Passive Aggressive Love

Genre : Drama, Hurt/Comfort

Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun and other

Rate : T+

Warning : Genderswitch, OOC, bad diction, miss typing

Desclimer : I just borrow their name as the cast of this story. All belongs to God and this story is absolutely mine. Please don't read if you don't like this story


Prologue


"Mwo?!"

Sungmin refleks menutup kedua telinganya ketika Eunhyuk dan Ryeowook— sahabatnya— memekik tepat di kedua sisi telinganya.

"Ya! Lee Hyukjae, Kim Ryeowook! Jangan berteriak sekencang itu! Kalian ingin membuatku tuli, hah?" Sungmin bersungut sebal seraya mengusap kedua telinganya yang terasa berdengung.

Bukannya merasa bersalah, kedua sahabat Sungmin itu malah tersenyum tanpa dosa. "Mian," ucap keduanya kompak.

"Ya! Kau tidak bercanda kan, Min? Kyuhyun oppa benar-benar belum pernah menyentuhmu?" Lee Hyukjae atau yang sering disapa Eunhyuk itu bertanya penuh minat.

"Eum," Sungmin mengangguk lesu dengan bibir yang mengerucut lucu sebelum membenamkan wajahnya di kasur empuk milik Eunhyuk.

Ketiga gadis berusia sembilan belas tahun itu kini tengah berada di kamar Eunhyuk. Duduk di atas karpet bulu milik Eunhyuk tepat di bawah sisi ranjang. Menghabiskan waktu sepulang kuliah mereka dengan mengobrol dan bertukar cerita tentang hubungan asmara masing-masing. Dan kali ini Sungmin dipaksa untuk bercerita karena gadis itu jarang menceritakan perihal hubungannya.

Eunhyuk dan Ryeowook menatap Sungmin dengan iba. Bagaimana tidak, Sungmin sudah menikah dengan Kyuhyun selama hampir satu tahun, namun suaminya belum pernah sekalipun menyentuhnya. Sungmin menikah dengan Kyuhyun— laki-laki dewasa dan mapan bermarga Cho yang berusia delapan tahun lebih tua darinya— saat gadis itu masih berusia delapan belas tahun.

Sungmin dan Kyuhyun memang sudah dijodohkan sejak Sungmin baru terlahir ke dunia. Orang tua Kyuhyun dan Sungmin adalah sahabat, hubungan mereka bahkan sudah seperti keluarga. Kyuhyun dan Sungmin juga sangat dekat. Kebersamaan mereka sejak kecil menumbuhkan perasaan cinta di antara mereka.

Mereka saling mencintai, dan tidak mau dipisahkan satu sama lain. Sehingga saat orang tua Sungmin memutuskan untuk pindah ke Jepang karena bisnis mereka yang berkembang pesat di sana, mereka akhirnya menikahkan Kyuhyun dan Sungmin agar keduanya bisa tetap bersama. Orang tua Sungmin juga tidak akan khawatir meninggalkan Sungmin sendirian di Korea karena ada Kyuhyun yang akan menjaga puti mereka.

"Bagaimana dengan bercumbu, Minnie-ya? Kau sudah pernah melakukannya dengan Kyuhyun oppa, bukan?" kali ini Ryeowook yang bertanya. Pertanyaan Ryeowook terdengar menyedihkan di telinga Sungmin. Gadis itu mengangkat wajahnya lalu menatap Ryeowook yang tampak antusias.

Sekali lagi Sungmin menggeleng lesu. "Kami juga belum pernah bercumbu, Ryeowook-ie…"

"Ya! Kenapa kau bisa tahu tentang bercumbu, Kim Ryeowook?" Sungmin menatap Ryeowook penuh selidik setelah sadar dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh sahabatnya itu. Bukannya menjawab, Ryeowook malah tersenyum tanpa dosa. Bagaimana bisa Ryeowook yang berwajah polos itu tahu tentang bercumbu?

"Jangan pernah tertipu dengan wajah polosnya, Minnie-ya. Ryeowook-ie bahkan sudah sering melakukannya dengan Yesung oppa. Ber-cum-bu," Eunhyuk menjawab pertanyaan Sungmin dengan sangat jelas. Gadis itu bahkan sampai mengeja kata 'bercumbu'.

