Title : Sick

Casts :

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Genre : Romance, Fluff

Rated : K+

Length : One shoot

Warning : NO CONFLICT! NO HURT! NO TEARS! TO CRY! ._.

A/N : Standing applause untuk kamu fvck-ssi. Boleh saya tebak kamu ini siapa? Ada beberapa kemungkinan sih. Kemungkinan yang pertama, kamu ini cuma makhluk sok tau yang tiba-tiba berkoar-koar padahal gak tau permasalahan. Kemungkinan kedua, kamu ini pesuruh alias kacungnya si kkambaek. Yang ketiga, kamu ini kkambaek sendiri yg sok2 pake nama fvck ckckckkck… Fvck-ssi, kamu tau gak kenapa saya bilang si kkambaek itu sinting? Dia itu kaisoo hater yg sering bash di ff2 kaisoo. Terus, dia copas ff kaisoo, dia ganti castnya jadi kaibaek. Di ff plagiatan dia yg terakhir dia nulis, KAISOO SHIPPER IS SUCK. Kamu mau saya tunjukin semua bash2-an si kkambaek? Nih, buat kamu yg buta saya tunjukin fvck-ssi, berterima kasihlah pada saya.

Di ff Arbitrage (INA Trans) by Azura Eve, review dari Kkambaek : "author kaisoo bisanya cm translate, cih!"

Di ff 6 Hours 9 Minutes (6H9M) by titithehun, review dari kkambaek : "Jijik"

Di ff Rose and Cigarette by naidee!, review dari Kkambaek : "bego! cm bkn sampah begini aja uda seneng you suck like b*tch"

Di ff Innocent Seduction by eunhaezha, review dari Kkambaek : "ff jelek aja dipermasalahin. lebay!"

Di ff Please Don't Leave Me by SooLASyDo, review dari Kkambaek : "tak ada yg bisa menggantikan baekhyun dihatimu jongin. apalagi kyungsh*t"

Di ff Gloomy Winter by aiRINsoo, review dari Kkambaek, "ff ini cocok buat kyungsoo" (Jangan salah ngira dulu chingudeul. Di ff ini Kyungsoo dapet peran jadi pekerja seks makanya si Kkambaek review kayak gtu)

Di ff Psycho! by Diary1412, review dari Kkambaek : "kyungsoo jalang banget. uda punya chanyeol, jongin diembat juga. gak punya kaca apa dirumah? moga jongin cepat sadar"

Di ff Breast Treatment by applecocoa, review dari Kkambaek : "seharusnya kyungsoo melakukan terapi muka. bayangin kyungsoo jd cewek itu sama kayak bayangin andhika kang*n band jd cewek. Serem"

Di ff our fate by sexysoo, review dari Kkambaek : "kyungsoo mati. Bagus bikin sekuel jongin ketemu baekhyun thor"

Di ff Everything Has Changed by ayanesakurachan, review dari Kkambaek : "kaihun? kai sehun? seme seme? pairing macam apa ini? tp gpp lah drpd kai sama Kyungsh*t. tapi kai plng cocok sama baek"

Di ff Seme Magazine by Hanny WYF-HZT, review dari Kkambaek : "kapan2 kalo bikin ff cari karakter yg cocok buat kyungshit, bosen liat author kaisoo jadiin kyungshit polos "

Di ff EXO Songfic Collection by AuroRain, review dari Kkambaek : "seharusnya kyungsoo dibikin mati aja sekalian. biar kai bisa move on ke yg lain. kyungsoo dari dulu gak pernah pantas buat kai"

Di ff Sungkyunkwan Scandal by rizd. o12, review dari Kkambaek : "seharusnya luhan yg gendernya dirubah. kyungsoo muka preman gitu, dijadiin cewek. bayangin aja uda serem"

Di ff Black Line by JongInyah D. OLLai, review dari Kkambaek : "gak cuma yg gak hot. jg jelek"

Di ff Hate by Sexy Rose, review dari Kkambaek : "SHIT! LO BIKIN FF BAGUS TAPI PAIRINGNYA SUCK! COBA LO BIKIN INI JADI KAIBAEK PASTI LEBIH BAGUS!
IJIN REMAKE!"

