ini FF pertamaku. maaf banget kalau misal ceritanya ntar ngebosenin. tapi ini FF PURE MURNI DAN ASLI(?) hasil pemikiranku sendiri. kalau ada bagian-bagian yang mungkin mirip sama yang pernah kalian baca itu gak disengaja okay? and DON'T BE SILENT READER karena setiap review kalian merupakan suatu penghargaan terhadap karya yang saya buat hehe. cekidot!
BOYS LOVE~
GAK SUKA KLIK 'BACK' ~
RATE T++ DULU KALI YA(?)
Happy Reading readers! ^^
.
.
.
.
"baekhyun, cepat sedikit!" astaga suara cempreng ini.
"ya!" aku berteriak dari dalam kamar mandi. Sial dasi ini benar-benar menyebalkan. aku memandangi cermin. Ah pantulan bayanganku mengerikan. Celana hitam kain dengan kemeja putih polos yang kebesaran. Tidak ketinggalan dasi yang melingkar kusut di kerah kemejaku sungguh membuat tampilan ku semakin buruk.
"baekhyun apa kau tidur lagi?" chen menggedor pintu kamar mandi. Aku membuka pintunya menatap chen malas.
"bisa tolong aku?"
"kau nampak buruk, baek. Kemari" chen memakaikan dasi ku dengan tenang. Merapikan kerahku dan menggulung lengan kemeja appa sampai batas siku.
"ini cara terbaik mengatasi badanmu yang tenggelam oleh kemeja appa mu hahaha"
"terima kasih. Kajja" aku berjalan mendahului chen. Dia nampak sangat bersemangat. Sepanjang jalan dia sibuk dengan kekasih barunya, dengan kata lain handphone.
Mendekati kampus mahasiswa yang berpakaian sama seperti ku membawa kantong plastik besar tanpa membawa tas. Aku menoleh pada chen. Dia masih saja sibuk dengan handphone.
"hey chen, apa semua mahasiswa baru dilarang membawa tas?"
"kenapa?"
"lihat" aku menunjuk segerombolan orang menenteng kantong plastik besar.
"ah aku tidak tahu. Tapi sunbae di kelasku mengatakan diwajibkan membawa perlengkapan ospek salah satunya kantong plastik besar. Jadi itu gunanya?" Aku juga mendengar sunbae mengatakan itu tapi mengapa aku tidak menangkap kata 'besar' pada kantong plsatik yang disebutkan. Astaga pendengaranku.
Chen mengeluarkan kantong plastik besarnya. Memasukan seluruh tas dan isi tasnya kedalam plastik tadi.
"jangan katakan kau tidak membawa kantong plastik, baek." Chen melotot.
"aku bawa." Tapi tidak besar.
"sukurlah. Cepat gunakan."
"nanti saja kalau sudah sampai gedung. Aku merasa seperti orang bodoh."
"terserah kau saja, baek."
Sial. Pasti aku kena hukum sunbae nanti. Saat memasuki area kampus, aku dan chen berpisah. Chen di gedung E dan aku di gedung C kami berbeda fakultas. Aku berputar-putar mencari letak gedung C di kampus yang besar dan terlalu banyak gedung ini dan, ketemu. Aku naik lift kelantai 4 dan salah satu sunbae menunggu didepan pintu lift.
"hey siapa yang menyuruhmu memakai lift?" sunbae ini cantik sekali. Dia namja atau yeoja? Tubuhnya tinggi. Matanya kecil tapi tidak sipit. Rambutnya baby pink sangat pas dengan kulitnya yang putih semakin membuatnya terlihat cute dan pasti kulitnya sangat mulus tapi dari nada ia berbicara sangat judes.
"tidak ada, sunbae"
"kau tahu? Baru hari pertama ospek kau sudah melanggar 3 peraturan sekaligus, anak kecil." Apa dia bilang? Anak kecil? Aku sudah besar! Hanya badan ku saja yang mungil.
"maaf sunbae. Aku menyesal."
"pertama mahasiswa baru dilarang menggunakan lift selama ospek. Kedua kau terlambat. Ketiga kau tidak membawa kantong plastik sebagai pengganti tas selama ospek berlangsung."
Kantong plastik! Aku mengeluarkan plastik dari dalam tas ku.
"aku bawa plastik." Aku menunjukan plastik kecil yang aku bawa padanya. Tapi dia tidak memperhatikanku.
"hey hey yang terlambat! Sini!" sunbae ini berteriak nyaring sekali seperti perempuan. Menghadang mahasiawa baru yang melanggar peraturan. Mungkin dia sie kedisiplinan. Dia kembali padaku.
"apa ini?" dia menunjuk plastik yang aku bawa. Lalu mengangkatnya menggunakan ibu jari dan jari telunjuknya. Menyipitkan matanya dan mengernyitkan dahi.