"Mwo?" Sungmin benar-benar terkejut. Bibir semerah delimanya bahkan sampai menganga. Menandakan jika gadis itu sangat terkejut. Namun sedetik kemudian Sungmin mengatupkan bibirnya. Ia menundukkan kepalanya. Meratapi dirinya yang begitu menyedihkan.

Ya, menyedihkan. Ia yang notabene sudah menyandang status sebagai seorang istri dari Cho Kyuhyun— dokter muda spesialis penyakit dalam yang sangat rupawan— harus menerima kenyataan bahwa dirinya masih 'suci'. Belum pernah terjamah oleh suaminya. Eunhyuk yang masih bertunangan dengan Lee Donghae saja sudah pernah melakukan 'itu', dan Ryeowook yang baru berpacaran beberapa bulan dengan Kim Jongwoon— atau yang kerap dipanggil Yesung— saja sudah sering bercumbu. Sedangkan dirinya? Haaah, Sungmin rasanya ingin menangis saja jika mengingatnya.

"Lalu, bagaimana dengan ciuman, Minnie-ya?" Eunhyuk benar-benar ingin mengorek tentang hubungan rumah tangga Kyuhyun dan Sungmin secara habis-habisan. "Jangan katakan bahwa Kyuhyun oppa belum pernah mencium bibirmu."

Sungmin meringis. Prihatin dengan dirinya sendiri, lalu mengangguk lemah. "Ya, kau benar, Hyukkie-ya. Kyuhyun oppa memang belum pernah mencium bibirku. Bahkan saat pernikahan kami pun, Kyuhyun oppa hanya mencium keningku," lirihnya frustasi.

"Jadi, kau benar-benar masih perawan, Minnie-ya?" Eunhyuk dengan santai melayangkan pertanyaan tanpa memikirkan bagaimana perasaan Sungmin sambil menyuapkan cookies ke dalam mulutnya. Tak tahukah dirinya kalau hati Sungmin tercubit saat mendengar kata 'perawan'?

Sungmin mengangkat kepalanya, menatap Eunhyuk tajam. Ia mendengus sebal. "Sepertinya kau sudah tahu apa jawabannya, Hyukkie-ya," ujarnya sedikit ketus menanggapi pertanyaan retoris Eunhyuk.

Eunhyuk terkekeh tanpa dosa, "Mianhae."

"Apa tubuhku tidak menarik?" Sungmin menatap kedua sahabatnya bergantian setelah sejenak terdiam. Meminta pendapat dengan nada putus asa.

Eunhyuk dan Ryeowook mengerutkan dahi mereka. Apa mereka tidak salah dengar? Tubuh seorang Lee Sungmin tidak menarik? Eunhyuk beranjak dari duduknya lalu menarik Sungmin ke arah cermin berukuran satu badan yang tertempel kokoh di dinding dekat lemari pakaian Eunhyuk, diikuti Ryeowook di belakangnya.

Sungmin mengernyit ketika Eunhyuk membawanya ke depan cermin. Ia tidak mengerti apa maksud sahabatnya itu.

"Kau lihat, Minnie-ya. Kau mempunyai tubuh yang sangat menarik," Eunhyuk mengisyaratkan Sungmin melalui pantulan matanya di cermin agar Sungmin menelisik lekukan tubuh indahnya yang terbalut sleeveless dress bercorak floral sedikit di atas lutut. Sungmin mengakui bahwa tubuhnya memang 'sedikit' menarik.

"Tapi Kyuhyun oppa sama sekali tidak tertarik dengan tubuhku, Hyukkie-ya…" Sungmin kembali menunduk.

Ryeowook sedikit gemas melihat sikap pesimis Sungmin. Gadis itu bergerak mendekat ke arah Sungmin lalu membalik tubuh Sungmin agar menatapnya.

"Ya! Lee Sungmin! Bagaimana bisa Kyuhyun oppa tidak tertarik dengan tubuhmu?" Ryeowook berteriak gemas. "Wajahmu sangat cantik dan manis sekaligus, bibirmu sangat menggoda, tubuhmu seksi dan proporsional tanpa cacat, pantat dan dadamu juga berisi. Apalagi yang kurang, hah?"

Eunhyuk mengangguk membenarkan setiap ucapan Ryeowook. "Hm, aku setuju dengan Ryeowook-ie, Minnie-ya. Kau bahkan mempunyai dada yang lebih besar dari milik kami," tangan Eunhyuk secara impulsif bergerak menyentuh dada Sungmin. Dan seketika Sungmin memekik.

