Judul : #Belum ada judul, masih bingung#
Chapter 1 : Part 1
Author : Kakashy Kyuuga
Disclsimer : Naruto punya om Masashi ^_^
Genre : Sci-fic, drama. Adventure.
oOo
Konoha Milenium
Di sebuah ruangan yang temaram, hanya di terangi oleh cahaya dari layar-layar computer yang menampilkan beberapa rumus dan alogatrima yang sangat rumit. Tulisan berwarna hijau itu terus bergerak menghiasi layar computer tanpa henti, sementara seorang pria setengah baya berdiri tak jauh dari layar-layar itu, tangannya terus bergerak di atas tuts computer mengetik sesuatu yang juga sulit di pahami, sesekali iris biru safir pria itu melirik dan membaca angka-angka dan tulisan yang tertera pada semua layar computer di ruangan itu.
Pria bersurai pirang menyenderkan punggungnya di salah satu brangkas di ruangannya, tangannya bergerak meraih sesuatu dari dalam saku jas labnya. Sebuah foto keluarga yang bahagia, seorang wanita bersurai merah dan dua pria bersurai pirang yang berbeda umur.
Setetes air bening jatuh mengaliri pipinya, seulas senyum bahagia dia ukir di wajah tampan namun letih itu.
"Tou-chan akan membuatmu kembali hidup, Naruto."
Tiiiitttt, ttiiiiiitttt.
Suara alaram berbunyi mengingatkan pria kuning itu pada sebuah kapsul yang perlahan bergerak keluar dari dalam inkobator berukuran besar. Pria itu berjalan mendekati kapsul yang masih bergerak keluar, dia berhenti sejenak memperhatikan beberapa layar yang terus bergerak menampilkan angka-angka rumit dan bahasa yang sulit diartikan.
Setelah memeriksa layar computer, pria itu mendekati kapsul yang sudah berhenti bergerak keluar dari inkobator. Pria itu mengambil beberapa perkakas sebelum membuka kapsul itu, cahaya hijau terang tiba-tiba menyeruak keluar di ikuti asap tipis saat pintu kapsul itu dibuka.
Setelah asap tipis menghilang, tampaklah sosok bersurai pirang yang sangat mirip dengan milik pria itu. Tak menunggu lama lagi, pria itu mulai menggunakan perkakas itu pada sosok yang tak sadarkan diri itu.
Flash back:
Di sebuah rumah yang lumayan mewah, di ruang makan. Seorang wanita bersurai merah tengah menyiapkan makanan, di depannya duduk dou pirang yang sibuk dengan proyek ilmiah mereka. Si pria pirang dewasa sibuk berkutit dengan tabletnya, sedangkan si pirang yang lebih muda seperti tak terganggu dengan suara 'tit' dari sampingnya, dia begitu serius dengan kerangka robot berwarna orange di depannya.
"Tou-chan, ambilah cuti sebentar. Aku punya tiket gratis untuk acara pameran ilmiah di balai kota, aku ingin kaa-chan dan tou-chan datang karena aku juga akan memperlihatkan hasil karya ku."
Kedua orang yang dibicarakan hanya menatap sekilas pada anak smatang wayang mereka dan kemudia kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing.
"Memangnya apa yang kau buat, Naruto-kun?"
"Aku membuat robot kyuubi, tou-chan," jawab si anak dengan bangganya.
"Sudah ada banyak robot di jaman sekarang, apa kelebihan robot buatanmu?" Tanya satu-satunya wanita di keluarga itu.
"Aku buat kelebihan robot ini sama seperti siluman kyuubi dalam legenda Konoha, baik bentuk maupun kekuatannya," terang si anak seraya memperlihatkan robot berbentuk musang dengan Sembilan ekor.
"Aku sudah memprogram data yang akan ku masukan pada robotku, ku buat dia memiliki emosi."
Flash back: end.
Setelah hamper dua jam pria kuning itu berkutit dengan tubuh anaknya, akhirnya dia menghentikan operasinya. Setelah yakin dengan apa yang dia lakukan, pria itu kembali menutup kapsul dan mengembalikannya ke dalam inkobator.
Ttiiitttt, tttiiiiittt.
Setelah inkobator itu tertutup pria melepaskan jas labnya dan berjalan meniinggalkan laboratoriumnya. Sebuah pemandangan yang indah menyembut pria itu begitu dia keluar dari labnya, dia membuang tatapannya ke sekelilingnya, memandang kota Konoha yang sebagian besar menggunakan teknologi tiinggi dan tenaga robot. Seperti saat ini, sebuah robot berbentuk setengah manusia datang membawakannya minuman.
