MAFIA IDOL
CAST:
Jung Yunho
Kim Jaejoong
Author : giaoneesan a.k.a Park Young Eun
Inspirated & Dedicated: Shiinayuya Cassie a.k.a Shin Hyun Young
Genre: Humor/Action-School life
Rating: PG-16
Lenght: -
Disclamer :: Anything belong of GOD.
Warning :: No Plagiat, DLDR-Typo, no Bash yes Flame. Read Enjoy n taked.
.
.
Maaf, gia post ulang ff ini. Kemarin gia dapat email ternyata ada yang melaporkan sehingga FF Mafia Idol di hapus oleh admin fanfiction. Gia g tau siapa yang udah melaporkannya, hal itu bikin akun gia dilocked selama 2 hari oleh Ffn. seandainya gia ada salah, gia minta maaf sama reader di ffnet. Sekali lagi maaf dan terimakasih. Kalau posting ini juga dihapus lagi…. molla
Untuk yang sudah membaca, meriviw, memfavorit dan memfollow mafia Idol kemarin, gia sangat berterima kasih. Gia hanya ingin membuat sesuatu yang bisa dinikmati atau menghibur saja. Kalaupun ada yang tidak berkenan dengan tulisan gia silakan PM gia. Jangan langsung melaporkan. gia lebih baik menghapus FF gia sendiri dari pada dihapus orang lain.
:: mengulang sesuatu dari awal itu sungguh tidak menyenangkan ::
Thx yang udah dukung gia
.
.
Part 1
.
ARKIST Senior High School
"Yah… Yah!" Pintu gerbang yang menjulang tinggi itu menutup didepan hidung sosok pemuda berwajah manis.
"Saengnim... " mohonnya dengan wajah memelas dan puppy eyes andalannya. Namun, bibir semerah cherry itu mengerucut saat laki-laki di balik pintu gerbang menggelang sambil berkacak pinggang.
"Terlambat 1 menit tidak ditolerir Kim Jaejoong. Kau bahkan sudah melanggar seribu satu peraturan sekolah. Dari tidak memasukkan kemeja seragammu, mewarnai rambutmu menjadi pirang, selalu datang terlambat, memakai aksesoris berlebihan, memasang anting, dan..." penjaga sekolah itu berhenti megoceh saat murid yang di capnya pembangkang itu memicingkan mata doenya.
"Yak! Daemeoli jibang. Aku pulang!" Penjaga sekolah itu tampak berfikir sejenak dan wajah murka segera membias pada tatapannya.
"Hey, bocah tengik! Beraninya kau mengataiku eoh! Aissh! Awas kau." Jaejoong berbalik dan menatap horror sebilah tongkat seukuran pemukul basbol tengah melayang melewati gerbang tinggi sekolah Arkist dan mengarah padanya.
"Aaaaaaa ..."
PUK
Jaejoong membuka satu matanya perlahan dan melihat tongkat itu terjatuh dibelakang tubuhnya yang tengah berjongkok. Senyum melebar disudut bibir merah itu, saat dia berhasil mengelak lemparan mematikan dari penjaga sekolah. Buru-buru Jaejoong berlari secepat kilat dari amukan pria tua yang dipanggilnya Daemeoli Jibang yang artinya gendut botak itu. Pantas saja penjaga sekolah tidak terima. Dasar Kim Jaejoong.
.
Mafia Idol
giaoneesan
.
Srakk
Suara keras sebongkah batu itu menerpa kerikil di jalanan. Semilir angin menerpa rambut almondnya dan bibirnya yang tidak berhenti mengerucut sebal.
Hah
"Tidak bisa pulang, tidak ada teman membolos... apa yang harus kulakukan? Eomma pasti akan membunuhku kalau aku pulang jam segini." Keluhnya dan menatap langit biru di atas kepalanya. Namun tiba-tiba saja terdengar suara yang membuatnya tersentak.
DOR
DOR
"Eomma ! Ada bom meledak!" pekik Jaejoong dan berlari memeluk tiang dinding, menenggelamkan wajahnya pada tembok yanng dipeluknya.
Beberapa detik kemudian kedua mata doe itu terbuka mengintip di sela-sela ketakutannya dan melihat-lihat apakah gedung kosong tempatnya berdiri sudah roboh atau belum. Jaejoong menghela nafas dan mengelus dadanya.
DOR
"Kau cari mati Brengsek!" Jaejoong menutup mulutnya dan berjongkok. Sebisa mungkin tidak menimbulkan suara atau bernafas sekalipun. Namun ia mencoba mengintip apa yang sebenarnya terjadi. Dalam seketika big doe itu terpaku. Baru kali ini pemuda itu melihat sesuatu yang sangat diimpikannya ada di depan matanya.