"palstik tentu saja. Seperti yang diperintahkan."
"kami memerintahkan plastik besar, anak kecil. Karena kau tidak diperbolehkan menggunakan tas selama ospek. Jadi kau ku hukum."
"ya, sunbae." Aku bisa menebak ini.
"kau siapa namamu?"
"byun baekhyun, sunbae"
"cari tau nomor handphone terbaru dari ketua BEM fakultas kita. Ingat yang terbaru. Dan hasilnya serahkan padaku sampai jam istirahat kedua."
Apa-apaan sunbae ini. Hukuman ini tidak ada hubunganya dengan keterlambatan, palstik, dan lift. Aneh.
"ya, sunbae."
"sekarang kau masuk kelas baekhyun. Selanjutnya kau." Aku meninggalkan sunbae aneh itu. dia memiliki mainan baru. Gayanya benar-benar sok senior. Aku melirik kertas yang menempel di pintu kelas. Mencari namaku ada dikelas ini. Aku masuk kelas paling ujung duduk paling belakang dan sendirian. Aku pikir ini adalah awal dari hari sialku.
Aku melirik jam tangan ku. Pukul 11.30 jam istirahat pertama. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain memakan bekal yang kubawa dari rumah. Tidak ada satupun manusia yang aku kenal. Duduk paling belakang sendirian membuatku semakin menjadi kaum minoritas. Tidak ada yang menyadari keberadaan ku. Semua orang sibuk dengan teman mereka. Selang dua kursi disebelah kanan ku ada seorang namja tinggi wajahnya seperti orang bodoh sedari tadi dia sibuk dengan handphone ditangan kanan dan roti ditangan kirinya. Melahap dengan potongan yang besar. Mulutnya penuh, bibirnya mengurucut.
"hey, kau yang terlambat tadi kan?" dia menoleh kearahku. Berpindah tempat duduk tepat disampingku.
"ya? Oh ya" jawabku singkat.
"aku Chanyeol. Park Chanyeol." Dia meletakan handphonenya lalu mengulurkan tanganya ke arahku.
"baekhyun. Byun Baekhyun." Aku menjabat tanganya sebentar lalu melepaskannya. Aku pikir perbincangan kami tidak akan lama.
"aku tahu. Aku tadi tepat dibelakangmu saat kau dihadang sunbae menyebalkan tadi" dia menampakkan deretan giginya yang putih. Tersenyum seperti orang bodoh. Aku harap aku tidak salah memilih teman disini, itu saja. Aku benar-benar merasa bosan sehari penuh didalam kelas. Selama istirahat aku memainkan game cyrus di tab ku.
"seperti pum it up." Suara bass berdengung di telinga kananku. Suara Chanyeol.
"ya. Cyrus. Dengan tangan tidak dengan kaki. Dari mana kau tahu Pump? Kau suka memainkannya?" pandanganku tak lepas dari tab.
"ya, aku sering meminkannya setiap akkhir pekan dengan hyung ku. Tapi aku tidak sepandai dia." Dia melirik tab ku sangat ingin tau dan ingin mencoba mungkin. Aku menghentikan permainan, menoleh pada chanyeol.
"benarkah? Aku juga setiap ada kesempatan bermain pump dengan sepupuku, Chen dan Sehun. Sehun sangat pandai diberbagai lagu dan level. Berapa level maksimal mu?"
"tergantung beat lagunya. 8 dan 7 kira-kira kkk. Kau?" raut wajah chanyeol nampak sumringah.
"aku juga. Baru sekitar 4 bulan ini aku mengenal permain ini." Chanyeol ternyata sangat menyenangkan. Dia selalu tersenyum lebar pada setiap kata yang aku ucapkan. Sepertinya dia tidak pernah merasa sedih. Kami melewatkan jam istirahat dengan banyak perbincangan tentang pump. Dan oh sial! Hukuman itu. Aku menanyakan pada chanyeol apa hukuman yang dia dapat saat terlambat. Dia bilang luhan sunbae hanya memriksa barang bawaanya. Luhan sunbae adalah sunbae kami yang berjga didepan lift seperti security nyatanya wajah Luhan sunbae seperti Hello Kitty(?). aku menjelasksan semua kejadian didepan lift saat dihukum oleh Luhan sunbae pada Chanyeol. Aku meminta pertolongan Chanyeol untuk menemaniku mencari ketua BEM fakultas kami. Katanya dia punya teman yang adalah sunbae juga.
"hello hyung, apa kau mengenal ketua BEM fakultas kita?"chanyeol berbicara dengan temannya di telepon.
"..."
"oh syukurlah. kami akan kesana bantu kami hyung"
"..."
"ya. Aku bersama seorang teman. Mendapat hukuman. See ya"
"..."
