Il m'aime encore, et toi tu m'aime un peu plus fort..

He still loves me, and you love me a little more..

Mais il m'aime encore, et moi je t'aime pas plus fort.

But, he still loves me, and me I love you a little more.

.

Et on marche ensemble, de'un pas decide.

And we walk together with a determined step.

Alor que nos têtes nous crient de tount arrêter.

While our heads yell at us to stop everythings.

.

*Comme des enfants- a France song

.

.

Cheating Romeo

*fragmen 2

(second part for the Romeo trilogy)

Story by: Pororo90

All chara's belong Masashi Kishimoto.

Warning: AU/OOC/Typo/Gajeness

Rated M

DLDR

You've been warned!

.

Happy reading minna~

.

Pernah dengar dengan kata 'wanita itu adalah hal yang cantik sekaligus berbahaya?'. Hinata dulu cuma tersenyum mendapati kalimat itu pernah di tulis ayahnya di sela buku psikologi yang gemar beliau baca. Tapi kali ini dia mungkin baru bisa memahami.

Gaara datang pukul sepuluh pagi hari ini. Lengkap dengan jas putihnya. Lelaki muda itu memberikan kejutan berupa datang tanpa memberi tahu. Sebuket mawar merah yang cantik turut ia bawa, yang kini tengah berada di pelukan Hinata. Sesekali wanita berkacamata itu menghirup aromanya.

"Hime.." panggil Gaara sambil menggenggam tangan Hinata. Tidak peduli tatapan iri pengunjung juga karyawan café. Toh, siapa yang peduli, cinta tidak diproses melalui kepala. Tapi melalui hati.

"Ya.." jawab wanita Hyuuga itu terlihat bahagia.

"Bagaimana kalau kita menemui keluarga besarku?" ajakan Gaara memang terlalu sulit untuk di tolak. Sebelum ia menjawab permintaan Gaara seseorang telah datang dan mengintrupsi.

..

Wanita itu tampak sexy dan cantik. Rambut pirangnya berkilauan di bawah matahari pagi. Senyum cerahnya selalu bisa mengundang orang lain untuk ikut tersenyum juga. Ia cantik, menarik dan terkenal. Sebagai fashion designer, Ino Yamanaka memang sangat memukau. Lahir diantara kaum borjuis yang tidak mengenal kata susah menyebabkan ia terlihat manja. Tapi di balik semua itu, wanita yang berbody aduhai itu justru seorang pekerja keras yang pantang menyerah, sekaligus juga keras kepala. Kombinasi yang saling bersebrangan untuk satu orang. Pribadi yang kompleks, itu gambaran Hinata untuknya.

Pagi itu, di tengah suasana yang menegangkan antara Gaara dan Hinata. Wanita berambut emas itu datang dengan memamerkan kemesraannya dengan Uchiha Sasuke. Bergelayut manja di pundak Sasuke, perempuan Yamanaka itu memberikan undangan yang berwarna emas dengan tinta hitam yang terlihat elegan.

"Datanglah ke pesta ulang tahunku. Sebuah pesta topeng." ujar wanita itu lalu duduk di sebelah Hinata tanpa dipersilahkan.

Perbuatan wanita berambut emas itu menyebabkan Sasuke terpaksa duduk di samping Gaara. Hal yang tidak biasa Sasuke lakukan. Duduk di samping kekasih sahabatnya membuat ia gerah, apalagi setelah melihat sebuket bunga yang masih dipeluk Hinata. Lelaki Uchiha itu melonggarkan ikatan dasi yang bahkan belum ada satu jam dibuatkan oleh kekasih berambut emasnya.

"Masqurade Party?" justru Gaara yang tampaknya tertarik.

"Ya.." ujar Ino antusias, "Semacam pesta kostum dengan topeng,"

"Kapan?" Tanya Gaara lagi.

Kedua orang itu masih asyik berceloteh, tidak memperhatikan tangan Hinata yang digenggam Sasuke di bawah meja. Sementara mata Sasuke terus memperhatikan wajah ayu yang sederhana milik sahabatnya sendiri. Sedang Hinata dengan tampang poker facenya terlihat tenang, walah hatinya sedang menjerit dan mengumpat Sasuke yang berani-beraninya berbuat demikian meski ada Gaara di sampingnya.

"Besok malam, kalau kau mau kau bisa datang." Ino memamerkan senyum yang bisa membuat lelaki manapun meleleh.

"Wow, itu terdengar menarik," Gaara terlihat antusias. "Iya kan Hime.."

Hinata tersenyum, "Kupikir juga demikian."

