"Yak, ayo baris yang rapi! Buat jadi empat barisan!"

.

.

"Jangan, jangan! Belum waktunya angkat ketek!"

.

.

"Tunggu! Pinggulnya lebih lentur lagi!"

.

.

"GYAHAHAHA!"

.

.

"Kim Jongin, sekarang giliranmu."

.

.

DEG.

.

"Psst, lakukan saja seperti yang kulakukan tadi. Yang penting mereka tertawa. Soal harga diri kita diskusikan nanti."

"Aku bersedia melakukan apa saja demi senior itu, Sehun. Doakan aku!"

.

.

.

.

title: boffins's life

Disc: all charas belong to God.

Cast: EXO members

Genre: friendship, romance, university(?) life, humour

Warning: YAOI. BL. shounen-ai. don't like don't read.

halow'-')/ ketemu lagi wkwk

kali ini iseng buat cerita tentang kehidupan kuliah XD aaaa gatau kepengen aja bikin AU(?) wkwk

roman-romannya bakal chaptered (lagi) mudah-mudahan bisa nulis dengan baik dan ngga keteteran, Amin..

enjoy!

.

.

.

.

.

-flashback-

.

.

.

"Huwaaa! Jongin-sunbae! Tak kusangka hari ini akan datang juga! Hiks..!"

"Kenapa sunbae begitu cepat meninggalkan kami? Andwaeyo, hiks!"

"Sunbaeeee! Tak bisakah menunggu setahun lagi berada di sekolah ini?"

Jongin menghela napasnya. Kejadian seperti ini sudah yang kelima kalinya hari ini. Ia menepuk pundak kumpulan gadis yang tersedu-tersedu padanya.

"Pernah kukatakan pada kalian bukan kalau aku pasti lulus. Dan sekaranglah waktunya." ujar Jongin. Gadis-gadis itu semakin tersedu-sedu. "Tapi tapi kami tak tahu lagi bagaimana harus melanjutkan hidup bila sunbae tidak ada..!"

Jongin terkekeh kecil.

"Kalian harus tetap semangat walaupun aku tidak ada. Kalian tak boleh berkata seakan-akan tak bisa hidup tanpaku. Teman-teman kalian masih banyak di sini. Aku tidak selamanya berada di sekolah ini, begitu pun kalian. Jadi, jangan pernah menyia-nyiakan pertemuan kita. Waktu kita selama dua tahun ini. Arraseo?" ujar Jongin berusaha menenangkan para gadis itu.

Walaupun masih sesenggukan, para gadis itu menganggukkan kepala mereka lemah. Jongin menepuk-nepuk kepala mereka satu per satu. "Jadilah gadis baik. Belajar yang giat, ne?"

Para gadis tak bisa lagi membendung air mata mereka. "Nee sunbaeee..! Huweeeng!" mereka memeluk tubuh Jongin. Sebuah pelukan perpisahan.

"Hei, jangan menangis..!" Jongin terlihat kewalahan menenangkan mereka.

"Aniya sunbae, ini air mata bahagia sekaligus perpisahan.. Jaga kesehatan sunbae, semoga kebaikan selalu menyertai sunbae di mana pun sunbae berada!" ujar para gadis itu dengan air mata yang berlinang. Air mata bahagia, sebut mereka.

Jongin merasakan dirinya terharu mendengar perkataan mereka yang begitu peduli pada dirinya. "Ne, semoga kalian juga."

.

.

-flashback off-

.

.

.

PAK!

"Aduh!"

Jongin mengadahkan kepalanya melihat siapa gerangan yang telah menjitak kepalanya. Itu Sehun.

"Mwoya?"

"Nanti jangan lupa belikan aku bubble tea. Kau sudah janji kemarin kalau kau kalah taruhan kau akan membelikanku bubble tea selama satu semester." ujar Sehun.

Jongin memasang tampang irritated. "Ya ya ya. Tapi tak usah menjitak segala."

"Jitakan itu untuk membetulkan kepalamu."

"Kau pikir kepalaku miring?"

"Oh Sehun, Kim Jongin! Coba ulang penjelasan saya barusan!"

Kena kalian. Seorang dosen yang terkenal tidak suka mendengar suara walaupun sebuah bisikan di tengah kuliahnya, menangkap basah Sehun dan Jongin.

"Mati kita!" gumam Sehun.

Jongin mengambil napas dalam-dalam.

