Summary : "Bagaimanapun dia tetap saudaraku dan aku yakin dia tidak meminta dilahirkan dalam keadaan yang seperti itu,"

Saudara adalah seseorang tempatmu berbagi. Saudara tidak hanya orang yang memiliki hubungan darah dengan kita. Tapi apakah berbeda antara saudara sedarah dan tidak sedarah? apakah semua saudara akan bersifat mulia bagaikan dewa penyelamat?

Sebuah fanfiksi dari LadyElvish

.

.

.

.

Disclaimer : All character belong to Masashi Kishimoto

Judul : Silent (Please, Save me)

.

.

.

.

Aku tidak pernah menginginkan lahir untuk menjalani kehidupan yang serumit ini. Hidup penuh dengan tekanan dan cacian setiap harinya. Hinaan dan umpatan-umpatan kasar adalah makanan sehari—hariku dirumah ini. Aku memang dibesarkan oleh kedua orang tuaku—oleh ayah kandungku sendiri—namun wanita yang kupanggil dengan sebutan ibu dirumah ini bukanlah wanita yang melahirkanku, aku hanya anak tirinya, anak dari istri kedua ayahku yang sekarang sudah meninggal karena kecelakaan mobil saat umurku baru genap dua tahun.

Ibu sangat benci padaku, apapun yang aku lakukan selalu salah dimatanya tidak ada satupun yang benar. Ibu menganggapku layaknya kotoran yang harus segera dibersihkan. Aku tahu, ini semua karena aku adalah anak dari istri kedua ayah. Orang yang sudah merebut suaminya dan merusak rumah tangganya. Walau demikian aku tetap berterima kasih kepada ibu karena sudah sudi merawatku hingga aku saat ini telah berusia 16 tahun. Di keluarga ini aku bukanlah anak tunggal, aku memiliki dua saudara laki-laki lainnya anak kandung dari ibu dan ayah. Mereka adalah Uchiha Itachi dan Uchiha Sasuke. Banyak yang mengatakan bahwa aku dan Sasuke sangatlah mirip, tak jarang dari mereka banyak yang menganggap kami adalah saudara kembar. Usia kamipun tidak berbeda jauh, hanya berselang bulan saja. Sedangkan dengan Kak Itachi usiaku terpaut 4 tahun darinya. Ibu sangat memanjakan Sasuke dan Kak Itachi, apapun yang mereka lakukan adalah hal terbaik yang pernah ibu lihat. Ibu tidak akan pernah bosan memujinya, memberikan mereka pelukan kasih sayang dan mengajak mereka jalan-jalan bersama. Semua adalah kebalikan dari apa yang aku rasakan selama ini. Ibu... seandainya kamu memahami isi hatiku, mana mungkin aku mau dilahirkan oleh wanita yang sudah merusak rumah tangga orang dan menyusahkan istri pertama suaminya, namun apapun yang telah terjadi itu semua adalah takdir hidupku yang harus aku jalani.

Sasuke meletakkan kembali sebuah buku agenda yang baru saja dibacanya tersebut keatas meja nakas di samping tempat tidurnya. Itu bukanlah tulisannya, buku itu milik saudara tirinya Uchiha Sai yang menulis tulisan tersebut saat mereka masih duduk di bangku SMA. Sasuke tahu, Sai gemar menulis dan dia akan menulis banyak kisahnya di dalam buku agenda kecil. Anak itu susah untuk berbagi dengan orang lain, dia enggan berbagi kesedihannya dengan siapapun. Sai hanya mau berbagi dengan buku-bukunya, bertutur dengan kertas-kertas yang bahkan tak mampu menenangkan kegelisahan, kesedihan, dan pilu hatinya. Selain itu, kenyataan yang tidak dapat di sangkal adalah Sai bisu, sehingga dia tidak bisa berhubungan dengan orang lain secara normal.

