Dan itu yang membuat statemen statemen ngawur dari pikiran-pikiran remaja disekitar mereka bahwa Kyuhyun dan Sungmin pacaran.

'Ah, Kyuhyun sudah punya Yeochin ya? Padahal aku mencintai Kyuhyun.'

'Ya Tuhan, itu kekasih nya Kyuhyun Sunbae? Kya! Kenapa manis sekali?'

'Sepertinya benar Sungmin Sunbae itu kekasih Kyuhyun Sunbae, ah kalau begitu aku mundur saja. Aku kalah manis dengan Sungmin Sunbae.'

'Ya! Kyuhyun-sshi? Kau benar sudah punya kekasih? Padahal aku baru saja ingin menjadikanmu namchin ku.'

'Sungmin kekasih mu? YA! Padahal aku akan mengajak nya berkencan!'

Begitulah cuplikan kata-kata yang ia dengar mulai dari tahun pertama hingga sebelum Kyuhyun… memutuskan untuk menjadikan Seohyun kekasih nya. Senyuman tulus ia ukir di bibir manis nya. Meski hanya statement ngawur yang diberikan saat itu ia bangga. Setidaknya orang-orang itu menganggapnya pacar Kyuhyun meski kenyataan sangat jauh dari benar.

'OMO! Lalu bagaimana dengan Sungmin Sunbae? Apa dia baik-baik saja?'

'Ehh? Kapan Kyu Sunbae dan Sungmin Sunbae putus?'

'Kyuhyun Sunbae berselingkuh ya?'

'Ya tuhan! Aku tak habis fikir dengan Kyu Sunbae, Sungmin Sunbae lebih seratus kali lipat cantik dari selingkuhan nya Kyu Sunbae. Kasihan ya Kyu Sunbae.'

'Sungmin sendiri? Aku akan mengajak nya berkencan akhir pekan ini.'

Dan ia kembali tersenyum miris saat kalimat yang berisi rasa kasihan ditujukan pada nya dari adik-adik kelas ataupun teman-teman seangkatan nya saat tahu bahwa Kyuhyun resmi berpacaran dengan Seohyun.

Kyuhyun… sejak awal pemuda itu tak pernah mengelak jika ada seseorang yang menyangka ia dan Sungmin punya hubungan. Ia tak berteriak memarahi semua mulut-mulut nakal itu dan bilang 'kami hanya teman.' Tidak sama sekali. Bahkan namja itu terlihat senang dan sangat menikmati bersama Sungmin. Jika kalimat itu ia dengar Kyuhyun akan dengan senang hati merangkul Sungmin mendekat padanya seakan memberikan klarifikasi bahwa 'Ya, kami pacaran.'

Haruskah Sungmin menyalahkan dirinya?

Tidak, itu salah Kyuhyun kan?

Lagi dan lagi Sungmin menghela nafasnya berat. Apa pepohonan disini tak melakukan fotosintesis? Kenapa oksigen nya sedikit sekali? Sungmin bergumam dalam hati. Segera ia tinggalkan koridor itu untuk mulai masuk ke dalam area kelas nya berada. Setidaknya bertemu dengan Eunhyuk dan Donghae lebih menyenangkan, bisa sedikit menghibur daripada dirinya harus mengingat tentang Kyuhyun dan Seohyun.

Dua minggu lagi ujian akhir dilaksanakan. Siswa tingkat akhir diberi libur panjang guna menenangkan fikiran namun juga guna mengisi kembali fikiran yang sudah jernih tadi dengan berbagai ilmu pengetahuan yang mereka pelajari dan mereka dapat selama hampir tiga tahun ini.

Sungmin berdiri gelisah di depan mobil Kyuhyun. Setiap pagi seperti biasa ia selalu berangkat bersama dengan kekasih dalam hati nya. Begitupun dengan pulang selalu bersama. Tak salah bukan jika mereka berdua dianggap berpacaran?

Senyum gadis itu merekah saat menatap bayangan Kyuhyun muncul dari tikungan koridor. Namun segera luruh saat satu sosok yang selalu ia takutkan begelayut manja di lengan namja itu. Dipaksakan nya lagi seulas senyum mengisi kekosongan bibir nya meski hati nya remuk tak berbentuk.

"Eoh? Ming! Em… kurasa Donghae Hyung belum pulang, kau bisa pulang bersama mereka kan? Hari ini aku akan jalan-jalan sebentar dengan Seohyun. Bisa?"

Dan petir itu seakan menyambar tepat di belakang kepala nya.