"Bagaimana dengan keadaan Naruto sama, Minato sama?" suara khas dari robot terdengar membuyarkan lamunan pria kuning itu.
"Terimakasih Iruka, sejauh ini kondisi alat vitalnya masih cukup baik. Hanya saja aku butuh memperbaiki bagian-bagian tubuhnya yang rusak dan menggantikannya dengan robot," jelas Minato, pria kuning itu.
"Jika saja, Khusina sama masih hidup. Di pasti sangat terpukul mengetahui keadaan Naruto."
Minato hanya diam, dia bukannya tidak peduli pada Iruka, tapi dia tidak sanggup membayangkannya kata-kata Iruka.
Flash back: On.
Suara hiru pikuk terdengar menggema di ruangan pertemuan, beberapa robot berlalu lalang melayani para tamu. Sebuah layar raksasa melayang diatas langit-langit memperlihatkan beberapa karya para peserta. Robot sound system melayang-layang di atas para tamu, sementara para tamu yang sebagian besar adalah manusia terlihat tak sabar melihat penemuan baru.
"Tou-chan, bagaimana dengan program zord yang ku minta? Apa sudah selesai?" Tanya Naruto pada ayahnya saat mereka berjalan dengan terburu-buru memasuki balai kota.
"Ini, tapi—."
Tak menunggu penjelasan lanjutan ayahnya, Naruto langsung mengambil chip mini dari tangan ayahnya. Sontak Minato kaget puls bingung, dia ingin menahan naruto tapi sepertinya itu sia-sia.
"Sangkyuu, tou-chan. Aku akan menggunakan chip ini sebagai kunci dari presentasiku!" kata Naruto seraya berlari menjauhi ayahnya dan begabung dengan teman-teman se SMAnya.
"Dasar Naruto, dia selalu seperti itu."
"Khusina, kita harus menemui Naruto. Program zord dalam chip itu belum selesai," kata Minato cemas.
"Tidak apa-apakan, itu hanya program. Lagian chip itu hanya merubah sebagian kecil dari robot Naruto."
"Iya, juga sih. Semoga saja program yang belum selesai itu tidak bermasalah."
Flash back: off.
Minato kembali ke dalam lab pribadinya, dia kembali berkutit di depan layar computer raksasa yang menampilkan sebuah grafik yang berfariasi.
"Minato sama, ada tuan Jiraiya."
Minato menghentikan kegiatannya begitu dia mendengar suara Iruka dari alat komunikasi. "Katakan padanya untuk ke lab ku," balas Minato.
Tak lama setelah itu suara pintu terbuka terdengar di susul derap langkah pelan mendekati meja yang di gunakan Minato untuk bekerja.
"Bagaimana dengan Naruto? Apa sudah ada reaksi dari tubuhnya?" Tanya pria tua bersurai putih panjang.
"Hm, sejauh ini tubuhnya belum memberikan reaksi penolakan. Sepertinya chip itu bekerja sangat baik dan dapat beradaptasi dengan tubuhnya."
Flash back: On.
"Woi, Naruto! Apa yang akan presentasikan dalam pameran ilmiah kali ini?" Tanya seorang pemuda bersurai nenas, wajahnya terkesan malas dan tak acuh.
"Lihat, aku membuat robot kyuubi. Robot ini sudah beri program emosi," terang Naruto dengan girangnya sambil memperlihatkan robot rubah berekor Sembilan.
"Apa kau serius memberikan robot itu emosi?" Tanya pemuda bertatto taring di pipinya yang ikut tertarik dengan proyek kyuubi Naruto.
"Bukan itu saja, aku juga memasukan chip zord pada robot ini. Keren kan! Kalian bisa bayangkan bagaimana jika robot musang sekecil ini berubah menjadi zord raksasa?!" tambah Naruto semakin kegirangan.
"Bagus," sahut gadis bersurai indigo singkat tanpa ekspresi dengan penjelasan singkat Naruto.
"Kok, hanya itu yang kau katakana. Hinata-chan?!" rengek Naruto pada gadis dingin itu.
"Sebaiknya kita bergegas ke tempat kita masing-masing, sebentar lagi pameran ini akan segera di mulai," kata Shikamaru mengakhiri diskusi mereka.
"Yah, baiklah. Ganbatte Hinata!" kata Naruto dengan penuh semangat pada gadis indigo yang diam-diam mencuri hatinya.
"Terserah," jawab Hinata malas.