Sai terlalu pandai dalam menyembunyikan perasaannya, dia selalu tersenyum dan jarang sekali mengeluh. Sehingga orang yang melihat senyuman itu akan merasa Sai adalah orang yang paling bahagia di dunia. Tapi bukannya Sasuke jika tidak mampu melihat hal-hal yang tidak di lihat oleh orang banyak. Setiap dia melihat senyuman itu bukannya turut merasa gembira, Sasuke malah akan merasakan yang sebaliknya. Betapa dingin dan palsunya senyuman itu, sehingga kepiluan dibaliknyapun dapat terlihat dengan jelas.

Sasuke tahu jika Sai menyembunyikan banyak hal yang menyangkut dengan perasaannya dirumah ini. Sai hanya akan menuliskannya pada buku-buku agendanya. Beruntungnya Sasuke tahu akan hal itu, sehingga dengan mudah dia melihat sisi lain dari saudara tiri yang sangat disayanginya itu tanpa perlu Sai menceritakannya langsung dengan Sasuke.

Dia dan Sai memiliki kemiripan fisik yang dapat dilihat dengan jelas. Rambut hitam, mata onyx, dan kulit putih, khas keluarga Uchiha. Namun, kulit Sai terlihat lebih pucat dari Sasuke, dan tubuhnya lebih kurus.

Keluarga Uchiha umumnya memiliki kesamaan dalam hal sifat, dimana mereka akan lebih terlihat dingin, angkuh dan memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Sai juga cerdas, dia bahkan juara olimpiade Kimia di Konoha, tapi sai tidak memiliki keangkuhan keluarga Uchiha, tidak suka bersikap dingin. Dia ramah dan murah senyum. Sai berbeda dengan Sasuke pada sisi yang satu itu. Mungkin sifat itulah yang dia dapatkan dari ibunya. Seorang wanita yang merebut ayahnya—Uchiha Fugaku—dari ibunya—Uchiha Mikoto.

Membaca buku agenda itu kembali meyeruakkan kerinduannya terhadap Sai. Mereka sejak kecil selalu bersama, memiliki beberapa barang yang sama, suka bermain game bersama, jalan-jalan ke toko buku bersama, apapun yang bisa dilakukannya bersama dengan Sai—Sasuke akan menjalaninya dengan senang hati.

Sekarang mereka berdua telah terpisah. Sasuke kuliah di Amegakure dan Sai tetap di Konoha. Sai suka melukis disamping kecintaannya dengan ilmu Kimia. Dia lebih memilih untuk melanjutkan ke Institut Seni Konoha dan mendalami seni lukis, sementara Sasuke yang sangat gemar bekerja di alam terbuka memilih melanjutkan studi pada ilmu Geophysics di Universitas Amegakure.

Sampai sekarang Ibunya belum bisa mengubah sikapnya terhadap Sai. Dia masih membenci Sai seperti kebenciannya dengan wanita yang telah merebut suaminya, wanita yang merupakan ibu kandung dari Sai. Delapan belas tahun telah berlalu dari peristiwa itu. Tetapi kebencian Mikoto tidak pernah berkurang, bahkan untuk sedikit saja.

Waktu beranjak mendaki kegelapan malam, sekarang jam dinding menunjukkan pukul 24:10 dan mata Sasuke sepertinya sudah tidak mampu lagi melawan rasa kantuknya. Dengan segera mata itu terpejam dan mulai meninggalkan hingar bingar dunia untuk sesaat.

-oOo-

"Sasuke, sasuke!" seseorang menggoyang-goyang tubuh Sasuke dengan frekuensi yang cukup untuk membangunkannya dari tidur. Sasuke hanya menggeliat kecil dan kembali mengabaikan orang itu tanpa membuka matanya sedikitpun.

