* HIDDEN STORY ABOUT HE *

Genre : Romance,Mystery

Rate : T+

Leght : chapter

Cast :

Huang Zi Tao as Tao

Wu Yi Fan (Kris Wu) as Kris

Zhang Yixing (Lay) as Suho's Boyfriend

Kim Joonmyeon (Suho) as Lay's Boyfriend

Kim Jong Dae ( Chen) as Tao's Brother

Kim Jong In (Kai) as Tao's Friend

Kim Heechul as Tao's Mother

Tan Hankyung as Huang Hankyung/Tao's Father

Han Ji Hye (OC) as Xi Hye

Others

WARNING : YAOI,BOYS LOVE,BOY X BOY.

IF U HATE YAOI. PLEASE CLICK CLOSE!

Note :

Tulisan ini murni hasil kerja tangan saya. Jika ada kesamaan tokoh,tempat,maupun cerita lain yang mirip dengan cerita ini,itu hanya kebetulan saja. Thanks.

Cerita ini memiliki banyak adengan yang adaptasi dari serial Gosh dan 49 Days.

Tulisan bercetak tebal adalah ucapan Tao.

=============== Chapter 5: Our Short Story Now Countinue ===============

Cinta itu sangat unik,mempertemukan kita dengan cara yang unik

Walau ragaku menginginkan aku kembali,tapi aku tak bisa. Jadi,bersediakah kau membuatku kembali pada ragaku lagi?

=== Happy Reading ===

Cahaya mentari mengusik tidur tampan namja dengan surai pirang itu. Membangunkan sang namja. Mengedip beberapa kali,akhirnya mata tajam itu terbuka dengan malasnya. Melirik kanan dan kirinya,mendesah kecewa saat tak menemukan apa yang dia cari.

Sambil mengacak surai pirangnya,Kris –si pirang itu- beranjak duduk di sisi tempat kidur king sizenya. Merenggut kesal lalu berdecak saat ia tetap berusaha menemukan apa yang dia cari,namun tidak ditemukannya.

Beranjak bangun pemuda itu kini tersenyum sendiri. Membelai surai pirang kebanggaannya dengan tetap mempertahankan senyumnya. Apa yang terjadi denganmu Kris Wu? Apa kau terbentur? Atau kau bermimpi terlampau indah saat tidur tadi?

Ngomong-ngomong soal mimpi,Kris kita ini tidak bermimpi. Namun,sedang atau lebih tepatnya telah mengalami yang orang banyak katakan sebagai 'dream come true'. Kalian bingung? Oh ayolah! Apa kalian tak ingat ending di chapter kemarin? Tak ingat? Ck. Mari ku ingatkan.

Jadi,semalam,Pangeran Pirang kita ini tidur nyenyak dipangkuan makhluk tak kasat mata yang manis,dan kita ketahui dia sebagai Tao. Namja dengan surai gelap dan lingkaran hitam dibawah matanya. Bukan hanya tidur dipangkuan Tao,tapi Kris juga tertidur dengan belaian kasih dari tangan lembut dan jemari lentik milik Tao. Aigoo.. Tao benar-benar tak cocok menjadi roh.

Kembali pada Pangeran pirang kita yang kelihatan sedikit err.. bagaimana mengatakannya? Ah baiklah.. sedikit –atau lebih tepatnya sangat- kacau dan out of character. Menurut kalian apa penyebabnya? Apa? Jatuh cinta? Mungkin kalian benar tentang itu. Pangeran es semacam Kris Wu tiba-tiba bertindak aneh setelah mendapat belaian sayang dan pangkuan hangat 'seorang' roh bernama Huang Zi Tao semalam. Bukankah itu yang disebut sebagai jatuh cinta?

Dan lihatlah sekarang! Pemuda tampan itu kini memegangi dangunya,pose berpikir.

"bukankah kemarin aku tidur dipangkuan Tao? Lalu kenapa aku bisa tidur ditengah-tengah ranjang?"

Bagaimana kalau kita tinggalkan saja Pangeran tampan yang satu ini?. Aku tak tahu harus mengatakan apa lagi tentang dia yang sangat berantakan pagi ini. Dan aku tak mau di cap sebagai author yang menistakan Kris Wu.

.

.