"Kau harus datang di ballroom Hotel Azura. Dan kau Gaara, kau adalah tamu khususku. Karena itu, jangan terlambat ya.." Yamanaka cantik itu tersenyum ceria.

.

(ROMEO SERIES)

.

Hinata turun dari tangga digandeng oleh Gaara. Malam ini ia begitu mempesona. Bahkan begitu menarik perhatian dari si punya acara Ino Yamanaka. Tunangan sang psikiater tampak tersenyum sumringah. Dugaannya betul. Hinata bisa sangat menarik jika ia lebih berani. Datang dengan gaun panjang yang berwarna merah menyala. Wanita yang biasanya berkacamata itu tampil sangat menarik perhatian. Memakai gaun ketat yang membalut tubuhnya. Gaun yang begitu seduktif itu tampak nakal dengan belahan dada yang rendah dan bagian punggung yang terbuka. Siapapun yang melihat bidadari dengan topeng angsa merah itu pasti menoleh dan terpesona.

Tentu saja hanya ada satu orang yang tampak kesal sekaligus marah. Uchiha Sasuke tampak emosi ketika Hinata bertranformasi sebagai lady yang begitu menarik perhatian. Tangannya menggenggam gelas sampai buku jarinya memutih. Matanya memincing. Seharusnya hanya dia yang mengetahui kelebihan Hinata itu. Nyatanya Gaara lebih tahu bagaimana membuat Hinata menjadi seorang bintang. Perasaan tidak dibutuhkan menyeruak dalam hatinya. Apakah ini saatnya? Saat Hinata tak lagi memerlukannya. Karena Gaara akan menggantikan perannya? Pertanyaan-pertanyaan itu membuat nafasnya tercekat.

Menarik nafas kasar, Sasuke langsung menghabiskan sampange-nya dengan sekali tegukan. Ia tersenyum miris. Bagaimana ia bisa melepaskan Hinata secepat ini?

Sebuah tepukan membuatnya tersadar. Pria dengan tuxedo putih dan topeng bulu angsa putih. Gaara. Ia tampak berbeda dengan rambutnya yang diwarnai dengan warna hitam. Sama sekali tidak kelihatan jika ia adalah Gaara. Si dokter tampan berambut merah telah disulap menjadi pangeran dengan rambut hitam yang memukau.

Tunggu!

Apakah Sasuke baru saja menyadari jika ia masih memiliki kesempatan lagi? Rasa rindu memenuhi hatinya. Kemarahan juga membuatnya sesak nafas. Membayangkan lekukan tubuh Hinata membuat dirinya penuh dengan gelora. Kadang ia harus bersikap agresif untuk mendapatkan apa yang ia mau.

Matanya mengamati Hinata yang kini telah berjalan ke luar ruangan. Seketika seringainya mengembang. Ia tahu apa yang bisa memuaskan hasratnya. Juga apa yang membuat emosinya mereda.

"Aku merasa sedikit pusing,"

"Kau baik-baik saja?" Gaara tampak khawatir, insting dokternya menyala tiba-tiba.

"Aku perlu keluar sebentar. Dan meminum obatku. Mungkin perlu bantuanmu.."

Gaara melihat Sasuke beberapa saat. Ia merasa kasihan kepada teman kekasihnya itu.

.

"Berapa lama kau bisa kembali?"

"Sekitar setengah jam, tapi aku tak bisa meninggalkan Ino di tengah pestanya sendirian.."

"Kau bisa mengandalkanku. Kita bisa bertukar kostum jika itu bisa membantumu.."

Mereka sepakat untuk bertukar topeng. Juga bertukar tuxedo.

"Ingat, hanya setengah jam, oke. Aku takkan bisa membendung Ino untuk tidak mencarimu. Kalau begitu, selamat berjuang kawan.." ujar Gaara sambil melambaikan tangan.

Kau tidak tahu Gaara. Bahwa ini hanya sebuah ancaman buatmu..

Hinata tampak menyender di bangku taman. Bosan berada diantara hiruk pikuk pesta. Kalau bukan karena Ino adalah tunangan Sasuke, tentu ia sudah menolak ikut acara yang seperti ini. Apalagi dengan gaun merah yang nyaris terbuka seperti ini. Backless dan punya belahan dada rendah. Seumur hidup, ia benci menjadi pusat perhatian. Karena itulah ia sengaja tampil menutup diri. Dengan menjadi yang biasa saja, ia akan bisa melihat ketulusan orang lain.

Tiba-tiba saja ia merasakan sebuah beban membuat kursi di sampingnya bergerak. Hinata menoleh, lalu tersenyum tulus.

"Kau mencariku?"

