WEBCAM

Disclaimer:Naruto_Masashi Kishimoto

Genre:Romance and Family.

Rating:M

Pair:NaruSasu.

Warning:OOC,M-Preg,lemon,BL,Yaoi,Typo(s),kata-kata yang mungkin kepotong-tanpa sebab-, dll.

Hay..hay...Kira kembali dengan membawa fic M-Preg...

Future Saphirenya nggak bias diupdate besok,idenya masih belum ada.

Pingin lagi buat fic M-Preg,jadi nikmati ini dulu ya J

Ini settingnya di dunia modern,sepertinya idenya pasaran tetapi semoga saja kalian menikmatinya ya..

...

Chapter 1

.

.

.

Original Story by Akasaka Kirachiha

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

Sasuke melipat kedua tangannya di depan dada,wajahnya semakin kusut saat melihat seseorang yang sudah sah menjadi suaminya 3 bulan yang lalu masih sibuk mengurusi hal yang baginya sangat-sedikit-tidak berguna.

"Aku tahu kau seorang wakil direktur utama,aku tahu kau harus menyelesaikan proposal itu secepat mungkin tetapi ini sudah menunjukan pukul sebelas malam,kau mau dipecat ayahmu sendiri karena ketahuan tertidur saat jam bekerja?!"

"Tidak...tidak...ini semua juga karena permintaan ayahku,dia tidak akan memecatku...lagi pula besok hari Minggu,aku bisa tidur sepuasnya"Naruto mengambil berkas di dalam laci meja kerja miliknya lalu mengambil sesuatu lagi yang entah apa itu Sasuke malas melihatnya.

"Kau juga belum makan,kau mau aku dituduh sebagai lelaki kejam karena membiarkan dirimu mati kelaparan diruangan ini,hentikan itu dan cepat ke meja makan..."Sasuke melengoskan wajahnya dari Naruto lalu berjalan keluar.

"Sebentar Sasuke...nanggung nih..."

"Besok saja kan bisa,aku akan membantumu,pekerjaanku juga sudah selesai semua"bujuk Sasuke lagi.

"Iya..iya...ah sebentar-sebentar..aku..."

"Kalau kau masih tidak mau,jangan harap kau bisa tidur denganku!"ancam Sasuke kesal lalu berjalan cepat menjauhi Naruto.

Naruto menghentikan aksi melototnya di depan laptop miliknya lalu balik memelototi Sasuke,"Baik..baik...aku akan makan malam lalu tidur...!"serunya lalu dengan terburu-buru ia mengikuti langkah Sasuke yang sudah semakin menjauh.

Sasuke yang mendengarnya hanya mendengus lalu mendudukan dirinya di kursi meja makan,"Aku sudah membuatkanmu kari pedas,jangan makan ramen terus"ujarnya saat melihat Naruto akan mengambil cup ramen di balik lemari dapur.

Naruto mengerucutkan bibirnya lalu berjalan dengan lunglai ke meja makan,"Aku ingin makan ramen...aku rindu ramen..."

"Gezhh...rindu apanya?,aku tahu kau sudah memakannya sebelum pulang,cepat makan kari nya!"

"Kau tidak mau mengambilkannya untukku?"

"Hn."

Naruto yang mengerti gumaman itu berarti 'tidak' semakin mengerucutkan bibirnya lalu mengambil sendiri lauk yang akan dimakannya,"Kau tidak makan?"

Sasuke menggelengkan kepalanya lalu menopang kepalanya dengan tangan kanannya,"Aku sudah makan"

"Kenapa kau meninggalkanku?"

"Mau kubunuh kau?,aku sudah mengajakmu berkali-kali dobe..."

"Memangnya kau bisa membunuhku,kalau aku mati..kau mau hidup dengan apa?"tanya Naruto menantang.

"Kau kira aku lelaki mantanmu yang di tampar sedikit saja sudah nangis gaje,aku masih bisa hidup dengan uangku,ingat kalau aku juga bekerja dobe..."balas Sasuke lalu tersenyum tipis,lebih tepatnya menyeringai,ia memandang Naruto yang memakan kari buatannya dengan santai.