Jaejoong memang seorang pemuda yang sangat menggilai film action, bahkan cita-cita terbesarnya adalah menjadi seorang public figur. Ia juga sudah menentukan jurusan yang akan diambilnya saat menginjak jenjang kuliah nanti. Public relation, adalah sesuatu yang sangat dibanggakannya. Well, tidak menjadi larangan baginya sekarang saat kedua big doenya menatap sesuatu yang sangat menakjubkan menurutnya.
"OMO! COOLL! KEREN!" Jaejoong menarik tas ranselnya dan mengeluarkan peralatan menulisnya, sebuah buku bersampul gajah dan pensil bermotif hello kitty. Matanya kembali berbinar beserta aura semangat menguar dari wajahnya.
.
.
.
"Cepat menyingkir dan jangan menghalangiku." Pemuda bermata setajam musang itu terkekeh mendengar gertakan dari namja dihadapannya.
"Apa kau pikir aku bodoh? Pistolmu sudah tidak berisi peluru lagi. Dan kita sama-sama tidak bersenjata. Bahkan anak buahmu sudah berjatuhan. Seharusnya kau menyerah bodoh." Gertakan namja pemilik manik musang itu berhasil membuat musuhnya mengkerut hingga akhirnya membenturkan lututnya pada dinginnya lantai bangunan tua yang sekarang dipijakinya.
Brukk
"Ampuni aku. Aku berjanji tidak akan merecoki bisnismu lagi. Aku akan menjual semua senjata kepadamu. Tapi aku mohon bebaskan aku master Jung."
Ha ha ha ...
Jung Yunho menatap namja di hadapannya dengan seringaian, otot kepalanya bergerak dan menimbulkan bunyi tulang yang cukup mengerikan. Namja tampan pemimpin kelompok mafia yang cukup terkenal itu sudah mengambil kuda-kuda dan bersiap melayangkan tendangan mautnya pada wajah orang yang sudah berani menentangnya itu.
"Tunggu!" Yunho berpaling dan mengangkat alisnya saat menangkap sosok anak sekolah berjalan menghampirinya.
"Heh, gadis cilik. Ada urusan apa kau datang kemari?"
Hieeehh?
"Salah, salah, pertama aku seorang namja. Namaku Kim Jaejoong, umurku 17 tahun kelas dua senior high school. Dan ... Whoooaaaaaa jinjja So Cooollll! Annyeonghaseo!" Yunho menaikan alis matanya menatap aneh pemuda yang membungkuk setelah memperkenalkan dirinya sebagai seorang namja.
Grep
Tiba-tiba Yunho terkesiap dengan mata musangnya membulat sempurna. Bagaimana tidak, Hell Now! Sosok itu sekarang telah memeluknya? Bagaimana bisa? Kejadiannya begitu cepat sehingga membuat Yunho tidak menyadarinya.
Deg
Deg
"Yak! kenapa kau memelukku bocah? Cepat lepaskan sekarang juga!" pekik Yunho syok. Jaejoong menggeleng dan masih memeluk tubuh kekar namja bermata musang itu.
"Shieroo! Aku penggemar beratmu, Oh My Cool Prince." Yunho benar-benar ingin pingsan sekarang, dan apa itu cool prince, tapi tidak ada salahnya, panggilan itu cukup menarik dan terlihat keren. Memang pada kenyataanya dia seperti pangeran yang keren bukan? Yunho mengangguk. Ada benarnya juga apa yang dikatakan gadis cilik ini.
Tunggu...
Bukankah tadi anak itu sudah memperkenalkan dirinya? Dan baru saja dia bilang NAMJA. benar namja. Yunho mengangguk. What? Andwe! Jadi yang memelukanya sekarang adalah seorang namja?
Bruuk
"Awww! Appo!" ringis Jaejoong begitu pantatnya mencium lantai karena dorongan Yunho. Namun dalam sekejap namja berwajah manis itu langsung bangkit berdiri dan menyodorkan buku tulisnya kehadapan Yunho, membuat laki-laki tampan itu tercenung.
"Yah, keuge mwonde?" bukanya menjawab, Jaejoong justru sibuk menatap kagum sosok dihadapannya. Yunho melihat dengan teliti sosok yang mengaku dirinya namja itu, dan mengerutkan kening saat memperhatikan lebih dalam wajah Jaejoong. 'Benarkah dia ini namja? tapi kulitnya lebih putih dari pada yeoja, dan matanya juga bulat, besar dan indah, lalu... bibirnya benar-benar sangat menawan.' Ah tidak mungkin anak ini seorang namja. Tapi... dia memakai celana bukan rok, jadi kesimpulannya dia adalah namja. Yunho kembali mengangguk, dan buru-buru tersadar dari lamunanya saat mendengar seseorang didepannya terkikik.
