Disclaimer: Masashi Kishimoto


Future

xxx

Pacaran adalah satu hal.

Ujian adalah hal yang lainnya.

Sekarang, Kushina sangat mengerti kenapa semua teman-temannya tidak bisa melakukan dua hal itu di saat bersamaan. "Kau tahu, aku tidak bisa memasukkan satu kalimat pun di kepalaku kalau kau ada di depanku."

Minato menengadah, menatap Kushina yang melotot. "Hah?" Pemuda 18 tahun itu hanya bisa menaikkan sebelah alis. Apa salahnya? Dia sedang duduk diam di seberang Kushina. Mereka berdua sedang belajar untuk ujian akhir. Toh mau bagaimana pun mereka sudah kelas 3 SMA sekarang.

"Wajahmu!" Kushina menggeram. "Wajahmu membawa masalah!"

Minato ternganga. "Hah?"

Kushina menggeram lagi. Dia mau saja mulai menjerit, tapi itu berarti dia mengaku kenapa dia tidak bisa konsentrasi belajar. Minato. Mata birunya yang fokus. Rambut pirangnya yang acak-acakan. Rahangnya yang menonjol. Hidungnya yang mancung. Wajahnya yang… Gadis itu cepat-cepat menggelengkan kepala. "Aku tidak bisa konsentrasi kalau ada yang belajar bersamaku."

"Kau dan Mikoto selalu belajar bersama dan kalian baik-baik saja," Minato menjawab. Memang, sekarang nilai Kushina menjadi jauh lebih baik. Namun berkat bantuan Mikoto karena mereka berdua sering belajar bersama. "Dan sekarang Mikoto sedang ada acara keluarga bersama Fugaku. Jadi aku sengaja datang ke rumahmu supaya kita bisa belajar bersam…"

"Aku bisa belajar sendiri," Kushina memaksakan cengiran. Tapi tentu saja Minato langsung sadar dan kembali menaikkan alisnya. "Aku baik-baik saja sendiri, dattebane!"

"Aku tahu, Kushina…" Minato tersenyum. "Tapi aku sudah lama tidak bersamamu karena akhir-akhir ini kau selalu bersama Mikoto. Jadi… tidak apa kan kalau kita belajar bersama?"

Kushina terdiam. Minato terlihat baik-baik saja meski sedang bersamanya. Dia bisa belajar dengan fokus. Oh iya. Tentu saja. Minato sang jenius bisa belajar dengan santai dan efektif meski sejak tadi dia memperhatikan wajah pacarnya. Kushina langsung menggeram. "Tapi aku tidak bisa belajar, dattebane! Kau melotot ke arahku terus!"

Minato berkedip. "Aku? Melotot ke arahmu?"

"Iya! Sudah 57 kali!"

Minato berkedip lagi. Dia tidak sadar kalau dia melihat Kushina dari tadi. Dan… sebanyak itu? Dia hanya terkadang… memperhatikan pacarnya. Memperhatikan ekspresi muka Kushina ketika dia sedang berusaha konsentrasi. Menggigit bibir, mengacak rambut, menggembungkan pipi dan…

"Nah, lihat. Sekarang kau memperhatikanku lagi," Kushina mendengus, menyilangkan lengannya.

Minato langsung menyeringai. "Dan kau sendiri memperhatikanku. Makanya kau tahu kalau aku melihatmu sampai sebanyak itu."

Wajah Kushina langsung memanas. "Be-berisik, dattebane!"

"Kau tidak suka menghabiskan waktu bersamaku Kushina?" Minato tersenyum pelan, membuat Kushina gelagapan.

"Te-tentu saja aku…" Dia berbisik. "Aku suka…"

Minato tertawa. Namun, tawanya menghilang ketika dia melirik buku latihan Kushina. Gadis itu baru berhasil menyelesaikan tiga soal sejak tadi. Minato terdiam sesaat. Kushina berbeda dengannya. Sulit bagi gadis itu untuk berkonsentrasi dan karena dia, Kushina tidak bisa berkonsentrasi…

"Aku pulang dulu ya," Minato beranjak secara tiba-tiba, memasukkan bukunya di dalam tas.

"Heeh?" Kushina melongo. "Kenapa tiba-tiba begitu?"

Minato tersenyum simpul. "Ada urusan di rumah. Kau belajar sendiri tidak apa kan?"

Kushina menggeleng, memperhatikan Minato yang beres-beres.

"Sampai jumpa, Kushina," Minato menyandang tasnya. Kushina ikut beranjak, mengantar Minato sampai ke depan.

"Sampai jumpa…" Kushina bergumam pelan. Dadanya terasa nyeri sesaat. Mau bagaimana pun, karena test-test sekolah yang menumpuk, dia jarang menghabiskan waktu dengan Minato. Padahal mereka baru saja pacaran. Mereka bahkan hanya sempat kencan 3 kali di Ichiraku… "Harusnya sudah 30 kali!" Kushina mengerang. Dia nyaris saja sandalnya karena rasa kesal. Namun, ponselnya berbunyi. Dia meraih ponselnya, menatap SMS dari Minato.

'Maaf, aku pergi begitu saja. Tapi, ayo berjuang sebaik mungkin untuk ujian akhir. Setelah itu kita bisa menghabiskan waktu bersama

Minato'

Kushina menggigit bibir. Minato selalu saja memperhatikannya. Pacarnya itu tidak egois, seperti lelaki lain. Minato jauh lebih pintar darinya dan tanpa belajar pun pemuda itu bisa mendapat juara umum dengan mudah. Namun, Minato peduli padanya dan rela pulang supaya dia bisa fokus belajar. Kushina cepat-cepat berlari ke kamarnya, menyabet buku. Dia juga akan berjuang. Gadis itu menyabet poselnya dan mengetik dengan cepat.