Di ff THAT'S THE TRUE LOVE 2ND EDITION by A. Hirano, review dari Kkambaek : "end aja." (Dia ngomong gini karna authornya nanya, END atau TBC)

Di ff Aku Mencintaimu Jongin by dokimkyungsoojongin, review dari Kkambaek : "suka sama cerita ini. akhirnya jongin sadar kalo baekhyun lbh dr segalanya drpd kyungsh*t, akhir ceritanya bakal kaibaek kan? kyungsoo terserah entar mau sama siapa aja. dia kan jalang. oh,, kyungsoo matiin aja kena penyakit kelamin"

Di ff Pinfully Loving You by applecocoa, review dari Kkambaek : "kyungsh*t jadi babu? bagus..lanjutkan thor,, si kyungsh*t emg uda dari sononya pantas jadi babu
xixixixi"

Di ff Nado Saranghae, Hyung by parkdobbbii, review dari Kkambaek : "sm emang gudangnya maho, padahal mereka debut pun belum,, uda ada yg mahoin mereka"

Di ff Beautiful Day by ReikiAkishima28, review dari Kkambaek : "ff lu jelek"

Di ff Hypotized bu juPe12, review dari Kkambaek : "ff jelek"

Di ff Night After Awards by juPe12, review dari Kkambaek : "the ultimate slut of the years is do kyungsoo...kalian kaisoo shipper,, berhenti jadiin kyungsh*t cewek. bikin eneg"

Di ff Do You Remember? By chocolatefalvor, review dari Kkambaek : "lo cuma bikin sampah di screenplays update beginian. lo pm satu2 kan bisa. author kaisoo emang geje semua"

Di ff You Are Not A Slut Soo! by Teleport Kim, review dari Kkambaek : "you are absolutly a slut soo!"

Di ff Listen To Me by kiddounicorn, review dari Kkambaek : "ff jelek"

Di ff Fvckin' Doctor! by kaisooholic, review dari Kkambaek : "dari awal ceritanya emang uda gaje, gak usah dilanjut lah"

FF dari Kkambaek dengan judul "Aku membencimu, sayangku!" adalah hasil plagiat. Awalnya, ff ini castnya Kaisoo dengan judul Hate punya Sexy Rose, tapi si Kkambaek gak tau diri ini main copas aja n ganti castnya jadi Kaibaek.

FF dari Kkambaek dengan judul "Kau hanya milikku, kim jongin" juga hasil plagiat. Ff ini juga awalnya kaisoo dengan judul asli Please Just Stay punya KIM HYOBIN, tapi sekali lagi, ini orang gila main copas aja n ganti castnya jadi Kaibaek.

Sekarang kamu ngerti kan fvck-ssi kenapa saya bilang Kkambaek itu sinting. Kamu udah tau kan kenapa saya bilang dia itu Kaibaek shipper ini baru sebagian kecil dari bash-bash-an si kkambaek. Kamu mau jadi hater saya? Silahkan! Sana, ikutin tuh jejak majikanmu si Kkambaek, jadilah tukang rusuh yg selalu jadi kebencian orang. Kamu nyuruh saya pergi ke fb kamu? Apa nama fbnya fvck-ssi? Saya gak takut! Kamu Cuma bisa nawarin fb kamu buat saya datengin, nih saya kasih nope saya. Kamu bisa nelpon kapanpun kamu punya pulsa, saya tunggu 24 jam. 087767403897. Cih, gaya kamu aja yg bilang 'gak minat memiliki akun' klo emang gak tau caranya buat akun ngomong aja, mau saya bikinin? Boleh, tapi kamu ganti nama ya? Fvck itu jelek bgt namanya, bekicot water gimana? Bagus tuh untuk kamu. Dan tolong ya, jangan nambah2in, gak ada kata2 bitch di note saya yg kemaren. Makanya, klo belum lulus SD jangan baca tulisan org dewasa, ckckckck..

Aigoo, maaf dengan ketidaknyamanan ini readerdeul, ada org gila mancing sih u,u Kalian juga harus hati-hati sama orang kayak mereka oke? Mereka ini berkeliaran dimana-mana. Oke, sekian bacotannya, baca aja deh wkwkwk XD

.

.

.

.

"Chanyeol tidak sekolah hari ini." Ucap Nyonya Park pada Nyonya Byun yang baru saja tiba di depan pintu rumah mereka dengan Baekhyun yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya di samping sang ibu.

"Benarkah?"