Pria dengan topeng bulu angsa putih mengangguk.

"Sudah kubilang kan, pakaian ini tidak cocok untukku, Gaara.." keluh Hinata.

Gaara atau tepatnya orang yang disangka Gaara semakin mendekat, memeluk Hinata dan menyenderkan kepala Hinata di bahunya.

Hinata terkesiap, bau ini.. tentu saja Bvlgari yang 'ini' tidak bisa membuat Hinata lupa.

.

"Sasuke?"

"Shhtt.. biarkan seperti ini." Bisiknya di telinga Hinata.

"Kenapa kau mencariku? Harusnya kau di dalam bersama Ino."

"Aku bosan. Aku ingin bermain."

Hinata merubah posisinya dari menyender menjadi posisi duduk menatap mata kelam milik sahabatnya. Bingung mencerna arti kalimat Sasuke.

Sasuke memamerkan evil smirk, yang membuat Hinata terpaku. Ketika jarak wajah mereka semakin menipis, sebuah ciuman lembut mendarat di bibir mungil Hinata yang tampak menggiurkan. Bagai sebuah oase dalam padang pasir, Sasuke merasa itulah tempat bibirnya berada. Bibir yang memagut mesra milik sahabatnya sendiri.

Hinata yang berusaha tetap tenang mendorong tubuh Sasuke perlahan. Memberikan penolakan halus yang membuat lelaki Uchiha itu menatapnya heran.

"Kita tidak bisa melakukannya.." ujar Hinata.

"Kenapa? Aku menginginkanmu sweetheart,"

"Seharusnya kita berhenti. Kau tahu itu." Hinata menjawab dengan tegas kali ini.

"Kau benar-benar ingin pergi? Dan kau akan menikah dengannya?"

"Sasuke—"

"Kadang aku membencimu Hinata. Kenapa kau tidak bisa selamanya di sisiku.."

"Aku ada di sisimu Sasuke. Kau tahu itu—"

"Bukan itu yang kumaksud. Kau tahu apa maksudku."

"Berhentilah berkata seperti itu, kau hanya akan memperumit keadaan!" suara Hinata meninggi.

Membuat dirinya sendiri terkesiap dan Sasuke yang terdiam.

"Maaf.." ujar Hinata sambil berdiri. Mulai melangkah pergi, tapi tangan kokoh Sasuke lebih cekatan.

Dengan gerakan cepat ia membuat Hinata mundur ke belakang dan menabrak dadanya. Dengan gesit ia mengurung Hinata dalam pelukannya.

"Kali ini saja." Bisik Sasuke di telinga Hinata. Membuat Hinata bergidik akibat nafas Sasuke yang menggelitik telinganya yang sensitif. "Aku janji. Aku akan mengehentikan semuanya." Ujar lelaki itu menyerah.

Sasuke yang seperti ini membuat alis Hinata bertaut. Hal ini terasa janggal. Namun perlu sebuah keputusan untuk mengakhiri semuanya. Ia bosan menjadi pihak ketiga. Dan ia bosan menjalani hidup dengan poker face selamanya.

..

.

Kamar suite ini terasa terlalu mewah untuk ukuran digunakan selama beberapa jam. Hinata menarik nafas pelan. Menunggu Sasuke terasa menyebalkan. Ia menyusuri ruangan yang terlihat seperti kamar raja-raja itu. Ujung jemarinya menyentuh setiap lekuk perabot di dalamnya. Seolah sedang menyapa setiap jengkal dan berusaha merekamnya dengan baik.

Ia melepas topeng angsa berwarna merah yang senada dengan gaunnya. Menatap wajahnya di depan cermin. Seketika rasa bersalah muncul di hatinya. Ia menyanyangi Gaara. Tentu saja rasa cinta akan datang segera. Ia hanya perlu menetapkan hati dan pilihan. Ia tak harus bermain selamanya untuk Sasuke.

Hinata duduk di samping ranjang, dan menoleh ketika pintu besar yang terbuat dari kayu mahoni itu terbuka perlahan.

Sasuke datang dengan pakaian yang berbeda. Menenteng sebotol sampange yang masih utuh. Juga dua buah gelas bertangkai panjang. Ia terlihat bahagia, tampak senyum kecil tak absen dari wajahnya yang rupawan.

Dia meletakkan botol dan gelas di meja samping ranjang dan bergegas menghampiri Hinata. Sasuke mendekat, tangannya terulur untuk memeluk tubuh mungil sahabat baiknya.

"Aku merindukanmu.." bisiknya pelan.

Hinata tersenyum. Ia tahu apa yang akan terjadi. Ia akan menerima, dan mengenangnya mengenangnya suatu hari nanti.