Satu persatu peserta mulai bergerak masuk ke ruangan yang khusus untuk peserta, Naruto melengkah dengan santainya menunggu antrian untuk mendapatkan nomor peserta. Sudah cukup lama Naruto berdiri di barisannya menunggu bagiannya, rasa jenuh mulai merayapi perasaan dan pikirannya.
"Akh, kalau begini semangat ku bisa terkuras karena kecapean berdiri!" runtuk Naruto kesal seraya berjalan-jalan di tempat dia berdiri, dan tak sengaja seseorang yang berlari dengan kencang ke arahnya menabraknya hingga membuat ranselnya jatuh.
"Sasuke?! Apa yang kau lakukan?" Naruto kaget saat dia tahu siapa yang yang menabraknya.
"Maaf, aku terlambat. Sekarang adalah waktunya untuk ku mempresentasikan proyekku," kata pemuda bersurai raven itu penuh penyesalan seraya membantu Naruto memungut ransel Naruto.
Tanpa mereka sadari, chip milik Naruto jatuh terselip di antara hasil Proyek Sasuke.
Flash back: off.
"Dari hasil pemeriksaan Tsunade, Naruto mengalami beberapa gangguan dalam sarafnya. Kita akan tahu saat dia sadar nanti," pria tua itu aka Jiraiya berjalan mengintari meja kerja Minato dan berhenti di sebuah layar memperlihatkan gambar seorang pemuda bersurai pirang yang tengah tak sadarkan diri. Beberapa bagian tubuhnya hilang, dan beberapa dinataranya adalah sebuah mesin.
"Dia tidak sendiri di dunia ini, mereka yang terkena ledakan robot susanoo juga mengalami hal sama. Dan beberapa dinatara mereka juga berubah menjadi cyborg," kata Minato yang mengerti maksud tatapan gurunya.
Flash back: on.
"Dengan menggunakan chip ini," sebuah layar raksasa terbentang di tengah balai kota memperlihatkan Sasuke yang tengah mempresentasikan proyeknya jauh di depan.
"Chip ini akan memberikan perintah pada robot susanoo secara spontan dan cepat jika terdeksi bahaya. Dengan sendiri chip ini akan mengheluarkan perisai yang sangat sulit untuk ditemebus," terang Sasuke seraya memasang chip itu di punggung robot seukuran pergelangan tangannya.
Semua penonton dan peserta yang berada paling dekat dengan Sasuke tercengang saat mendengar penjelasan Sasuke. Mereka menunggu penuh cemas hasil dari Proyek Sasuke.
Sret, sret. Krak, krak. Tiitt, tiiit.
Semua mata terbelak, termasuk Sasuke. Apa lagi Naruto, Minato dan Khusina. Robot susanno Sasuke berubah menjadi mode zord (seperti susanoo milik Sasuke, tapi disini susannonya dalam bentuk robot bukan berupa kumpulan cakra).
Ttiiittt. Susanoo bergerak perlahan menarik sebuah pedang dari punggungnya, dan dalam hitungan detik pedang itu seketika di selimuti aliran listrik bertegangan tinggi.
Zzuuuunnnggg! Duuuaaarrr!
Serangan pertama di lancarkan, penonton yang kebanyakan adalah orang tua peserta berlearian ketakutan saat melihat zord Sasuke mulai menyerang.
Flash back: off.
Minato menyenderkan punggungnya di sandaran kursi, Jiraiya datang menghmapirinya.
"Paling tidak aku masih bisa menyelamatkan mereka, walau akhirnya aku kehilangan Khusina."
"Hm, bagaimana dengan Proyek kyuubi Naruto?"
"Aku membuat program yang bisa menghubungkan mereka, secara kasarnya kyuubi dan Naruto adalah satu."
"Maksudmu, chip yang kau gunakan pada mereka adalah sama?"
"Iya, Naruto membuat kyuubi dengan sangat sempurna. Program yang dia tanamkan pada kyuubi sangat berkarakter, seolah kyuubi adalah bagian dari dirinya, dan aku pun berharap dengan penyatuan mereka kyuubi bisa menjaga Naruto dan memberikannya energy disaat Naruto membutuhkannya."
...
Waktu terus berlalu, tak terasa pengoperasian terhadap Naruto akhirnya berakhir. Di ruangan lab pribadi Minato, tampak minato tertidur di atas meja kerja. Layar yang menampilkan grafik yang berfariasi terus bergerak tak beraturan, sementara itu layar computer lain yang menampilkan rumus dan angka-angka rumit bergerak acakan hingga membuat system computer mengalami eror.
Tiiittt, tiiittt.
Sebuah robot musang berekor Sembilan mengeliat dalam sbuah tabung, ekornya bergerak pelan seiring dengan terbukanya iris merah miliknya.