"The engineering fields requires an understanding of core concepts including mechanics, kinematics, thermodynamics, and electricity." jawab Jongin dengan lancar. (tak usah ditranslate, sungguh)

Dosen itu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lain kali harap tenang bila saya sedang menerangkan." Kemudian dosen itu kembali ke depan kelas.

"Phew! That was close! Ternyata kepalamu ada isinya juga, ya." ujar Sehun setengah tertawa.

Jongin sendiri tak menyadari bahwa dirinya dapat mengulang kembali penjelasan dosen. 'Tidak seperti diriku yang biasanya.. Apa mungkin gara-gara sunbae itu otakku jadi lebih encer?' pikir Jongin sambil memainkan alat tulisnya.

"Sehun, kau tahu aku hanya membaca penjelasan dia sekali. Kenapa jadi mudah teringat di kepalaku?" Jongin menyenggol lengan Sehun yang duduk di sebelahnya.

"Mungkin kau menjadi pintar? Semoga saja."

Jongin tak ingin menjadi mencolok. Dia tak akan punya waktu bermain bila menjadi orang yang mencolok seperti seorang mapres contohnya. 'Kuharap kejadian kali ini hanyalah sebuah keajaiban.'

.

.

.

.

.

"Yang merasa tertarik dengan klub basket segera daftar ke sini! Ayo ayo, kesempatan emas untuk mendaftar! Semua boleh mendaftar! Yang bisa atau tidak bisa tidak masalah! Bonus piring cantik!"

"Bagi para anak baru yang bingung memilih klub apa, basket adalah jawaban dari kebingungan kalian! Kalian tak akan menyesal telah masuk klub basket, lho!"

"PARA HOOBAE SEMUA! SUDAH BANYAK YANG MENDAFTAR! SEKARANG GILIRAN KALIAN!"

Suasana luar kelas heboh dengan segala macam tawaran pendaftaran klub serta perekrutan anggota baru. Namun yang paling ribut adalah klub basket. Dikarenakan klub basket memiliki tiga megaphone hidup. Yang pertama, Baekhyun. Mahasiswa tahun ketiga yang satu ini memiliki tubuh yang tak seimbang dengan suara kencang bin cempreng yang ia keluarkan. Yang kedua, Jongdae. Mahasiswa seangkatan dengan Baekhyun ini memiliki suara yang mampu menyaingi halilintar. Dan yang ketiga, Chanyeol. Mahasiswa yang juga seangkatan dengan Baekhyun dan Jongdae ini memiliki suara bak om om yang sangat kontras dengan wajahnya. Tak heran, betapa menggelegarnya klub basket, apalagi saat tiga megaphone itu saling sahut menyahut.

Jongin dan Sehun sedang berencana akan membeli bubble tea hasil taruhan. Mereka melewati kumpulan klub basket dengan sedikit risih.

"Oy, oy! Berhenti!" ujar Chanyeol tiba-tiba.

Jongin dan Sehun serempak menolehkan kepala mereka. "Kami?"

Chanyeol tersenyum lima jari. "Ne, kalian! Sini sebentar!"

Sambil saling menatap dan mengedikkan bahu, Jongin dan Sehun berjalan menghampiri Chanyeol.

Chanyeol masih terlihat tersenyum lebar sebelum Baekhyun menyenggol lengannya, "Kau ngapain, sih?"

Chanyeol tidak menjawab pertanyaan Baekhyun, dia malah menyambut Jongin dan Sehun.

"Ada perlu apa ya, uhm, sunbae?" tanya Jongin dengan sopan.

Chanyeol terlihat sibuk membanding-bandingkan tinggi badan Jongin dan Sehun dengan dirinya. "Tinggi kalian cukup! Masuklah ke dalam klub!" ajak Chanyeol tiba-tiba.

Oh. Jadi Chanyeol sedang merekrut anggota baru. Catat, lebih tepatnya memaksa merekrut.

"Eoh?" bingung Jongin dan Sehun.

"Wow wow wow, siapa yang menjadikanmu ketua klub, tuan Park?" ujar sesosok laki-laki yang menyerupai sebuah galah.

Chanyeol protes, "Hei! Perekrutan kan tidak hanya wewenang ketua!"

Baekhyun kembali menyenggol lengan Chanyeol. "Kalian berisik! Lihat reaksi anak-anak ini!" ujarnya sambil menunjuk ke arah Jongin dan Sehun yang terpaku.