"Ne! tentu saja. Bersenang-senang lah!" seru Sungmin. "Aku cari Donghae dulu." Pamit nya lalu pergi. Dari kejauhan ia masih bisa melihatnya. Kecupan kecil yang diberikan Seohyun pada pipi tirus Kyuhyun dan sebalik nya. Rasanya sakit. Sekuat apa ia menahan air matanya selalu saja gagal. Turun sudah kesedihan itu. Beruntung kini hanya kelas tingkat akhir saja yang bubar terlebih dahulu sehingga tak ada banyak orang yang melihatnya menangis di koridor.

Langkah nya berjalan gontai keluar area sekolah. Tidak, ia tak mau mengganggu Donghae dan Eunhyuk yang akan pergi berdua meski mereka memaksa ia ikut.

~o0o~

"Ming!"

Ah, kenapa di mimpi pun Sungmin harus mendengar suara itu. Dengan gusar gadis ber piyama pink tersebut menarik selimut hingga benar-benar menutupi seluruh tubuhnya. Berharap mimpi suara Kyuhyun menghilang digantikan dengan mimpi yang membahagiakan baginya.

"Ya Lee Sungmin!"

Dengan cepat Kyuhyun membuka selimut tebal berwarna pink polos dihadapan nya, berharap sosok manis disana bangun dan pemuda tinggi itu sudah tak sabar menyampaikan kabar gembira ini pada nya.

Kyuyun sedikit berdecak. Ia menoleh kebelakang saat terdengar pintu kamar yang ia tutup tadi terbuka. Disana sosok manis dengan piyama putih nya tengah menguap. Sepertinya juga baru bangun.

"Cium saja putri tidur itu oppa! Dan segera pergi dari sini! Aku ingin tidur." Sungut sosok itu kemudian pergi meninggalkan Kyuhyun.

"Ya Lee Taemin!" suara nya meninggi dan entah kenapa rasanya pipi nya memanas. Kenapa kakak dan adik sama saja? Resah nya.

Kembali difokuskan orbs cokelat miliknya pada sosok Sungmin yang masih asyik memeluk guling nya. senyum manis terukir di bibir tebal nya. Melihat Sungmin yang seperti ini seperti melihat balita berumur lima tahun yang sedang tertidur. Begitu polos dan teduh. Kenapa Tuhan begitu baik hati menciptakan sosok yang seperti ini?

Dengan tiba-tiba saja jemari panjang nya menyentuh pipi putih yang terlihat segar itu. Dan kata-kata Taemin muncul di benak nya. Mencium ya?

Chup~

Kyuhyun tersenyum memandangi hasil kerja nya. Meski tak membuat Sungmin bangun tapi ia bersyukur yeoja manis ini tak memergoki dirinya yang ketahuan mencuri ciuman nya pagi ini.

'Krriinggggggg'

"Hhaahh! Umma! Kebakaran! Ummaaa! Appaaa! Taem –eh?" Sungmin cengo dibuat nya. Dirinya kelabakan karena bunyi alarm yang begitu memekakkan telinga layaknya alarm kebakaran dan sosok lain dikamarnya malah terbahak?

Oh, Shit! Dia dikerjai!

"Choooo!" teriak nya geram.

"Ne, Cho!" ucap Kyuhyun bangga membuat Sungmin mengerucutkan bibirnya. Kyuhyun yang melihatya pun tak diam. Lelaki itu menarik paksa Sungmin untuk bangun dari ranjang dan mendorong tubuh setengah sadar itu ke kamar mandi.

"Cepat mandi dan aku akan menyampaikan kabar gembira padamu."

~o~

"Ada apa?" Tanya Sungmin setelah mendudukkan dirinya di sofa samping Kyuhyun. Sementara Kyuhyun masih asyik menatap petualangan dua sahabat berwarna merah muda dan kuning di layar televisi tanpa menggubris Sungmin yang menunjukkan tampang muramnya. Datang dengan tiba-tiba, membangunkan nya dengan cara yang jauh dari kata manis, seenaknya menyuruhnya mandi dan kini mengacuhkan dirinya demi kisah persahabatan sponge dan bintang laut itu?

Genius Cho!

"Tck! Kalau kau kesini hanya untuk melihat sponge bodoh juga bintang laut itu bertengkar dengan gurita itu lebih baik pergi dari sini dan aku akan melanjutkan tidur ku!" pekik Sungmi kesal. Ia bangkit dari duduknya berniat melangkah namun urung saat Kyuhyun malah menariknya dan membuatnya kembali terduduk.

"Apa?" sewot Sungmin saat Kyuhyn tengah menatap nya serius.

"Kau tahu Ming?" Tanya Kyuhyun dengan raut muka yang berbeda jauh. Raut bahagia yang terlihat berbinar dan indah. Sejenak Sungmin merutuki dirinya yang hampir-hampir terlena dan jatuh pada tatapan berbinar itu dan melupakan kemarahan nya.