Suho dan Lay baru saja mendudukan badan mereka di sofa putih di sisi kiri ruangan serba putih dengan bau obat-obatan yang menyengat hidung itu. Chen memberikan dua cangkir teh krisan kepada Suho dan Lay. Menyeruputnya,membiarkan cairan berwarna coklat bening itu mengaliri tenggorokannya yang cukup kering.

Suho mengucapkan terima kasih sebelum ikut membiarkan cairan itu melewati tenggorokannya.

"Jadi,apa ada hal yang sangat penting hingga kau meminta kami datang pagi-atau mungkin sudah siang- ini?" Lay bertanya setelah meletakan cangkir tehnya di meja kaca bening itu sambil tersenyum.

Chen tersenyum kecil. "ada yang ingin kutanyakan. Atau lebih tepatnya meminta pendapat."

"apa itu?" ingin tahu adalah nada suara Suho saat bertanya pada pemuda yang menjabat sebagai kakak kandung Tao itu. Lay hanya mengangguk antusias,ingin tahu.

Lagi,pemuda berambut dark choco itu tersenyum. Menatap sosok pemuda manis yang tengah terbaring lemah di bantu berbagai jenis alat medis yang menempel di tubuhnya agar ia tetap hidup. "tidakkah kalian berpikir bahwa Kris Wu menyukai adikku?"

Ekspresi terkejut jelas tercetak di wajah Suho dan Lay. Chen benar-benar tipe orang yang sangat peka.

Suho berdehem sebelum menjawab,"aku berpikir mungkin saja itu terjadi. Tapi pertanyaannya adalah apa kau percaya pada orang yang baru kau kenal selama sepuluh hari?"

Lay mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Suho. Ada apa dengan kekasihnya itu?

Chen menarik sudut bibirnya untuk tersenyum. Bukan senyum manis seperti sebelumnya,tapi sebuah senyum miris. "mungkin aku lebih memilih ia tidak menyukai adikku."

"Kenapa?"

Tanpa mengalihkan pandangannya dari Tao,ia menjawab pertanyaan Lay."Karena,orang seperti Kris Wu terlihat seperti mempermainkan adikku. Tao masih terbaring disini. Bahkan dokter tak bisa melakukan apapun lagi. Aku berpikir bahwa Kris Wu hanya bermain main. Bahkan ia tidak pernah dekat dengan adikku."

Helaan nafas berat terdengar dari Suho dan Lay. "tapi Chen,jika ketulusan itu benar-benar ada. Apa kau akan memberikankan Tao pada Kris?"

Chen mengalihkan pandangannya pada Suho yang menatapnya dengan tatapan tak mudah di mengerti."mungkin." jawabnya singkat sebelum menyeruput lagi teh krisannya yang hampir dingin.

'Ternyata masalahnya ada pada Chen.' Batin Lay gusar.

.

.

Kalender kecil itu masih terlihat baru. Ada sekitar tujuh belas coretan merah di beberapa kotak tanggalnya. Tanggal tiga belas januari. Tak terasa sisa waktu Tao hanya tinggal tujuh puluh satu hari.

Kris memandang kalender itu dengan wajah bingungnya. Sepertinya tengah berpikir.

puk

sebuah bunga lili putih jatuh dihadapannya. Membuat si pirang dari kanada itu mendongakkan kepalanya.

'apa Kris-ge tengah berpikir?'

Suara itu membuat lamunannya buyar. Memandang roh manis dengan rambut ravennya yang lembut. Ia tersenyum samar. Mengulurkan tangannya menyentuh sisi lain sofa yang tengah ia duduki. Mengisyaratkan pemuda panda itu duduk di sebelahnya.

Sedikit canggung. Pemuda panda itu mendudukkan dirinya disamping pemuda pirang yang tengah memandangnya takjub.

'apa gege sedang sibuk?'

"Tidak. Ada apa hm?"

'tidak. Aku hanya sedikit bosan.'

"bosan?" Kris mengernyit.

'Ji Hye menghilang. Itu membuatku kesepian.'

Kris terkekeh memandang Tao yang kini tengah mem-pout bibirnya imut. Sebuah ide terlintas di otaknya. Ia melirik sebuah jam di sudut ruangan. Jarum panjang jam analog itu menunjuk titik diantara angka tujuh dan delapan. Sedangkan jarum pendeknya menunjuk titik diantara enam dan tujuh.

