.
.
Welcome to Our Madness
An Action Fanfiction
.:o Yuri Masochist Presents o:.
"There is no escape!"
.
.
.
Buagh!
Sehun tersungkur beberapa langkah, lalu menyeka darah di bibirnya. Kembali siaga dalam satu detik dan merunduk ketika sebuah tendangan melayang di atas kepalanya. Sedangkan lawannya, Jungkook, tampak meludahkan darah dari dalam mulutnya. Berniat untuk memukul Sehun, tetapi kalah cepat ketika sebuah tendangan mendarat di perutnya. Jungkook jatuh, lalu terguling. Ia terbatuk kesakitan.
Sehun menyeringai, "Come to daddy, Baby. Come on~!"
Jungkook menyeka darahnya. Bangkit dengan cepat lalu menerkam Sehun.
"Brengsek!"
Beberapa meter di belakang keduanya, Tao melayangkan tendangan wushu-nya pada namja bernama Hoseok, atau orang-orang lebih akrab memanggilnya J-Hope. Tao memberikan tendangan keduanya, menghasilkan tekanan keras pada dada Hoseok. Ia merintih dalam sakit.
Sama halnya dengan Jimin. Rintihannya terdengar lebih keras ketika Jongin menendang kepalanya. Belum melakukan tendangan selanjutnya, Jimin menarik kaki Jongin dan membuatnya terjatuh. Jimin merangkak naik ke atas tubuh Jongin lalu menonjok wajahnya berulang-ulang.
Tak jauh dari mereka, iris mata Baekhyun membesar, bersamaan dengan melebarnya seringai di wajahnya. Kedua tangannya melingkar di leher V, namja bernama lengkap Kim Taehyung. Taehyung tersedak, berusaha melepaskan tangan yang menahan napasnya. Baekhyun tertawa seperti orang kesetanan. Cekikannya semakin keras, membuat Taehyung sadar bahwa tindakannya percuma. Kemudian ia menggerakkan tangannya ke tanah. Menembus daun-daun kering dan ranting yang berserakan.
"Kkh..."
Matanya memerah, hampir kehabisan napas tetapi bersamaan ketika ia menemukan apa yang dicarinya.
Buagh!
Sebuah batu.
Baekhyun merintih lalu meremas kepalanya yang mengeluarkan darah akibat hantaman batu tersebut. Di saat yang sama, Taehyung memanfaatkan waktu untuk bernapas dan bangkit perlahan.
Yoon-gi menggeram marah pada sosok yang baru ia pukul di hadapannya. Chanyeol, sosok itu, tertawa lalu menyiapkan tinjunya.
"Oh~ Suga ternyata bisa memukul juga~"
Yoon-gi menjerit lalu menerjangnya. Chanyeol tidak sempat menghindar ketika satu pukulan mengenai rahangnya.
Chanyeol merintih. Yoon-gi memukulnya lagi dan lagi, lalu mengenai hidungnya.
"Agh!"
Chanyeol menggeram kesakitan. Darah mengalir terlalu banyak dari hidungnya. Dan Yoon-gi memanfaatkan momen itu untuk kembali memukulinya.
Bugh!
Joonmyun membanting Namjoon hingga membentur pohon di hadapannya. Lalu mendekat, berniat menendang Namjoon yang tengah menikmati sakit di tulang punggung dan rusuknya, tetapi Namjoon telah lebih dahulu menendangnya.
"Akh!"
Joonmyun tersungkur beberapa langkah di tanah penuh ranting dan daun yang bernoda darah akibat perbuatan mereka. Namjoon mempunyai waktu untuk mengumpulkan tenaganya, lalu berlari menerjang Joonmyun dan menendangnya pada rusuknya.
Dan di sekitar keduanya, Yixing meremas keras rambut milik Jin. Jin tampak hampir kehilangan kesadarannya. Apalagi, ketika Yixing berhasil membenturkan kembali kepala Jin terhadap pohon untuk yang ke-enam kalinya.
Bugh!
"Suka aku melakukan ini, huh? Hahaha! Ini balasan karena kau dengan lancangnya meninggalkan luka di pipiku!"
"Ngh..." Jin melenguh.
Tangannya berusaha meraba pohon itu, berusaha menghentikan apa yang dilakukan oleh Yixing. Tapi Yixing membenturkan kepalanya kembali, bahkan kali ini dengan sangat keras.
Bugh! Bugh!