"Yak, apa yang kau tertawakan?" Jaejoong menggeleng.
"Eopseo! Prince cool, ayo berikan tanda tanganmu padaku."
"Mwo? Aku tidak mau." Tolak Yunho membuat bibir cherry itu mencebil.
Huft
"Ternyata kau artis yang sombong. Baru juga melakukan adegan action dengan pistol mainan, memberi tanda tangan saja tidak mau. menyebalkan! Padahal aku sudah mengeluarkan bukuku susah-susah."
Glup
Yunho menelan salivanya begitu memperhatikan bibir cherry yang sedang mengerucut itu. "Yak! aku buka seorang artis, dan ini bukan pistol mainan. Aku itu seorang maf .."
Grep
Lagi, Yunho dibuat bungkam dengan tingkah namja menawan yang selalu memeluknya dengan tiba-tiba ini. "Ayolah, My cool prince. Berikan tanda tanganmu padaku, aku akan mendoakanmu agar kau menjadi semakin tampan setiap harinya. Aku akan mendoakanmu agar kau bisa memegang pistol sungguhan. Eothe ..?"
Aigo, Yunho menghela nafasnya, sepertinya namja ini belum menyadari yang sebenarnya. Dari pada pekerjaannya tertunda, tidak masalah memberikan apa yang di inginkan anak sekolah yang sangat menggemaskan ini.
"Baiklah, aku akan memberikan tanda tanganku. Berikan buku tulismu padaku." Jaejoong mengangguk semangat dan menyodorkan bukunya kehadapan Yunho, menatap berbinar saat sebuah goresan tercetak menghiasi bukunya.
YES!
Jaejoong bersorak dan mengangkat tinggi-tinggi buku tulis miliknya. Sementara Jung Yunho benar-benar tidak bisa berkata-kata dengan tingkah anak SMA yang unik itu.
"Gamsahamnibda.." teriak Jaejoong dengan riang sementara Yunho mengangguk. Jaejoong berpaling dan menatap pria yang tertunduk didepan Yunho.
"Kau pasti ajhusi yang berperan menjadi tokoh antagonis. Geure? Ajhusi! Cepat berikan aku tanda tanganmu." Pria yang bersimpuh itu menatap tidak percaya, lalu mengarahkan pandanganyanya pada bos mafia Jung Yunho. Melihat namja bermata musang itu mengangguk, pria itu mengambil buku tulis yang disodorkan Jaejoong dan memberikan coretan asal pada kertas itu dengan tangan gemetar.
Jaejoong kembali bersorak dan melompat-lompat.
DOR
"Eommma!" teriak Jaejoong terkejut, langsung berlari kearah Yunho dan memeluk pinggang Yunho.
"Hyung, aku mebawa senjata model baru untukmu WP 730 Sn. Bagaimana? suaranya merdu bukan?" ucap seorang pemuda berwajah cassanova sambil memarekan senyumnya yang menawan. Yunho berdecak dan berpaling melihat sosok yang meringkuk dalam pelukannya dengan tubuh bergetar.
"Yah, bocah kecil tidak apa-apa. Tidak perlu takut." Jaejoong mengangkat wajahnya dan menatap obsidian serta wajah yang berusaha menyakinkan Yunho. Namun ia tetap menggeleng pada akhirnya, sudah lebih dari tiga kali ia mendengar bunyi yang memekkan telinga itu. membuat Jaejoong sangat membencinya. Tapi ia juga terpesona sekaligus berharap suatu saat nanti akan memegang benda itu, mungkin setelah ia menjadi artis sama seperti laki-laki yang berada dlam pelukannya.
"I –itu ... pistol sungguhan? Jinjja?" Yunho tampak menimang sejenak sebelum mengangguk ragu.
"Uwaa... Eomma! Joongie akan ditembak dengan pistol sungguhan!" Teriak Jaejoong dan menenggelamkan wajahnya lagi dalam dada bidang Yunho, membuat namja tampan pemimpin kelompok mafia besar itu menghela nafas.
"Hyung, nuguya?" tanya namja bersuara husky itu pada Yunho. "Molla..." Jawab Yunho sekenanya.
"Yah, bocah kecil. Dia itu bukan orang jahat, namanya Park Yoochun. Dia adalah temanku, jadi kau tidak perlu takut padanya." Jaejoong melepas pelukannya dan menatap Yoochun dari atas kepala hingga bawah mata kaki sebelum melontarkan senyumannya pada namja itu.