'pukul tujuh kurang' pikir Kris.

"Tao?"

'ya?'

"Mau ikut denganku?"

'kemana?'

Kris tersenyum misterius pada pemuda raven itu. Menggandeng tangannya lalu menariknya pelan. Ia berbalik sejenak menghadap pemuda panda di belakangnya setelah menyambar kunci mobilnya. Wajah manis itu menampakkan ekspresi terkejutnya saat Kris menoleh,"Rahasia.",satu kata dari bibir Kris sebelum pemuda itu kembali menghadap kedepan dan menarik tangannya lagi,cukup membuatnya bingung sejenak. Ia menggigit bibir bawahnya dengan wajah merona tipis saat menyadari bahwa tangannya masih bertaut dengan pemuda tinggi itu.

'adakah jawaban atas keanehan yang terjadi padaku?. Kenapa hanya Kris-ge?.'

Berhentilah membatin Huang ZiTao. Harusnya kau sadar apa yang telah dan tengah terjadi dulu dan sekarang. Bukankah seharusnya alasannya hanya ada satu? Kau tahu itu apa kan?

.

.

Gelap malam menemani dua atau mungkin empat orang jika dua diantara mereka terhitung. Baiklah anggap saja dua. Karena dua diantara mereka tengah tertidur pulas.

"aku merasa Tao dan Chen semakin kurus saja." Pria dewasa yang lebih terlihat tegas membuka percakapan keduanya.

"aku rasa juga begitu. Chen sangat menyayangi adiknya." Pria manis disebelahnya mengomentari ucapan pria disebelahnya dengan nada sendu.

"aku merasa sangat bersalah pada mereka berdua."

Pria manis itu menoleh. Menatap sendu pada pria dewasa yang merupakan mantan suaminya. Ayah kandung Tao dan Chen.

"kau pikir aku tidak?"

"setidaknya,kau mampu mengurus Chen dengan baik. Ia sangat bahagia bersamamu. Ia tumbuh menjadi anak yang luar biasa dewasa."

"dia sepertimu. Jong Dae mirip denganmu. Ia selalu optimis. Ia baik dan selalu percaya pada sesuatu yang ia yakini. Ia mengingatkanku padamu."

Hankyung –ayah Tao dan Chen- tersenyum. Sedikit terbesit rasa bangga dalam dirinya. Bangga karena putra sulungnya mirip dengannya.

"bagiku. Tao mirip denganmu. Ia lembut dan manis. Polos namun keras kepala. Ia terlihat kuat. Namun dibalik itu,ia adalah sosok yang sangat rapuh. Mirip denganmu."

Pria yang berstatus sebagai Ibu dari Tao dan Chen itu hanya tersenyum kecil. Matanya sedikit berair saat mengingat kondisi putra bungsunya sekarang. Ia merasa bukan ibu yang baik.

"Tao selalu berharap agar ia bisa memiliki keluarga yang utuh lagi. Ia tak pernah meminta apapun secara berlebihan. Ia selalu berdoa di setiap natal. Ia ingin kau kembali."

Hankyung menatap Heechul sambil tersenyum kecil. "bukankah ia terlalu polos?"

Heechul meneteskan setetes airmatanya. "Kejadian dimasa lalu biarlah menjadi cerita kelam."

"apa kita benar-benar tak dapat bersama lagi?. Pikirkan masa depan kedua putra kita."

"aku tidak pernah memikirkannya. Jika kau tak sanggup mengurus Tao sendirian,biarkan aku yang merawatnya. Aku ibunya."

"Chullie.."

Tanpa mereka sadari. Seseorang tidak tertidur. Ia hanya memejamkan matanya. Terlalu sulit untuk tidur ditengah kondisi keluarganya yang seperti kepingan puzzle. Ia bukanlah sosok yang kuat. Ia sama seperti adiknya,terlihat kuat namun sebenarnya rapuh.

'Kalian terlalu egois. Tak bisakah kalian bersama lagi?. Setidaknya demi Tao.'

Ia berbisik sepelan mungkin. Biarlah hanya dia yang menyimpannya untuk saat ini.

.

.

Hamparan air dihadapan mereka menyita seluruh perhatian mereka. Seoul sangat cerah malam ini. Sungai han cukup ramai malam ini. Langit juga terlihat sangat bersuka cita malam ini. Bintang bertebaran,seakan melawan cahaya terang lampu-lampu gemerlap kota Seoul.