"Hey, bangun Sasuke! Kau ingat hari ini? Hari ini tanggal 25 November, kita harus menemui Orochimaru –sensei untuk meng-ACC proposal penelitian kita. Kalau sampai lewat dari hari ini kita tidak akan bertemu dengannya lagi sampai bulan depan karena Orochimaru-sensei akan berangkat ke Jerman!" orang itu terus saja menggoyang-goyangkan tubuh Sasuke tanpa henti "ayo Sasuke, bangun!"

Sasuke jengah dengan situasi ini akhirnya karena terpaksa dia bangun dan duduk diatas tempat tidurnya dengan kesadaran yang sangat jauh dari level normal. "Kau tahu ini jam berapa Shikamaru?" Tanya Sasuke malas "Ini masih terlalu pagi untuk berangkat ke kampus, aku yakin Orochimaru sensei bahkan belum mandi dan bersiap pergi,"

Laki-laki yang bernama Shikamaru ini merasa sangat muak mendengar perkataan Sasuke dan berusaha untuk meluruskannya secepat mungkin. "Katamu ini masih telalu pagi? Kau terlalu banyak minum Sasuke, sekarang jam 9 dan kau bilang ini masih pagi, sungguh keterlaluan." Shikamaru menggelengkan kepalanya frustasi "Orochi sensei bahkan mampu berangkat jam 7 kalau dia mau," Shikamaru menarik tangan Sasuke, "Sekarang ayo cepat mandi!".

Sekarang disinilah mereka berdiri. Di depan sebuah ruangan seorang dosen yang bernama Orochimaru dengan satu tumpuk berkas proposal penelitian di tangan mereka. Sasuke dan patner kerjanya—Shikamaru Nara—ini akan mengajukan proposal penelitian mereka untuk semester depan kepada Orochimaru untuk di setujui, jika hari ini mereka mendapat persetujuan maka penelitian ini dapat dilaksanakan mulai minggu depan, dan akan mempercepat proses kelulusan Sasuke di semester-semester selanjutnya. Sasuke dan Shikamaru adalah mahasiswa semester 4 di Universitas Amegakure—Universitas terbaik di antara semua universitas di lima Negara Ninja—mereka mengambil jurusan Geophysics dimana mereka akan bergelut dengan berbagai macam gejala alam baik dalam perminyakan maupun dalam hal cuaca.

Setelah mengetuk pintu dan meminta izin untuk masuk sacara sopan, akhirnya Sasuke dan Shikamaru dipersilahkan masuk dan mempresentasikan proposal yang akan mereka ajukan kepada Orochimaru agar mendapatkan persetujuaannya. Presentasi tersebut memakan waktu sekitar 1 jam dan akhirnya proposal tersebut disetujui oleh Orochimaru tanpa banyak pertannyaan yang memberatkan Sasuke dan Shikamaru.

"Malam ini kita adakan pesta bersama Gaara, Neji dan Shino atas keberhasilan pengajuan proposal kita ini," ujar Shikamaru saat mereka sedang berjalan melintasi halaman kampus menuju ke arah cafeteria "Aku juga mungkin akan mengundang Sakura, Ino dan Hinata, bagaimana?" dia meminta pendapat Sasuke

"Terserah kau saja, aku tidak keberatan," kata Sasuke yang sedang memainkan ponselnya "Astaga! Hari ini tanggal 25 November bukan?" Tanya Sasuke tiba-tiba. Dia baru ingat hari ini adalah hari ulang tahun Sai, ulang tahunnya yang ke 20.

"Iya, memangnya kenapa?" Tanya Shikamaru bingung melihat tingkah temannya ini "Kau bahkan tidak menyadari kalau hari ini adalah tanggal 25 November? Sepertinya otakmu harus segera direparasi Uchiha Sasuke," ejek Shikamaru

"Aku akan pulang ke Konoha malam ini," kata Sasuke yang membuat Shikamaru merasa terkejut untuk kesekian kalinya "Maaf aku tidak bisa ikut pestanya, mungkin lain kali saja," kemudian Sasuke mengambil langkah menjauhi Shikamaru sebelum pertanyaan baru muncul dari mulut temannya itu.