Suasana di hutan ini terlihat semakin memanas. Pertarungan antara Bulletproof Boys dan The Wolves, dua geng yang paling berkuasa dan terkenal di sebuah sekolah, termasuk di kota kecil di Korea Selatan ini. Sudah sering mereka bertarung seperti ini, tetapi ada yang berbeda untuk kali ini.
Pokok permasalahannya.
Biasanya hanya karena perebutan kekuasaan, atau ajang untuk melihat siapa yang paling unggul dari geng keduanya. Tetapi bukan untuk sekarang.
Hoseok menekan dadanya lumayan keras, berusaha menghentikan rasa sakit disana. Tao berada sekitar dua meter di hadapannya, menjilat bibir dan menyeringai.
"Sudah tidak kuat, J-Hopie~?" Tao terkikik. "Ayo bangun~."
Hoseok berdiri tegak dengan perlahan. Dadanya terasa begitu sakit, tetapi jika ia mengeluh, sama saja seperti ia mengibarkan bendera putih. Tanda orang lemah. Menyerah. Hoseok tidak mungkin melakukannya hanya untuk kepentingannya sendiri. Ini untuk nama baik dari geng mereka, dan dirinya sendiri.
Maka dari itu, sekuat tenaga Hoseok menyerang Tao dengan sebuah pukulan yang sudah ia persiapkan.
Buagh!
Tao tidak sempat menghindar. Rahangnya terasa ngilu ketika serangan itu mengenainya. Tetapi tidak sampai membuatnya jengah. Tao meludahkan darah dari dalam mulutnya, lalu kembali menatap Hoseok.
Buagh!
Tetapi ia tidak sempat melakukannya lagi. Hoseok telah lebih dahulu mengenainya.
Tao menggeram marah. Tanpa mementingkan rasa sakit pada tubuhnya, Tao segera menerkam Hoseok dan membuatnya terjatuh. Tao segera memukulinya berulang-ulang, pada wajahnya.
Tangan Hoseok berusaha mencengkram lengan Tao untuk menghentikannya. Tetapi Tao diburu oleh nafsu untuk mengalahkannya. Ia memukuli wajahnya dengan begitu keras. Menambah lebam-lebam disana. Dan salam satu kali pukulan yang sangat keras, Tao berhasil membuat Hoseok kehilangan kesadarannya.
Tao terengah. Bangkit perlahan dari atas wajah itu dan melirik ke arah kirinya.
Disana, Jimin seperti orang kesetanan, memukuli Jongin. Jongin sendiri hampir kewalahan. Tidak bisa melawan, dan tidak bisa menahan. Bahkan kesempatan untuk terbatuk pun susah ia dapatkan ketika pukulan itu lagi dan lagi mengenai wajahnya.
Tao tidak suka keroyokkan sebenarnya. Tetapi melihat Jongin seperti itu, sepertinya Jongin akan kalah. Mau tidak mau, Tao mendekat, awalnya perlahan, lalu berlari ke arah mereka.
Jimin sadar bahwa ia ada dalam masalah ketika melihat dari sudut matanya bahwa Tao mendekat.
Dan belum sempat ia menghidar,
Buagh!
tangan Tao berhasil mendarat di kepalanya. Pukulan keras. Skakmat. Membuat Jimin kehilangan kesadarannya dengan cepat, lalu jatuh terguling dari atas tubuh Jongin.
Jongin melirik Tao di ambang kesadarannya. Sebenarnya ia tidak suka dibantu. Hal itu membuatnya lemah.
Tao mengulurkan tangannya dan Jongin menyambutnya. Tao menariknya berdiri lalu memperhatikan wajah Jongin yang sudah babak belur.
"Sudah kub—"
Tao memutar kedua bolamatanya. "Kau kalah. Memalukan."
Jongin ingin sekali mematahkan leher Tao saat itu juga, tetapi ia sadar. Tanpa bantuan Tao, dirinya pasti sudah kalah oleh Jimin.
"Go to hell!"
Buagh!
Tao dan Jongin mengarahkan pandangan mereka ke sekitar, lalu mendapati Joonmyun berhasil menendang kepala Namjoon dan membuatnya pingsan. Tao melirik ke arah Jongin, sedikit tersenyum meremehkan. Tetapi Jongin pura-pura tidak melihatnya.
Joonmyun terengah. Matanya memperhatikan Namjoon yang sudah tidak sadarkan diri. Lalu Tao dan Jongin mendekat.
"Sudah selesai?" tanya Tao.
Joonmyun meliriknya, lalu terkekeh pelan.
"Akhirnya. Aku sedikit kesal saja, dia mulai semakin kuat."