"Ne, dia sakit sejak kemarin malam." Ucap Nyonya Park dengan raut menyesal.

"Channie sakit ajumma?" tanya Baekhyun kecil dengan mendongakkan kepalanya.

"Ne. Baekkie berangkat sekolah sendiri hari ini ya?" Nyonya Park mengelus puncak kepala Baekhyun seperti ia mengelus puncak kepala anak kandungnya.

"Jamkkanman eomma." Baekhyun melepaskan jari mungilnya dari genggaman sang ibu lalu berlari kecil ke dalam rumah Chanyeol, menuju kamar anak itu yang sudah ia hapal letaknya luar kepala.

Kaki mungilnya yang dibalut sepatu biru berjinjit meraih handle pintu lalu membukanya ke arah dalam. Tubuh kecilnya masuk, meniti kamar dengan pandangan sebelum menemukan Chanyeol yang sedang tidur dengan selimut menutupi tubuhnya sampai leher.

"Channie… Channiee…" Baekhyun naik ke tempat tidur membuat yang sedang tertidur di sana mengernyitkan dahi, merasa terganggu dengan gerakan yang dibuat Baekhyun. "Channie.. Channie.." Baekhyun mengguncang pundak Chanyeol, membuat kerutan makin jelas nampak di wajah Chanyeol yang putih pucat.

"Baekkie?"

"Channie tidak pergi sekolah?"

"Channie sakit." Chanyeol menggembungkan pipinya lucu.

"Di mana yang sakit eum?"

"Semuanya." Chanyeol mengerucutkan bibirnya.

"Jinjja?" Baekhyun menaruh telapak tangannya yang kecil mungil di atas dahi Chanyeol. "Woah.. Channie.. panas sekali.." mata dan bibir Baekhyun membulat lucu.

"Tangan.."

Chanyeol menyodorkan tangannya.

"Woah.. tangan Channie juga panas sekali."

"Baekhyun! Ayo berangkat sekarang. Sebentar lagi kau akan terlambat!"

Baekhyun menoleh ke arah pintu kamar Chanyeol. Saat pintu itu terbuka, Baekhyun menghambur berbaring di sebelah Chanyeol.

"Kenapa kau malah tidur di sana? Ayo berangkat." Ajak Nyonya Byun yang kini sedang berdiri di ambang pintu.

"Baekkie tidak berangkat ke sekolah hari ini."

Nyonya Byun mengernyitkan dahi.

"Channie sakit eomma. Baekkie akan menjaga Chanyeol hari ini." Pandangan Baekhyun memohon dengan binar di matanya.

"Kau bisa menjenguknya pulang sekolah nanti sayang."

Baekhyun menggeleng.

"Baekkie…" bujuk eommanya.

Baekhyun menggeleng lagi.

"Ayo berangkat ke sekolah, nanti datang ke sini lagi, oke?" Nyonya Byun mendekat ke ranjang Chanyeol. Ia hendak mengangkat tubuh Baekhyun, namun anaknya itu sudah lebih dulu berpegang pada tubuh Chanyeol. Ia memeluknya erat.

"Baekkie turuti eomma saja. Channie baik-baik saja di sini." Ujar Chanyeol.

Baekhyun menggeleng. "Baekkie ingin bersama Channie..." rengek Baekhyun.

Nyonya Byun kini ada di sebelah kanannya. Ia berusaha untuk menarik Baekhyun, namun Baekhyun memeluk Chanyeol lebih erat. Wajahnya disembunyikan di pundak kecil teman tingginya itu. "Shireo. Baekkie tidak mau ke sekolah."

"Baekkie sayang.. jangan begini. Kau bisa ketinggalan pelajaran kalau tidak datang hari ini."

"Channie juga tidak datang. Jadi Baekkie dan Channie sama-sama ketinggalan pelajaran, itu bukan masalah eomma."

"Lagipula Channie tidak butuh Baekkie di sini, iya kan Channie?"

Baekhyun mengangkat kepalanya ingin melihat jawaban Chanyeol. Apakah ia dibutuhkan atau tidak?

"Eum.. ajumma… eomma bilang, kita tidak boleh berbohong. Channie memang butuh Baekkie di sini, hehehehe.."

Dan akhirnya Nyonya Byun hanya bisa menghembuskan nafas panjang sementara Baekhyun bersorak girang mendengar jawaban Chanyeol. Tangannya memeluk Chanyeol lebih erat, lalu mereka tersenyum satu sama lain.