"Ya! Kenapa kau menyentuhnya, Hyukkie-ya?" Sungmin mengerucutkan bibirnya. Ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Kyuhyun oppa bahkan belum pernah menyentuhnya," ucapnya lemah.

"Mianhae, aku tidak sengaja, Minnie-ya," lagi-lagi Eunhyuk terkekeh tanpa dosa.

Ryeowook tiba-tiba menjentikkan jarinya. "Ah! Aku tahu, Minnie-ya! Bagaimana jika kau saja yang menggoda Kyuhyun oppa? Hm?" gadis itu mengutarakan idenya.

Eunhyuk tampak berpikir. Ia tahu apa maksud dari ucapan Ryeowook. "Hm, idemu tak buruk juga, Ryeowook-ie," komentar Eunhyuk. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benaknya. Bibirnya membentuk senyuman tipis yang lebih terlihat seperti sebuah seriangaian. "Kau benar-benar ingin Kyuhyun oppa menyentuhmu?"

Sungmin mengangguk lucu, "Eung."

"Baiklah. Kalau begitu, aku dan Ryeowook-ie akan membantumu."


Sungmin menggantung tas tangannya di dalam lemari khusus tas, lalu beranjak duduk di sisi ranjangnya. Gadis itu baru saja pulang ke apartemen miliknya dan Kyuhyun setelah seharian berada di rumah Eunhyuk. Semenjak menikah, Sungmin dan Kyuhyun memang tinggal di apartemen yang diberikan oleh kedua orang tua mereka.

Manik beningnya bergerak melirik jam di layar ponselnya. Tepat pukul enam petang. Sudah saatnya ia memasak makan malam untuk Kyuhyun, suami tercintanya.

Drrrttt… Drrrttt…

Sungmin berniat beranjak menuju dapur, namun urung ketika ponselnya bergetar. Gadis itu segera meraih ponsel yang tergeletak di atas ranjang. Ada sebuah pesan masuk. Jemari lentik Sungmin kemudian menari-menari di atas layar ponselnya, membuka pesan itu.

Bagaimana harimu, sayang? Hari ini oppa akan pulang larut. Setelah makan malam, sebaiknya kau langsung tidur saja. Tidak perlu menunggu oppa. Oppa akan ada di sampingmu saat kau bangun nanti. I love you.

Bibir merah Sungmin tersenyum membaca untaian pesan dari Kyuhyun. Sungmin kembali menggerakkan jemarinya di atas layar ponselnya. Membalas pesan dari suaminya.

Tidak semenyenangkan saat bersama oppa. Baiklah, jangan melupakan makan malammu, oppa. I love you too.

Sebuah desahan lirih keluar dari bibir merah Sungmin. Gadis itu lagi-lagi harus terlelap lebih dulu tanpa Kyuhyun yang akan memeluknya. Akhir-akhir ini Kyuhyun sering pulang larut malam, dan Sungmin membencinya. Gadis itu sudah terbiasa tertidur dalam dekapan Kyuhyun. Tapi apa boleh buat, Sungmin memahami konsekuensi dari pekerjaan suaminya. Sungmin akhirnya melangkah gontai menuju dapur.


Suara gemericik air shower yang sejak tiga puluh lalu memenuhi kamar mandi bernuansa putih itu kini sudah tak terdengar lagi. Sungmin baru saja menyelesaikan ritual mandinya. Gadis itu melangkah ke arah cermin yang terpasang tengah kamar mandi setelah membalut tubuhnya dengan bathrobe.

Mata beningnya menelusuri bayangan wajahnya di cermin. Benar apa kata Eunhyuk dan Ryeowook. Ia memiliki bibir merah alami yang begitu menggoda. Kenapa ia baru menyadarinya?

Sungmin menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan. Gadis itu mencoba memantapkan hatinya untuk menjalankan rencana Eunhyuk.

"Kau ingin mendapatkan first kiss-mu, bukan? Kalau begitu, kau harus agresif, Minnie-ya. Jika Kyuhyun oppa tidak mau mencium bibirmu terlebih dahulu, maka kau harus menciumnya terlebih dahulu."

Ucapan Eunhyuk kembali terngiang di telinganya. Sekali lagi, Sungmin menghela nafasnya. Rencana Eunhyuk terdengar cukup gila menurutnya, namun tidak ada salahnya untuk mencoba. Sungmin benar-benar ingin mendapatkan ciuman pertamanya. Kiss on the lips. Bukan ciuman di kening seperti yang biasa ia dapatkan dari Kyuhyun.