Tapi, apakah 'suatu hari' itu akan terjadi jika Sasuke mempersiapkan yang lebih besar dari itu? Sesuatu yang disebut masa depan.

.

Saat sentuhan Sasuke membuatnya terbuai, tanpa sadar ia sudah melepaskan gaun merah pemberian Gaara. Mengabaikan segala kekhawatiran dan rasa bersalah ia justru semakin terlena pada kegiatan panas yang terlarang itu.

Segala sentuhan, desahan, juga hasrat yang mungkin tidak akan terulang menimbulkan sebersit perasaan sedih. Tapi memang setiap awal memiliki akhir. Mungkin sudah saatnya simbiosis mutualisme ini diakhiri.

Mereka masih bergelung sambil berpelukan tanpa sehelai benang pun. Sasuke terlihat menikmati setiap detik yang terlewat bersama dengan Hinata. Tangannya yang bebas menjangkau sebuat remote yang membuat suara music mengalun merdu melalui celah pengeras suara yang entah di pasang di mana.

Sebuah lagu perancis yang membuat Hinata tersenyum miris.

.

Il m'aime encore, et toi tu m'aime un peu plus fort..

He still loves me, and you love me a little more..

Mais il m'aime encore, et moi je t'aime pas plus fort.

But, he still loves me, and me I love you a little more.

.

Et on marche ensemble, de'un pas decide.

And we walk together with a determined step.

Alor que nos têtes nous crient de tount arrêter.

While our heads yell at us to stop everythings.

.

Ya, ia tahu ia mencintai Sasuke. Tapi cinta saja tidak pernah cukup untuknya. Lalu sekarang ia tahu, bahwa ia tak hanya menipu dirinya sendiri. Ia menipu Sasuke, menipu Ino, dan juga menipu Gaara.

"Hei Romeo.." gumam Hinata.

"Hn." Sasuke tersenyum meski matanya terpejam. "Apa, Juliet?"

Hinata menarik nafas. "Aku bukanlah Julietmu, I'm just a big liar.."

Sasuke mencium rambut Hinata. "You're not.." sanggah Sasuke.

"I'm cheating Romeo.." katanya pelan.

Sasuke bangkit dari tidurnya, memandang Hinata dengan tatapan sayang, lalu menuangkan sampange pada sebuah gelas yang disodorkannya pada Hinata.

"Minumlah. Kau butuh sedikit rileks.."

Hinata bangkit dan duduk di ranjang, lalu menerima gelas Sasuke. Lalu meminum samp[ange yang dituangkan Sasuke sampai habis. Ia merasa mengantuk yang sangat. Membuat otot-ototnya tak bisa berfungsi dengan baik. Ia tiba-tiba tertidur dan membuat gelas itu jatuh di atas karpet tebal, menggelinding di bawah ranjang.

Sayup ia mendengar,

"Tidurlah sweetheart.." bisik Sasuke lirih. Lalu mengecup dahinya penuh cinta.

"Kau perlu tidur agak lama. Ketika kau bangun, semuanya sudah selesai. Kita akan punya ikatan. Kau takkan bisa menghentikan waktu mengguratkan takdir untuk kita.." Sasuke tersenyum, sambil mengelus perut Hinata yang masih rata. Tempat masa depannya dipertaruhkan.

-End of Cheating Romeo-

.

a/n:

Huaaa.. apa ini? Sesuai janji saya, update hari senin. Yeyeye.. *tebar konfeti.

Terima kasih atas partisipasi anda dalam menyumbangkan review. Jujur saya merasa senang bisa membahagiakan anda sekalian.

Fragment kali ini di dedikasikan kepada reviewer 'Dokter' atas kesediaannya untuk memberikan review membangun tentang pengetahuan tentang istilah kedokterannya. Sekali lagi terimakasih. Saya memang tidak riset dulu, hehehe.. XD karena itu saya meminta maaf jika masih ada kekeliruan.

Untuk teman-teman sekalian:

'n', guest(1), Eigar alinafiah, Nivelia Neil, Aindri961, , hanabi37,momo, guest(2), Hinataholic(1), Hinataholic(2), , SMAN1RHLOVMHPxUztad, ailla-ansory, bluerose, dokter, Guest(3), irnapriatnha, Yukorikazaqi, Hinataholic(3), yukanee, Black Paper, Hinatauchiha69.

Maaf tidak bisa membalas satu persatu.

Salam hangat.

Pocchan.. (^_^)/

*ps: bagian pertama trilogy Romeo series bakal update hari minggu.

Harap bersabar~

Mind to RnR?