"Hinata, menikahlah denganku!"
"Eh!"
Hyuga Hinata, gadis itu bukan kepalang terkejutnya mendengar pernyataan yang keluar dari bibir kekasihnya, Namikaze Naruto. Dia dilamar!
.
.
Naruto ©Masashi Kisimoto
Amnesia ©msconan
Rate : T+
Warning : AU,OOC, Typo berserakan dimana2, EYD tidak jelas dll
Note : Hinata 22 thn & Naruto 23 thn
Don't like, press the back button!
Happy reading ^^/
Present:
Amnesia chap 1
"Prolog"
~0~
Saat ini Hinata dan Naruto sedang duduk di sebuah restoran berbintang untuk makan malam, tak disangka bocah Namikaze itu sudah membuat sebuah rencana untuk meminta Hinata agar menjadi pendamping hidupnya dalam ikatan suci, pernikahan.
"A,,a,,aku,,,," Bibir Hinata kaku, iya ingin memberikan jawaban "Aku, mau Naruto kun!" jawab Hinata, rona merah kini menjalar di kedua pipi chubby nya.
"Arigatou Hinata chan!" Tangan Naruto terulur untuk menggenggam tangan mungil gadis yang telah dilamarnya.
Cengiran lebar menghiasi wajah pemuda berkulit tan dengan tiga garis di masing-masing pipinya itu, membuatnya semakin tampan. Naruto sangat legah mendengar jawaban yang keluar dari mulut kekasih nya itu iya sangat bahagia. Kaca jendela restaurant berbintang itu menjadi saksi, memantulkan wajah dua orang sejoli yang tampak bahagia, yang sebentar lagi akan bersatu.
~0~
Tak seperti biasanya, pemuda rubah ini tampak kalem dan diam, walaupun kaki-kakinya seperti mati rasa karena telah berjam-jam duduk bersimpuh hal itu tak membuatnya gentar, karena ini menyangkut masa depan dan hidupnya.
Bola mata sapphire Naruto memandang lurus kedalam kedua manic lavender dihadapannya , tak ada keraguan disana.
"jadi, kamu ingin meminang anakku?" Pria paruh baya yang juga ketua klan Hyuga itu melemparkan pertanyaan kepada Naruto.
"benar, Hyuga sama" Jawab Naruto dengan tegas.
"Apa yang dapat membuatku percaya padamu?" Kali ini Hyuga Hiashi melemparkan pertanyaan kedua untuk pemuda didepannya.
"Hinata adalah dunia saya, saya sangat mencintainya! Saya berjanji akan melindungi dan menjaga dia, anda tidak perlu khawatir" jawab Naruto tanpa ragu dan memandang lurus kepada sosok yang ada di depannya.
Jawaban Naruto membuat hati Hiashi tampak tergugah, apalagi pemuda di depannya ini sama sekali tidak menampakkan keraguan dari sorot matanya.
"Hinata, apakah kamu benar-benar ingin bersama pemuda ini?" Kali ini Hiashi menoleh kepada Hinata yang sedari tadi tertunduk duduk di sebelah Naruto.
Hinata mengangkat wajah ayunya, mengumpulkan keberanian untuk menatap bola mata yang sewarna dengan kepunyaannya.
"Iya otou sama, saya mencintai Naruto kun!" jawab Hinata tanpa ragu.
Melihat kesungguhan yang terpancar di wajah putri yang disayanginya ini pertahanan diri Hiashi hancur, sudah tidak ada lagi yang perlu diragukan, usia Hinata juga sudah matang untuk menikah.
"Namikaze san, kuharap kau tidak mengecewakan ku"
"Saya berjanji Hiashi sama"
"Arigatou otou san, aku menyayangimu!" Hinata memeluk ayahnya, tak ada lagi kata-kata formal yang ia ucapkan ketika berhadapan dengan ayahnya, perasaan bahagianya meluap dan ingin ia salurkan kepada sang ayah.
"aku berharap, ini adalah kebahagiaan mu Hinata" Hiashi membalas pelukan putrinya.
Hinata menganggukkan kepalanya didalam pelukan ayahnya, bahkan air mata nya pun keluar, ia benar-benar sangat bahagia.
"Namikaze san, jika terjadi sesuatu dengan anakku nantinya, aku pastikan kamu tidak akan bertemu dengan Hinata lagi!"
Setelah mengucapkan kalimatnya itu Hiashi berdiri dan meninggalkan kedua pasangan itu didalam ruang keluarga Hyuga tersebut.
"Ne, Hime kita bisa melewatinya kan" Kata Naruto menggemggam tangan mungil Hinata.
"Hmm,,Arigatou Naruto kun" Kata Hinata, senyum manis terukhir diwajahnya.
"Selanjutnya, bersiaplah calon istriku!" Cengiran menghiasi wajah tampan Naruto, ia memeluk Hinata, membuat kedua pipi gadis itu merona. Naruto, sepertinya kau tidak sadar sekarang masih berada dimana ,eh?