"Park Yoochun ssi, apa kau artis pendukung dalam film action ini? Whoaaa... kau harus memberikanku tanda tanganmu juga." Yoochun mengerjapkan kedua matanya bingung. Sementara Yunho mengangkat bahunya.
"Yak! kenapa kau masih berada disini? Cepat pergi dari sini. Kau menunggu ajalmu bodoh?" Pria yang bersimpuh itu menggeleng dan buru-buru bangkit serta berlari meninggalkan Yunho yang tengah mengeluarkan seringai kemenangannya.
"Yoochun~na kajja, kita kembali ke markas." Ajak Yunho dan diangguki Yoochun setelah memberikan tanda tanganya pada pemuda bersuari pirang yang tampak tersenyum senang.
"My Cool Prince, Mr. Cassanova Gamsahamnibda!" teriak Jaejoong yang dibalas lambaian tangan Yunho tanpa membalikkan tubuhnya. Sementara Yoochun tersenyum lebar dan memberikan long kiss pada Jaejoong.
"Hyung darimana kau mendapatkan anak manis itu?" Yunho mendesis dan memutar bola matanya tidak peduli.
"Molla ..."
"Dia seperti anak anjing kecil yang lucu dan manis. Ah, aku jadi ingin punya kekasih yang lebih muda dariku." Yunho mengacuhkan ocehan Yoochun disepanjang perjalanan dan memilih menulikan pendengarannya.
.
Mafia IdoL
giaoneesan
.
"Yak! Kim Jaejoong! dari mana saja kau anak badung? Kenapa kau baru pulang sekolah? Lihat jam berapa ini?" Jaejoong, namja cantik itu tidak mempedulikan ocehan eommanya dan memilih masuk kedalam rumah sembari tersenyum serta memeluk buku tulis miliknya yang bersampul gajah itu. membuat eomma Kim menggelengkan kepalanya.
Jaejoong melompati dua anak tangga sekaligus sambil bernyanyi riang. Besok ia kan datang pagi-pagi supaya tidak bertemu dan dilempar tongkat bisbol lagi oleh penjaga sekolah dan yang lebih mengasikkan adalah melihat wajah teman sebangkunya Kim Junsu, namja penggila artis manca itu.
Jaejoong terkikik sendiri saat membayangkan bagaimana reaksi Junsu kalau tau Jaejoong berhasil mendapatkan tanda tangan artis pemeran film action yang dijulukinya Cool Prince. Namja berwajah cantik sekaligus tampan itu meletakkan buku tulis bersampul gajahnya di atas meja nackhas lalu melempar tasnya ke atas ranjang, bernyanyi riang dan melepas seragam sekolahnnya sebelum berlari masuk kedalam kamar mandi.
.
.
.
Tok
Tok
Tok
"Joongie! Kau punya buku catatan kosong?" Shin Hyun Young, gadis berambut hitam dan berparas cantik sepupu jauh dari Kim Jaejoong itu menjulurkan kepalanya dan memutari ruangan kamar bernuansa pernak pernik gajah dan hello kitty itu.
"Eoh? Diman anak itu?" tanpa permisi lagi, gadis itu masuk dan menghampiri meja belajar Jaejoong yang hampir dipenuhi dengan komik-komik jepang. " Dimana yah?" sepasang hasel gelapnya, melihat kearah meja nackhas dan menemukan sebuah buku bersampul gajah yang tergeletak begitu saja. Tanpa pikir panjang lagi, dibawanya buku itu keluar dari kamar jaejoong tanpa bertanya dulu kepada yang punya.
"Ahh... segarnya!" seru pemuda bersurai pirang itu saat keluar dari kamar mandi dan menuju lemari besar di samping meja riasnya, mengambil sebuah kaos tanpa lengan beserta celana pendek diatas lutut. Jaejoong tersenyum dan teringat pangeran coolnya, ia berjalan menuju meja nackhas.
Deg
"EOMMAA!" teriakan itu menguncang kediaman Kim dan membuat seluruh penghuni menutup telinga rapat-rapat.
Jaejoong berlari menuruni tangga dan menatap tajam setiap orang yang tengah berkumpul diruang keluarga.
"Ada apa Joongie? Kenapa berteriak seperti itu? kau hampir membuat Appamu jantungan." Jaejoong mengerucutkan bibir merahnya dan mata doenya terbelalak saat melihat buku miliknya berada diatas meja.