Nyonya Byun menyerah. Ia turun dari ranjang Chanyeol dengan senyum kecil yang menghiasi wajah cantiknya. Kalau sudah begini, yasudahlah. Dipaksa pun Baekhyun hanya akan menangis sepanjang hari.

"Oke, tapi hanya hari ini saja ya Baekkie? Besok Baekkie harus mau berangkat ke sekolah, aratji?"

Baekhyun mengangguk semangat dengan senyuman bahagia di wajah imutnya.

"Eomma pergi Baekkie."

"Ne eomma."

Nyonya Byun keluar dari kamar Chanyeol sementara dua makhluk kecil di dalamnya masih berpelukan. Bahkan Baekhyun masih memakai sepatu dan tasnya.

Baekhyun melepaskan pelukannya pada Chanyeol kemudian bangkit duduk. Ia membuka ranselnya, lalu diletakkan menyandar pada headboard. Sepatu dan kaus kakinya juga dibuka lalu diletakkan di dekat pintu kamar Chanyeol.

"Channie… Channie… mau main dokter-dokter? Baekkie yang jadi dokternya, Channie jadi pasiennya." Baekhyun berjalan ke dekat ranjang Chanyeol. Ia berdiri di sebelahnya dengan raut bersemangat. Ia suka bermain dokter-dokter-an dengan Chanyeol.

"Eum, arasseo Baekkie uisanim."

Baekkie terkikik geli mendengar label 'dokter' disandingkan Chanyeol dengan namanya. Ia suka dipanggil begitu. Bagi mereka dokter itu sangat hebat karena bisa menyembuhkan orang sakit.

"Oke, kita mulai periksa ya. Eh, tapi Channie, stetoskopnya mana?"

Chanyeol menunjuk pada sebuah laci di belakang Baekhyun. Pandangan Baekhyun mengikuti ke arah laci tersebut sebelum akhirnya kakinya yang masih sangat pendek berjalan mendekati laci tersebut. Ia mengambil sebuah stetoskop mainan yang selalu mereka pakai saat bermain dokter-dokter-an.

Baekhyun mengalungkan stetoskop mainan tersebut di lehernya lalu mendekat lagi ke arah Chanyeol. "Kita mulai periksa Channie.." Baekhyun membawa kedua tangan mungilnya untuk membuka dua kancing teratas piyama yang dipakai Chanyeol.

Ia menaruh masing-masing ujung stetoskop mainan tersebut ke telinga kanan dan kirinya, lalu mengarahkan ujung yang lain dengan bentuk bundar ke dada Chanyeol. Ia memindahkan ujung stetoskop itu ke beberapa tempat di dada Chanyeol. Raut wajahnya dibuat serius walau tidak dapat dipungkiri tetap saja menyiratkan keimutan yang luar biasa.

Baekhyun melepaskan stetoskop dari telinganya. "Detak jantung Channie baik." Katanya berlagak seperti dokter sungguhan. Padahal, ia sama sekali tidak mendengar detak jantung Chanyeol sama sekali saat ia memeriksanya dengan stetoskop.

"Apa Channie kepanasan?"

"Badan Channie yang panas semua Baekkie uisanim."

Baekhyun mengangguk-angguk imut lalu meraih tangan Chanyeol. Ia menjamah mulai dari lengan atas sampai pergelangan tangan. Dan, benar kata Chanyeol, seluruh tubuhnya memang panas. "Lalu Baekkie harus apa? Apa kalau Baekkie meniupnya, badan Channie tidak akan panas lagi?"

"Mungkin saja Baekkie uisanim.."

Baekhyun mengangkat tangan Chanyeol sejajar wajah lalu mulai meniupkan nafasnya di atas permukaan kulit lengan Chanyeol. Ia meniup dengan pelan hingga Chanyeol merasa geli sendiri. Ia terkikik berkali-kali namun tidak berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Baekhyun. "Kenapa Channie?"

"Geli Baekkie uisanim.."

"Jeongmal?" Baekhyun kembali meniup dan Chanyeol kembali menggeliat geli di tempat tidurnya. "Jangan banyak bergerak Channie." Nasehat Baekhyun, namun kenyataan bahwa nafas Baekhyun masih terus menggelitiki permukaan kulitnya tidak berhasil mengubah apa pun. Chanyeol tetap menggeliat dan akhirnya Baekhyun menghentikan tiupannya. Ia melemparkan tangan Chanyeol begitu saja. "Uh, Baekkie bosan." Katanya dengan bibir maju.