Baiklah, aku akan melakukannya.


Kedua mata bening Sungmin terbuka saat sinar matahari pagi menggelitik penglihatannya. Bibirnya mengulas senyum lembut ketika mendapati sebuah lengan kekar melingkari perutnya. Rupanya Kyuhyun menepati ucapannya. Suaminya benar-benar berada di sampingnya saat dirinya terbangun.

Lengan Kyuhyun memeluk perutnya erat dari belakang, membuat Sungmin sedikit kesusahan ketika membalikkan tubuhnya menghadap Kyuhyun. Sungmin bergerak dengan sangat hati-hati, ia tidak mau membangunkan Kyuhyun.

Bibir merah Sungmin kembali tersenyum mendapati wajah tampan Kyuhyun yang begitu dekat dengan wajahnya. Sungmin bahkan bisa merasakan hangat nafas Kyuhyun yang menggelitik permukaan kulitnya. Kyuhyun begitu tampan saat tertidur, membuat Sungmin tergoda untuk membelai wajahnya. Dan kini Sungmin tidak mampu menahan jemarinya untuk tidak bergerak mengusap pipi Kyuhyun dengan lembut.

"Sudah bangun, sayang?" suara serak itu mengejutkan Sungmin. Sungmin refleks menjauhkan tangannya dari wajah Kyuhyun, namun Kyuhyun dengan cepat menahan tangannya. Laki-laki itu menggenggam lembut jemari Sungmin.

"O—oppa…" Sungmin kembali terkejut saat Kyuhyun tiba-tiba membuka matanya. Tersenyum lembut ke arahnya lalu mengecup jemarinya.

"Hm?" Kyuhyun masih mengecupi jemarinya.

"Sejak kapan oppa bangun?" Sungmin bertanya gugup.

Kyuhyun memandang tepat di kedua bola mata Sungmin. "Sejak tangan nakal ini bermain di pipiku," ia tersenyum jahil.

Sungmin merona saat Kyuhyun menggodanya. Gadis itu dengan cepat menarik tangannya dari genggaman Kyuhyun. Membuat Kyuhyun tidak bisa menyembunyikan tawanya.

"Wae useo?" Sungmin bertanya dengan wajah memerah.

Kyuhyun menghentikan tawanya. Tangannya bergerak membelai surai hitam Sungmin. "Karena kau sangat manis, sayang," Kyuhyun berucap jujur. Membuat Sungmin kembali tersipu.

Sungmin memberanikan diri menatap Kyuhyun, namun bukan wajah tampan Kyuhyun yang menjadi fokusnya. Melainkan bibir tebal Kyuhyun yang entah mengapa terlihat begitu menggoda di matanya.

'Haruskah aku mencium Kyuhyun oppa sekarang?' Sungmin membatin frustasi. Membayangkan dirinya mengecup dan mengulum bibir tebal Kyuhyun membuat wajah Sungmin memanas. Gadis itu menelan salivanya berat ketika bibir Kyuhyun terbuka, seolah memanggilnya untuk mengecup bibir tebal itu.

Kyuhyun sedikit mengernyit ketika mendapati istrinya melamun. Apa yang sedang dipikirkan gadis itu? Kenapa wajahnya tiba-tiba memerah?

"Hey! Kau kenapa, sayang?" teguran dan belaian Kyuhyun di pipinya membuat Sungmin seketika tersadar. "Apa kau sakit? Kenapa wajahmu memerah?"

"Aaniyo. Aku baik-baik saja, oppa," Sungmin cepat-cepat menggeleng. Ia sedikit memaksakan senyumnya. Mencoba meyakinkan Kyuhyun bahwa dirinya baik-baik saja. Namun sepertinya hal itu tidak meyakinkan Kyuhyun, justru membuat Kyuhyun terheran-heran dengan reaksi Sungmin.

"Sebaiknya oppa segera mandi. Aku akan menyiapkan sarapan untuk oppa," ujar Sungmin cepat sebelum Kyuhyun menginterogasinya lebih lanjut. Gadis itu segera beranjak turun dari ranjang dan berjalan tergesa menuju pintu kamar mereka.