Chanyeol nyengir tidak jelas ke arah ku.
"kajja. Kris hyung ada dikantin."
"Kris?" aku mengernyitkan dahi. Chanyeol menggenggam pergelangan tanganku. Menyeretnya dengan cepat.
"ketua BEM itu. Namanya Kris."
Tiba di kantin kami berdiri di sudut. Chanyeol menebarkan pandanganya kesegala arah. Mencari seseorang.
"Suho Hyung!" Chanyeol benar-benar bodoh. Dia berteriak dengan suara bass nya. Tersenyum lebar dengan wajahnya yang seperti idiot. Menggema keseluruh kantin. Suho hyung adalah teman dekat Lay, kakak laki-laki Chanyeol. Pertama kali melihat Suho penampilanya sangat rapi wajahnya kalem dan sangat ramah. Meski dia namja yang tidak terlalu tinggi tapi tidak mengurangi ketampanannya. Rambutnya cepak hitam dan di tata rapi namun tetap terlihat trendy. Kata Chanyeol dia adalah anak orang kaya dan sangat berpendidikan ayahnya seorang profesor dan ibunya seorang guru.
"a-yo! Ada apa, yeol? Ada yang perlu aku bantu? Katakan padaku." Suho dan Chanyeol ber hi-five tanpa ada batas antara sunbae dan hoobae.
"kami berdua kena hukuman, hyung. Luhan sunbae menyuruh kami memintakan nomor handphone Kris sunbae yang terbaru dan menyerahkannya pada nya sampai istirahat kedua nanti."
Kami? Apa aku tidak salah dengar? Aku menyikut perut Chanyeol. Dia meringis.
"Luhan berulah lagi." Kali ini namja yang duduk disamping Suho menimpali. Namanya Xiumin ada tanda pengenal menggantung dilehernya. Tubuhnya juga tidak terlalu tinggi pipinya gembil sepertinya Xiumin hyung hobi makan. Kulitnya putih,matanya lucu, alisnya cukup tebal. Model rambutnya tidak berbeda jauh dengan Suho hyung namun warna rambut Xiumin hyung terlihat sedikit lebih coklat.
"itu bukan hukuman. Dia hanya memanfaatkan kalian." Astaga. kali ini siapa? Aku tidak melihat tanda pengenal apapun yang melekat di tubuhnya. rambutnya pirang berantakan tapi kenapa bisa keren seperti itu. Ada beberapa tindik melekat di daun telinganya. Alisnya cukup tebal. Bibirnya kissable. Hidung mancungnya, rahangnya yang tegas, astaga itu bisa membius mu kapan saja dan dimana saja. Penampilanya rapi, tapi tidak serapi Suho hyung dia membuka dua kancing teratas kemeja biru mudanya dan dilampisi jas almamater. Sepertinya tinggi orang ini melebihi Chanyeol. Terlihat kakinya yang menekuk dibawah meja makan kantin. Jari-jarinya panjang kurus dan putih, kukunya pink seperti perempuan. Orang ini seperti tokoh-tokoh anime yang sering aku lihat.
"siapa nama kalian?" dia melihat kerarah Chanyeol lalu tepat dikedua manik mataku. Oh tidak.
"Byun baekhyun. Aku yang kena hukuman dari Luhan sunbae. Chanyeol hanya menemaniku, sunbae."
"Wu Yi Fan. Kalian cukup memanggilku Kris hyung. Dan kalian kembalilah ke kelas jam pemberian materi akan segera dimulai. Dan Baekhyun, aku akan menyelesaikan hukuman mu dengan Luhan. Kau tidak usah khawatir." Penjelasanya cepat. Pelan namun nadanya sangat tegas. Jadi ini ketua BEM fakultas ku. Jadi ini yang namanya Kris. Nama Kris sangat cocok disandang orang yang mempunyai kesempurnaan seperti dia. Tampan, sexy, tegas, sangat berkharisma, membius, menghentikan denyut nadimu ah kata apalagi yang harus aku ucapkan untuk menggambarkan orang ini. Bahkan aku masih belum yakin bahwa dia adalah manusia. Bukan malaikat.
"Baek, kau pulang sendiri?" aku dan chanyeol keluar gedung bersama-sama.
"tidak. Dengan saudara ku. Dia menunggu ku di gedung E."
"mau aku antar?"
"tidak perlu, Yeol. Terimakasih. Sampai besok."
Chayeol menganggukan kepalanya, meninggalkan ku menghampiri mobil merah menyala yang menunggunya didepan gerbang gedung C.
Berjalan sendirian di tempat yang asing adalah moment yang canggung. Semua orang menetap aneh ke arahku seperti aku ini adalah anak itik yang kehilangan indukanya. Saat melewati lorong antar gedung, samar aku mendengar suara yang sepertinya aku kenal. Dua orang sedang bercakap-cakap.