'Aku sukaaaa sekali padamu! Setelah ujian nanti aku yang akan mentraktirmu Ichiraku! Kau boleh makan sepuasmu! Ayo berjuang, dattebane!

Kushina'

Pada saat itu, Minato sudah berjalan sampai ke halte bus. Dia tertawa pelan ketika membaca SMS dari Kushina. Pelan-pelan, dia memasukkan ponselnya ke dalam saku, masih memasang senyuman simpul.

Ayo berjuang.

xxx

"Jadi? Kau sudah memutuskan mau lanjut ke mana?" Pertanyaan Mikoto membangunkan Kushina yang sedang tergeletak di atas meja.

"Haah?" Gadis itu menengadah, menatap Mikoto dengan tatapan kosong.

"Aku sudah menyempatkan waktu istirahat untuk mampir ke kelasmu," Mikoto tersenyum pelan. "Setidaknya kau bisa menjawabku kan?"

"Mikoto, Kushina nyaris tidak tidur semalam karena belajar sejarah," Minato tertawa pelan, menghampiri dua gadis itu. Dia menepuk kepala Kushina sesaat, membuat gadis itu menggerutu. Namun, dia tetap membiarkan Minato mengelus rambutnya. Perlahan-lahan, dia kembali tertidur.

"Baiklah kalau begitu," Mikoto tertawa pelan. Mata hitamnya berseri-seri, menatap Minato yang memperhatikan Kushina dengan senyuman lebar di wajahnya. "Kau sendiri mau lanjut di Konoha kan?"

"Hemm… jurusan hukum di Universitas Konoha," Minato menjawab pelan, tidak ingin membangunkan Kushina. "Kushina… dia punya dua pilihan. Dan masih tidak tahu mau mengambil yang mana."

"Ah, aku sebenarnya menebak kalau dia akan memilih jurusan memasak," Mikoto tertawa. "Ayahnya memang ingin dia masuk ke jurusan bisnis. Tapi sepertinya Kushina akan tetap memilih memasak."

"Aku setuju," Minato tertawa. "Apa pun pilihan Kushina, aku akan tetap mendukungnya."

"Bahkan jika tempat dia meneruskan jurusannya itu tidak ada di Tokyo?"

Minato terpaku sesaat. Jari-jarinya berhenti memainkan rambut merah Kushina. "Bahkan kalau Kushina tidak ada di Tokyo," Minato menganggukkan kepala, menjawab dengan yakin. "Kami tidak akan putus hanya karena pacaran jarak jauh."

Mikoto tersenyum. "Baguslah."

"Kau sendiri bagaimana? Fugaku akan mengambil jurusan bisnis di Konoha, bukan? Kau akan ikut dengannya?"

Mikoto menggeleng pelan. "Aku… aku masih belum bilang pada Kushina, tapi aku tidak akan melanjutkan di jurusan mana pun."

Minato menaikkan sebelah alis.

"Setelah lulus dari sekolah ini, aku akan berguru di bawah bimbingan para tetua Uchiha untuk menjadi…" Mikoto berhenti sejenak, wajahnya merona. "Untuk menjadi calon nyonya ketua klan Uchiha."

Minato melongo. "Kau… dan Fugaku sudah…"

Gadis berambut hitam panjang itu tertawa. "Iya, kami resmi bertunangan."

"Hah?!" Kushina tiba-tiba melompat dari kursinya. "Siapa yang sudah bertunangan?!"

"Shhh! Kushina!" Mikoto cepat-cepat mendesis, tapi sudah terlambat. Teman-teman mereka semua langsung heboh, mengerubungi sang Uchiha.

Minato hanya bisa terpaku, menatap Kushina yang menjerit-jerit dan Mikoto yang kalang kabut. Dia tertawa pelan, diam-diam mengingatkan dirinya sendiri untuk memberi selamat pada Fugaku. Mata birunya tetap terpaku, menatap Kushina yang menoleh, menyeringai lebar ke arahnya.

Beberapa hari lagi ujian akan berakhir. Dan setelah itu, masa depan yang baru akan menanti mereka. Apa pun yang terjadi, dia akan tetap menyukai Kushina dan terus mendukungnya. Minato berjalan pelan, mendekati Kushina. Tanpa peringatan, pemuda itu menempelkan kecupan pelan di keningnya, membuat Kushina melongo.

Sebelum teman-teman sekelas mereka sempat menjerit kaget, Mikoto menyelip keluar dari kerumunan dan tertawa lepas. "Ayo! Cepat kabur!" Dia menyabet tangan Kushina.

"Ei! Ei! Tunggu, dattebane!"

Minato balas tertawa, meraih tangan Kushina yang satu lagi. Mereka bertiga tertawa, berlari kencang, mengabaikan seruan protes para guru. Minato melirik, menatap Kushina yang berseri-seri. Mata mereka berdua bertemu dan Kushina melontarkan cengiran lebar. Minato balas meringis. Di detik itu juga Minato bersumpah kalau di masa depan, dia akan terus menjaga senyuman Kushina Uzumaki.


Bersambung...

AN: Barbara123 di sini! :D

hari ini adalah hari ultah Kushina Uzumaki! Happy bday buat Kushina~~

Segitu dulu deh... haha. sampai jumpa di chap berikutnya!