"Oh ya,tumben Hachi tidak kemari,biasanya kan kalau malam minggu begini,ia bakalan menginap di rumah?"tanya Naruto setelah ia menyadari kalau keponakan kesayangannya itu tidak ada dirumahnya,biasanya sih ia dan lelaki berumur 15 tahun itu akan menghabiskan waktu dengan bermain PS,Sasuke yang sering memarahinya karena masih bermain permainan anak kecil itu akhirnya ikut juga bermain karena bujukannya.

"Dia berlibur kerumah ibu di Oto bersama Kak Deidara,Kakak tidak ikut karena masih banyak tugas yang harus ia kerjakan di sini dan aku tidak mau tugasnya sebagai direktur harus dilimpahkan kepadaku,aku bersumpah akan membencinya kalau itu sampai terjadi"jawab Sasuke lalu mengucek matanya yang sudah memerah.

"Cuci piringmu sendiri,terserah setelah ini kau mau melihat tv atau ngapain tetapi jangan sentuh pekerjaanmu lagi,kau harus beristirahat"ujarnya datar lalu berjalan pelan menuju kamarnya,"Kalau kau sampai melanggarnya,aku akan menginap dirumah Kakak"lanjutnya tenang namun terdapat nada mengancam.

"Ya..lah..."balas Naruto malas,lebih baik menurut saja dari pada ditinggal oleh sang tercinta.

Bisa saja kalau Sasuke menginap dirumah kakaknya,lelaki yang lebih tua dua bulan darinya itu akan mengadu kepada sang kakak lalu sang kakak akan menceramahinya habis-habisan.

Nggak deh..makasih...

Naruto mendudukan dirinya di atas sofa lalu memandang sekitarnya yang terasa sangat sepi,sudah author bilang kan kalau malam minggu begini biasanya Hachi akan menginap dirumahnya lalu bermain bersama tetapi saat ini Hachi sedang berlibur.

Entah kenapa ia ingin melakukan hal seperti yang kakak iparnya lakukan empat tahun yang seorang anak untuk menemani hari-hari mereka yang sepi,menjadikan anak adopsi itu sebagai anak kandung mereka karena tidak akan mungkin dua orang lelaki yang berumah tangga bisa menghasilan keturunan.

'Besok aku akan membicarakannya dengan Sasuke'batinnya lalu ia menyalakan televisi di depannya.

.

.

.

.

Sore hari memang waktu yang pas untuk berjalan-jalan disekitar rumah sembari melihat matahari terbenam di ufuk barat,Sasuke mengerlingkan matanya kepada Naruto yang tumben-tumbenan mengajaknya untuk berkencan di tengah kesibukan yang melanda sang sulung Uzumaki.

Dengan memakai pakian rumah biasa,mereka berdua berjalan beriringin menuju ke sebuah taman yang tidak jauh dari rumah yang dihuninya,suasana yang hening malah membuat Sasuke mengerutkan dahinya.

Tidak biasanya kan Naruto mendiaminya seperti ini? Ia pasti akan mencari topik aneh untuk membuat suasana lebih ramai,tetapi sekarang...

Melihatnya saja tidak sama sekali,apalagi berbicara?

Entah kenapa suasana hati Sasuke mendadak tak enak.

Bagaimana kalau ternyata Naruto menyembunyikan simpanan darinya?

Bagaimana kalau Naruto mengajaknya ke taman untuk menceraikannya?

Ngapain juga ke taman segala,di rumah pun juga bisa kan?

"Sasuke..."panggil Naruto sesaat setelah mereka sampai di taman taman kota.

"Hn?"

"Umm...anu..."Naruto menghadapkan dirinya kepada Sasuke lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal,"Sasuke..anu..."

'Dia pasti benar-benar akan menceraikanku'batin Sasuke pundung.

"Katakan yang jelas dobe,aku siap menerimanya!"gertaknya kesal,kenapa harus susah sih ngomong 'kita bercerai' ? Ia juga sudah siap menerimanya kok.