"berhentilah bersikap aku hanya milikmu." Suara berat ini...
"tapi aku tidak merelakan siapapun menyentuhmu,Kris!" ya Tuhan! Kris sunbae dan...siapa orang itu. Aku bersembunyi dibalik dinding menguping pembicaraan mereka.
"aku bukan lagi milikmu,Han." Nada bicaranya dingin. Dan 'Han' siapa itu? Mantan pacar Kris? "dan jangan memanfaatkan anak baru untuk meminta nomor ku. Sudah kukatakan jangan hubungi aku lagi selain ada kepentingan organisasi kampus." Luhan sunbae! 'Han' adalah 'Luhan'. Astaga mereka gay? Aku pikir Kris adalah makhluk yang sempurna. Tampan, pintar, punya kekasih bahkan bisa saja banyak perempuan bisa ia miliki. Tapi tak ada gading yang tak retak. Memikirkan Kris hyung yang seorang gay membuatku bergidik ngeri. Aku melamun dibalik dinding tempat persembunyianku handphone ku bergetar, Chen menelpon. Aku lari meninggalkan Kris dan Luhan sunbae menjemput Chen.
Hari ini mebuat sekujur tubuhku pegal. Insiden kantung plastik membuatku mengetahui sebuah fakta terbesar dari 'si sempurna', Kris.
Tok tok tok
"chagia, kau sudah tidur?" suara umma.
"belum. Ada apa ma?"
"ada telepon dari Chen."
"ya. Tunggu." Aku melompat dari tempat tidur. Membuka pintu kamar ku dengan susah payah. Pintu ini sudah rusak dan perlu diganti tapi umma selalu bilang pintu kamarku masih bagus.
"yeoboseo."
"Baekkkkkk!" Chen bodoh. Tidak perlu berteriak seperti ini aku tidak tuli.
"hm?" rasakan pembalasanku.
"maaf aku terlalu bersemangat hehe. Apa kau ada waktu? Aku dan Sehun akan pergi makan malam diluar sekalian kita bermain Pump di pusat perbelanjaan. Eotte?" aku berpikir sebentar.
"ya! Byun baekhyun!."
"aku tidak tuli, cempreng! Ya. Jemput aku naik mobil kalau tidak pakai mobil aku tidak mau. Aku lelah."
"urusan gampang. Ada Sehun." Ini yang aku suka dari mereka.
"aku tunggu. Cepat datang sebelum aku berubah pikiran."
"baiklah. Kau tidak akan menyesal kkkk"
Aku menutup telepon. Lari ke lantai dua membuka lemari memilih pakaian. T-shirt dengan lengan tanggung serta celana pendek selutut adalah yang terbaik. Merapikan rambut ungu kemerahan ku yang baru aku cat seminggu yang lalu. Ini usulan dari Sehun. Seleranya tidak buruk. Setelah merapikan penampilanku aku menyambar jaket putih hadiah ulang tahun dari nunaku, hyoyeon.
"chagia Chen dan Sehun menunggu." Umma sama saja seperti Chen. Teriakannya memekakan telinga. Aku turun dari lantai dua menjemput asal sepasang sepatu di rak khusus milik ku samping pintu keluar.
"aku makan malam diluar dengan mereka, umma. Mungkin pulang sedikit terlambat." Aku mencium kedua pipi umma.
"hati-hati, ne?"
"ne umma."
Aku Chen dan Sehun sampai di salah satu pusat perbelanjaan.
"mau makan dulu atau main dulu?" chen angkat bicara.
" terserah kalian." Oh tumben sekali adik sepupuku bersuara.
"Sehun, apa kau sakit? Kkk" aku memegang dahi Sehun. Sehun hanya menampis lenganku pelan. "baguslah kalau kau sudah mulai bisa berkomunikasi kkk sebentar lagi kau akan menyusul kami. Carilah banyak teman yang baik."
"ah bagaimana kalau kita makan dulu yang banyak. Setelah itu kita membakar kalori dengan pump?" seperti biasa Chen sangat ekspresif.
"Sehun katakan sesuatu..." aku menempel pada lengan Sehun manja. Sehun menatapku datar.
"enak, hyung." Aku dan Chen cekikikan.
"hey, Baek kau tahu sekarang Sehun sudah banyak perkembangan. Dirumah dia sangat cerewet dan prefectionis." Chen mencibir sambil melirikan matanya pada Sehun.
"tidak benar, hyung." Sehun melakukan pembelaan. Ah adikku ini sangat cute kkk
"itu bagus Sehunie..ucapakan lebih banyak kata. Mamama-bababa , ne?" aku menirukan sikap umma saat menimang bayi.
"aku bukan balita,hyung." Sehun melahap sushinya lagi. Kkk Sehun yang ngambek sungguh cute.