Tao menghirup nafas sedalam-dalamnya. Membiarkan paru-parunya terisi oleh udara segar sungai Han. Matanya terpejam,menyembunyikan manik kelamnya yang tajam namun terkesan lembut. Rambut ravennya tertiup angin,ia membiarkannya. Seakan angin membawa pergi semua kepenatannya. Membawa pergi semua kesedihannya. Walau hanya sejenak.

Pemuda pirang disampingnya hanya tersenyum kecil. Wajah malaikat itu terlihat sangat luar biasa. Walau luka terpancar dari wajahnya,keindahan mengalahkan semuanya. Terkadang ia berpikir. Berpikir mengapa Tuhan sangat kejam padanya. Kejam pada takdir keduanya. Ya,keduanya. Dirinya dan Tao. Dimasa lalu Tao terluka. Dimasa kini pun,ia juga terluka. Tak bisakah sekali saja Tao bahagia? Kenapa bukan dirinya saja? Setidaknya,ia tidak akan melihat orang yang dulu dan sekarang ia kasihi terluka. Biarlah ia yang terluka. Sungguh. Ia hanya ingin Tao merasakan sedikit kebahagiaan sekarang.

Angin kembali bertiup. Tao membuka matanya. Memperlihatkan manik kembarnya. Ia tersenyum menatap langit.

'Tao bersyukur disini sepi..'

"Ya. Jika tidak,mereka akan mengatakan bahwa aku orang gila."

Tao terkekeh pelan. Direntangkannya kedua tangannya seraya merebahkan tubuhnya diatas rumput. Dari pengelihatan sisi kita,Tao sebenarnya mengambang. Namun,dari sisi Kris,Tao benar-benar merebahkan dirinya. Menumpukan semua berat tubuhnya di rerumputan.

Kris tersenyum seraya ikut merebahkan dirinya diatas rerumputan. Memandang langit malam yang ditaburi bintang-bintang dan cahaya rembulan yang menjadi ratu.

Hening seketika menyelimuti mereka. Samar-samar hanya terdengar bising suara kendaraan di kejauhan disertai beberapa suara-suara bisikan serta candaan dari pengunjung lainnya. Suara hembusan angin malam menambah kesan err.. romantis mungkin?

'xie-xie gege..'

Kris menoleh,sambil mengernyit. "untuk apa?"

'untuk semuanya. Untuk keberanian gege pada roh sepertiku. Untuk semua yang telah gege lakukan untuk menghibur keluargaku. Xie-xie ge..'

Tao memandang Kris dengan senyum tulus mengembang dibibir kucingnya. Kris membalas senyum Tao dengan tak kalah menawan. Pemuda pirang itu tak menjawab,namun merebahkan dirinya direrumputan ikut menatap indahnya langit malam Seoul.

"kau ingin berterima kasih kan?"

Tao mengangguk.

"sungguh?"

'tentu saja ..'

Kris memiringkan tubuhnya menghadap Tao dengan tangan kiri menumpu kepalanya. Sementara Tao masih dengan posisi terlentang dengan kepala menghadap ke arah Kris.

"cukup dengan disini bersamaku."

Tao mengernyit,'shenme?'

"cukup tinggal disisiku. Cukup berjuang untuk kembali membuka matamu. Cukup kau biarkan aku melihat matamu yang sebenarnya. Cukup dengan aku mendengar suaramu memanggil namaku secara langsung. Cukup itu. Aku tak akan meminta lebih."

Mata obsidian kelam itu menampakan kaca-kaca bening. Memandang mata elang tajam milik pemuda pirang dihadapannya. Ada sebuah sinar penuh harap di kedua maniknya. Harapan untuk percaya pada pemuda pirang itu.

"kau cukup percaya padaku,Huang ZiTao."

Dan air asin itu menetes membasahi pipi mulusnya. Ia melihatnya. Mata itu memberikan kesejukan dan harapan. Bolehkah ia percaya sekarang?

.

.

Suho memejamkan matanya menikmati semilir angin menerpa wajah angelicnya. Angin memang selalu menjadi teman yang baik.

Membuka matanya kala sebuah aroma khas latte menyeruak ke dalam penciumannya. Tersenyum,ia mengulurkan tangannya menerima pemberian dari pemuda manis dengan single dimple itu.