"Kyuu~."
Minato terbelak bangun dari tidurnya saat dia mendengar suara alaram tanda system mengalami gangguan.
Prangg!
Minato tersentak saat dia melihat tabung yang menyimpan robot kyuubi meledak. Tapi hal itu tidak membuat Minato panik, dia malah berlari menuju layar yang menampilkan sebuah kapsul yang telah kosong.
Kosong?
"Naruto?!" teriak Minato panic dan ketakutan saat dia tidak melihat anaknya di dalam kapsul apalagi ruang inkobator terbuka.
"Anda memanggilku?" sebuah suara yang sangat dia kenal namun kaku terdengar dari balik meja kerjanya.
"Naruto, kau?"
oOo
Konoha Ninja
Konoha, setelah perang dunia ninja ke empat berakhir.
Suasana Konoha paska perang dunia ke empat terlihat berbeda, apalagi dengan munculnya pahlawan baru di Konoha. Semua perhatian penduduk Konoha kini terpusat pada satu orang yang sangat berjasa.
"Naruto!"
Pemuda bersurai pirang seketika mengehentikan langkahnya saat dia mendengar suara yang sangat dia kenal memanggil namanya. Iris biru safirnya membulat, tiga goresan kembar di kedua pipinya terlihat makin jelas saat dia mengembangkan senyum mentari khasnya.
"Sakura-chan?"
"Apa kau ingin menemui Tsunade-sama?" Tanya gadis pink itu begitu dia berhadapan dengan pemuda pirang itu.
"Iya, sepertinya aku akan mendapat misi. Semoga saja, setelah usai perang ninja, aku tidak pernah menjalankan misi. Aku berharap misi kali penuh tantangan!" pemuda pirang itu berkobar dengan penuh semangat ninjanya.
"Kau masih perlu istirahat, Naruto!"
"Woi, Naruto! Akhirnya aku melihatmu juga, apa kau sengaja melarikan diri dari kami?!" seorang pemuda dengan tattoo taring di kedua pipinya datang mendekati Naruto dan Sakura.
"Hoi, Kiba! Shino, dan Hinata-chan!" panggil Naruto begitu dia melihat tim 8 datang menghampiri mereka.
"Chan? Naruto kun memanggilku chan?" inner gadis bersurai indigo tersipu malu.
"Kalian juga akan pergi menemui Tsunade sama?" Tanya Sakura.
"Iya, sepertinya kami akan mendapatkan misi bersama!" jawab Kiba mewakili ke dua temannya.
"Yosh, ayo kita pergi! Aku sudah tidak sabar menjalankan misi, NENEK! AKU DATANG!" teriak Naruto dengan nyaringnya hingga membuat mereka menjadi pusat perhatian.
….
"Apa? Orochimaru kembali berulah?" suara kaget Naruto menggelegar di ruang Hokage.
"Naruto! Bisa tidak kagetmu di buat biasa saja!" balas Tsunade dengan kesal.
"Jadi, apa misi kami kali ini?" Tanya Sakura.
"Aku sengaja memanggil kalian berlima ke sini, karena misi ini ada hubungannya dengan eksperimen Orochimaru. Tugas kalian hanya mencari informasi mengenai pergerakan Orochimaru," jawab Tsunade hati-hati sambil menjauh dari Naruto, dia tahu sebentar lagi anak itu akan meledak.
"ITU MISINYA?! AKU TIDAK MAU MISI SEPERTI ITU!" tuh, kan!
"Na, Naruto-ku. Walaupun hanya mengumpulkan informasi, tapi misi juga sangat penting."
Naruto menggeram kesal, sambil melihat gadis yang hamper saja mati karena kecerobohannya saat perang dulu. Entah mengapa akhir-akhir ini kata-kata Hinata mampu meluluhkan dan menenangkan hatinya.
"Baiklah."
oOo
Konoha milineum
Di kamar bernuansa orange dengan ornament yang kebanyakan kyuubi, terlihat di serambi kamarnya Naruto menggerak-gerakan tangan dan kakinya yang terasa berat dan kaku.
"Bagaimana kondisi mu Naruto?" Tanya Minato ikut duduk di samping Naruto.
"Aku tidak merasakan apa-apa," jawab Naruto dingin. Minato hanya tersenyum berat melihat ekspresi anaknya yang berubah,
"Dia kehilangan ingatan dan emosinya," batin Minato sedih."Apa kau masih ingat dengan ini?" Tanya Minato mencoba mencairkan suasana yang aneh diantara mereka dengan meletakan sebuah robot musang berekor Sembilan sebesar telapak tangannya.