"Umm..bagaimana kalau kita mengadopsi anak?,ya buat ngramein rumah gitu..he..he..he.."

Gubrakk...!

Jadi sedari tadi Naruto mendiamkannya,hanya untuk mengatakan hal ini?

"Bodoh..."Sasuke memalingkan wajahnya lalu memandang sekelilingnya yang mulai meramai,"Kalau kau ingin mengadopsi anak,adopsi saja..."

"Tetapi kau tidak suka anak kecil kan?"

"Tak masalah..."Sasuke menjawab dengan nada datar lalu memandang matahari yang mulai terbenam,"Aku tidak mempermasalahkannya,kau boleh mengadopsi seorang anak"

"Kau juga mengganggapnya anakmu kan?"tanya Naruto sanksi.

Sasuke hanya mengangguk pelan,ia mendudukan dirinya di kursi taman lalu menundukan kepalanya,'Andai saja aku bisa menghasilan keturunan,Naruto tidak akan merasa kesepian lagi,Naruto pasti sangat bahagia'batinnya.

"Enaknya kita mempunyai anak perempuan atau lelaki?"tanya Naruto antusias.

"Terserah kau saja.."balas Sasuke sekenanya.

Melihat wajah Sasuke yang sama sekali tidak ada antusiasnya membuat wajah Naruto mengkerut kembali,"Sasuke..kalau kau tidak suka,aku tidak memaksa kok..."ujarnya datar.

"Aku senang kok...kita bisa mengadopsinya besok saja,laki-laki atau pun perempuan sama saja bagiku,tetapi jangan sampai waria.."balas Sasuke cepat,ia agak nggak enak hati dengan tatapan kecewa Naruto.

Naruto kembali memasang senyum lima jarinya,"Aaa...kau benar Sasuke..yang penting jangan waria..umm bagaimana kalau kita sekalian makan malam diluar saja,ayo kita ke Ichiraku...!"serunya lalu menarik tangan Sasuke untuk mengikutinya.

"Lepaskan aku"dengan cepat Sasuke menyentak tangan Naruto lalu berjalan biasa disamping Naruto.

"Kau ini...biar romantis dikit napa..."ujar Naruto merajuk yang sama sekali tidak ditanggapi oleh Sasuke.

Sasuke tersentak saat merasakan seseorang yang menabraknya dari samping lalu meninju keras perutnya.

"Oi,kalau jalan hati-hati dong..!"protes Naruto kesal,ia memandang Sasuke yang sedikit merintih pelan,"Kau tak apa-apa kan?"tanyanya khawatir.

Sasuke memandang seseorang serba hitam yang telah berlari itu dengan pandangan super kesal,ia menggelengkan kepalanya,"Aku tidak apa-apa"jawabnya datar.

"Kurang kerjaan banget tuh orang...kita jadi makan diluar?"tanya Naruto sekali lagi.

"Terserah kau saja"jawab Sasuke sedikit lemas,ia meraba dahinya sendiri dan ia tidak merasakan panas sama sekali,masa' hanya karena tinjuan pelan di perut,membuat dirinya menjadi lemas? Tidak masuk akal sama sekali.

"Ok...go to Ichiraku ramen...!"

"Kalau kau sakit,aku tidak mau merawatmu dobe.."

"Ara..ara..kau pasti merawatku apapun yang terjadi..teme..!"

"Hn."

_.x._.x._.x._.x._.x._

"Dinas di Suna selama satu tahun...kau bercanda...?!"Naruto mengeratkan genggaman pada ponsel miliknya,matanya melotot tajam saat mendengar pernyataan dari lawan bicaranya ini.

"Memangnya kenapa?,kalau kau bisa menyelesaikan tugas ini,aku akan mempertimbangkanmu untuk menggantikan jabatanku menjadi direktur utama,"

Naruto melunakkan pandangannya,"Benarkah?,aku bisa memegang jabatanmu?"tanyanya antusias.