"Baekkie.. Baekkie.. kalau begitu kita main tiup-tiup saja."

"Tiup-tiup?"

"Iya, sini, sini.." Chanyeol mengisyaratkan Baekhyun untuk naik ke tempat tidur. Chanyeol lalu ikut duduk menghadap punggung Baekhyun. Ia maju, mendekatkan tubuhnya hingga tepat di belakang Baekhyun. "Yang kalah menuruti yang menang, oke?"

Belum sempat Baekhyun menjawab, Chanyeol sudah lebih dulu meniup leher belakangnya. Sebelah tangan Chanyeol digunakan untuk menahan pinggang Baekhyun beserta kedua tangannya.

Chanyeol meniup dan Baekhyun menggeliat tertahan. Ia merapatkan kepalanya dengan bahu sehingga menutupi bagian leher yang sedang ditiup Chanyeol, namun Chanyeol tidak kehabisan akal untuk berpindah ke sisi yang satunya.

Baekhyun melakukan hal yang sama dan Chanyeol kembali berpindah.

"Channie geli.." rengek Baekhyun.

"Baekkie menyerah eum?"

Baekhyun menggeleng dan kembali mendapatkan rasa geli bertubi-tubi di seluruh bagian lehernya.

Baekhyun tertawa kegelian. Nafas Chanyeol benar-benar menggelitikinya dengan sempurna. Ia berusaha bergerak dalam pelukan Chanyeol. Ia mundur ke belakang sehingga punggungnya menyentuh dada Chanyeol. Ia mendorong punggungnya pelan sehingga Chanyeol jatuh terbaring di tempat tidur.

Baekhyun melancarkan serangan pembalasan. Ia mengangkangi tubuh Chanyeol lalu meniupkan nafasnya di sekitar leher Chanyeol. Anak tinggi itu menggeliar geli dengan tawa keras. "Baekie… geli sekali.. hahahaha.." Baekhyun tetap meniup, tidak peduli dengan tawa Chanyeol. Pergerakan Chanyeol di bawahnya membuat bibir Baekhyun yang mengerucut beberapa kali menyapu kulit lehernya.

"Baekkie, tunggu sebentar.." Baekhyun menghentikan aktivitasnya lalu mendongak menatap Chanyeol. Chanyeol dengan cepat mendorong tubuh Baekhyun yang lebih kecil dibanding dirinya lalu berbalik menindihnya.

"Ya! Channie curang!" Baekhyun tidak terima dan Chanyeol hanya tertawa penuh kemenangan. Chanyeol kembali menghembuskan nafasnya di leher Baekhyun membuat gerutuan anak kecil itu berganti dengan tawa menggelegak. Perutnya sudah sakit karena kebanyakan tertawa, tapi tentu saja ia tidak mau menyerah.

Baekhyun tertawa tanpa henti. Tubuhnya menggeliat ke kanan dan ke kiri sementara Chanyeol asyik meniup-niup di lehernya. Kepala Chanyeol naik agak ke atas lalu meniup lubang telinga kanan Baekhyun. "Channie geli… Channie..hahahhahaha.. Channie…" Baekhyun tidak tahan lubang telinganya dihembus seperti itu. "Oke, Baekkie menyerah, stop. Geli.. hahahhaa.. Channie.."

Chanyeol melepaskan Baekhyun lalu bangkit duduk. Temannya itu sedang mengatur nafas dan Chanyeol tertawa penuh kemenangan. "Malam ini Baekkie tidur di sini ya?" itu adalah permintaan Chanyeol sebagai pemenang. "Kalau malam, Channie pasti kepanasan, nanti Baekkie mau kan meniupi leher Channie?"

"Eum, arasseo." Baekhyun menerima dengan baik kekalahannya-_-

.

.

.

.

Baekhyun dan Chanyeol sedang asyik dengan buku cerita bergambar saat tiba-tiba pintu kamar Chanyeol terbuka. Di sana, berdiri Nyonya Park dengan nampan di tangannya. "Channie, makan siang datang~"

Baekhyun dan Chanyeol menoleh bersamaan. Nyonya Park berjalan masuk lalu meletakkan nampan yang dibawanya di atas nakas. "Makan dulu sayang.."