Kami selesai dengan makanan dan menuju ke area permainan. Chen mengisi ulang kartu permainan. Aku duduk disamping kanan Sehun tiba-tiba seseorang mengejutkan ku. Dia duduk tepat dikananku.
"hey!" dia menepuk bahuku."baekhyun dengan siapa kau kemari? Wah kita berjodoh ya haha" Chanyeol ternyata. Kebetulan sekali.
"hai juga. Aku bersama saudara ku. Ini Sehun kenalkan" aku menyikut lengan Sehun. Dia mengernyit.
"annyeong. Park Chanyeol imnida." Chanyeol muenundukan kepalanya sedikit.
"Sehun imnida." Sehun membalas.
"dia pemalu, Yeol." Aku mejelaskan pada Chanyeol agar dia tidak salah paham dengan sikap Sehun.
"gwemchana..aku mengerti." Senyum idiot itu lagi.
"dan ada satu lagi sepupuku, Chen. Kau dengan siapa datang kemari?"
"Kim Yejin." Seorang Perempuan? "nah itu dia datang." Chanyeol menunjukan jari telunjuknya ke satu arah. Aku mengikuti arah telunjuknya. Benar dia perempuan. apa dia sepupunya yang iya ceritakan itu. Yejin sangat cantik, dia feminin sekali, gaun berwarna peach yang ia kenakan jatuh dengan indah sebatas lututnya. Melambai saat dia berjalan. Rambutnya bergelombang hitam melebihi bahu. Indah.
"chagia, ini baekhyun. Teman satu kelasku dikampus yang aku ceritakan tadi." Oh Kim Yejin adalah yeojachingu Chanyeol. "dan yang tinggi itu saudaranya. Sehun." Kim Yejin membungkukan badannya sopan
"annyeonghaseyo. Kim Yejin imnida." Senyum yejin sangat manis dan nada biacaranya ramah. Aku dan sehun balas membungkuk. Tidak lama Chen datang dan aku mengnalkannya pada Chanyeol dan Yejin.
Aku dan Chanyeol paling sibuk bermain. Kami bermain secara battle score semua pengunjung game center memperhatikan kami. Sedangkan Yejin asik merekam kami, Chen bersorak-sorak mendukung kami berdua. Chen aneh. Sementara Sehun bermain tembak-tembakan di sudut game center yang lebih sepi. Sampai pada babak final Chanyeol dan aku kelelahan kami bermain seadanya. Kekuatan kami sudah terkuras. Bukannya serius malah sibuk menertawai masing-masing yang terengah-engah.
"hari ini benar-benar menyenangkan, Baek. Senang bisa mengenalmu." Chanyeol tersenyum lembut. Tidak seperti sebelumnya.
"aku juga, Yeol. Mari berteman baik." Aku hendak menjabat tangannya namun Chanyeol mendahuluiku. Dia memeluku erat. Aku merasa sedikit janggal. Kenapa jantungku berdebar-debar.
"Yeol aku pamit duluan, ne?" aku berbisik ditelinga Chanyeol yang masih memeluku. Sedetik kemudian dia melepaskannya.
"hati-hati,Baek." Dia menggandeng tangan Yejin. Aku memperhatikan mereka. Serasi. Aku tersenyum kearah mereka lalu menghilang dari hadapan Chayeol.
Hari keempat setelah ospek yang melelahkan. Nanti malam universitas mengadakan malam inagurasi. Akan ada pesta yang melibatkan banyak mahasiswa. Aku tidak bisa membayangkan keramaian nanti malam. Aku dan Chen sepakat akan datang bersama seperti biasa.
"Baek!" Chanyeol keluar kelas menepuk pundak ku dari belakang. Menarik pundakku menghadapnya. "kau pulang dengan siapa hari ini? Chen?"
"ya. Seperti biasa, Yeol."
"pulanglah bersamaku sekali-kali. Kau boleh mengajak Chen jika kau ingin."
"tidak perlu,Yeol. Rumahku dekat, tidak perlu mengendarai mobil." Dari jauh Chen terlihat berlari kecil menghampiriku dan Chanyeol. tumben, biasanya aku yang menjemputnya di gedung E.
"dia sudah datang. Kami harus segera pulang, Yeol."
"tidak perlu aku antar?" Chanyeol meyakinkan.
Aku ingin menjawab 'tidak' tapi Chen datang dengan terengah-engah. Membungkuk. Menumpukan tangannya pada lutut. Keringat sedikit mengalir di pelipis kirinya. Mulutnya terbuka lebar mengambil nafas sebanyak-banyaknya lalu berdiri tegak menepuk pundak kiriku.