"Yah kalau kau mau menerima tugas ini dan menjalankan tugasnya dengan baik,"

Naruto mengangguk-anggukan kepalanya,"Baiklah tetapi aku akan memikirkannya lebih matang dahulu,selamat malam Tousan"ia mematikan sambungan teleponnya lalu berjalan santai menuju ke sofa ruang keluarga sembari menunggu kepulang seseorang.

"Tadaima..."Sasuke berucap sembari melepas sepatu kerjanya lalu menaruhnya di rak sepatu di dekat pintu utama.

"Okaeri...ada masalah apa sampai pulang semalam ini?"Naruto berjalan menghampiri Sasuke lalu mengacak-acak pelan rambut hitam itu.

"Masih banyak tugas yang harus aku kerjakan,aku putuskan untuk menyelesiakannya di sana saja,kalau OB tidak mendatangi ruanganku dan mengatakan kalau hari telah malam,aku tidak akan menyadarinya sampai besok pagi lagi"jawab Sasuke,"Jangan berantakin rambutku,hari ini kau yang masak kan?"tanyanya lalu setelah melepas jas kerjanya,ia berjalan menuju ke kamar mandi.

"Tenang aja..aku sudah memasakkan makanan kesukaanmu,rasanya enak kok..aku sudah mencicipinya berkali-kali"Naruto cepat-cepat menambahkan saat melihat wajah tak yakin yang dilayangkan Sasuke,"Jangan meremehkanku teme!"

Sasuke memutar bola matanya malas,"Ya..ya..aku percaya dengan ucapanmu..."

Satu jam telah berlalu,mereka berdua telah selesai melakukan ritual makan ini mereka tengah bersantai di luar rumah sembari melihat kerlipan bintang-bintang yang menghiasi langit malam itu.

"Beberapa hari lagi aku akan pergi ke Suna"ujar Naruto memulai pembicaraan.

"Berapa lama?"

"Satu tahun..."

Sasuke dengan cepat menolehkan kepalanya,"Kau mau dinas disana?"

Pemuda berambut pirang itumenganggukkan kepalanya,"Kalau aku bekerja dengan sempurna disana,Tousan akan mengangkatku sebagai pemimpin perusahaan,aku tidak bisa menolak kesempatan emas ini"ujarnya dengan semangat yang membara.

"Yah kalau pekerjaanmu sempurna..."ujar Sasuke menyindir.

"Iehh...aku tidak se bodoh yang kau kira tahuu..."Naruto menyipitkan matanya,tak terima dirinya diremehkan telak oleh pasangan hidupnya ini.

"Ya..ya..aku percaya dengan ucapanmu..."balas Sasuke mengulangi perkataannya tadi.

"Huh kau ini,kau sama sekali tidak menyemangatiku,malah menyindiriku seperti itu.."Naruto memalingkan wajahnya dari Sasuke,tangannya di lipat di depan dada,bibirnya mengerecut,ngambek.

Sasuke terkikik pelan lalu merapatkan tubuhnya pada Naruto,melingkarkan kedua tangannya pada leher pemuda tan itu lalu menyenderkan kepalanya di bahu bidang suaminya,"Lalu aku harus melakukan apa?"tanyanya sembari meniup daun telinga Naruto,tak mendengar respon,ia dengan berani mendekatkan bibirnya pada telinga itu lalu mengemutnya pelan.

Naruto merasakan sensasi aneh saat merasakan telinganya di emut pelan oleh pemuda disampingnya,dirinya menyeringai mesum saat melihat Sasuke yang tidak biasanya menggodanya seperti ini.

"Yah..maunya kau melakukan apa? Untuk menghibur suamimu ini.."Naruto memejamkan matanya,menikmati desiran sensasional yang bergemuruh di seluruh tubuhnya.

Sasuke melepaskan kegiatannya lalu tangan kirinya bergerak menelusuri wajah Naruto,dengan iseng ia mencubit pelan hidung mancungnya.