~0~
.
.
"Aku bersedia"
Kalimat terkahir yang di ucapkan Hinata mengakhiri pengucapan janji suci nya dengan Naruto, setelah itu mereka menautkan cincin di jari manis pasangan nya, "Sekarang mempelai pria boleh mencium mempelai wanita" Kata seorang pendeta yang memimpin upacara sakral itu.
Naruto memandang lekat bola mata wanita yang telah resmi menjadi pasangan hidupnya itu, perlahan ia memajukan wajahnya, teman-teman mereka yang menyaksikan pun terbawa suasana.
CUP
Hinata kaget,begitu juga dengan para teman-teman mereka yang menyaksikan adegan itu.
Ada yang aneh disini,
Naruto menciumnya di kening, kenapa?
Biasanya pengantin pria akan memberikan kecupan di bibir kan? Apalagi ini Namikaze Naruto, hei! siapa yang tidak mengenal dia, apalagi sifatnya yang agak, err.
Padahal para muda-mudi sudah tidak sabar ingin menyaksikan adegan yang ditunggu-tunggu ini, mereka kecewa. Hahaha.
"Jangan memasang tampang begitu, Hime" Naruto berbisik didepan wajah Hinata dan dengan menyeringai,
"Tentu saja aku tidak akan melewatkan kesempatan ini" Lanjut Naruto, ia menagkupkan kedua telapak tangannya di pipi chubby Hinata yang merona, menarik lembut wajah Hinata dan,,
CUP
Kali ini ciuman dibibir. Yeah!
Para tamu tertawa dan bertepuk tangan. Naruto, sempat-sempatnya kau menggoda Hinata, bahkan didepan altar pernikahan kalian sekalipun.
~0~
Gaun putih yang membalut tubuh Hinata membuatnya tampak sangat cantik dan anggun, begitupula denga Naruto yang mengenakan jas berwarna putih membuat nya sangat tampan dan berkharisma, seperti pangeran di negeri dongeng, Mereka tampak serasi, hari ini merekalah yang akan menjadi sorotan berpuluh pasang mata.
Naruto dan Hinata Berjalan beriringan menuju pintu, acara selanjutnya adalah pelemparan bunga, acara yang ditunggu-tunggu para wanita. Sepertinya para wanita-wanita tersebut telah mengambil posisi mereka.
"Sai Kun, kau harus mendapatkannya untukku!" Kata Ino mengambil posisi dan menarik tangan Sai.
"Sasuke kun, aku juga ingin!" Kali ini Sakura meminta kepada Sasuke dengan jurus Puppy eyes nya.
"Buat apa? Kau sudah tidak memerlukan hal itu lagi!" Jelas Sasuke dengan wajah datarnya.
"Hei, forehead sebaiknya kau mudur, moment ini tidak untuk wanita hamil" Kata Ino dengan gaya mengejek sakura sambil menjulur kan lidahnya.
"Ino Pig jelek!" Balas Sakura, menjulurkan lidahnya pada Ino tak mau kalah.
Melihat tingkah dua wanita tersebut, Sasuke dan Sai menarik pergelangan tangan pasangannya itu. Kalau tidak begitu, maka pertengakaran kekanak-kanakan kedua sahabat itu tidak akan ada habisnya.
SIAP.
Sekarang Hinata sedang bersiap-siap melemparkan bunganya, dia didampingi oleh Naruto yang setia beridiri disampingnya, mereka berdua berdiri di atas anak tangga, didepannya kini berpasang-pasang tangan terjulur untuk menyambut rangkaian bunga yang ia akan lemparkan.
"Hinata chan arahkan kesini ya!" Teriak Ino dia sudah mengambil posisi rupanya.
Hinata tersenyum melihat tingkah salah satu sahabatnya tersebut.
Kemudian dia berbalik membelakangi para wanita yang siap menyambut rangkaian bungan yang akan dia lempar tersebut.
1,2,3…
Rangkain bunga itu melambung, tinggi,,
Dan dengan slow motionnya menuju keseseorang.
Pluk.
Bunga itu jatuh, kedalam sebuah bungkusan,
,,,keripik kentang!ups?!
"haha,,Kau Beruntung Chouji" kata Naruto yang melihat kejadian itu, dia tertawa.
"Eh ada apa?" Tanya Chouji.
Sekarang berpuluh-puluh pasang mata, mengamati Chouji yang asik makan. Tidak, bukan Chouji melainkan bungkusan keripik kentangnya.
"Chouji, serahkan itu!" Ino memecahkan kesunyian sesaat.
"Itu milkku Chouji!" Sekarang Tenten yang berseru.
Dengan sigapnya Ino dan Tenten berlari ke arah Chouji, aksi mereka di ikuti dengan para wanita lainnya, chouji diserang!
"Heh! Shikamaru t,,ttolong aku,,!"
"ck, dasar para wanita!mendokuse" Bukannya menolong Shikamaru hanya meyaksikan persitiwaa naas untuk Chouji itu.