Tak jauh dari ketiganya, tangan kiri Chanyeol bergerak di tanah. Terkadang meremasnya kuat. Kepalanya pusing. Hidungnya mengeluarkan darah sangat banyak. Yoon-gi masih berada di atas tubuhnya. Kedua bolamatanya membesar. Merasa senang karena sudah membuat Chanyeol hampir kalah. Tangan Yoon-gi terangkat lagi, lalu memukul wajah Chanyeol dan menambah luka disana.
Buagh! Buagh!
Chanyeol menggeram, menahan sakit. Yoon-gi meludah tepat di wajahnya.
Pada titik itu, Chanyeol merasa harga dirinya diinjak-injak. Dengan sekuat tenaga, dia mengangkat tangannya lalu memberikan pukulan keras pada punggung Yoon-gi.
Yoon-gi merintih. Kemudian Chanyeol mendorong dirinya menjauh, sebelum Yoon-gi kembali memukulnya.
Ada banyak darah yang mengotori wajahnya, beberapa berada di sekitar matanya. Hal itu membuat Chanyeol kesulitan. Ditambah dengan kepalanya yang pening.
Tetapi melihat Yoon-gi merintih di tanah, berusaha bangkit, membuat emosinya kembali naik. Dengan marah, Chanyeol menendang tubuh Yoon-gi keras. Lalu menendangnya lagi. Belum sempat untuk bangkit, Chanyeol menendangnya lagi. Lagi, dan lagi.
"Take this, Asshole!"
Joonmyun, Tao dan Jongin memperhatikan apa yang dilakukan Chanyeol. Lalu beberapa menit setelah itu, ketiganya menghampiri setelah Chanyeol berhasil membuat Yoon-gi pingsan.
"Whoa, wajahmu hancur sekali~"
Chanyeol melirik sinis ke arah Tao yang sedang merenggangkan otot-ototnya. Dia mengusap wajahnya, menyingkirkan air liur milik Yoon-gi di antara noda darah di wajahnya.
Joonmyun terkekeh kecil. Berbeda dengan Jongin yang memijati wajahnya yang terasa ngilu dengan perlahan.
Tak jauh dari situ, Jin terjatuh dengan sangat lemah. Yixing menyeringai. Dia berjongkok perlahan, memperhatikan Jin yang hampir tidak sadarkan diri.
"Menyerah, Honey?"
Jin berusaha menatap Yixing dengan matanya yang berat. Yixing mengusap rambut Jin, lalu menjambaknya.
"Sekarang katakan bahwa kau menyerah."
Jin menggeleng dengan lemah dan hal itu membuat Yixing memperkeras jambakkannya.
"Oh, come on~"
Lalu, suara daun-daun kasar yang bergesekkan dengan tubuh manusia terdengar dari samping keduanya. Dari balik sebuah pohon, Baekhyun—dengan kepalanya yang berlumuran darah, mengalir beberapa membasahi wajahnya—menyeret tubuh Taehyung yang sudah lemah.
Yixing melihat Taehyung belum pingsan, tetapi sudah terlalu lemah untuk melawan. Baekhyun menyeretnya dengan tidak manusiawi, membawanya seperti binatang, lalu melemparkan tubuhnya di samping tubuh Jin yang kondisinya tak jauh berbeda.
"Kau hebat, Bacon-ah."
Baekhyun melirik Yixing dan menyeringai. Lalu keduanya menatap Taehyung dan Jin yang merintih di batas kesadarannya.
"Apa yang akan kita lakukan setelah ini, hm?"
Kemudian geraman keras dari Sehun mengalihkan pandangan keduanya. Dan juga pandangan dari Joonmyun, Tao, Jongin dan Chanyeol yang tak jauh dari sana.
Sang ketua melawan ketua.
Sehun tampak tengah memukuli Jungkook. Tetapi Jungkook tidak bersikap lemah. Dia menendang Sehun pada tulang rusuknya, lalu memukulnya di kepala. Sehun merintih. Tidak membuang waktu untuk merasakan sakitnya, dia menarik tangan Jungkook lalu memutarnya ke belakang. Dan setelah itu membenturkan kepalanya dengan keras terhadap pohon.
Joonmyun, Tao, Jongin dan Chanyeol mendekat ke arah Yixing dan Baekhyun, yang posisinya sangat dekat dengan Sehun dan Jungkook. Jin dan Taehyung masih berada disana. Berusaha tetap sadar walau kesadaran hampir tidak bisa mereka kuasai.