"Ti – dak!" sahutnya cepat sebelum benar-benar jatuh kedalam manik yang berbinar itu.

"Ish!" jitakan manis mendarat di kepala Sungmin. "Aku belum berkata apapun!"

"Ya sudah lanjutkan!"

"Aku diterima di Harvard University Ming! Kyaa!" serunya girang yang tak ayal membuat Sungmin ikut girang. Kyuhyun memang sudah mengincar universitas itu sejak dulu. Lebih tepatnya pada jurusan hukum nya. ia ingin menjadi pengacara yang hebat dengan embel-embel lulusan dari Harvard seperti sosok Kim Hyun Woo dalam drama Love Story in Harvard.

"Kyaa! Chukkaeee!" Sungmin tak sengaja memeluk Kyuhyun. Perlu dicatat bahwa apa yang membuat Kyuhyun bahagia. Itu membuat Sungmin bahagia. Namun coret bagian Kyuhyun bahagia memiliki kekasih bernama Seohyun.

"Gomawo~ dan kau tahu yang paling membahagiakan selain diterima di jurusan hukum disana?" Tanya Kyuhyun terlewat antusias. Sungmin hanya menggeleng.

"Seohyun juga diterima disana dan di jurusan yang sama! Kyaa! Aku senang sekali!" Kyuhyun tanpa sadar memeluk Sungmin. Menyalurkan rasa bahagia nya yang teramat tak menyadari keadaan Sungmin yang sudah dijatuhi petir berkali-kali.

"Benarkah?" Tanya nya dibuat se ceria mungkin. Dibalas nya pelukan Kyuhyun perahan dengan senyuman miris yang menghiasi bibir merah muda nya.

"Chukkae" lanjutnya.

"Ah iya, bagaimana dengan mu? Apa tembus juga ke Harvard? Aku akan sangat senang jika kau juga tembus." Kali ini pelukan Kyuhyun berakhir.

Melihat Sungmin meggeleng membuat Kyuhyun penasaran. Ia tahu Sungmin berada di peringkat tepat dibawahnya tapi kenapa bisa tidak tembus.

"Wae?"

"Kau tahu sendiri appa melarangku kuliah di luar negeri agar bisa menjaga Taemin saat mereka pergi." Senyuman manis yang entah terlihat tulus atau tidak ditebar Sngmin. Namun jauh di dalam hati ia sangat bersyukur karena tak diterima disana. Setidaknya kesakitan hati nya tak berlanjut saat disana nanti bukan? Meski sempat kecewa tak bisa masuk tapi sekarang ia bersyukur. Sangat bersyukur.

"Sayang sekali~" gumam Kyuhyn sedih. "Kalau begitu mau tidak menemaniku merayakan nya? Bersama Seohyun juga!"

"Tidak Kyu! Hari ini aku harus mengantar dan menjemput Taemin. Ada tes seleksi juga di Kyunghee." Tolak Sungmin. Jujur lagi ia merasa beruntung karena hari ini ia punya banyak jadwal.

~o0o~

Pagi ini berlalu dengan banyak kegiatan yang dilakukan Sungmin. Mulai dari megantar Taemin setelah Kyuhyun pulang tadi, mengikuti beberapa tes seleksi di Kyunghee bersama Eunhyuk juga menjemput Taemin dan menemani adik yang masih duduk di tingkat pertama Junior High School itu belanja.

Setelah membersihkan diri gadis manis itu melihat ke kamar Taemin. Seperti biasa gadis manis yang tak kalah dengan dirinya itu langsung tertidur, tanpa berganti baju dan tanpa melepas sepatu. Dengan telaten Sungmin melepaskan sepatu Taemin lalu menyelimuti nya. Sebelum keluar ia mematikan lampu utama di kamar itu dan menyisakan desk lamp yang menyala remang.

Saat berbalik alangkah kaget nya ia mendapati sosok Kyuhyun berdiri sempoyongan. Dengan sigap ia menangkap tubuh itu sebelum jatuh ke lantai. Sedikit mengernyit tak suka saat bau alcohol menyeruak masuk dalam indera pencium nya. Mengapa disat seperti ini para orang tua sedang tak dirumah? Sngguh Sungmin baru sekali ini sangat merutuki pekerjaan orangtua nya.

"Kyu kau mabuk?" Sungmin memapah tubuh itu menuju sofa tak jauh dari kamar nya dan Taemin.

"Tidak!" bentak Kyuhyun bersamaan dengan dirinya yang mendoronng Sungmin hingga membentur pintu kamar nya sendiri.