Naruto melihat robot itu cukup lama dengan tatapan tanpa ekspresi, sebuah gerakan kecil dari robot itu membuat alis Naruto bertaut.
"Kyuu~~."
"Kyuubi?!"
"Tou-chan sudah memperbaiki program chipnya, bawalah kyuubi selalu bersama mu," kata Minato.
"Baiklah," balas Naruto seraya berdiri meninggalkan ayahnya.
"Mau kemana, Naruto?"
"Sekolah," jawab Naruto dingin tanpa menorah atau hanya sekedar menucapkan salam.
…
Suara hiru pikuk menggema memenuhi sepanjang lorong kelas, mulai dari suara robot-robot pembersih, pelayan dan para siswa menjadi satu.
Di sebuah ruangan khusus, di ruangan itu sudah ada beberapa anak duduk dengan gaya mereka masing-masing. Suara derit pintu terbuka memperlihatkan sosok bersurai pirang dengan tampang dingin tanpa ekspresi.
Seorang pria dengan gaya rambut vertical melawan grafitasi terlihat malas memperhatikan para siswa yang tidak sampai sepuluh orang itu. Matanya yang berbeda itu sesekali bergerak berlawanan arah membuat wajahnya yang sebagian besar tertutup masker semakin terlihat aneh.
"Baiklah, karena kalian semua sudah berkumpul mari kita mulai dengan pembelajaran hari ini!" terang pria itu tak bersemangat.
…..
Hening, ruang kelas XIAA terlihat sepi setelah di tinggal guru. Semua siswa yang berada di dalam kelas itu saling diam, seolah tak ingin melakukan interaksi atau sengaja saling menjauh sesame mereka. Dari tampang para siswa yang rata-rata berwajah dingin itu terlihat serius dengan kegiatan mereka masing-masing.
Prak!
Semua kegiatan tunggal mereka terhenti dan teralih pada sosok pirang di bangku belakang. Namun semua kembali focus pada kegiatan mereka, tak peduli pada apa dan siapa yang membuat keributan itu.
"Kau memang selalu ceroboh, dobe!" pemuda bersurai raven sepertinya merasa terganggu dengan suara berisik yang di timbulkan.
Dobe, atau biasa kita tahu adalah Naruto tidak memperdulikan ocehan teman sekelasnyaitu, dia tetap focus pada rancangan di mejanya.
"Kyuubi, periksa tegangan elektronnya?"
"Dia sedikit berubah sejak kejadian itu," bisik pemuda bersurai seperti nenas yang duduk di samping pemuda bersurai raven.
"Bukan dia saja, kehidupan kita berubah sejak kejadian itu!" pemuda bersurai merah yang kebetulan mendengar percakapan mereka mengoreksi.
"Tapi, dia yang paling parah. Yang aku dengar, dia kehilangan ingatan dan emosinya," ketiga pemuda itu seketika menatap kaget pada pemuda berkulit pucat di depan mereka.
"Pantas saja, dia terlihat aneh!" pemuda bertatto taring berdecak kesal melihat Naruto yang terkesan pendiam dan tertutup.
Dhuuaarrr!
"Naruto! Apa yang kau lakukan?!" teriak pemuda bertatto taring di kedua pipinya kaget ketakutan mendengar suara ledakan dari meja Naruto.
Otomatis ke tujuh mata selain Kiba dan Naruto menatap horror pada Naruto.
"Bukan urusan kalian," jawab Naruto tak peduli pada teman sekelasnya yang kesal.
"Apa kau mempraktekan teori relavitas waktu," Naruto mendelik pada pemuda bersurai nenas.
Semua rekannya tertegun mendengar kata-kata teman mereka, Shikamaru hanya tersenyum melihat Proyek yang di buat Naruto..
"Apa kau ingin membuat mesin waktu, Naruto?"
"Urusi saja urusanmu," kata Naruto dengan angkuh seraya berjalan meninggalkan Proyek gagalnya.
"Cih, sombong sekali dia!" desis pemuda berkaca mata hitam kesal dengan tingka Naruto yang berubah total, hal yang sama juga di alami ketujuh pemuda itu.
Sejak masuk sekolah, Naruto selalu menjauh, dan bersikap angkuh terhadap teman-temannya serta sikap dinginnya membuat teman-temannya dengan sendiri menjauhinya.
oOo
Konoha Ninja
Tap, tap, tap! Suara kaki mendarat di dahan pohon terdengar sahut menyahut, dari jau terlihat beberapa orang berlarian melompati dahan-dahan. Seorang gadis bersurai indigo panjang tiba –tiba berhenti melompat, di susul ke empat rekannya.