Jungkook menendang Sehun lagi, berhasil membuatnya tersungkur. Jungkook menyentuh pelipis dan keningnya yang mengeluarkan darah.
"Hanya ini yang kau bisa, huh?" ejek Sehun, tertawa merendahkan seraya mengusap bibirnya.
Mata Jungkook terlihat nyalang. Perbuatan Sehun sudah tidak bisa ia maafkan lagi. Jungkook mendekat, lalu menendang kepala Sehun dan membuatnya terjatuh.
Sehun terbatuk, lalu menggeram, menahan sakitnya. Jungkook menendangnya lagi.
Tao hampir maju satu langkah, tetapi tangan Joonmyun menahannya. Tao meliriknya geram. Tetapi Joonmyun menggeleng. Ia sudah hapal betul, ketuanya tidak suka jika harus dibantu. Ketua mereka lebih suka mengatasi semuanya sendiri. Walau Sehun bisa kalah saat itu juga oleh Jungkook.
Jungkook berniat untuk memberikan satu tendangan lagi, tetapi tangan Sehun mencengram kakinya lalu memutarnya dan membuatnya jatuh terguling. Sehun bangkit dengan sangat cepat lalu menendang kepalanya.
Kuku jari Jungkook tampah meremas tanah, menahan sakitnya. Lalu ketika dia akan bangkit, Sehun menginjak punggungnya keras, membuatnya tetapi menempel pada tanah.
"Hahh... kau..."
Sehun meludahkan darahnya ke samping.
"Mau marah padaku?"
Sehun yang mengambil kendali sekarang.
Sehun menendang punggung Jungkook dengan keras, membuatnya merintih kesakitan. Sehun tahu hal itu dapat membuat Jungkook lumpuh untuk beberapa menit. Maka Sehun memilih untuk berjalan ke hadapan Jungkook, lalu berjongkok. Sehun menarik rambut Jungkook, meremasnya lalu membuat kepalanya menengadah, untuk menatapnya.
"Kau marah, hm?" tanya Sehun lagi.
Jungkook menggeram, berusaha bangkit. Tetapi tendangan Sehun tadi benar-benar melumpuhkannya. Dia hanya meremas tanah, ataupun daun-daun kering yang berserakan. Menahan sakit. Matanya dengan terpaksa menatap Sehun.
"Karena aku menghamili gadismu, hm?"
Sehun menyeringai setelah melontarkan kalimat yang membuat mata Jungkook membulat sempurna dilapisi kemarahan.
"Dan membuatnya malu, lalu bunuh diri? Kau marah, Jungkookie~?"
Jungkook mengeraskan rahangnya. Tangannya hendak memukul Sehun, tetapi Sehun menahannya. Sehun meremas rambut Jungkook semakin keras.
"Aku mulai bosan dengan semua ini, Honey. Aku hanya inginkan hal berbeda." Sehun menjilat bibirnya sendiri.
Jungkook mengutuki dirinya yang cukup lemah untuk tidak melawan.
"Kau tahu," Sehun mendekatkan wajahnya. "Kekasihmu berontak, tetapi pada akhirnya ia mendesah. 'Ah, Sehun~ yes~ right there~'." Sehun menirukan suara dari kekasih Jungkook.
Kedua mata Jungkook memerah menahan amarah.
"Dan pada akhirnya, memohon. 'Please~ Sehun, fuck me~."
Sehun memperlebar seringainya, ketika Jungkook menggeram. Ingin melawan tetapi dirinya kesakitan. Tubuhnya sudah tidak bisa melakukan apapun.
Kemudian Sehun tertawa keras seperti kesetanan. "Pada akhirnya, bitch itu yang meminta padaku, ahahaha! Sudah selayaknya dia mati! Bukan salahku dia bunuh diri! Dia yang tidak bisa menanggung malu~! Hahahaha!"
Jungkook menggeram keras lalu bangkit dengan cepat. Tetapi gerakannya tidak cukup cepat ketika Sehun berdiri dan menginjak kepalanya.
"Aku inginkan permainan yang lain, Jungkook." kata Sehun. Lalu melirik ke arah Taehyung dan Jin yang masih merintih diambang kesadaran mereka.
Sehun menginjak lagi kepala Jungkook dan membuatnya tidak berkutik. Lalu ia mendekat ke arah Taehyung dan Jin, membuat Baekhyun dan Yixing menyingkir. Sehun menjambak rambut keduanya, lalu mendorongnya keras hingga berada sekitar satu meter di hadapan Jungkook yang masih tengkurap lemah disana.