"Sakit sayang..."Naruto mengangkat tangannya untuk membelai rambut Sasuke lalu dengan pelan ia mendekatkannya pada dirinya,Sasuke menutup mataya saat merasaka benda kenyal itu menabrakkan diri pada bibir merekah miliknya,pemuda itu ikut memejamkan mata sembari berusaha memasukkan lidahnya pada rongga mulut milik Sasuke yang sedari tadi telah terbuka,menunggu kedatangannya.

"Ummm.."Sasuke mengacak-acak rambut Naruto lalu semakin mendekatkan kepala pirang itu kepada dirinya,Naruto yang telah bergairah dengan cepat mengangkat tubuh Sasuke tanpa melepas ciuman mereka menuju ke surga dunia di dalam kamar.

.

.

.

"Biarkan aku yang diatas..."Naruto yang saat ini berada diatas tubuh Sasuke mengertukan dahinya mendengar penuturan seseorang yang tak lagi kuat menahan libodonya itu.

"Aku tidak mau menjadi Uke"tolak Naruto,tangan kanannya tengah mengelus sesuatu yang telah menegang dibalik celana tidur milik Sasuke.

Sasuke berdecak pelan lalu dengan sekali sentak,ia telah berada di atas tubuh Naruto,"Biarkan aku memuaskanmu..."Sasuke menyeringai dan membungkuk ke depan untuk memulai menciumnya sembari mulai menggosok penis mereka yang masih bersembunyi di sangkarnya.

Sasuke berhenti mencium Naruto dan mulai untuk pergi ke bawah sana,dia mendekatkan mulutnya pada paha Naruto dan mendongak untuk melihat wajah pemuda tan yang akan dipuaskannya,perlahan Sasuke melepaskan kain yang menutupi bagian bawah tubuh Naruto dan hanya menyisihkan celana dalam berwarna hitam yang masih menjaga barang milik pemuda itu.

"Ahh-umm.."Naruto menutup mulutnya dengan tangan kananya saat Sasuke menyentuh gundukan miliknya sembari memijatnya pelan,dia nggak boleh mendesah ala uke yang kegirangan saat disentuh sang Seme,ingin sekali ia merubah keadaan tetapi karena menurutnya ini sebuah tantangan,ia membiarkan Sasuke bersuka ria dengan tubuhnya.

Sasuke mengerucutkan bibirnya,hal yang tidak pernah ia lakukan,"Kenapa harus kau tutup sih,lihat saja.."dengan cepat Sasuke menarik celana dalam Naruto,membuat kejantanan yang telah mengucurkan cairannya itu terlihat menjilat ujung kejantanan itu lalu memasukkan pada rongga mulut miliknya.

"Oh..Sasuke..."Naruto membiarkan desahannya lolos saat merasakan masa depannya tengah dikulum oleh mulut suaminya.

"Mmmm Naruto..."

"Sialanhh..."tak mau ejakulasi dengan cepat,ia membalik tubuh Sasuke dan membuat kuluman pada kejantanannya itu lepas.

"Kau ini...aku mau menikmati cairanmu..."rajuk Sasuke saat melihat Naruto yang dengan kasar melepas seluruh pakaian yang melekat pada dirinya,kesal saat melihat pemuda itu menginvasi dirinya kembali.

"Sudahlah..nanti juga kau akan merasakannya"Naruto tidak memberikan kesempatan Sasuke untuk membalasnya dan mulai menghisap penisnya dengan lambat. Dia memutuskan untuk menggoda Sasuke. Dia suka mendengar Sasuke meminta lebih dan juga mendengar namanya keluar dari mulut Sasuke. Ini harus menjadi hal paling seksi yang pernah ia dengar.

"Mmmhhh...ahhh..ahh...Narutoo...berhenti.."

"Hentikan apa baby?"

"Berhenti menggodaku dobe.."ia melengkungkan badannya,tak kuat lagi menahan cairan yang selalu gagal ia lepaskan,ia mendeath glare Naruto yang masih senantiasi menghisap kejantanannya dengan lambat,ia muak Naruto melakukan hal ini. Jadi ... sekarang dia akan menggoda Naruto. Dia menarik tangannya dan meletakkannya di paha,ia membawa tangan yang lain ke mulutnya dan mulai menjilati jari-jarinya dengan lambat. Ia melihat langsung ke mata Naruto saat melakukannya,mengerlingkannya menggoda lalu menempatkan jari-jarinya di belahan mulai meraba dirinya sendiri dan mengerang.