"Ada apa Hinata-chan?" Tanya pemuda bersurai pirang cerah.
"Itu karena—."
"Kami mencium pergerakan yang mencurigakan di depan," serobot pemuda bertatto taring memotong kata-kata pemuda berkaca mata, membuatnya seketika pundung.
"Apa itu Orochimaru?"
oOo
Konoha Milenium
Naruto berjalan menyusuri koridor kelas yang ramai, kyuubi cyborg bergelayutan di pundaknya. Di depannya berjalan seorang gadis bersurai indigo panjang, seragam sekolahnya berayun lembut tertiup angin.
Naruto seketika berhenti saat melihat gadis itu, seperti ada sesuatu yang menjanggal di ingatannya. Dia seperti pernah melihat gadis itu, tapi dimana dan kapan?!
Angin bertiup pelan menerpa wajahnya saat gadis itu melewatinya begitu saja, padahal dia berharap gadis itu menyapanya.
"Hinata sama!" Naruto sedikit terbelak saat dia mendengar nama yang taka sing baginya.
"Hinata?" gumamnya seolah mencoba mencari nama itu di memorinya.
"Anda mau kemana?" karena penasaran tak menemukan sesuatu dalam memorinya, Naruto berbalik melihat gadis itu sekali lagi.
"Ah, Neji nii-san. Aku ingin pergi ke lab fisika," gadis itu menjawab pertanyaan pemuda bersurai coklat panjang di depannya.
"Dia? Bukannya dia sekelas denganku, kyuubi?" Tanya Naruto pada robotnya.
"Kyuu~, iya. Namany Neji Hyuuga, dia adalah sepupu gadis itu," jawab kyuubi.
"Aku ingin menemuinya!" kata Naruto begitu dia melihat gadis itu berjalan bersisian dengan Neji menuju lab fisika.
oOo
Konoha Ninja
Naruto bersembunyi di balik pohon, sementara Sakura memantau keadaan dari atas pohon. Hinata berdiri tak jauh dari tempat Naruto, byakugannya tengah aktif memeriksa daerah di jangkauan matanya, Kiba dan akamaru bersembunyi di atas pohon tak jauh dari Sakura, sementara Shino tengah menggerakan serangga-serangganya.
Mata byakugan Hinata yang masih aktif mulai bergerak mengintari di sekitarnya, dia berhenti sesesaat di tempat Naruto bersmbunyi. Seulas senyum terpampang di wajahnya, sontak wajahnya merona saat melihat Naruto yang begitu serius mengamati.
"Naruto-kun!"
oOo
Konoha Milenium
"Baiklah, aku hanya bisa menemanimu sampai disini," kata Neji begitu mereka berhenti di depan sebuah pintu gerbang berwarna hitam.
"Hai, arigatou nii-san!" balas gadis itu sambil memberikan senyuman senang pada sepupunya itu.
Dari jauh, Naruto mengganti mode matanya dengan mode telskop dan memperhatikan wajah gadis itu.
"Kyuubi, lihatlah. Senyumnya sangat indah, seperti sinar bulan purnama," gumam Naruto tersipu.
"Apa kau menyukai gadis itu, Naruto?" Tanya kyuubi.
"Mungkin, aku sendiri tidak tahu. Aku merasakan sesuatu yang berdetak kencang di sini saat melihatnya," kata Naruto seraya menunjuk jantungnya dengan wajah yang datar.
"Baiklah, aku pergi!"
"Apa kau ingin menemuinya?" Tanya kyuubi begitu mereka melihat Neji menjauh.
"Hm, sekalian aku ingin melihat-lihat lab fisika."
Kyuubi hanya mendus pelan, dan mereka pun mendekati lab fisika setelah gadis indigo itu masuk.
oOo
Konoha Ninja
"Hinata! Awas!" Naruto berteriak saat dia melihat seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang Hinata dan bersiap memukulnya dengan sebuah pedang berdurinya.
Hinata, gadis indigo itu terbelak kaget. Dia sama sekali tidak menyadari akan diserang dari belakang seperti itu. Dalam keadan terdesak seperti ini dia tidak bisa mengelak, apa lagi membuat jurus, dan akhirnya—.
Bhuuaak!
Sebuah pukulan tepat mengenai wajah sosok bak hiu itu hingga terpentak beberapa jauh di belakangnya.
"Na, Naruto-kun?!" Hinata terpaku melihat punggung Naruto yang membelakanginya.
"Kau baik-baik saja, Hinata-chan?" Tanya Naruto tanpa menorah pada Hinata.