"Eomma… Channie mau makan dengan Baekkie saja."

"Oh iya. Baekkie mau ajumma ambilkan makanan?"

Baekhyun menggeleng. "Baekkie punya bekal ajumma." Ia meraih tas ranselnya lalu mengeluarkan kotak bento yang seharusnya ia santap di sekolah.

"Oke. Kalau begitu ajumma keluar dulu, oke?" Baekhyun mengangguk. "Channie nanti eomma bawakan obat, habiskan makanannya ya." Nyonya Park mengelus pucuk kepala dua anak menggemaskan itu lalu keluar meninggalkan dua anak kecil yang terlalu harmonis di umur mereka yang masih terhitung jari.

Chanyeol menaruh nampan yang tadi di bawa ibunya di atas pangkuannya. Pipinya menggembung menatap tidak suka pada bubur yang sudah beberapa kali menjadi menu makannya. Dia tidak suka bubur. Ia menoleh ke samping, menatap Baekhyun yang sedang membuka bekalnya. Di sana ia bisa melihat berbagai makanan dengan warna warni yang menarik. Ada kimbap, sosis, telur dadar, dan kacang polong rebus. Bibirnya melengkung ke bawah. "Channie tidak mau makan."

Baekhyun menatapnya kaget. "Kenapa?"

"Channie tidak suka bubur Baekkie…" Chanyeol merengek dengan muka sedih.

Baekhyun menatap kotak bentonya dan bubur Chanyeol bergantian. "Kalau tukaran dengan Baekkie, Channie mau makan?"

Chanyeol mengangguk.

Baekhyun segera menaruh kotak bentonya di tempat tidur lalu mengambil nampan di pangkuan Chanyeol. Ia menaruhnya di atas pangkuan, lalu bentonya ia taruh di pangkuan Chanyeol. "Nah, Channie makan yang banyak ya."

Chanyeol tersenyum sumringah menatap makanan berwarna-warni di dalam kotak bento Baekhyun. Ia mengambil sumpit lalu mulai menyumpit satu potongan kimbap ke mulut mungilnya. Baekhyun melakukan hal yang sama. Ia menyendok sesendok penuh bubur itu ke dalam mulut setelah meniupnya beberapa kali.

Mereka bertatapan sambil tersenyum lebar. Chanyeol menyodorkan sepotong sosis dan Baekhyun menyodorkan sesendok bubur. Baekhyun melahap sosis yang diberikan Chanyeol dan Chanyeol sendiri juga memakan sesendok bubur yang disodorkan Baekhyun.

Tiba-tiba pintu terbuka menampakkan Nyonya Park yang kali ini datang sambil membawa obat di tangannya. Ia nampaknya kaget melihat bento yang ada di pangkuan Chanyeol. Pandangannya kemudian berpindah ke pangkuan Baekhyun, di sana ada nampan dengan semangkuk bubur yang seharusnya untuk Chanyeol. "Channie?"

Chanyeol tersenyum lebar pada eommanya. "Kami bertukar makanan eomma." Kata Chanyeol riang.

Nyonya Park menghela nafas. "Eomma kira Channie tidak selera makan apa pun, makanya eomma buatkan bubur."

"Sebenarnya memang iya. Tapi bento punya Baekhyun enak sekali."

"Jadi punya eomma tidak enak, begitu?" Nyonya Park pura-pura cemberut membuat Baekhyun yang melihatnya tertawa geli.

"Ajumma.. itu pasti karena Channie terlalu mencintai Baekkie."

Nyonya Park mengerutkan alis mendengar kata 'mencintai' dari bibir Baekhyun. Namun akhirnya ia hanya mengulas senyum. Ya, hubungan mereka yang terlampau dekat ini memang dekat dengan kata 'mencintai'. Tapi anehnya, dari mana anak sekecil mereka mempelajari kata-kata seperti itu?

Sudahlah, lagipula 'mencintai' versi anak-anak itu tidak memiliki arti yang begitu besar.

Nyonya Park menyodorkan segelas air yang dibawanya pada Chanyeol, lalu menyodorkan segelas yang lain pada Baekhyun.

"Baekkie sudah kenyang." Ucapnya lalu menyodorkan nampan di pangkuannya ke arah Nyonya Park.