~0~
Alunan musik klasik memenuhi ruangan pesta, pesta pernikahan Namikaze Naruto dengan Hyuga Hinata. Hari ini kedua sejoli ini telah mengikat janji suci mereka didepan Kamisama, mereka bukan lagi sepasang kekasih, melainkan sepasang suami-isteri.
Pesta pernikahan mereka ini sangat formal, dihadiri oleh orang-orang penting dari perusahaan Namikaze maupun dari Perusahaan Hyuga, para tamu pun demikian mereka mengenakan gaun yang formal, Dress dan jas.
"Hei Naruto, Pestamu ini membosankan sekali" Kata Kiba.
Sekarang Naruto tengah berkumpul dan berbincang dengan teman-temannya ditengah pesta pernikahnnya tersebut, walaupun ini merupakan acara formal tetapi para tamu undangan tampak santai menikmati pesta ini.
"Yah, begitulah Kiba, aku sih mau saja pesta yang meriah dan ramai tapi sepertinya tidak cocok untuk bapak-bapak yang ada disini" jelas Naruto.
"hahahaa,,,benar juga ya" Kiba hanya tertawa mendengar penjelasan Naruto tersebut.
"Pesta seperti ini juga bagus, setidaknya untuk beberapa saat kalian akan berprilaku dewasa" Kata Sasuke.
Sedangkan Shikamaru,Sai dan Neji hanya setia mendengarkan percakapan mereka.
"Ne, para lelaki apa yang sedang kalian perbincangkan?" Kata Sakura yang baru saja datang.
Ino dan Hinata lalu datang dan bergabung dengan para pria tersebut.
"Hime, kau sudah selesai?" Tanya Naruto kepada Hinata yang menghampirinya, meyambut tangan mungil Hinata kemudian menggenggamnya dengan lembut.
"Um, I,,iya Naruto kun, tadi aku bertemu dengan Bibi dan teman-temannya" Jawab Hinata, diperlakukan seperti itu oleh Naruto dia hanya bisa merona.
"Hei,hei,hei pengantin baru kami masih ada disini!" Ino membuka suara, menyadarkan kedua insan yang dimabuk cinta didepannya tersebut.
"Jangan bilang kau merasa kami tidak ada disini Naruto, dunia serasa milik berdua saja" Kali Sakura yang menimpali.
"hehe,,,hei kau Sakura, wanita hamil tidak boleh cerewet" Kata Naruto membalas perkataan Sakura.
"Ha? Apa hubungannya? Ne, Naruto sepertinya bayi ku ini membutuhkan teman" Sakura mengelus perutnya yang besar itu sambil melirik kepada Hinata.
"Tanpa Kau beritahu pun akan kulakukan Sakura chan, mungkin aku akan mendahului mu, iya kan Hime?
Bletak!
"Itte!"
Naruto merasa ada benda tumpul yang menghantam kepalanya.
"Apa yang kau lakukan pada pengantin pria Neji nii?" Naruto menoleh dan mendapati pelaku yang membuat kepalanya benjol,Neji. Sang kakak ipar.
"Kata-kata mu itu sangat frontal sekali, baka!" Kata Neiji, wajahnya di bumbui oleh semburat merah.
"Tapikan hanya kepada Hinata saja aku seperti ini?" balas Naruto tak terima. Ini pengakuan kah?
Mendengar itu semburat di wajah Neji bertambah, dasar Naruto tidak bisa membaca situasi.
Yang lain hanya bisa sweatdrop melihat tingkah laku Naruto dan Neji, padahal mereka nantinya akan sering bertemu bukan?ckck.
Sedangkan Hinata yang berdiri disamping Naruto, tak bergeming. Wajahnya yang putih mulus itu kini berwarna merah, bak buah strawberry dengan mati-matian Hinata menjaga dirinya agar tidak pingsan. Dasar Naruto.
"Ne Hime, setelah ini aku puya kejutan untukmu, kamu pasti terkejut" Kata Naruto sambil tersenyum lebar dan mengedipkan senbelah matanya kepada Hinata.
"He? Ke,kejutan apa?" Inner Hinata.
To be Continue
Hallo minna~
Kali ini aku mencoba membuat fic lagi,heheh #nekat!
Sebenarnya sebelumnya aku edit bagian ini belum bersambung, tapi entah mengapa karena kebanyakan jadi aku pecah jadi dua ,,hhe #keasikkan ngetik
Sebelumnya aku beritahu, aku mohon maaf apabila fic buatanku ini ada kemiripan dengan fic lain, apalagi tema cerita dari fic ini sepertinya sudah banyak di ffn, mungkin itu bisa dibilang jodoh #plakk hehehe,,tapi cerita ini saya jamin bukan copas ^^v
Karena saya manusia ajaib,#plakk (biasa maksudnya) saya minta kritik dan saran kalian yaaa^^
PLEASE RIVIEW ^0^/
msconan