"I, iya. Sumimasen, Naruto kun. Aku lengah," kata Hinata dengan nada bersalah.
"Kau harus tetap awas terhadap musuh."
"Hinata! Naruto!" Sakura melompat turun dari tempatnya.
"Edo tensei!" Shino ikut mendekat.
"Cih, pengecut! Dia menggunakan edotensei!"
"Di antara kita tidak ada yang menguasi teknik menyegel!"
"Tidak perlu, misi kita hanya mengawasi!"
"Kau benar, Hinata. Kita tidak perlu melawan mereka, serangga-serangga ku memberikan beberapa informasi penting," tambah Shino seraya menunjukan beberapa ekor serangga di tangannya.
oOo
Konoha Milinium
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"Membuat Proyek."
"Aku sebagai pengurus lab ini, tidak mengijinkanmu melakukan eksperimen disini!"
Naruto menatap tajam pada gadis itu, bukannya taku. Gadis itu balas menatap dingin padanya.
"Aku tidak takut pada manusia seteng cyborg seperti mu!" dengan pongahnya gadis itu menatap menantang pada Naruto.
Naruto terus berjalan mendekati meja lab tanpa peduli pada gadis indigo yang terus menatap tak menyenangkan padanya.
"Hei, apa yang ingin kau lakukan?! Jangan sentuh alat-alat sembarangan" Hinata terlihat tak senang bebitu dia melihat Naruto memeriksa beberapa alat di meja dan laci lab.
"Aku tidak akan menganggu mu," balas Naruto dingin tanpa peduli pada peringatan hinata. Dia lebih tertarik pada alat-alat lab di depannya.
"Cih, aku tidak peduli! Yang aku inginkan, kau keluar dari lab ini. Ada Proyek akan ku ku buat!" belum juga dia menarik napas dengan sempurna, tiba-tiba Naruto bergerak cepat ke arahnya dan menatap langsung ke dalam mata Hinata. Sontak gadis itu terkejut setengah mati.
"Kau sepertinya tidak menyukai ku," kata Naruto seraya menarik wajahnya menjauh dari gadis itu.
"KAU!"
"Sudah ku bilang, aku tidak akan menganggu mu!"
Gadis indigo itu terdiam seketika saat dia mendengar getaran suara Naruto.
oOo
Konoha Ninja
Beberapa orang, tidak lebih tepatnya edo tensei berdiri dengan pongahnya menantang Naruto dkk.
"Kami tidak akan membiarkan kalian menganggu eksperimen orochimaru," kata pria bersurai pirang panjang di kuncir seraya memperlihatkan C2nya.
"Kuso! Tidak hidup, tidakmati, kalian sangat merepotkan!" resah Kiba melihat musuh-musuh lama mereka.
"Kita telah mendapatkan informasi mengenai gerakan orochimaru, sepertinya dia akan membuka sebuah portal yang bisa menghisap dan melepaskan apa saja," ucap Shino setelah mendapatkan informasi dari serangga-serangganya.
"Baiklah, informasi ini sangat penting. Shino! Aku akan menahan, kau dan yang lain kembalilah ke desa membawa informasi itu!" kata Naruto seraya melompat menghadapi para edo tensei.
"Naruto, kau jangan gegabah. Meski kau sangat kuat, kau tidak akan bisa melawan mereka sendirian!" sakura mencoba memperingatkan Naruto akan kelebihan lawannya.
"Aku tidak akan menarik kata-kataku! Pergilah!" Naruto semakin nekat dengan pilihannya. "Aku tidak akan membiarkan orochimaru bertindak lebih dari ini!"
"Tapi, Naruto-kun!"
"Hinata, kau juga. Kembalilah ke desa," Hinata terpaku mendengar ucapan Naruto, dia merasa sesuatu yang aneh akan terjadi pada Naruto.
"Aku akan baik-baik saja, Hinata. Kau tak perlu cemas," seolah tahu apa yang di pikirkan Hinata, Naruto mencoba menyakinkannya.
"Shino, Kiba, Sakura. Pergilah, aku akan bersama Naruto si sini!" Hinata yakin dengan keputusannya. Dia akan terus bersama Naruto, dia tidak akan membiarkan Naruto sendiri atau melepaskannya.
"Hinata!" Naruto sampai tidak tahu untuk berkata apa.
"Aku tidak akan menyusahkan mu, Naruto!" kini Hinata yang mecoba meyakinkan Naruto.
"Kalian!"
Dhuuaarrr!
Ledakan besar tiba-tiba terjadi dinatara mereka, Sakura, Shino dan KIba terhempas beberapa meter dari Naruto dan Hinata.