"Naruhh...ahhh...bercintalah denganku..."Sasuke semakin mendesah liar hanya untuk membuat Naruto semakin gila.

"Touch me..ahh..uuh..."ia menarik jari-jarinya keluar dan membelai penisnya naik turun dengan cepat,kemudian melihat Naruto yang menatap wajahnya dan menyaksikan perubahan wajah miliknya.

Naruto sangat menyukai ketika mata Sasuke yang tertutup dan mulutnya yang terbuka,ia tampak begitu panas dan menggairahkan.

Naruto menindih tubuh penuh peluh itu lalu menarik jari-jari Sasuke yang memanjakan dirinya sendiri dan menggantinya dengan jari-jari miliknya yang kering,Sasuke melenguh keras saat merasakan jari-jari panjang itu merengsek memasuki lubanganya yang sempit.

"Lepaskan Naruto...olesi duluhh..."

"Tidak ada waktu untuk melumasi jemariku,kau sangat menggoda Suke untuk kulewatkan walau sedetik"ketiga jari Naruto semakin memasuki lubang ketat itu dan dengan tepat menyentuh prostatnya.

"Ahhh...Naruto...enggg...aku..aku.."

"Aku mengerti"Naruto memijat bagian tubuh Sasuke yang terlupakan,desahan dan erangan yang ia dengar semakin membuatnya mempercepat pijatannya dan jemarinya berkali-kali menyentuh tonjolan dalam tubuh Sasuke dan sebelum pemuda dibawahanya ejakulasi,ia menarik jemarinya lalu menggantinya dengan sesuatu yang lebih besar.

"Arghhh...hahhh..."Sasuke mencengkram seprainya erat,badannya melengkung saat merasakan nikmat dan sakit melebur menjadi satu,ia baru saja ejakulasi dan dengan cepat pula Naruto menumbuknya keras.

Naruto membaringkan tubuhnya lalu menaruh tubuh Sasuke diatasnya,kejantanannya yang masih tertancap sempurna di lubang milik Sasuke.

"Lakukan Sasuke.."pintanya lembut,Sasuke yang mendengarnya dengan segera mengangkat pinggulnya lalu setelah itu mendorongnya perlahan.

"Ahhh...ahh.."Sasuke yang akan merasakannya kembali semakin mempercepat gerakan pinggulnya,tangan Naruto yang menganggur ia buat untuk kembali memijat kejantanan yang menegang milik Sasuke.

"Naruto..ini benar-benar gila...ahhh..."

"Ini memang gila...sial..lubangmu memang sempitt..."

Tangan Naruto lainnya ia gunakan untuk membantu Sasuke yang sangat kepayahan menaik turunkan pinggulnya,Naruto menyodokkan miliknya dengan cepat dan keras membuat Sasuke yang sudah tak kuat lagi memutuskan untuk menyenderkan badannya pada dada bidang milik Naruto,membiarkan pemuda itu yang menaik turunkan pinggulnya.

"Astaga!...lebih Naru.."

"Apa Sasuke?"

"Aku ingin lebih! Lagi. Uhhh bercinta."

"Kau ingin lebih?" Dia mulai menyodo lubang itu lebih cepat.

"Mmm ya!"
Naruto berhenti dan menarik Sasuke lebih dekat dan berakhir di menyandarkan kepalanya di bahu Naruto sementara pemuda itu masih terus meneruk menggerakkan pinggangnya.

"Sialan..ini benar-benar nikmat..."

"Aku setuju...Sasuke kau begitu ketat,aku sangat menyukai pantatmu.."Naruto menyodok lubang itu semakin cepat dan keras,Sasuke mencakar punggung Naruto,menahan rasa gila yang saat ini ia rasakan.

