Disclaimer: I don't own Shingeki no Kyojin, Isayama Hajime does.
Untuk Rivetra Week, hari pertama.
Prompt: Repentance—penyesalan
Lembar pertama: Dunia Batu dan Bata
Rivaille tidak terlalu menghitungnya, hari-hari semenjak ia bergabung dengan Scouting Legion.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun ...
Dan julukan prajurit terkuat umat manusia—Tch, ia tertawa. Sejak kapan orang-orang mulai memanggilnya dengan sebutan konyol semacam itu?
Ia pun tidak terlalu menghitung jumlah orang yang datang dan pergi, orang-orang naif (atau gila) yang entah dengan cara apa mendapatkan nyali untuk bergabung dengan kesatuan mereka, kemudian mati.
Mereka semua mati muda.
Walaupun begitu, ia mengingat setiap wajah, yang berhias senyuman, juga yang tercoreng darah. Utuh, atau tak bersisa.
Ia mengingat setiap nama, di mana kampung halaman mereka, siapa nama ayah, ibu, saudara, suami, istri—
—Kekasih ...
Ia mengingatnya, sehingga ia bisa membantu Irvin membuat surat kematian mereka. Hal yang cukup lazim dan sudah menjadi ketentuan bagi kesatuan militer paling beresiko itu, sebuah pilihan dan putusan jika mereka sama sekali tidak memiliki jasad untuk dikembalikan ke handai taulan. Cukup dengan kertas, dan goresan tinta.
Dunia tempatnya berpijak itu kejam, kalau tidak mau dikatakan brutal. Rivaille tahu benar bagaimana dunia mereka bisa menjadi begitu tanpa ampun. Dunianya adalah sebuah papan permainan, dan mereka—manusia, adalah pion. Siapa yang mengendalikan permainan, ia tidak tahu.
Meskipun demikian, Rivaille tidak pernah menyesali takdirnya, takdir yang melemparkannya ke dunia yang lebih menyerupai neraka hidup ini, dunia dengan sekat dinding; besar, namun sekaligus rapuh, ia tahu persis. Di dunia ini ia menemukan teman, rekan, musuh (pria dengan temperamen sepertinya tidak selamanya disukai), juga cinta.
Di dunia yang kejam ini, ia menemukan kekasih.
Kekasih paling cantik, kekasih paling sempurna yang bisa dibayangkan.
Ia kekasih yang sempurna. Ya. Karena dengan kesempurnaannya ia tidak mencintai Rivaille sebagai seorang kekasih, bukan pula sebagai prajurit terkuat umat manusia, melainkan sebagai seorang manusia.
Ia selalu melihatnya sebagai seorang manusia, sementara yang lain melihatnya sebagai mesin pembunuh titan paling ampuh. Ia membuatnya tetap sejajar dengan tanah, sementara yang lain melambungkannya hingga ke awan, atau menenggelamkannya ke kubangan lumpur.
Ia adalah segalanya baginya, ia adalah dunianya, ia adalah mimpi dan harapannya.
Tidak, Rivaille tidak pernah menyesali keberadaannya di dunia terisolir batu dan bata miliknya. Karena hanya dengan menatap matanya yang seterang madu, ia merasa bebas. Karena hanya dengan melihatnya berbaring di sampingnya setiap pagi, ia melihat harapan. Bahkan ketika suatu hari ia harus kehilangannya di arena pertempuran, ia tidak gentar. Karena dirinya juga akan mati, cepat atau lambat. Apa yang harus ditakutkan?
Ia telah menghabiskan hampir seluruh masa hidupnya dengan penyesalan. Dan dengannya, ia tidak mau melakukan hal yang sama.
Karena ia tahu—mereka tahu, hidup sudah terlampau singkat tanpa harus merisaukan rasa takut atau kesedihan.
Ia yang mengajarinya, gadis mungil dengan rambut wangi pirang stroberi.
"Selamat pagi," bisiknya di telinga gadis yang meringkuk di rangkulannya. "Aku tahu kau sudah bangun sedari tadi, Petra."
Ia tersenyum kecil, kemudian membuka mata, dan mendaratkan sebuah kecupan di ujung hidung Rivaille. "Selamat pagi, Heichou."
Fin
A/N: AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA saya telat banget banget benget nyadar kalo Rivetra Week udah mulai, tahu-tahu udah hari ke dua aja TT~TT
Seharusnya chapter ini dipublish kemarin, dan hari ini harusnya udah publish prompt yang ke dua. Tapi yah, karena saya telat nyadar jadinya begini.
DAN SAYA NULIS INI SPORADIS NAN BARBAR jadi maaf kalo ini ancur dan lain-lain :'(
Besok Insyaallah saya akan publish dua chapter langsung, yang prompt hari ini sama prompt buat besok yang saya sendiri belum tahu apa, dan saya curiga promptnya bakalan pada suram semua, ORZ!
Tapi saya udah bertekad, apa pun prompt-nya, saya nggak akan bikin yang angst atau tragedi, sudah cukup kesuraman buat pasangan ini AAAAAAAA pokoknya saya mau bikin yang hepi buat OTP sampai mati saya ini /o/
Sampai jumpa besok (semoga :3)!
Lembang, 18/11/2013
Clarione