"Siapa yang berani menyentuh buku tulis kesayanganku?" Mr dan Mrs Kim saling berpandangan dan menangkat bahu.
"Yak! Shin Hyun Young! Apa kau yang masuk ke kamarku dan mencuri buku milikku?" tuding namja cantik itu sementara gadis bermarga Shin itu mengangguk dengan polosnya.
"Hueeeee... tanda tangan dari Cool Prince." Jaejoong menatap dengan wajah penuh air mata saat melihat kertas putih yang berhias coretan tanda tangan dari pangerannya itu kini penuh dengan noda dari kue beras yang baru saja dibeli Hyun Young.
"Sudahlah Joongie, besok kau minta saja lagi tanda tangan itu." Ucap Hyun Young seenaknya. Namun di otak jaejoong sudah tersusun rencana manis bagaimana cara membolos dan memilih mengejar serta mencari tau dimana si artis cool prince itu tinggal. Sebuah seringai muncul disudut bibir cherry itu. Tanpa sepatah katapun, Jaejoong berjalan kembali kelantai atas setelah membawa kabur tiga potong kue beras sehingga membuat kedua orang tuanya menggeleng sementara Hyun Young mencebilkan bibirnya.
.
.
.
Namja cantik bermata doe itu berjalan mengendap-endap dibalik dinding pagar pembatas dibelakang sekolah Arkist. Begitu melihat situasi sudah aman, ditariknya tangga milik tukang kebun sekolah dan menyandarkannya pada dinding pagar. Dengan cekatan namja itu menaiki satu demi satu anak tangga hingga hampir mencapai puncak, saat tiba-tiba sebuah suara yang dikenalnya milik Dameoli Jibang menggema memenuhi seluruh area sekolah.
"Kim Jaejoong!"
"Mati aku!" Jaejoong semakin mempercepat pijakan kakinya pada anak tangga.
Seet
"Aaaaaa! Tolong, ada hantuuuuu!" Teriak Jaejoong ketika kakinya tertangkap tangan besar hingga membuatnya berhenti dari aksi pelariannya meninggalkan sekolah pada jam pelajaran kedua.
Duaggh!
Jaejoong mendorong kakinya hingga membuat penjaga sekolah terjengkang kebelakang. Namja manis itu terkikik saat berhasil duduk diatas pagar pembatas dan menatap penjaga sekolah yang kesusahan bangkit karena tiba-tiba terserang penyakit pegal dipinggangnya.
"Sampai jumpa dameoli jibang. Annyeongi gaseo."
Bruuk
Jaejoong mendarat dengan indah dan menepukkan kedua telapak tangannya, namun buru-buru menutup kedua telinganya saat mendengar lengkingan dari penjaga sekolah dipadu seosangnim yang sepertinya sudah menyadari kalau anak didiknya baru saja kabur dari kelasnya.
"KIMMM JAEEEJOOOOONGGG!"
Hah
Jaejoong terduduk disebuah gedung kosong, bersandar pada dinding beton tempat kemarin ia bertemu dengan pangeran kerennya. Aktor pemeran film bergenre action favoritnya.
"Apa tempat syutingnya sudah pindah?" namja itu menghela nafasnya dan mengerucutkan bibir kissabelnya. Menunggu adalah pekerjaan yang paling tidak disukainya, tapi Jaejoong bukan orang yang mudah menyerah. Ia akan tetap memperjuangkan sesuatu yang sudah menjadi tekadnya.
.
.
.
Jaejoong menilik jam yang melingkar di pergelangan tangan putihnya. Sudah hampir sore hari, namja cantik itu tidak menyadari bahwa ia sudah menunggu ditempat itu hampir 5 jam lamanya. Melupakan makan siangnya, melupakan penampilannya yang seperti anak kucing kehilangan induknya. Ia menatap biasan cahaya jingga yang menerpa tiang-tiang gedung kosong tempatnya menunggu. Wajahnya tertekuk, ia menggoyang-goyangkan kakinya sejenak sebelum menarik nafas lelahnya.
Dengan langkah gontai, namja berwajah indah itu bangkit dan berjalan sambil menunduk penuh kekecewaan. Jaejoong berjanji kalau sampai bertemu dengan pangeran kerennya, ia tidak akan melepaskannya lagi.
Srakk
"Hey bocah cantik, sedang apa berada ditempat seperti ini?" Jaejoong mengerjapkan kedua mata doenya, langkahnya terhenti begitu mendengar suara itu. Pikirannya terbagi antara lari atau tidak lari?
"Eommaaa! Joongie mau pingsan ..."
Bruukkk!
.
Mafia IdoL
Giaoneesan
..
To be continue