"Mmmhhh...Naruto..kuso...ini benar-benar-ahhhh..."

"Kurasa aku menemukan tempat yang tepat" Naruto menyeringai,ia mencium dan menghisap leher Sasuke,pemuda itu hanya mencakarkan kukunya ke punggung Naruto semakin keras dan mengerang,dia sangat menyukainya.

"Naruto! Lebih keras!"

"Sasuke kau seperti pelacur!"

"Aku pelacurmu..."Sasuke berbisik di telinganya.

"Sialan Sasuke Kau begitu panas! Mengapa kau melakukan ini padaku?"

"Melakukan apa?"Sasuke berkata sembari menyeringai menggoda.

Naruto melepas kejantanannya,membuat Sasuke menggerang protes.

"Kau tahu persis apa yang aku bicarakan baby.." Naruto melemparkan Sasuke di tempat tidur dan mengangkat pantatnya ke atas.

Pertama ia mengusap jarinya pada lubang itu dan kemudian menjilat dengan lidahnya. Sasuke tersentak. Dia tahu bahwa Sasuke menyukainya ketika ia melakukan hal ini,menjilatnya dengan lambat dan Sasuke mengerang,Naruto selalu bermain pelan,ia tidak bisa menahannya,ia ingin ejakulasi..-tidak! ia harus ejakulasi sekarang,lidah Naruto masih keluar masuk pantat Sasuke yang begitu ia cintai.

"Naruto!"Sasuke mengeluarkan erangan dan Naruto tahu ia telah dekat,pemuda itu kembali menjilat lubang panas itu lalu kembali memasukkan miliknya yang telah menegang dengan sempurna.

"Ahh Sasuke...kau memang nikmat.."

"Naruto lebih cepat!"Naruto yang mendengarnya semakin mempercepat sodokannya,"Ahh Naruto..engg..ummm..Mmm aku! Begitu dekat!"

"Keluarkan terus jeritan seksimu Sasuke..."

"Astaga Naruto Lebih..! Perkataanmu membuatku ingin ejakulasi lebih cepat..ahhhhkk...!"

"Sial Sasuke! Ketika kau berteriak, aku ingin kau berteriak namaku,aku suka kau yang mendesah liar meneriakkan namaku,menggerang meminta lebih padaku.."

"Sialan Naruto..! Bobol aku lebih keras!"

"Aku ingin kau berteriak namaku sekeras yang kau bisa ketika kau keluar Baby..."

"AHHHH NARUTO...!"Sasuke mendesah dengan keras saat merasakan cairan yang telah bergemuruh di perutnya tumpah membasahi seprei dan tangan Naruto.

"Engggg..."Naruto memejamkan matanya saat merasakan cairannya keluar di dalam lubang milik Sasuke,ia menjatuhkan dirinya diatas tubuh Sasuke sembari mengatus nafasnya yang terengah-engah.

"Sasuke...aishiteru..."Naruto menyingkirkan poni yang menutupi mata Sasuke lalu mengecup puncak kepalanya.

Sasuke merangkul Naruto lalu menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik suaminya,"Aishiteru yo..."ia senang saat Naruto memanjakannya seperti saat ini,ia menutup matanya tanpa memperdulikan rasa nyeri yang ia rasakan pada perutnya.

.

.

.

.

.

"Ciee yang mau ditinggal suami..."Sasuke mengangkat kepalanya malas saat melihat lelaki yang lebih tua 6 tahun darinya itu datang ke ruangannya dan melontarkan kata-kata menyebalkan kepada dirinya.

"Apa kau kurang kerjaan sehingga melakukan hal yang tidak berguna hah?!"balasnya sengit.

"Aku cuma mau turut berduka cita atas galaunya otoutoku karena mau di tinggal sang suami tercinta..."lelaki itu hanya memandang sang adik sembari terkikik pelan,hal yang tidak pernah ia lakukan saat di depan orang lain terkecuali adiknya ini.

"Urusai!"Sasuke tanpa memperdulikan kakaknya melanjutkan tugas yang mulai menumpuk ini,"Cepat kembali ke ruanganmu,aku sibuk!"