"O-oh, iya iya! Jadi, bagaimana? Kalian mau, kan? Ung, siapa nama kalian?" tanya Chanyeol dengan wajah idiotnya.

"Uh-huh, aku Jongin. Kim Jongin dari fakultas teknik. Dan ini teman sekelasku, Oh Sehun." Jongin menjawab pertanyaan Chanyeol dengan gugup. Karena di depan dia berdiri dua buah menara.

Sehun hanya menundukkan kepalanya tanda hormat, sebelum Jongdae menginterupsi. "Tak usah seformal itu! Lihat, aku saja biasa saja ke Wufan-hyung!"

Galah yang diketahui bernama Wufan itu mendelik ke arah Jongdae yang hanya dibalas cengiran.

"Park Chanyeol, sastra!". "Byun Baekhyun, sastra.". "Kim Jongdae, juga sastra!"

Tiga megaphone ini berasal dari fakultas yang memang terkenal sebagai sarang toa –gumam Sehun.

"Dan kenalkan, ketua klub basket!" Chanyeol menyenggol lengan Wufan yang sedang berdiri bak model.

"Wu Yifan. Boleh panggil Wufan atau Yifan. Jangan lupa pakai embel 'hyung' atau 'gege' juga boleh." ujar Wufan.

Alis Sehun sedikit menaik mendengar ucapan Wufan. "Gege? Kau orang Cina?" Sehun membuka suaranya.

"Begitulah. Tak harus orang Korea asli yang bisa berkuliah di sini, bukan?" jawab Wufan masih dengan pose modelnya.

"Aah! Jadi bagaimana? Katakan iya, katakan iya!" ujar Chanyeol antusias.

Jongin dan Sehun memberikan cengiran mereka.

"Aku uhm.. Aku sih tak masalah..". "Bagus! Selamat datang di klub!" Chanyeol langsung memotong ucapan Jongin yang belum selesai. Bahkan, Sehun belum sempat menjawabnya.

Wufan memutar bola matanya, Jongdae sibuk berteriak-teriak menyambut Jongin dan Sehun, sementara Baekhyun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Chanyeol berteriak di hadapan Wufan, "Bagaimana, ketua? Aku hebat kan dalam masalah perekrutan?!"

Wufan melengos, kemudian menatap kedua anak baru itu –Jongin dan Sehun. "Besok kami tunggu." Lalu tanpa berkata apa-apa lagi, Wufan melenggang pergi.

Jongin dan Sehun menganga.

"Ketua sudah menyetujui kalian! Baiklah kalau begitu! Datanglah ke gym besok!" ujar Chanyeol sambil melambaikan tangannya, berlari menyusul Wufan.

Jongdae memberikan cengiran terbaiknya sebelum mengikuti Chanyeol dan Wufan. Baekhyun memberi ucapan seperti, "Sebaiknya kalian benar-benar datang besok. Percayalah padaku, kalian pasti akan mensyukuri saranku." kemudian ia menyusul teman-temannya yang lain.

Sementara itu, Jongin dan Sehun masih terdiam. Sebenarnya apa itu barusan? Mungkin seperti itulah pikiran mereka saat ini.

"... Jadi, kau ingin bubble tea rasa apa?" ujar Jongin memecah keheningan dan tak memperdulikan kejadian barusan. Bertingkah seolah tak terjadi apa-apa.

.

.

.

.

.

Takdir berkata Jongin dan Sehun harus benar-benar berkecimpung ke dalam klub basket. Padahal mereka sudah melupakannya dan berharap tak akan bertemu lagi dengan sunbae penuh gigi itu.

"Jongin! Sehun!"

Sosok tiang jemuran penuh gigi dengan senyum lima jari tengah berlari. Ke arah Jongin dan Sehun yang malang.

Gotcha!

Jongin menepuk dahinya, sementara Sehun memberi tatapan horor.

"Hehehe, akhirnya kutemukan! Ayo, cepat, kita akan mulai sebentar lagi!" tanpa basa-basi, Chanyeol langsung mendorong tubuh Jongin dan Sehun.

'TIDAAAK!' pekik anak-anak malang itu.

Sadar tak bisa mengelak lagi, akhirnya mereka pasrah.

'Baekhyun-sunbae, kami sangat menyesal tak mengikuti saranmu..'

.

.

.

Tak sampai lima menit, mereka sampai di gym.