"Channie juga." Chanyeol ikut-ikutan.

"Nah, kalau begitu Channie minum obat dulu ya.."

Chanyeol membulatkan matanya mendengar kata obat. Sungguh, itu adalah bagian yang tidak disukai Chanyeol jika dia sedang sakit. Mendengar kata obat itu, yang terbayang di benaknya adalah benda pahit yang sangat tidak enak dan membuatnya serasa ingin muntah. Chanyeol cepat-cepat menutup mulut dengan kedua tangan lalu menggeleng.

"Channie…"

Chanyeol menggeleng lagi.

"Jangan begitu. Bagaimana mungkin Channie bisa sembuh kalau tidak mau minum obat begini heum?"

Chanyeol tetap menggeleng. Ia menatap Baekhyun seperti meminta bantuan. Temannya itu hanya menatapnya dengan raut menyesal. Ia juga tau minum obat itu sangat tidak enak, tapi mau bagaimana lagi? Baekhyun tidak bisa berbuat banyak untuk yang satu ini.

"Channie buka mulutnya.."

Chanyeol meneteskan air matanya. "Shireo." Gumamnya pelan dari balik telapak tangannya.

Chanyeol yang disuruh minum obat, Chanyeol juga yang menangis, tapi Baekhyun ikut-ikutan sedih. Matanya berkaca-kaca menatap kasihan pada Chanyeol. Apa pun yang membuat temannya ini meneteskan air mata selalu berhasil membuat Baekhyun ikut bersedih.

"Channie minum obatnya ya?" Chanyeol menatap kaget pada Baekhyun yang baru saja menyuruhnya meminum obat. "Kalau Channie sudah sembuh, kita kan bisa bermain hujan-hujanan lagi. Minum ya.." Baekhyun memeluk Chanyeol dari belakang membuat senyuman terkembang di wajah Nyonya Park karena Chanyeol akhirnya menurunkan kedua tangan yang ia gunakan untuk menutup mulutnya.

Nyonya Park mendekatkan sendoknya ke mulut Chanyeol, sementara Chanyeol membuka mulutnya takut-takut. Demi apa pun, ia benci obat.

Cairan berwarna putih susu itu masuk ke kerongkongan Chanyeol. Dahinya mengerut menahan rasa pahit yang teramat, lalu Nyonya Park cepat-cepat menyodorkan permen sebelum Chanyeol memuntahkan obat di mulutnya.

Chanyeol menahan isakannya setelah menelan obat itu. Baekhyun di belakangnya masih memeluk pinggang Chanyeol. Ia mendekatkan wajahnya lalu mengecup pipi tembam Chanyeol. "Channie hebat." Katanya.

Baekhyun dan Chanyeol membaringkan tubuh mereka di atas kasur dengan Baekhyun yang tetap memeluk erat Chanyeol. Nyonya Park menghela nafas menatap putra kesayangannya tersebut. "Eomma keluar dulu Channie, istirahatlah dengan Baekkie."

Chanyeol mengangguk dan Nyonya Park keluar. Ia mengambil ponsel dari dalam sakunya, menghubungi sang suami. "Besok bawakan obat yang manis saja untum Chanyeol."

"Tidak bisa sayang. Obat yang kubawa itu adalah yang paling ampuh. Berikan itu saja. Aku ini dokter, percayalah."

"Tapi dia masih anak-anak."

"Tapi dia laki-laki. Biarkan saja, yang penting dia cepat sembuh."

Dan akhirnya Nyonya Park menutup teleponnya kesal. Suaminya memang tidak pernah mendengarkan ucapannya kalau mengenai masalah obat-obatan. Ya, namanya juga dokter.

END-_-

Eh, readerdeul, pada nyadar gak kalo di chap kemaren aku kelupaan buat si sehun cadel? Padahal kan waktu di what is kissing dia cadel abis, tapi pas di kiss me more cadelnya hilang total. Aku lupa wkwkkwkwk XD

Ohya, aku mau nanya pendapat kalian. Menurut kalian, enaknya chanbaek SD berapa chapter? Aku mau tuh porsinya pas, jangan sampe kelebihan n buat kalian eneg karna ChanBaek kecil mulu. Ayo, menurut kalian berapa chapter yang pas?

Dan, review untuk chap ini ditunggu lho ya^^