Shikamaru hanya mampu membuka mulutnya dengan ekspresi yang tidak dapat ditebak "Woy, Sasuke! Sebenarnya ada apa denganmu?" tanyanya, namun sebenarnya sia-sia saja pertanyaan Sikamaru tersebut karena Sasuke tidak mendengarkannya sama sekali.

Sasuke telah tiba di apartemennya dan mulai mengemasi pakaian yang akan dibawanya kembali ke Konoha selama beberapa hari nanti. Hari ini ulang tahun Sai yang ke 20 tahun, Sasuke tentu tidak akan melewatkan kesempatan ini, dia akan merayakannya bersama Sai dan bibi Michiko—pelayan dirumah keluarga Uchiha—yang telah merawat dan mengasuh Sai sejak kecil. Dia akan memberikan sebuah kado untuk Sai. Kado yang special di usianya yang ke 20 tahun.

Rencananya Sasuke akan naik kereta malam ini dan tiba di Konoha besok pagi. Tidak ada waktu lagi untuk memesan tiket pesawat dan Sasuke masih berfikir untuk beberapa kali sebelum memutuskan untuk naik bus. Ternyata kereta adalah pilihan terbaiknya untuk cepat tiba di Konoha tanpa memakan banyak waktu.

Pukul 21.30 waktu Amegakure. Sasuke sudah duduk nyaman di dalam kereta yang sebentar lagi diberangkatkan sebelum ponselnya berdering, tanda ada panggilan masuk,

Itachi

+340834578

Calling….

Sasuke tahu, Itachi pasti akan menghubunginya malam ini, sama dengan malam-malam yang sebelumnya saat ulang tahun Sai tanggal 25 November.

"Halo.."

"Sasuke, kau dimana? Masih di Ame?"

"Aku sedang dalam perjalanan menuju Konoha,"

"Kau akan pulang dan merayakan ulang tahun anak itu lagi?"

"Iya,"

"Apa kau tidak ada kesibukan lain selain mengingat dan merayakan hari ulang tahun Sai?"

"Tidak ada," jawab Sasuke malas

"Uchiha Sasuke, ingat siapa dirimu dan siapa dia, dia hanya anak haram dari otousan dengan wanita jalang itu, kenapa kau baik sekali kepadanya?"

"Bagaimanapun dia tetap saudaraku dan aku yakin dia tidak meminta dilahirkan dalam keadaan yang seperti itu,"

"Okasan akan sangat kecewa dengan sikapmu ini," kata Itachi "Jangan pulang Sasuke, jangan tunjukan kebaikanmu kepada yang tak pantas dikasihani,"

"Aku tidak akan mengubah keputusanku,"

Detik berikutnya Sasuke langsung memutus panggilan telepon tersebut secara sepihak. Itachi dan ibunya sama saja. Sama-sama membenci Sai dan segala sesuatu yang berhubungan dengan anak itu. Hanya sikap Fugaku, Sasuke dan beberapa pelayan yang masih menganggap Sai adalah manusia di dalam rumah itu. Selebihnya, semua menganggap Sai seolah benda yang tidak memiliki perasaan.

Kereta melaju dengan cepat, secepat kilasan kenangan yang telah dilalui Sasuke bersama Sai. Ada banyak hal yang Sasuke ingat saat mereka masih dibangku sekolah dan kenangan itu seperti rol film yang siap diputar.

.

.

.

.

to be continued

note : saya Author baru di dunia FFn. Tapi saya pembaca lawas yang telah menjadikan FFn sebagai tempat berkelana dalam membaca Fanfiksi yang sangat mengesankan. Banyak fiksi yang menjadi favorit saya. Semoga FF ini berkesan bagi reader semua :)

tolong di review.. terimakasih ^^/