"Jangan banyak melamun,Tuan Kim."

"Baiklah Nyonya Kim. Tapi,tidakkah kau melihat bahwa malam ini sangat indah?"

Lay melemparkan pandangannya kearah lain. Pipinya menampilkan pias merah sama setelah mendengar ucapan kekasihnya tadi.

Suho terkekeh pelan melihat tingkah manis kekasihnya. Dihirupnya aroma latte miliknya sebelum membiarkan cairan itu membasahi tenggorokkannya.

"minumlah latte mu. Nanti dingin."

Teguran dari Suho membuat Lay sadar dari acara ayo-alihkan-pandangan-ke-arah-lain. Lay tersenyum kecil saat melihat wajah angelic Suho yang kini tengah menatapnya lembut.

Lay menyeruput latte miliknya pelan. Menurunkan cangkir itu setelah cairan manis bercampur pahit itu melewati tenggorokannya.

"malam ini sangat indah." Ia bergumam. Mengaibaikan bahwa sang kekasih tengah memandang wajah manis miliknya dengan tatapan kagum.

"bukankah tadi kau mengatakan langit malam ini sangat indah? Kenapa kau sekarang malah memandangiku?"

Lay mempout bibirnya kesal. Menatap kekasihnya yang cukup pendek itu.

"kau jauh lebih indah."

"berhentilah mengatakan hal menjijikan seperti itu Tuan Kim."

"tidakkah aku terdengar seperti pujangga Nyonya Kim?"

"berhenti menggodaku Kim Junmyeon."

"maafkan aku. Aku rasa aku tidak bisa berhenti melakukannya Kim Yixing."

Kalau saja Suho bukan kekasihnya,Lay pasti sudah melempar pemuda itu dari balkon tempat meraka berdiri sekarang dengan kekuatan penuh.

"berhenti mempout bibirmu seperti itu. Aku rasa Tao dan Kris pun tengah melakukan acara romantis malam ini. Jadi,apa salahnya aku juga?"

"kau bilang apa? Tao dan Kris?"

Suho mengangguk,"benar. Kris bilang ia ingin mengajak Tao ke Sungai Han malam ini."

"Kris benar-benar menyukai Tao sepertinya."

"masih sama seperti dulu."

.

.

Kai baru saja membuka matanya. Belum terbuka sepenuhnya. Bahkan ia baru seperempat sadar. Jam di sudut ruangan baru menunjukkan pukul empat lebih tiga puluh tujuh. Pantas saja ia masih mengantuk. Ia sedikit mengangkat kepalanya untuk memastikan siapa saja yang ada di ruangan itu. Ah,Chen ternyata masih tertidur di sofa dihadapannya ternyata. Chen tertidur sambil mendapati belaian dari seorang pemuda berambut raven dengan garis hitam dibawah matanya.

Tunggu!

Panda?

Kai terbelalak. Matanya kontan terbuka sempurna. Dia terlihat seperti,"Panda?!"

.

.

.

To Be Countinue

.

.

.

Annyeong. Akhirnya author bisa kembali lagi membawa lanjutan FF ini. Terlalu lamakah author updatenya? Author sedikit sibuk akhir-akhir ini.

Author juga membuat dua project baru dengan pair berbeda. Chanbaek (ff colaborasi) dan TaoLay. Dua project tersebut akan di update secepatnya.

Dan ah,terima kasih untuk seluruh reader yang beredia membaca dan juga memberikan review pada author. Keep review ne? jangan jadi pembaca gelap. Dosa loh #digampar

Special Thanks to :

62 KrisTao ZIWU,CY Destiny ,anisa. 1, Anindya jung,NaughtyTAO, ,Laibel,ajib4ff,ayolopetyas11,Brigitta Bukan Brigittiw,aninkyuelf, 91,Aswshn,KTHS,fallforhaehyuk,MimiTao,Guest,dewicloudsddangko,uwiechan92,DwitaDwita,TTy T.T,tuti handayani,kim hyun sooo,Baby Ziren KTS,amoebbang, ,Ruii419,jettaome.

Terima kasih untuk para readers yang bersedia untuk review di chap-chap sebelumnya.

Last,Mind to Review?

*deep bow*

Januari,11th 2014

XOXO-adel