"Ada apa dengannya?" Kyuhyun menatap bingung ke arah pintu kamar mereka yang baru saja di tutup dengan cukup keras oleh Sungmin. Kyuhyun kemudian mengedikkan bahunya, mencoba berpikir positif tentang istrinya. Kedua obsidiannya menatap ke arah jam digital di atas nakas. Mungkin benar apa kata Sungmin. Sebaiknya ia segera mandi.

Setelah menutup pintu kamar mereka, Sungmin tidak langsung beranjak ke dapur. Ia justru bersandar di balik pintu, merutuki kebodohannya karena telah memerah di depan Kyuhyun. Demi Tuhan, Sungmin malu sekali.

"Ya Tuhan, aku bisa gila! Kenapa hanya mendapatkan first kiss saja rasanya susah sekali…" desahnya frustasi.


Sarapan yang dibuat Sungmin sudah masak dan tersaji dengan rapi di atas meja makan. Kyuhyun turun dari kamar mereka bersama Sungmin yang sudah tampak segar seusai mandi.

"Kau benar tidak mau berangkat bersama oppa?" pertanyaan Kyuhyun mengawali pembicaraan mereka di meja makan.

Sungmin mengangguk. "Hm. Hari ini aku akan berangkat bersama Hyukkie," ia memberikan semangkuk nasi putih kepada Kyuhyun.

"Baiklah," Kyuhyun mengangguk paham.

Tidak ada pembicaraan lagi setelah itu. Kyuhyun menyantap sarapan buatan Sungmin dengan lahap, berbanding terbalik dengan Sungmin yang tidak berselera makan sama sekali. Gadis itu beberapa kali mencuri pandang ke arah Kyuhyun yang duduk di hadapannya.

Kyuhyun benar-benar merasa ada yang aneh dengan istrinya. Ia menyadari bahwa sedari tadi Sungmin terus mencuri-curi pandang ke arahnya. Kyuhyun akhirnya meletakkan sumpitnya setelah menghabiskan nasi di mangkuknya, lalu beralih menatap Sungmin yang tampak mengaduk-aduk nasi yang masih memenuhi mangkuknya.

"Ada apa denganmu, sayang? Apa kau sakit?" tangan Kyuhyun bergerak untuk memeriksa kening Sungmin.

Sungmin menurunkan tangan Kyuhyun dari keningnya. "Aku baik-baik saja, oppa. Aku hanya sedang tidak berselera makan saja. Mungkin nanti aku akan makan di kantin bersama Hyukkie," Sungmin memaksakan senyumnya.

"Baiklah," Kyuhyun meraih segelas air putih lalu meminumnya. "Aku sudah selesai. Aku berangkat sekarang, sayang," Kyuhyun beranjak dari duduknya. Sungmin ikut beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Kyuhyun. Seperti biasa, Sungmin akan membawakan jas dokter milik Kyuhyun dan mengantar Kyuhyun sampai di depan pintu apartemen mereka.

Kyuhyun tersenyum menerima jas dokternya dari tangan Sungmin. Ia membelai lembut kepala Sungmin lalu mendekatkan wajahnya dengan wajah cantik Sungmin. Namun Kyuhyun cukup terkejut ketika Sungmin menghindar saat ia akan mencium kening gadis itu.

"Wae?" Kyuhyun bertanya heran. Sungmin menjadi semakin aneh di mata Kyuhyun.

Sungmin terdiam sejenak lalu menatap Kyuhyun. 'Kau harus melakukannya, Minnie-ya. Kau harus mendapatkan first kiss-mu,' tekadnya dalam hati.

"Bisakah… oppa menciumku selain di kening?" Sungmin berucap ambigu. Gadis itu tidak bisa langsung saja bergerak agresif untuk mencium bbir Kyuhyun. Harga dirinya sebagai perempuan sedikit memberontak saat ia akan melakukannya, mencium bibir Kyuhyun. Bagaimanapun juga, ia ingin mendapatkan ciuman pertamanya dari Kyuhyun, bukan ia yang harus memberikan ciuman pertamanya untuk Kyuhyun.

Kyuhyun mengangkat sebelah alisnya. Ia benar-benar bingung dengan sikap Sungmin pagi ini. Sungmin memintanya untuk menciumnya selain di kening? Awalnya Kyuhyun bingung, namun sedetik kemudian ia tersenyum. Bagaimanapun juga, Sungmin masih berada dalam fase remaja akhir. Mungkin saja Sungmin ingin merasakan romantisme seperti pasangan yang masih berpacaran. Ya, Kyuhyun mengakui jika ciuman di kening memang kurang romantis.