Taehyung dan Jin terbaring lemah, sama halnya seperti Jungkook
"Suga, K.O." Sehun memulai kalimatnya, setelah mengedarkan pandangannya. "J-Hope, K.O. Berterima kasihlah kepada Tao yang tidak pernah kalah."
Tao sedikit menyeringai mendengar pujian untuknya.
Jungkook menggeram, berusaha bangkit. Matanya melihat Taehyung dan Jin yang hampir pingsan di hadapannya. Tanpa pernah berpikir bahwa dirinya juga bisa pingsan kapan saja.
"Lalu Rap Monster. Ahaha, apanya yang Monster? Uri Suho bisa mengalahkannya dengan mudah."
Sehun berjongkok di belakang Taehyung dan Jin, menghadap Jungkook.
"Dan Jimin. K.O."
Jungkook berusaha menggapai Taehyung dan Jin.
"Kemudian, dua makhluk ini~" Sehun mencengkram rambut Taehyung dan Jin bersamaan. "Apa yang harus aku lakukan pada mereka agar permainan ini semakin menarik?"
Jungkook terbatuk. Memaksa dirinya untuk tetap sadar.
"Ah, aku tahu~" Sehun terkikik dan melepaskan tangannya dari rambut keduanya.
Dia berdiri. Tangannya merogoh saku celana jeans-nya. "Thanks, Yixing. Baekhyun." ia memperhatikan wajah Taehyun dan Jin yang berlumuran darah. "kalian membuatku lebih mudah melakukannya."
Anggota The Wolves yang lain tidak mengerti jalan pikiran Sehun. Tetapi mereka hanya diam, daripada mengikuti ego mereka untuk bertanya pada sang ketua.
Sehun mengeluarkan sebuah pemantik bergambar bendera Kanada dari dalam sakunya.
Jungkook membulatkan matanya.
"Aku bosan, dan inginkan hal baru." Sehun berjongkok lagi di dekat Taehyung dan Jin. "Apa reaksimu jika aku melakukan ini?"
Sehun menyalakan pemantiknya dan mendekatkan apinya pada rambut Taehyung. Rambut yang sudah bernoda darah. Tanpa segan, Sehun membakar helaian rambut Taehyung di kepalanya. Lalu menjalar pada wajahnya.
"Sehun!"
Yixing refleks berusara, tetapi Sehun tidak mengacuhkannya. Kemudian Sehun melakukan hal yang sama pada Jin.
Jungkook menggeram marah. Kepalanya terasa semakin berat tetapi rahangnya semakin mengeras.
Sehun tertawa. Lalu memasukkan kembali pemantiknya ke dalam saku setelah berdiri.
"Jadi..." Sehun mendekat ke arah Jungkook yang berusaha bangkit. "apa yang akan kau lakukan dalam keadaan lemah seperti ini, sementara kedua temanmu terbakar di hadapanmu dan sudah jelas tidak akan ada yang bisa membantumu?"
Iris mata Sehun melebar, selebar seringainya. Dia mengangkat kakinya, lalu menginjak kepala Jungkook dengan sangat keras.
Dari detik-detik dimana Jungkook kehilangan kesadarannya, ia menangis. Tidak bisa melakukan apapun melihat kedua temannya terbakar hidup-hidup di hadapannya.
Sehun berbalik tanpa merasa bersalah sedikitpun. Lalu berjalan menjauh.
"Suho, urus semuanya."
Hanya kalimat itu yang ia ucapkan sebelum menghilang. Joonmyun, Tao, Jongin, Chanyeol, Yixing dan Baekhyun hanya dapat diam. Tidak menyangka, ini pertama kalinya kelompok mereka membunuh.
.
.
.
.
To Be Continued
Ya Tuhan... saking ngebet pengen posting ni epep dari kemarin, sampai kemimpiin coba ._.
Di mimpi responnya positif dan banyak, semoga aja sekarang kaya gitu
Err... aku harap kalian mau ninggalin jejak ya, ini salah satu epep yang jadi harapan aku...
Aku punya keinginan soalnya, aku ingin di kenal dari banyak cerita, bukan hanya dari satu
Aku ingin dikenal sebagai Yuri Masochist, author yang sering buat ff horror, thriller, dll
AAAAAAAAGGGHH!
*frustasisendiri* *maklumorangstress*
Buat yang khawatir sama The Time, hey guuuys, The Time PASTI LANJUT
Aku lagi ngumpulin chapternya buat di publish ntar, biar publishnya gak atu-atu :)
So, mind to RnR?