"Baek, maaf aku tidak bisa pulang bersama mu kali ini. Baru saja umma telpon dia akan menjemput untuk menemaninya menjenguk tuan Jung lalu berbelanja. Aku benci belanja dengan umma tapi kau tau umma selalu memaksa." Umma Chen selalu membuat acara dadakan dan selalu memaksa orang menuruti kemauannya.
"gwenchana. Pergilah, aku bisa pulang sendiri, Chen."
"hati-hati, Baek." Sedetik kemudian Chen berlari menuju gerbang depan menghampiri mobil putih yang aku tahu itu mobil umma Chen. Bibiku. Bibi membuka kaca jendelan mobil melambaikan tangannya dari jauh padaku dengan bahagia lalu melajukan mobilnya menjauhi area kampus.
"masih tidak perlu tumpangan?" suara Chanyeol mengintereupsi.
"tidak , Yeol. Cukup menawarkan tumpangan. Aku bisa pulang sendiri, oke? Bye Chanyeol sampai jumpa nanti malam." Aku melambaikan tangan kearah Chanyeol dan mengambil langkah menjauhi Chanyeol yang memperhatikanku lalu balas memlabaikan tanganya.
Tepat pukul tujuh malam Chen menjemput dengan mobil hitamnya yang mengkilap. Tumben sekali dia mengemudi sendiri. Chen memakirkan mobilnya dihalaman depan rumahku, keluar dari pintu mobil dengan kaos putih dan cardigan biru gelap serta kacamata bening dengan frame kotak hitam. Rambutnya sedikit acak-acakan. Dia masuk kedalam rumah dengan santainya. Bertemu dengan ummaku lalu membungkuk memberi salam. Aku datang turun dari lantai dua menemukan mereka sedang berbincang-bincang didapur. Chen selalu mengganggu ibuku yang gemar sekali memasak. Aku melewati mereka berdua mengambil gelas untuk minum.
"hey Baek, kenapa kau belum bersiap-siap?" Chen menudingku dengan camilan masakan umma ditanganya. Aku menuangkan air dalam gelas, meneguknya sekali.
"sebentar lagi. Makanlah dulu sepuasmu, Chen" lalu kutinggalkan Chen naik ke lantai dua. Aku membuka lemari. Mengambil kaos merah dan celana jeans panjang hitam yang melekat sesuai lekuk kakiku yang ramping. Menyambar jaket jersey biru tua dengan garis putih dipergelangan tangan serta topi hitam kembar yang aku beli bersama dengan Sehun lalu keluar kamar mengembalikan gelas kosong ke dapur. Dan Chen masih saja melakukan hal yang sama. Mengganggu umma memasak.
Dikampus ramai sekali dengan orang yang berlalu lalang di bagian bazar makanan dan pakaian. Aku dan Chen ingin sekali melewati kerumunan ini untuk menemukan tempat yang lebih sepi dan menikmati serangkaian acara dengan tenang. Panggung acara ada diluar gedung tetapi terlalu banyak kerumunan mahasiswa disana. Kami memutuskan untuk menonton dari dalam gedung dilantai dua. Karena dinding gedung ini dari kaca jadi kami bisa menyaksikan pertunjukan tanpa berdesak desakan.
Sudah hampir satu jam kami berada dalam gedung ini tanpa melakukan apapun selain menonton panggung yang sibuk dengan acara mereka sendiri. tiba-tiba aku merasa haus dan meninggalkan Chen sendirian untuk turun ke lantai dasar membeli sesuatu dikantin. Kantin disini lebih besar dari kantin digedung fakultas ku. Aku memilirik lemari pendingin memilih dua minuman untuk aku dan Chen . Membayar semua ini pada paman tua yang duduk disudut lalu segera kembali menemui Chen. Tapi saat aku membalik badan, Chanyeol berdiri menjulang dibelakangku, menghalangi jalanku dengan cengiran bodohnya yang lebar seperti biasa. Entahlah Chanyeol terlihat berbeda dari biasanya yang aku lihat, lebih funky. Rambutnya yang biasa dijambul kini turun menutup setengah dahinya. Matanya mengerjap lucu menatapku. Memakai jaket baseball hitam dengan warna putih dikedua lenganya dan Celana pendek selutut dan menggendong tas ransel merah di belakang punggungnya. Dan topi hitam yang ia gunakan sengaja dibalik menuat Chanyeol semakin terlihat seperti anak umur 10 tahun yang menemukan teman baru.
"hai, Baek." Sapanya dengan cengiran yang lebar. Seolah ujung bibirnya menyentuh telinga kanan hingga telinga kirinya.
"oh hai, Yeol."
"sendiri?"
"anniyo. Dengan Chen. Dia menunggu dilantai dua."
Chanyeol mengambil sekaleng soda dan meneguknya dihadapanku.
"lebih baik ikut aku, Baek. Akan aku kenalkan dengan hyung dan teman-temanku." Chanyeol sudah siap menarik lenganku keluar dari gedung ini.
