Aku memang terlahir dengan wajah yang tampan.

Tapi mereka selalu menyebutku sebagai monster.

Tidak pernah ku dapati sekalipun sebuah cinta dan kasih sayang yang tertuju untukku.

Apa aku memang tidak pantas untuk dicintai?

Aku tahu kalian selalu berlaku baik padaku.

Namun aku juga tahu bahwa kebaikan kalian memiliki maksud terselubung.

Adakah seseorang yang benar-benar tulus mencintaiku?

Aku tahu, aku tidak hidup dalam dunia dongeng di mana semuanya akan berakhir bahagia.

Karena tidak akan ada seorang peri yang akan muncul dan mengabulkan permohonan ku.

Atau pun tujuh orang kurcaci yang melindungiku dari penyihir jahat.

Aku juga tidak pernah berharap menjadi seorang pangeran yang dikutuk menjadi monster, lalu bertemu dengan cinta sejatinya.

Ku tekankan sekali lagi –Tidak pernah!

Tapi, inilah jalan hidupku.

.

.

Inilah takdirku.


Beauty and The Beast Complex

.

Author: Blanket77

Cast: All EXO member

Rating: T

Length: Chapter

Pair: KrisTao and all EXO official pairing

Warning: AU/OOC/Typos/BL!


Angin dingin berhembus menerpa wajah seorang pemuda tinggi dengan wajah yang tampan. Dia sedang berdiri di balkon rumahnya yang besar.

Tubuhnya hanya terbalut setelan jas berwarna cokelat, tanpa dilapisi oleh jaket maupun mantel. Ini pertengahan musim gugur, dan melihatnya berdiri di luar ruangan tanpa baju yang hangat tentu membuat semua orang yang berjalan melewati rumahnya memandang pemuda itu heran.

"Master Kris." Seorang butler datang menghapiri pemuda tersebut. "Apa anda tidak ingin masuk?"

Kris hanya menggeleng pelan.

"Tapi anda akan sakit jika terus di sini," bujuk sang butler.

Sang master tetap menolak untuk beranjak.

Butler tersebut kembali masuk ke dalam rumah, memanggil bantuan untuk membujuk sang master masuk.

Kris tetap sibuk memandangi lalu lalang orang yang melewati rumahnya. Cukup membosankan memang, tapi ini salah satu cara yang disukai pemuda tinggi tersebut untuk membunuh waktu.

Seorang wanita yang berjalan dengan tergesa. Sepasang kakek nenek dengan anjing mereka. Pedagang gulali yang dikelilingi oleh anak-anak. Segerombolan siswa SMA yang mengobrol dengan ricuh, serta-

Seorang pemuda yang cukup tinggi bersama seorang pria paruh baya.

Sejenak pandangan Kris terpaku pada sosok sang pemuda. Tubuhnya cukup ramping untuk ukuran seorang pria, dengan surai hitam yang tertata rapi dan wajah yang manis –menurut Kris.

Pemuda tersebut memeluk dua buah buket bunga berukuran sedang. Tampaknya sang pemuda tengah berbicang dengan pria di sebelahnya.

Pandangan Kris masih terpaku pada pemuda yang kini berdiri di depan pagar rumahnya. Pemuda tersebut membungkuk berkali-kali kepada pria yang tadi berjalan di sampingnya. Pria paruh baya itu tersenyum dan melambaikan tangannya, meninggalkan sang pemuda di depan pagar rumah Kris.

Pemuda dengan surai hitam tersebut menekan bel rumah Kris.

Tanpa pikir panjang Kris segera melesat masuk dan berteriak riang seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru.

"Biar aku saja yang buka!" Teriak Kris bersemangat.

Semua pelayan yang berada di dekat Kris, memandangnya heran.

Kris setengah berlari menyebrangi halaman rumahnya yang luas. Senyum tipis terukir di wajah yang biasanya sedatar porselen tersebut.

Kris mengatur napasnya sebelum membuka pagar rumahnya yang cukup tinggi.

"Ah." Pemuda di hadapan Kris tersentak kaget saat melihat pemuda tampan yang tiba-tiba muncul di depannya.

Kris menatap pemuda di depannya datar.

"Ma- maaf, apa ini kediaman keluarga Wu?" tanya pemuda tersebut gugup.

"Ya, ada perlu apa?" tanya Kris dingin.

"Aku mengantarkan pesanan bunga untuk-" pemuda tersebut terdiam sebentar, kemudian dengan tergesa segera merogoh tas selempangnya. "ah, tunggu sebentar," ucapnya dengan suara bergetar.

Setelah mendapati apa yang di carinya, pemuda tersebut tersenyum senang. Dia membuka benda yang ternyata sebuah buku note kecil.

"Tuan Wu Yifan?" ucapnya kemudian.

Kris menatap pemuda tersebut tajam, membuat pemuda yang ditatap semakin menenggelamkan kepala di belakang buket bunga.

"Aku Wu Yifan," ucap Kris masih dengan wajah stoic-nya.

"A-ada kiriman buket bunga untuk anda," ucap sang pemuda yang semakin gugup setelah mengetahui siapa pemuda dingin di hadapannya.

Pemuda tersebut menyerah dua buah buket bunga yang tadi dipeluknya kepada Kris.

"Tolong tanda tangan di sini," ucap sang pemuda masih menunduk.

Kris tersenyum simpul dan menandatangani kertas yang di sodorkan oleh pemuda manis di depannya.

"Te- terima kasih!" Pemuda tersebut membungkukan badan dan segera berlari meninggalkan Kris yang masih memandanginya.

Sebuah seringai terukir sempurna di wajah Kris.

.

'Kita akan bertemu lagi Tao'


TBC or END?


Oke, bukannya ngelanjutin Ramoeus, Blanket malah bikin ff baru -_- -tolong jangan ditimpuk.

Lagi males lanjutin Ramoeus abisnya #dibuang.

Okelah daripada panjang-panjang...

Review please!