Itachi masih terus mengompor-ngompori adiknya,"Pasti ini lebih menyakitkan dari pada ditinggal Dei-Chan selama seminggu..."ujarnya dengan nada sedih yang dibuat-buat.

"Berhenti bertingkah menjijikan Itachi!,cepat katakan apa yang kau-"

"Aku cuma mau berduka cita ka-"

"ITACHI...!"

Itachi menghela nafasnya lalu beberapa detik kemudian ia telah kembali ke mode biasanya,"Tak ada urusan yang penting,aku hanya ingin kemari saja,referesing sebentar sebelum rapat"jawabnya lalu mendudukan dirinya di sofa tamu.

Sasuke menghentikan kegiatan menulisnya,"Dengan siapa?"tanyanya datar.

"Hyuga Corp,kami akan membahas tentang perusahaan yang baru saja berdiri di Konoha,"

"Perusahaan baru?,Ebukamera maksudmu?,perusahaan yang akan membentuk aplikasi media sosial terbaru itu kan?"tanya Sasuke sedikit antusias.

"Iya benar..memangnya kenapa?"

"Itu perusahaan bentukan komplotanmu dulu saat kuliah,masa' kau tidak tahu sih"ujar Sasuke sembari mengertukan dahinya,masa' kakaknya ini tak tahu tentang asal-usul perusahaan terbaru itu?

"Eh benarkah?,aku benar-benar tidak tahu...!,thanks sudah mau memberi tahu informasi tentang mereka,aku pergi dulu.."Itachi dengan cepat beranjak pergi dari ruangan adiknya,Sasuke yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

'Dasar kudate...'batinnya mengejek.

Namikaze Corp

"Bagaimana?,kau tidak berganti pikiran kan?"

Naruto menganggukkan kepalanya lalu mendudukan dirinya pada kursi didepan meja kerja sang ayah,"Tidak,aku benar-benar yakin dengan keputusanku,Sasuke juga sudah menyetujuinya kok"ujarnya senang.

Minato tersenyum tipis lalu mencari sesuatu di laci mejanya,"Hari ini kau pulang pagi,persiapkan perlengkapanmu dan besok kau akan terbang ke Suna tepat jam sembilan pagi"ujarnya lalu menyerahkan amplop berisi keperluan penerbangan dan lain-lainnya kepada Naruto.

"Wow...besok aku sudah harus berangkat?,baiklah kalau begitu,aku pulang dulu ya Tousan...jangan kangen sama aku loh..he...he..he..."cengir Naruto lalu setelah bersaliman ria dengan sang ayah-Minato sampai cengo dibuatnya- ia dengan cepat pergi dari ruangan berwarna kuning itu.

"Hah..dia memang benar-benar mirip dengan Kushina..."

"Iyah..besok aku sudah harus berangkat nih..pulanglah sebentar dan bantu aku berkemas..-nggak bisa kalau malam...aku mau mengajakmu kencan sambil berbelanja kebutuhanku disana...-pokoknya harus bisa!,aku akan telepon kakakmu dan memintanya untuk memberi izin..aku tunggu dirumah ya..aku mencintaimu Sasu-Chan..."tanpa memperdulikan jawaban yang akan dilontarkan lawan bicaranya nanti,Naruto dengan cepat mematikan sambungan teleponnya lalu ia berjalan menuju ke tempat mobil miliknya terparkir.

'Selama setahun tanpa melihat wajah Sasu-Chan...tapi demi karirku aku rela berpisah dengan my baby cacuke...'batin Naruto sedih lalu menjalankan mobilnya dengan cepat.

.

.

To Be Continue.

.

.

Gimana..? Lemonnya sudah HOT belum?

Kayaknya sih belum ya...nah kalau ada yang mau ditanyakan,tanyakan saja di kotak review ya...terus kasih tahu juga kalau masih ada typo dan sejenisnya yang berkeliaran di fanfic gaje ini.

Arigatou... J

Akasaka Kirachiha