"tapi bagaimana dengan Chen?"
"ajak saja sekalian. Semakin ramai semakin seru." Hah raut wajahnya selalu sesumringah ini.
Aku dan Chanyeol naik ke lantai dua menemui Chen yang sudah ditemani oleh dua orang asing yang tidak aku kenal. Chen memperkenalkan aku dan Chanyeol ke kedua temanya satu fakultas yang ia kenal saat masa ospek kemarin. Satu namja bernama Tao bertubuh tinggi dan lingkaran hitam menghiasi bawah matanya seperti panda. Rambutnya di cat kuning keemasa. disamping kiri dan kanannya dipangkas hampir habis. Sedangkan diatas kepalanya sedikit panjang. Mengenakan hoodie hijau gelap dan celana panjang biru tua membuat kakinya terlihat semakin jenjang. Satu namja lagi bernama Kyungsoo. Chen selalu memanggilnya D.O matanya bulat, lebar dan jernih seperti bayi. Rambutnya hitam kulitnya putih tapi tidak seputih kulitku. Dengan t-shirt biru tua dan celana panjang hitam melekat dikakinya. Sangat imut.
Chanyeol mengajak kami berempat keluar dari gedung untuk berkumpul dengan hyung dan teman-temannya. Ak udan Chanyeol berjalan didepan sedangkan Chen, Tao, dan D.O dibelakang kami. Chanyeol merangkul pundakku. Meletakkan telapak tangannya di pundak kananku. Entahlah aku merasa ini tidak seperti Chen atau Sehun yang melakukannya. Jantungku memompa darah lebih cepat. Pikiran ku kemana-mana. Chanyeol tersenyum lembut kearahku seperti saat kami bertemudi game center beberapa hari lalu. Apa dia selalu seperti ini pada teman-temannya baik namja ataupun yeoja?
"ah itu mereka. Hey!" chanyeol berteriak tepat ditelinga kiriku. Melambaikan tanganya kepada sekumpulan namja. Kami mendekat kesalah satu gazebo paling ujung dan paling besar. Mungkin ini gazebo khusus Suho hyung dan teman-temannya mengingat dia adalah anak oarang kaya. aku melihat beberapa wajah yang tidak asing lagi. Suho hyung, Xiumin Hyung, dan dia..Kris Hyung astaga bahkan ditempat gelap seperti ini Kris begitu bersinar. T-shirt putih dengan luaran kemeja kotak-kotak merahnya yang tidak dikancingkan benar-benar membuatnya terlihat lebih menonjol diantara namja-namja di gazebo ini. Rambut pirangnya di biarkan tertiup angin dan terlihat berantakan. Kaki kirinya ditumpukan di atas lutut kanannya. Yaampun kakinya benar-benar panjang. Dia hanya bersandar dan lebih memilih diam sambil menutup telinganya dengan sepasang earphone. Tidak seperti keempat temannya yang sibuk bergurau.
Chanyeol mengenalkan kami pada Lay Hyung, kakak kandungnya. Lay hyung tidak lebih tinggi daripada Chanyeol rambutnya orange keemasan kulitnya putih wajahnya sangat manis dengan dimple dikedua pipinya. Lay hyung sangat dekat dengan Suho Hyung. Terlihat dia gemar sekali menempel dilengan Suho sambil bercanda dengan temannya yang lain. Dan satu lagi namja yang belum aku kenal. Chanyeol bilang namanya Kai. Tingginya mungkin sejengkal lebih pendek daripada Kris. Kulitnya tan tidak seperti kulit orang korea biasanya. Rambutnya hitam dan wajanya sangat manly dia terlihat menyeringai kearah D.O dan itu sedikit err mengerikan menurutku. Dan aku tidak mengerti apa yang ada dalam pikiranya saat menyeringai pada D.O.
Chen sejak pertama kali datang sudah langsung akrab dengan Xiumin hyung. Mereka begitu bersemangat membicaran sesuatu sesekali tertawa. D.O duduk di sebelah kanan Chen dia hanya diam karena Chen sama sekali tidak memperhatikannya melainkan sibuk dengan Xiumin hyung. Kai datang dan langsung mengambil tempat kosong di samping D.O. Kai tidak bisa menahan seringainya saat mencoba berbincang dengan namja bermata bukat ini. Entahlah apa Kai merencanakan sesuatu pada D.O. Sementara Tao, dia sesekali mencuri pandang ke arah Kris hyung. Entah benar atau tidak aku melihat pipi Tao bersemu merah saat memandang Kris hyung. Dia seperti remaja putri yang pertama kali jatuh cinta. Oh! Apakah Tao menyukai Kris hyung pada pandangan pertama? Tao...gay? Ya Tuhan aku tidak boleh berburuk sangka dulu sebelum ada bukti bahwa Tao benar-benra menyukai Kris hyung.