"Nah, sampai!" Chanyeol memberi tanda pada Baekhyun bahwa anak-anak baru telah datang untuk orientasi di hari pertama.

Jongin dan Sehun baru pertama kali masuk ke dalam gym. Mereka merasa terkagum dengan gym milik Universitas Nasional Seoul –universitas yang mereka masuki. Tentulah bukan gym biasa. Gedung super duper hiper besar dan berfasilitas sangat amat lengkap. Mereka sempat berpikir, apakah gedung ini mampu menampung 10 ton bubble tea –oke, ini adalah pikiran Sehun.

"Haloo?" Chanyeol mengibas-ngibaskan tangannya ke hadapan wajah Jongin dan Sehun yang masih ber-daydreaming.

"O-oh? Iya, ehm sunbae..?". "Jangan panggil sunbae, panggil saja hyung!" ujar Chanyeol dengan ceria.

"..Hyung?" ulang Sehun.

Chanyeol mengangguk, "Ne! Chanyeol-hyung, Baekhyun-hyung, Wufan-hyung!"

Jongin dan Sehun giliran mengangguk.

"Sepertinya wajah kalian terlihat kebingungan.. Ah, aku tahu! Kalian heran tak ada Jongdae di sini, bukan? Biar kujelaskan, sebenarnya Jongdae bukan anggota resmi klub basket. Dia hanya terlalu sering bersama kami, dia juga sering sekali ikut dalam kegiatan kami. Namun saat ini dia sedang ada kelas, jadi..." jelas Chanyeol panjang lebar.

Jongin dan Sehun berpandangan. 'Sebenarnya siapa yang memintanya menjelaskan hal itu?' gumam mereka.

"Hoi, Yeol, sudahlah.. Lebih baik cepat dimulai." titah Baekhyun yang mulai bosan dengan ocehan Chanyeol.

Chanyeol membalas dengan cengiran, "Baiklah! Bagaimana, boleh kumulai, ketua?"

Wufan menaikkan jempol kanannya.

"Akan kujelaskan jadwal klub basket!"

.

.

.

Setelah beberapa puluh menit penuh dengan penjelasan, tibalah saat praktek. Jongin dan Sehun harus menunjukkan skill mereka dalam bermain basket. Dimulai dari memasukkan bola ke dalam ring.

"Aku tak yakin bisa melakukannya.." ujar Sehun ragu-ragu.

"Cukup arahkan bola ini ke ring, kemudian lompat dan lempar! Mudah." jawab Jongin mantap. "Kau pernah melakukannya?". "Ya. Namun tak sesering memasukkan bola ke dalam gawang. Percayalah, itu lebih mengasyikkan daripada melempar-lempar bola ini ke dalam ring."

Sehun mengedikkan bahu, kemudian bersiap-siap untuk melakukan tembakan pertama.

"Rileks saja. Kami tak akan menilaimu, cuma ingin lihat sejauh mana kau bisa memasukkan bola." ujar Wufan dengan cool.

Sebelum menembakkan bola, Sehun sempat melirik ke sisi kirinya.

Oh, ternyata klub sepak bola. Mereka juga sedang melakukan orientasi layaknya klub basket.

Terlihat para hoobae seperti dirinya dan Jongin sedang men-dribble bola –ah, tunggu.

Dirinya melihat sosok cantik. Cantik. Terlalu cantik.

Siapa.. Itu..?

"Sehun! Cepat tembakkan!" titah Jongin membuyarkan lamunan Sehun.

Sehun gelagapan sedikit, lalu melompat dan melempar bola.

Dan.

SLEP!

Bola basket masuk tepat ke tengah ring!

Wufan, Chanyeol, Baekhyun, dan Jongin yang melihatnya membentuk mulut mereka seperti huruf 'O' besar.

"Itu tadi three points shoot!" komentar Baekhyun.

"Sehun, daebak!" puji Jongin.

"Kau lihat, hyung? Anak-anak yang kupilih memang berbakat!" ujar Chanyeol dengan bangga kepada Wufan.

Wufan tersenyum simpul, "Welcome to the club, Oh Sehun, Kim Jongin."

.

.

.

.

.

.

.

TBC

oke, ini baru prolog/? huhu

pokoknya diusahain update cepet ;;; ini tugas kuliah makin yahud aja /curhat dikit

pokoknya ini mesti lanjut banget /semangatin diri sendiri/

wkwk kritik dan saran are warm welcomed :3

last word, tengkyuh;*