"Pergilah!" kata Naruto dan Hinata berbarengan dalam kepulan asap.
"Baiklah, Hinata, Naruto! Kalian harus kembali ke desa dengan selamat!" teriak Sakura pada Naruto dan Hinata sebelum bertiga melompat pergi.
oOo
Konoha Milinium
Tiittt, tiiittt, tiiittt.
Suara beberapa alat brdengung di dalam ruang lab yang tertutup rapat, pendingin udara seakan tak bekerja pada dua insan yang saling berdiam diri dan sibuk dengan Proyek mereka masing-masing. Peluh membasahi wajah dan baju mereka memperlihatkan betapa mereka begitu serius dengan apa yang mereka tengah tekuni.
Zuiiinngg! Zzuuiiinnnggg!
"Kyuu, periksa energy negatifnya?"
"Stabil!"
"Pastikan tegangan atomnya tetap!"
Cckkrriittt! Duar! Zzuiiiinnggg!
Hinata yang merasa terganggu dengan suara berisik eksperimen Naruto mulai kesal.
"Apa yang di lakukan si sombong itu?!" inner Hinata kesal berat, ini terlihat dari beberapa perempatan muncul di kepalanya.
"Apa yang kau lakukan, bodoh!" teriak Hinata yang sudah tidak bisa menahan kesabarannya.
"Mesin waktu, tadi saat di kelas. Kakashi sensi menjelaskan mengenai teory reletivitas waktu, dan hokum kuantum. Aku penasaran dengan apa yang dijelaskan olehnya, makanya aku ingin langsung mempraktekannya," jawab Naruto panajng lebar.
"Aku tidak peduli denganapa yang kau buat, tapi aku mohon hentikan suara bising itu!"
"Tidak bisa, pelat metal ini sudah terlanjur memberikan reaksi sesuai dengan rumus E= mc2. Itu artinya, kecepatan benda sudah hamper mendekati kecepatan cahaya. Jika kecepatan benda bisa melewati kecepatan cahaya, maka benda itu akan menghilang," terang Naruto tanpa peduli pada Hinata yang terbengong-bengong mendengar penjelasan Naruto.
Zzzhuuuurrr, zzzhhhuuuuurrrrr,
Partikel yang menjadi objek eksperimen Naruto mulai bergerak cepat diantara dua pelat metal yang mengeluarkan cahaya putih kebiruan.
"Kyuubi, berikan sentuhan terakhir pada kedua pelat itu!" perintah Naruto, dan kyuubi segera menaikan kecepatan benda, dan—.
Dhuuuaaarrrr!
oOo
Konoha Ninja
Dhuaaarrr!
Deidara melepaskan bomnya dari langit dan tepat mengenai Naruto, namun sebelum dia menghindar tiba-tiba kyuubi di dalam perutnya meringis kesakitan, akibatnya dia terkena ledakan bom Deidara.
"Naruto!" pekik Hinata saat melihat Naruto terlempar dari dalam kepulan asap bom Deidara.
"Kau mau kemana, Hyuuga?!" sebuah benang cakra melayang mendekati Hinata dan kemudian mengikat kaki dan tangannya hingga dia terjatuh.
"Na, Naruto!" Hinata semakin panic saat dia melihat Naruto terhempas cukup jauh dari tempatnya, mana dia dalam keadaan terikat.
Dhuuuaaarrr!
Sebuah cahaya hitam tiba-tiba menyeruak leluar dari dalam hutan tak jauhdari tempat mereka. Cahaya itu terus bergerak cepat hingga menembus awan dan kemudian membentuk sebuah lingkaran kecil yang perlahan lingkaran itu bergerak cepat membesar.
Awan-awan yang berada disekitaran lingkaran itu tersedot kedalam pusarannya.
"AKhirnya, portal waktu telah terbuka. Sebaiknya kita segera mundur sebelum kita tersedot kedalamnya," kata Kisame seraya melompat menjauhi portal di ikuti Deidara dan Sasori yang masih membawa Hinata.
Pohon-pohon yang berada dalam jangkauan portal tersedot hingga tak membekas.
"Tidak, Naruto-kun masih berada di sana! Dia akan tersedot kedalam portal itu! Lepaskan aku, aku harus menolong Naruto –kun!" namun sepertinya suara teriakan Hinata tak bisa mengalahkan suara gemuruh portal yang menyedot segala sesuatu du sekitarnya.
"Tiiiddaaakkk! Naruto-kuuunnn!"
Bagaimana? Mau di lanjutin apa gak?