"Akh!" pekik nya saat nyeri di punggung ia rasakan.

"Kyuh! Kau mabuk kan? Wae? Ada apa?"

"Ani! Aku tidak mabuk~ heheh. Kau tahu aku mencintai nya kan Ming? Hiks! Kenapa dia selingkuh?"

"Mwo?"

"Seohyun selingkuh Ming! Dia mencium lelaki lain dihadapanku.. hiks" sungguh Sungmin ingin sekali bersorak setelah tahu satu keburukan Seohyun. Berselingkuh.

Tapi apa Kyuhyun putus dengan Seohyun?

"Kyuh!" pekik nya saat ia kecolongan. Dengan sigap ia mendorong kepala Kyuhyun saat dengan berani namja itu mencuri ciuman nya.

"Aku menginginkan mu chagiya~"

Sungmin tahu kata Chagiya itu bukan ditujukan untuk dirinya. Melainkan Seohyun. Kyuhyun tak putus dengan gadis itu dan hanya bertengkar. Sungmin terima itu, Kyuhyun tak mengatakan tapi ia bisa menebak.

Tapi sepertinya dampak pertengkaran tu begitu hebat hingga Sungmin pun jatuh terseret didalam nya. Kyuhyun, lelaki yang baik dan manja itu dengan brutal mendorong nya ke dalam kamar. Mengecupi candu yang tadi pagi dapatkan nya dan menyusurinya hingga bagian terdalam yang paling tak ia harapkan untuk disentuh seseorang yang bukan suami nya. segenap kekuatan Sungmin gunakan untuk melawan Kyuhyun. Teriakan bahkan pukulan hingga tendangan ia arahkan pada namja yang beberapa detik lalu berhasil menanggalkan semua helai pakaian nya dan kini tengah bekerja membuat tanda, menandai bahwa dirinya ini milik namja itu.

Sungmin menangis. Meski menginginkan Kyuhyun tapi tidak dengan cara yang seperti ini. Ia kesakitan, merintih sakit dan mendesah ketakutan saat sesuatu yang mati-matian ia pertahankan direnggut dengan waktu cepat oleh orang yang ia cintai. Yang paling menyakitkan adalah saat namja itu mengerang nikmat dengan menyebut nama Seohyun.

"Hiks! Eonnie~"

Sungmin melihatnya. Melihat Taemin yang termangu di ambang pintu dengan tatapan nanar dan mata basah. Sungmin menggeleng. Dan Temin mengangguk. Dengan perlahan gadis itu menutup pintu kamar kakak nya dan kembali ke kamar nya. Menangis.

Sungmin susah payah melepaskan dirinya dari Kyuhyun. Apalagi saat benda milik mereka masih tertaut satu sama lain.

"Ashh.. hiks!" satu erangan saat benda milik Kyuhyun terlepas dari milik nya lalu dilanjutkan tangis oleh Sungmin. Wanita itu perlahan turun dari ranjang dan bergegas mengguyur tubuh nya dengan air. Bunyi rintikan air yang keras membuatnya leluasa menangis.

Apa yang barusaja ia lakukan bersama Kyuhyun tadi? Apa itu boleh? Apa ia harus memberi tahu Kyuhyun?

Setelah membersihkan diri ia kembali ke ranjang nya. Menarik selimut dengan bercak dan bau yang tak sedap dilihat apalagi di cium. Beruntunglah Sungmin tadi membentangkan selimutnya keseluruhan untuk menutupi kasur nya sebeum beranjak ke kamar taemin.

Sejenak melihati wajah yang beberapa saat lalu bercinta ah memperkosa nya dengan brutal. Ia menangis lagi. Kenapa sosok ini begitu tampan?

Cekatan ia mengambil satu lagi selimut dalam lemarinya dan ia tumpukan di tubuh Kyuhyun. Meninggalkan namja itu sendirian menyelami mimpi.

Cklek~

Taemin mendongak dan menatap sedih Sungmin yang mencoba tersenyum menatap nya. Ia mengetahui semuanya. Bahkan ia mellihat adegan terakhir itu. Ia tahu eonni nya ini korban. Dipeluknya sosok Sungmin yang sudah mendudukkan diri di samping nya.

"Hiks… eonni-ya.."

"Shht! Jangan menangis sayang, eonnie tak apa." Taemin menggeleng.

"Berjanjilah jangan beritahu siapapun soal ini arachi?" lagi-lagi Taemin menggeleng.

"Eonnie mohon sayang~" dan tangis itu memenuhi kamar Taemin saat itu juga.

END?/TBC?

Epep nista macam apa lagi yang Ipech buat ini?
Nyahahah!

Yang sabar yah..