"annyeong,Byun Baekhyun" suara Kris Hyung menginterupsi lamunanku.
"oh annyeong, Kris hyung."
"kita bertemu lagi."
"ya. Senang bertemu dengan mu." Sulit sekali untuk berbincang seperti biasa dengan Kris hyung. Lidahku kelu. Aku takut salah bicara.
"santai saja. Anggap kita sudah kenal lama. Dengan siapa kau kemari?" sejak tadi Kris tidak memperhatikan aku datang? Maksutku kami?
"bersama empat orang teman lainnya termasuk Chanyeol."
"oh. Dimana dia sekarang?" benar. Dari awal aku datang Chanyeol menyuruhku duduk bersebrangan dengan Kris lalu menghilang entah kemana.
"ah iya. Aku juga baru sadar Chanyeol menghilang."
Seseorang menyentuh tengkukku dari belakang. Aku menegang, menggeliat pelan. Aku sangat sensitif di bagian itu. Aku berbalik.
"Chanyeol."
"Maaf menunggu lama. Ini aku belikan eskrim strawberry untukmu, Baek." Chanyeol menyerahkan cup eskrim didepan mukaku. Aku tersenyum senang. menerimanya dengan baik. Rasa strawberry! Kesukaanku.
"gomawo, Yeol. Eskrim favoritku."Dia merebut eskrimnya. Membukakan tutupnya untukku. Lalu memberikanya lagi padaku.
"ini." Senyumnya ini. Untuk ketiga kalinyaaku lihat.
"mana eskrim untukku dan D.O hyung?" aku menoleh pada Kai. Sejak kapan Kai dan D.O duduk dengan jarak sedekat itu? Kai meletakkan lengan kirinya di sandaran kursi belakang pundak D.O. telapak tangannya dengan luwes menyentuh pundak kiri D.O. Oh Ya Tuhan! apa ini...perkumpulan laki-laki tampan dengan penyimpangan seksual?
"wow Kai..kau sudah menemukan pengganti Taemin, eoh?" Lay hyung menggoda Kai dengan tangan yang masih melingkar erat dilengan kiri Suho hyung. Aku heran mengapa Suho hyung tidak keberatan dengan sikap Lay hyung yang berlebihan untuk dikatakan sebagai teman dekat. Dan Taemin, siapa Taemin? Manatan pacar Kai? Namja? Aku menoleh kearah Chanyeol meminta penjelasan atas semua yang aku lihat dan aku dengar daritadi. Chanyeol menaikan alisnya tanda tidak mengerti. Aku berdiri. Chanyeol refleks menghalangi jalanku dan menggenggam pergelangan tanganku. Menyeretku keluar dari kerumunan namja-namja yang mebuatku bingung.
kami berada di dalam satu mobil. Mobil Chanyeol. Hanya aku dan dia. Dia menyentuh layar datarnya tepat di samping kemudi. menghidupkan mp3 player. Aku memperhatikan setiap gerakan yang ia buat.
"kau akan mengetahuinya. Cepat atau lambat." Tentang apa?
"tentang?"
"mereka."
"teman-temanmu maksutmu?"
"ya. Dan Lay hyung juga." Wajahnya serius sekali "mereka menyukai sesama jenis."
Gotcha!
"Suho hyung dan Xiumin Hyung juga?" aku mengharapkan jawaban tidak.
"ya. Semuanya."
Ya Tuhan. Jadi hanya Chanyeol yang normal? Maksutku tidak penyuka sesama jenis? Oh tentu saja saja karena dia punya Kim Yejin yang cantik dan sangat bahagia.
"dan Taemin yang kau dengar tadi adalah mantan bottom Kai." Bottom?
"apakah bottom adalah sebuah istilah?"
"ya. Partner bermain Kai." Bermain...astaga! bottom adalah bawah. Dan bermain adalah..aku yakin kau bisa menebaknya.
Tenggorokan ku mengering. Bola mataku rasanya ingin melompat keluar. Pikiranku bergerumuh. Banyak sekali yang ingin aku tanyakan mengenai hal ini. Ini masih terlalu awal untuk aku mengetahui hal ini.
"Baek, apa tadi kau hanya bertanya Suho dan Xiumin hyung?"
"ya. Aku sudah tau tentang Kris. Aku tidak sengaja mengetahuinya saat itu dengan Luhan sunbae di lorong kampus. Mereka sedang membicarakan tentang hubungan mereka saat jam ospek sudah berakhir." Aku menunduk. Malu menceritakan hal seperti ini.
"dan kau tahu, Baek?" Chanyeol mengambil jeda "aku menyukaimu."
TBC OR DEL ?
REVIEW NYA BOLEH? ^^