"Baiklah," Kyuhyun akhirnya bergerak menghapus jarak di antara wajah mereka. Hati Sungmin berteriak senang saat Kyuhyun mendekatkan wajahnyanya secara perlahan. Mungkinkah Kyuhyun akan mencium bibirnya?

Sungmin akhirnya memejamkan matanya. Jujur ia sangat gugup saat Kyuhyun mengiyakan akan menciumnya— selain di kening. Tangannya bahkan sampai basah oleh keringat dingin. Apakah ia akan merasakan first kiss yang hangat, manis dan tak terlupakan seperti yang dikatakan oleh Eunhyuk?

Cup!

Dan pupus sudah harapan Sungmin saat ia merasakan bibir Kyuhyun mendarat pipinya, bukan di bibirnya. Sungmin sangat kecewa, dan saat itu juga kedua matanya terbuka.

Kyuhyun benar-benar tidak peka! Sungmin berteriak dalam hati.

"Sudah, bukan? Kalau begitu oppa berangkat, sayang," Kyuhyun mengusap lembut pipi Sungmin. Laki-laki itu kemudian melangkah keluar dari apartemen mereka, namun langkahnya terhenti ketika Sungmin menahan lengannya.

Entah mendapat kekuatan dari mana, dengan cepat Sungmin membalik tubuh Kyuhyun agar mengahadapnya. Sungmin benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya. Ia berada dalam puncak keinginnya sekarang, dan ia ingin mendapatkan apa yang ia mau. Sebut saja itu sebagai ambisi. Dengan sedikit menjinjit, Sungmin akhirnya bergerak cepat dan agresif menempelkan bibir tipisnya di bibir tebal Kyuhyun.

Sungmin seolah merekam dengan baik apa yang dikatakan oleh Eunhyuk. Ia pun mengikuti apa yang diajarkan oleh Eunhyuk tentang cara berciuman. Bibir Sungmin bergerak mengulum bibir atas dan bawah Kyuhyun secara bergantian dengan sedikit menyesapnya.

Kyuhyun yang mendapat serangan tiba-tiba dari Sungmin pun hanya bisa mematung. Laki-laki itu terlalu terkejut untuk sekedar memberikan respon terhadap apa yang dilakukan oleh Sungmin terhadap bibirnya.

Sungmin terus mengecap bibir tebal Kyuhyun, menunggu Kyuhyun membalasnya. Namun suami tampannya itu tak kunjung membalas ciumannya. Sungmin merasa begitu bodoh dan memalukan. Ia memutuskan untuk mengakhiri pagutan bibirnya, tapi tiba-tiba ia dikejutkan oleh Kyuhyun yang mendorongnya hingga pagutannya terlepas.

"Apa yang kau lakukan, Min?" Kyuhyun menggeram marah. Laki-laki itu bahkan sampai berteriak kepada Sungmin.

Tubuh Sungmin bergetar. Ini pertama kalinya Kyuhyun berteriak di hadapannya. "Ma—maafkan aku, oppa," Sungmin menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah menahan malu dan juga tangis.

"Jangan pernah melakukan hal itu lagi. Kau mengerti?" Kyuhyun berujar sarkatis lalu meninggalkan Sungmin begitu saja di depan pintu apartemen mereka.

Air mata Sungmin jatuh saat itu juga, bersamaan dengan tubuhnya yang jatuh merosot di depan pintu apartemen mereka. Sungmin menangis sejadinya, tak perduli jika nanti tetangganya akan terganggu dengan suara tangisannya. Sungmin hanya ingin meluapkan rasa malu, kecewa, kesal dan sakitnya. Ia malu dan kecewa karena sudah begitu agresif namun Kyuhyun tak membalas ciumannya. Ia kesal karena Kyuhyun tidak peka dengan keinginannya. Ia sakit karena Kyuhyun berteriak dan marah kepadanya.

Jika tahu Kyuhyun akan bereaksi seperti ini, Sungmin tidak akan pernah melakukan hal memalukan itu, yang pada akhirnya hanya menyakiti hatinya.

'Oppa… kenapa kau marah sekali saat aku menciummu? Bukankah aku istrimu? Apakah kau memang benar-benar tidak tertarik dengan tubuhku?' Sungmin membatin perih dalam tangisnya.


TBC or Discontinue?